Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anas Maulana
"Metode biodelignifikasi dengan kapang pelapuk kayu saat ini menjadi pilihan utama dan sangat menjanjikan dalam pengolahan limbah lignoselulosa menjadi bahan baku dalam industri obat maupun kertas. Hal ini sejalan dengan pretreatment limbah lignoselulosa secara biologis dengan organisme atau enzim lebih dipilih dan diprioritaskan karena sifatnya lebih ramah lingkungan dibandingkan pretreatment secara kimiawi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jamur termofilik dengan aktivitas ligninolitik dan karakteristik enzim mangan peroksidase (MnP). Isolat jamur ini ditumbuhkan pada media PDA, dan aktivitas ligninolitiknya diinduksi dengan substrat serbuk daun nanas. Aktivitas enzim MnP ditentukan setelah mengukur absorbansi dari media menggunakan spektrofotometri UV/Vis dengan Mn2+ sebagai substrat pada panjang gelombang 270 nm. Larutan fraksi enzim MnP didapatkan dari fraksinasi dengan ammonium sulfat pada saturasi 80% dan di dialisis dengan MW cut-off 8000-14000 Da. Jamur diuji pada kondisi pH yang berbeda serta beberapa kondisi suhu inkubasi dan diukur aktivitas enzim MnP-nya. Diperoleh suhu optimum untuk inkubasi adalah 50º C dan pH optimum aktivitas MnP pada pH 3,0. Profil kinetika enzim MnP ditentukan pada rentang konsentrasi substrat MnSO4 (0,2-1 mM). Sehigga diperoleh laju reaksi maksimum enzim (Vmaks) MnP adalah 5,216 μmol. mL−1. menit−1, sedangkan konstanta Michaelis-Mentennya (Km) sebesar 0,156 μmol. mL−1.

The biodelignification method with wood-rotting molds is currently the main and very promising choice in the processing of lignocellulosic waste into raw materials in the medicine and paper industries. This is in line with the biological pretreatment of lignocellulosic waste with organisms or enzymes being chosen and prioritized because it is more environmentally friendly than chemical pretreatment. This study aims to obtain thermophilic fungi with ligninolytic activity and the characteristics of the manganese peroxidase (MnP) enzyme. This fungal isolate was grown on PDA media, and its ligninolytic activity was induced with pineapple leaf powder as a substrate. The activity of the MnP enzyme was determined after measuring the absorbance of the medium using UV/Vis spectrophotometry with Mn2+ as the substrate at a wavelength of 270 nm. MnP enzyme fraction solution was obtained from fractionation with ammonium sulfate at 80% saturation and dialyzed with a MW cut-off of 8000-14000 Da. Mