Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 36 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andi
Abstrak :
Dalam penelitian ini, arkaea termoasidofil diisolasi dari sumber mata air panas bersulfur di Kawah Domas, Tangkuban Perahu. Isolat KD1 sampai KD3 diambil dengan kondisi pH 2 dan temperatur antara 52 dan 57 oC. Kultur diatur untuk mendukung pembiakan Thermoplasma dikarenakan dalam habitat alami tersebut terdapat beberapa mikroorganisme ekstremofilik lainnya (spesies Sulfolobus, Bacillus acidocaldarius) sehingga mikroorganisme lainnya terseleksi. Themoplasma dari alam yang terdapat di Kawah Domas bertumbuh dengan kondisi anaerob-autorof dengan bantuan elemental sulfur, namun di dalam laboratorium Thermoplasma ini mampu bertumbuh secara mikroareofil-heterotrof di dalam kultur yang ditambahkan glukosa dan yeast extract Difco dengan keasaman diatur menggunakan asam sulfat. Kondisi pembiakan laboratorium tadi diatur pada temperatur 55±2 oC and pH 1.5-2 di dalam medium Freundt melalui serial transfer sampai beberapa generasi agar terpilih spesies Thermoplasma. Mikroaerasi diatur dengan menggunakan kanula jarum suntik yang ditancapkan pada tutup botol kultur. Sebelum pengkulturan, medium dan komponen tambahan tersebut dibagi ke dalam botol dengan volume 300 mL dan disterilisasi pada 121 oC di dalam autoclave. Laju pertumbuhan kultur dipantau menggunakan spektrofotometer melalui nilai densitas optisnya pada panjang gelombang 578 nm dan kondisi mikroskopisnya menggunakan mikroskop beda fase. Jumlah sel tiap mililiter dihitung menggunakan kamar hitung Neubauer. Kurva pertumbuhan dibuat untuk tiga generasi kultur dari isolat KD3. Sel dipanen pada fase logaritma akhir setelah 150-200 jam pada nilai densitas optis 0.35. Pengamatan mikroskop beda fase menunjukkan 57.5 x 106 sel Thermoplasma tiap mililiter, berbentuk telur mata sapi dengan rata-rata ukuran diameternya 1.2 μm. Tidak ada kontaminasi mikroorganisme lain yang ditemukan, khususnya Bacillus acidocladarius yang dalam eksperimen ini tidak ditemukan. Dari sel yang dipanen, dilakukan ekstraksi total lipid membrannya, cairan organik diuapkan dalam rotavapor dan pola lipid yang dianalisis menggunakan kromatografi lapis tipis menunjukkan pola karakteristik spesies Thermoplasma. Kesimpulan: Dari isolat Kawah Domas, spesies Thermoplasma dapat dikultur secara selektif seperti ditunjukkan oleh mikroskop beda fase dan menggunakan kromatografi lapis tipis yang menunjukkan pola lipid yang khas pada membrannya. ......In this study, thermoacidophilic archaea were isolated from hot acidic sulfur springs in Kawah Domas, Tangkuban Perahu. Isolates KD1 to KD3 were taken at pH 2 and temperatures between 52 and 57 oC. From the variety of extremophilic microorganisms in such habitat (e.g., Thermoplasma species, Sulfolobus species, Bacillus acidocaldarius), selective cultures with optimum conditions for the growth of Thermoplasma species were applied. Wild type Thermoplasma at Kawah Domas is growing anaerobic-autotrophically on elemental sulfur, but is able to grow microaerophilic-heterotrophically in culture with glucose and Difco yeast extract in sulfuric acid. The latter growth conditions were chosen at 55±2oC and pH 1.5-2 in Freundt’s medium through serial transfer for several generations to select Thermoplasma species. For micro-aeration, a syringe cannula was inserted into the rubber top of the culture bottles. Prior to culture, the medium and additional components were divided into 300 mL bottles and sterilized at 121 oC in an autoclave. Culture growth was monitored photometrically by OD at 578 nm and by phase contrast microscopy. The number of cells per mL of culture was counted in a Neubauer chamber. Growth curves were plotted for three culture generations of isolate KD3. Cells were harvested in late log-phase after 150 - 200 hours at OD 0.35. Phase contrast microscopy showed 57.5 x 106 Thermoplasma cells per mL, typically “fried-egg” shaped with an average size of 1.2 μm in diameter. No contamination by other microorganisms could be found, especially Bacillus acidocaldarius was not present. From harvested cells, total membrane lipids were extracted, organic solvents evaporated in a rotavapor and the lipid pattern analysed by thin layer chromatography showing a lipid pattern characteristic of Thermoplasma species. Conclusion: From Kawah Domas isolates, Thermoplasma species could be cultured selectively as demonstrated by phase contrast microscopy and by thin layer chromatography with the characteristic membrane lipid pattern.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S47654
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi
Abstrak :
Penerapan ERP pada perusahaan pengelola jalan tol ini sangat diperlukan untuk meningkatkan kinerja peruhaan agar lebih efektif dan efisien.Dalam mengimplementasikan ERP tersebut maka diperlukan suatu pengelolaan yang baik sehingga penerapan ERP ini dapat berjalan sesuai dengan perencanaannya,pengelolaan yang baik ini terangkum dalam manajemen proyek.Perusahaan ini mengimplementasikan 3 aplikasi yang diterapkan pada 3 departemen yang berbeda,yaitu aplikasi keuangan,aplikasi HR dan aplikasi logistik degan total modul yang diterapkan adalah 14 modul. Pengambilan data dilakukan di perusahaan dengan cara wawancara dengan pihak perusahaan dan berdasarkan dokumen-dokumen proyek.Penilaian kinerja manajemen proyek berdasarkan metode project time performance review dan schedule performance index. Pada proyek aplikasi keuangan memiliki nilai SPI sebesar 0.904 dan terjadi penambahan resources sebanyak 9 resources,jumlah kegiatan bertambah sebanyak 22 kegiatan. Pada proyek aplikasi HR nilai SPI secara keseluruhan 0.811 dan terjadi penambahan sumber daya manusia sebanyak 9 orang, jumlah kegiatan bertambah sebanyak 22 kegiatan.Pada proyek aplikasi logistik memiliki nilai SPI sebesar 0.785 dan terjadi penambahan sumber daya manusia sebanyak 7 orang pada pihak konsultan sedangkan pada pihak perusahaan tidak terjadi penambahan maupun pengurangan resources.Dari segi kegiatan terjadi penambahan jumlah kegiatan sebanyak 24 kegiatan. ......Implementation of ERP in toll road company is urgently needed to improve corporate performance for more effective and efisien.To implement the ERP, it needs good management so that implementation of ERP can be run in accordance with its planning, good management is summarized in the project management.This company implements 3 application applied at 3 different departments, namely financial applications, HR applications and logistic applications with the number of modules is 14 modules. Data were collected in company based on interview with the project manager and based on project documents during implementation. Project performance assessment is done by using project time performance review and sechedule performance index methods. In finance applications project in terms of performance time based on the value of the SPI, the SPI values is 0.904 and consultant additional human resources as much as 9 resources, the number of activities increased by 22 tasks.In HR applications project SPI value is 0.811 and additional of human resources as much as 9 resources from the consultant, the amount of activity increased to 22 tasks.In logistics application project the SPI value is 0.785 and additional resource of 7 resources from the consultant, the amount of activity increased to 24 tasks.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52121
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Patunruang, Andi
Abstrak :
Latar Belakang Penelitian ini bertitik tolak pada pemikiran bahwa, masalah pemukiman daerah kumuh yang dihadapi di kota-kota besar khususnya Jakarta tidak akan tertuntaskan tanpa memperhatikan pelaksananan program itu sendiri, khususnya aspek administrasi dalam pelaksanaan yang menekankan adanya koordinasi antar instansi untuk mewujudkan keterpaduan. Landasan pemikiran tersebut, mendorong sebuah analisis bahwa koordinasi terjadi ketika masing-masing satuan unit organisasi secara bersama-sama merumuskan gagasan yang sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Untuk mewujudkan hal demikian, maka dibutuhkan suatu mekanisme tertentu yang menunjukkan kebersamaannya. Dengan mempergunakan pemikiran Henry Mintzberg sebagai piranti analisis maka penelitian terfokus pada mekanisme koordinasi` yang dilaksanakan. Jenis Penelitian yang dilakukan adalah deksriptif dengan pendekatan kualitatif. Sasaran penelitian ini adalah para petugas atau yang terlibat dalam pelaksanaan RSDK serta masyarakat pada lokasi pelaksanaan RSDK. Dari hasil penelitian terungkap bahwa (1) standarisasi mekanisme koordinasi hanya dirumuskan dalam bentuk format kebijaksanaan dari Pusat, sedangkan penjabarannya tidak dirumuskan. Sehingga penampilan kinerja masing-masing instansi tidak memiliki standard baku dalam satuan Tim koordinasi. Dengan tidak adanya standard satuan koordinasi, menyebabkan masing-masing satuan instansional menerapkan standar koordinasi berdasarkan fungsi dan tugas pokok secara berbeda-beda, (2) Koordinasi mengandung pendekatan keterpaduan. Untuk memaksimalkan pencapaian tujuan, maka koordinasi yang menempatkan keterpaduan sebagai faktor penting. Dengan Koordinasi yang terpadu akan semakin memperingan beban tanggung jawab masing-masing instansi dalam melakukan kinerja sekaligus mempercepat proses penyelesaian masalah, (3) Mekanisme koordinasi terletak bukan hanya hasil semata melainkan pada proses.
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mallarangeng, Mustarim Andi
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran berapa besar jumlah pasangan usia subur miskin dan tidak miskin, di Sulawesi. Secara umum penelitian ini mempelajari "perbedaan proporsi ber KB dan tidak ber KB" antara pasangan usia subur miskin dan tidak miskin, serta untuk mempelajari karakteristik sosial ekonomi demografi pasangan usia subur di Sulawesi. Penelitian ini menggunakan data kor Sulawesi Susenas 1992. Jumlah responden penelitian ini 4476 pasangan usia subur, diantaranya miskin 30,21 persen. Karena yang mau dipelajari adalah karakteristik Sosial Ekonomi dan demografi sedangkan variabel terikatnya (dependen) adalah data kategorik, dengan demikian metode analisis yang digunakan adalah "regresi logis tik berganda". Untuk mempelajari besarnya nilai perbedaan kelompok digunakan Analisis Statistik Odds Rasio. Hasil penelitian menyatakan bahwa 44,0E persen dari 4476 responden sedang menggunakan kontrasepsi (KB) dalam berbagai metode pada saat wawancara. Proporsi ber KB pasangan usia subur miskin 47,41 persen lebih besar dibanding dengan yang tidak miskin 42,64 persen. Variabel bebas (pendidikan) berpengaruh secara positif terhadap proporsi ber KB baik yang miskin maupun tidak miskin. Dari semua variabel bebas yang diperhatikan (pendidikan, lapangan pekerjaan, status ekonomi, usia, anak masih hidup dan wilayah), semuanya menunjukkan bahwa proporsi ber KB pasangan usia subur miskin lebih besar bila dibandingkan dengan pasangan usia subur yang tidak miskin. Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa, variabel pendidikan mempunyyai pengaruh penting tehadap keikutsertaan dalam ber KB (pemakaian kontrasepsi). Oleh sebab itu disarankan pentingnya peningkatan mutu dan kualitas pendidikan, khususnya dalam kegiatan KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi). Dalam hal ini termasuk pemahaman terhadap masalah KB. Dengan demikian dapat diharapkan peningkatan mutu dan kualitas pelayanan KB di Sulawesi dan di Indonesia pada umumnya akan dapat diwujudkan.
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mantik, Fred Andi
Abstrak :
ABSTRAK Masalah limbah di kota-kota besar sudah merupakan persoalan lingkungan yang sangat serius yang harus ditangani secara serius pula. Di Jakarta dihasilkan sekitar 5.000 sampai dengan 6.000 ton limbah rumah tangga dan sekitar 500 ton limbah non-rumah tangga (kantor, pabrik dan pasar) setiap harinya. Sebagian besar (74%) dari limbah tersebut merupakan limbah organik yang dapat dihancurkan atau diserap oleh alam dan sisanya tergolong limbah nonorganik yang tidak dapat diserap oleh alam yang menimbulkan masalah pencemaran lingkungan yang serius, seperti plastik, kaca/beling, dan jenis metal lainnya. (Surindo Utama 1992, Studi Potensi Limbah Kertas dan Plastik). Penanganan limbah sebanyak itu harus melibatkan semua pihak khususnya masyarakat yang memproduksi limbah itu sendiri (masyarakat konsumen, pabrik, perkantoran dan rumah tangga). Pada umumnya limbah nonorganik dapat diproses kembali (recycle) untuk dijadikan barang-barang yang berguna dan mempunyai nilai ekonomi. Program PEDULI'92 direncanakan sebagai upaya memecahkan masalah lingkungan hidup yang sekaligus mengangkat kemiskinan. Gagasan program ini sebenarnya adalah penerapan berbagai intervensi terhadap sistem daur ulang tradisional yang telah lama ada di Indonesia. Atas dasar hal tersebut di atas maka permasalahan yang diteliti adalah : 1. Bagaimana dampaknya terhadap mata rantai distribusi limbah daur ulang (limbah padat); 2. Apakah peran serta ibu-ibu rumah tangga secara aktif berdampak terhadap pendapatan keluarga, pemulung dan pelapak; 3. Apakah adanya penyuluhan dan pembagian kantong-kantong plastik dapat menumbuhkan peran serta dan keaktifan ibu-ibu rumah tangga dalam memilah limbah. Penelitian ini bertujuan : 1. Untuk mengetahui dampak program Peduli '92 terhadap mata rantai distribusi limbah daur ulang (limbah padat) limbah padat; 2. Untuk mengetahui dampak Program Peduli terhadap pendapatan keluarga, pemulung dan pelapak; 3. Untuk mengetahui dampak Program Peduli '92 terhadap peran serta dan keaktifan ibu-ibu rumah tangga dalam pemilahan limbah. Hipotesis Kerja 1. Diduga bahwa mata rantai sistem distribusi limbah padat semakin pendek, volume dan mutu limbah padat akan semakin tinggi; 2. Diduga bahwa program Peduli dapat memperbaiki tingkat pendapatan Keluarga, pemulung dan pelapak; 3. Diduga terdapat korelasi positif program Peduli terhadap peran serta dan keaktifan ibu-ibu rumah tangga dalam memilah limbah. Dalam penelitian ini ada dua macam jenis data yang diperlukan, yakni data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan melalui dua tahapan yaitu tahapan pengamatan lapangan dan survei. Metode pengambilan data primer dilakukan terhadap responden penelitian yang diambil secara sampel dari populasi ibu-ibu rumah tangga, pemulung dan pelapak. Pengambilan data secara sampel ini dilakukan dengan pertimbangan adanya keterbatasan tenaga, biaya dan waktu. Dalam populasi (1.137 ibu rumah tangga) terdapat kelompok ibu-ibu rumah tangga yang pernah dapat penyuluhan dan yang tidak pernah dapat penyuluhan. Dengan keadaan populasi seperti itu, maka metode pengambilan sampel yang tepat terhadap populasi dilakukan dengan stratified random sampling (acak berstrata), sehingga diperoleh 41 orang yang pernah mengikuti penyuluhan dan 19 orang yang tidak pernah mengikuti penyuluhan. Jadi jumlah sampel ibu-ibu rumah tangga sebanyak 60 orang. Untuk melihat dampak program peduli diteliti 30 orang pemulung dan 3 pelapak yang berada di RW 07 Kelurahan Sunter Jaya yang selain diwawancarai juga diberi kuesioner untuk meneliti persepsi, peran serta dan sampai berapa jauh dampak program peduli mempengaruhi pendapatan dan kewiraswastaan mereka. Metode pengambilan sampel untuk pemulung dan pelapak adalah dengan Random Sampling. Untuk analisis ada tidaknya pengaruh program peduli terhadap mata rantai distribusi, ibu-ibu rumah tangga, pemulung dan pelapak dipergunakan analisis deskriptif dengan menggambarkan keterkaitan/hubungan masing-masing pelaku dalam suatu jaringan mata rantai distribusi. Untuk analisis perbedaan pendapatan ibu-ibu rumah tangga, pemulung dan pelapak sebelum dan sesudah program peduli digunakan uji dua rata-rata, dengan bantuan perhitungan komputer menggunakan program SPSS. Untuk analisis ada tidaknya hubungan serta tingkat hubungan antara program peduli dengan keaktifan ibu-ibu rumah tangga dalam memilah-milah limbah padat dipergunakan analisis deskriptif dengan pendekatan persentase. Hasil penelitian ini di dapat kesimpulan I. Adanya Program Peduli telah merubah status sebagian pemulung, dari pemulung yang memungut limbah di tempat-tempat pembuangan limbah menjadi pemulung yang berfungsi sebagai pedagang keliling. Sedangkan sebagian lagi tetap sebagai pemulung yang memungut limbah di tempat pembuangan limbah; 2. Adanya Program Peduli telah meningkatkan pendapatan ibu-ibu rumah tangga, pemulung dan pelapak; 3. Adanya Program Peduli berdampak positif terhadap masyarakat (ibu rumah tangga) terhadap lingkungan, hal ini dapat dilihat bahwa sebagian besar ibu-ibu rumah tangga secara meyakinkan menyatakan bersedia dan bersedia sekali masing-masing sebesar 66,7% dan 6,7%, serta cukup bersedia sebesar 20,0%. Sisanya yang hanya 6,7% menyatakan kurang bersedia dan tidak bersedia. Kesediaan berperan serta dalam pemilahan limbah oleh ibu-ibu rumah tangga. Sebagian besar ibu-ibu rumah tangga menyatakan aktif melakukan pemilahan limbah, sebanyak 58,3% dan yang menyatakan cukup aktif sebesar 23,3%, sisanya 18,3% menyatakan kurang dan tidak aktif.
ABSTRACT Waste issue in big cities has become a very serious environmental problem which must be handled seriously as well. Jakarta generates about 5000 till 6000 tonnes household waste and about 500 tonnes other waste (office, industry and market) each day. A greater part (74t) of the waste is organic waste which can be deteriorated and volatilize by nature and the rest, comprised of inorganic waste which is unbiodegradable by nature and it will cause a serious environmental pollution problem as plastic, glass/porcelain, other sort of metal (Surindo Utama, 1992). Dealing with such a lot of waste should invole all parties especially people who produce waste themselves (consumers, factories, offices and households). In general, inorganic waste could be recycled to make useful things and has economic value. Peduli Programme'92 was planned as an effort to solve out the environmental problem and at the same time to eliminate poverty. Actually the concept of this program is applying many kinds of interventions on the traditional recycling system which has already exist for along time in Indonesia. Based on the case above, the problems which were investigated are: 1. What is the impact towards the distribution system of solid waste. 2. Do the participation and the activities of housewives influence income of the family, scavengers and pelapak. 3. Could enlightment and distribution of plastic bags develop the participation and the activities of housewives in selecting waste. The purpose of the research is to know the impact of Peduli Programme 92 on: the distribution system of solid waste the income of the family, scavengers and pelapak the participation and the activities of housewives in selecting waste. Work Hypothesis: 1 It is assumed that the distribution system, becomes shorter, volume and quality of solid waste will raise. 2. It is assumed that Peduli Programme could improve family income, scanvengers and pelapak. 3 It is assumed that there's a positive correlation between Peduli Programme, participation and the activities of housewives in selecting solid waste.. This research, required two kind of data's, the primary and secondary data's. The collecting method was done in two stages, field observation, and survey. The method of collecting primary data was done towards research respondent by sampling from the respondents housewives, scanvengers and pelapak. The sampling method was done in consideration of the lack of energy, cost and time. In the population (1,137 housewives), there was a group of housewives who was enlighted and a group who has never been enlighted. in such a population, the right sampling method was stratified random sampling, so there are 41 persons who had attended the training and were enlighted and 19 persons were not enlighted. So the housewives sample were 60 persons. Two evaluate the impact of Peduli Programme, 30 scavengers and 3 pelapak in RW 07 Kelurahan Sunter Jaya were investigated. Besides being interviewed, they also allowed to fill the questionnaire in order to know their perception, participation and how far the impact of Peduli Programme influenced their income and enterpreneurship. The sampling method for scavengers and pelapak was random sampling. To analyze the impact of Peduli Programme towards the distribution system of solid waste, the housewives, scavenger and pelapak. Descriptive analyzes is done to evaluate the relationship of each party in the distribution system. To analyze the difference incomes of housewives, scavengers and pelapak before and after Peduli Programme is used average test by means computer programme, using SPSS. To analyze the relationship and the gradation of relationship between Peduli programme providinginformation and facilities with the activities of housewives in selecting solid waste is used descriptive analyzes through percentage approach. The conclusion of the result of this research is: The intervention of Peduli Programme has changed the status of part of the scavengers, from scavengers who picked up waste from the disposal place and become a street vendor, a part of them were still? scavenger who picked up waste from the disposal place. The intervention of Peduli Programme had raised the income of housewives, scavengers and pelapak.The intervention of Peduli Programme has a positive impact on the society's attention (housewives) to the environment, it could be seen that most of housewives undoubtedly stated ready and very ready each 66,7% and 6,7% and fair ready 20,0%.The rest wich was only 6,7% stated less ready and not ready participate in selecting waste.Most of the housewives stated active in selecting waste (58,3%) and some stated fair active (23,3%) the rest (18,3%) stated less,and not active.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mattalatta, Andi
Abstrak :
Sejauh ini, sudah sering kita dengar pembicaraan-pembicaraan disertai dengan usaha-usaha untuk memberikan perlindungan terhadap hak-hak seorang tersangka, terdakwa, dan atau terpidana. Perlindungan itu antara lain, meliputi pemberian bantuan hukum secara cuma-cuma bagi mereka yang tidak mampu dalam suatu proses pidana, pemberian ganti kerugian dan atau rehabilitasi atas kerugian yang ditimbulkan oleh suatu proses pidana yang tidak berdasakan hukum, serta peningkatan perbaikan sistem pemidanaan dan pembinaan bagi narapidana untuk mencapai suatu taraf yang dianggap lebih manusiawi. Pembicaraan-pembicaraan semacam ini, banyak menghiasi forum-forum pertemuan dan tulisan-tulisan ilmiah. Ada sementara kesan bahwa, perlindungan atas hak-hak tersangka, terdakwa, dan terpidana yang demikian ini adalah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan menjadi unsur mutlak dari proses pidana di negara-negara yang berdasarkan hukum di abad modern ini. Dalam keadaan di mana perhatian yang sedemikian besarnya dicurahkan oleh para kalangan hukum untuk melindungi hak-hak tersangka, terdakwa, dan terpidana dalam suatu proses pidana, beberapa ahli kemudian mencurahkan perhatian mereka pada korban tindak pidanal. Perhatian mereka ini dapat dianggap sebagai cikal bakal lahirnya "viktimologi". Dilihat dari segi tahun kelahirannya2, dapat dikatakan bahwa permasalahan mengenai korban tindak pidana yang dibahas oleh viktimologi belum berbilang abad usianya. Walaupun demikian, perhatian yang dicurahkan oleh para ilmuwan di luar negeri terhadap bidang kajian ini, memperlihatkan kecenderungan yang meningkat. Perhatian yang meningkat ini dapat dilihat dengan diadakannya empat kali simposium internasional mengenai viktimologi dalam kurun waktu sembilan tahun3. Perhatian yang diberikan oleh masyarakat di luar negeri terhadap permasalahan korban tindak pidana, tidak hanya terbatas pada pembahasannya secara ilmiah sebagai suatu kajian, tetapi beberapa negara4 malahan telah mengaturnya juga dalam bentuk perundang-undangan. Dengan demikian, pemecahan masalah korban tindak pidana telah menjadi bagian dari kebijaksanaan kriminal5 dari berbagai negara. Di Indonesia sendiri, kajian mengenai korban tindak itu dapat diketahui dari masih sangat langkanya tulisan-tulisan ilrniah yang membahas permasalahan yang menyangkut korban tindak pidana. Kedudukan korban dalam suatu proses pidana, terutama pemenuhan hak-haknya sebagai pihak yang dirugikan, juga belum diatur secara tegas dalam perundangundangan kita. Kurangnya perhatian yang diberikan terhadap permasalahan korban tindak pidana dalam suatu proses pidana, mungkin disebabkan atau merupakan suatu konsekuensi dari pentahapan prioritas dalam menyoroti pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proses pidana. Pentahapan prioritas yang demikian itu dapat dimengerti dengan melihat terbatasnya sumber daya negara dan usia kemerdekaan yang masih muda dibanding dengan luasnya ruang lingkup kehidupan masyarakat yang harus ditata6. Demikianlah misalnya pentahapan itu dapat kita lihat dalam perhatian yang diberikan oleh perundang-undangan nasional kita. Hal yang pertama-tama banyak diatur dan dibahas ialah bagaimana agar para penegak hukum itu yang antara lain, terdiri dari polisi, jaksa, hakim dapat melaksanakan tugas-tugas mereka dengan baik. Ini tercermin dari lahirnya Undang-Undang no. 1 tahun 1950 tentang Susunan Kekuasaan dan Jalan Pengadilan Mahkamah Agung Indonesia. Undang-Undang Darurat no. 1 tahun 1951, tentang Tindakan Sementara untuk Menyelenggarakan Kesatuan Susunan, Kekuasaan dan Acara Pengadilan Sipil, Undang-Undang no. 13 tahun?.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1984
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmah, Andi
Abstrak :
Pejalan kaki adalah kelompok pengguna jalan yang paling rentan terlfbat dalam kecelakaan lalu lintas dijalan raya. Keglatan menyeberang ja/an yang c#/akukan sebidang pada ja/an, balk dengan fasi/ltas penyeberangan (zebra crow) maupun Lanpa fasi/ftas penyeberangan, memedukan keputusan yang tepat da/am menetapkan saat untuk menyeberang ja/an. Keputusan ini marupakan laktor urama yang menentu/ran bag/ kese/amatan peja/an kaki Penelltian ini bertujuan mengembangkan model yang dapat menggambarkan proses pengambllan keputusan menyeberang jalan bagi pejalan kaki. Obyek Pene//Dian ini adalah pejalan kaki di Jalan Margonda Depok_ Data yang dlbutuhkan diperoleh dari survey dengan menggunakan teknlk sun/ey wawancara dan survey menggunakan kamera video. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Menyeberang Jalan Bagi Pejalan Kaki dibangun menggunakan Model Pmbit balk Binomial Probit Model maupun Ordered Probit Model. Binomial Probit Mode! dlgunakan untuk melihat perilaku pejalan kaki dalam memilih waktu gap yang aman atau bahaya untuk menyeberang jalan dengan batasan waktu gap kritfs hasil observasl sebesar 3.75 detik. Variabel yang signlflkan mempengamhi perilaku pejalan kaki pada model ini hanyalah prosas tedadinya gap, Pmporsi pejalan kaki yang memilih untuk menyeberang dalam keadaan aman dan bahaya temyata relatlf same. Ordered Probit Model dlgunakan unluk mellhat perilaku pejalan kaki dalam memilih diantara beberapa waktu gap untuk menyeberang jalan. Pada model tanpa memperhatfkan join distribusi variabel yang signilikan mempengaruhi perflaku pejalan kakl adalah usia, kondlsi fislk, kebebasan gerak, keoepatan berjalan kaki dan proses terjadinya gap. Hasll yang dlperoleh menunjukkan bahwa 61%-73% proporsi pejalan kaki memilih untuk menyeberang pada dalam keadaan aman. Usia menjadi sangat signilikan ketika ditinjau bersama variabel gender dan ukuran kelompok, serta ukuran kelompok dan keaepatan berjalan kakf. Sedangkan pada model dengan mempemalikan pengaruh join distribusi, 68%-78% proporsi pejalan kaki memilih untuk menyeberang pada waktu gap di atas 3.75 detik_ Variabel yang signilikan mempengaruhl perilaku pejalan kakl pada model ini adalah gender; usia penampflan, kondlsi tisik, kebebasan geralq keoepatan berjalan kakl dan tundaan.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T6464
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maddeppungeng, Andi
Abstrak :
Teknologi informasi sekarang ini telah banyak diaplikasikan pada bidang konstruksi baik di level proyek maupun di level perusahaan, Apabila penggunaan teknologi ini ditunjang dengan lcebijakan manajer perusahaan berupa pengelolaan yang baik, maka kemungkinan besar perusahaan jasa konstruksi di Indonesia mampu bersaing dengan perusahaan yang sejenis baik dalam maupun luar negeri. Komponen-komponen teknologi informasi berupa hard ware, soft ware, dan brain ware yang ada dimiliki oleh perusahaan konstruksi jika dapat dilntegrasikan menjadi suatu sistem, maka kinerja perusahaan tersebut dapat memperlihatkan hasil yang optimal. ini merupakan salah satu persyaratan perusahaan yang dapat berkompetisi di era globalisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisa sejauh mana hubungan antara Teknologi Informasi dengan Kinerja perusahaan jasa kontruksi dapat memberikan manfaat yang maksimum dibandingkan dengan investasi yang dibelanjakan untuk pengadaannya, sehingga investasi teknologi informasi tidak lagi dipandang sebagai pengeluaran dana yang bersifat pemborosan. Dengan demikian perlu dikembangkan analisa tentang pengukuran investasi perusahaan dalam hal teknologi informasi serta dampaknya dalam kinerja keuangan perusahaan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16063
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parlindungan, Andi
Abstrak :
Dalam praktek pergaulan internasional, HKI telah menjadi salah satu isu panting yang selalu diperhatikan oleh kalangan negara - negara maju di dalam melakukan hubungan perdagangan dan atau hubungan ekonomi lainnya, khusus dalam kaitannya dengan Amerika Serikat misalnya, hingga scat ini status Indonesia masih tetap sebagai negara dengan status 'Priority Watch List' (PWL)' sehingga memperlemah negosiasi, globalisasi yang sangat identik dengan free market, free competition dan transparansi memberikan dampak yang cukup besar terhadap perlindungan HKI di Indonesia dimana situasi ini memberikan tantangan kepada Indonesia karena diharuskan untuk dapat memberikan perlindungan yang memadai atas HKI sehingga menciptakan persaingan yang sehat yang tentu saja dapat memberikan kepercayaan kepada investor untuk berinvestasi di Indonesia karena dengan meningkatnya kegiatan investasi yang sedikit banyak melibatkan proses transfer teknologi yang dilindungi HKI-nya supaya dapat terlaksana dengan baik, apabila terdapat perlindungan yang memadai atas HKI itu sendiri di Indonesia. Mengingat hal-hal tersebut diatas maka tanpa usaha sosialisasi di berbagai lapisan masyarakat kesadaran akan keberhargaan HKI tidak akan tercipta. Sosialisasi HKI hams dilakukan pads semua kalangan terkait seperti aparat penegak hukum, pelajar, masyarakat pemakai, para pencipta dan yang tak kalah pentingnya adalah kalangan pars karena dengan kekuatan tinta kalangan jumalis upaya kesadaran akan pentingnya HKI akan relatif lebih mudah terwujud karena selama ini berbagai usaha untuk mensosialisasikan tersebut tampaknya belum cukup berhasil. Salah satu komponen HKI yang sangat diperlukan perlindungan adalah merek karena mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi sehingga bila terjadi penyalahgunaan maupun pemalsuan terhadap merek suatu produk yang sudah terdaftar akan menyebabkan kerugian secara ekonomi bagi pemilik merek tersebut. Hak atas merek merupakan hak yang konstitutif dimana siapa yang mereknya terdapat dalam Daftar Umum Kantor Merek dialah yang berhak terhadap merek tersebut sebagaimana yang diatur dalam Pasal 3 UU No 15 tahun 2001 tentang merek yang menyatakan bahwa : "Hak atas merek adalah hak khusus atau ekslusif yang diberikan negara kepada pemilik merek yang terdaftar dalam Daftar Umum Merek untuk jangka waktu tertentu menggunakan sendiri merek tersebut atau memberi izin kepada seseorang atau beberapa orang secara beramai-ramai atau badan hukum untuk menggunakannya." Merk mempunyai suatu ciri khas yang menjadi daya pembeda dari produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu produsen tertentu dengan produk atau jasa yang lainnya sehingga konsumen atau masyarakat dapat mengingat serta menggunakannya selain itu dapat juga menggambarkan jaminan kepribadian (individuality) dan reputasi barang dan jasa basil usahanya waktu diperdagangkan dan digunakan oleh konsumen Namun diantara para pengusaha yang mempunyai jenis usaha yang sama banyak sekali terjadi persaingan yang dilakukan baik secara sehat maupun secara tidak sehat dimana salah satu bentuknya dengan menjual barang atau produk mereka dengan meniru merek dari produk yang telah didaflarkan dan dipasarkan serta mempunyai daya jual besar dan telah banyak digunakan oleh konsumen. Karena pads dasarnya setiap orang adalah konsumen3 dimana manusia sebagai konsumen tidak dapat dilepaskan dari kemajuan teknologi4 dan sepanjang sejarah manusia, manusia selalu menciptakan teknologi untuk keperluan hidupnya dan teknologi yang diciptakan manusia berkembang seiring dengan kebutuhan manusia untuk memudahkan hidup manusia dari yang sebelumnya5 sehingga menyebabkan produsen saling berlomba dan bersaing untuk menyediakan kebutuhan - kebutuhan tersebut. Dengan adanya persaingan yang dilakukan oleh para pengusaha yang dilakukan dengan berbagai macam cara dimana salah satunya dengan melakukan peniruan terhadap merek Dari suatu produk terdapatlah pelanggaran terhadap merek sehingga peneliti tertarik mewujudkan permasalahan tersebut dalam judul: "Aspek Hukum Perlindungan Merek Terdaftar Menurut Undang-Undang No 15 Tahun 2001 Tentang Merek: Studi Kasus Merek Extra Joss".
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005
T18904
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4   >>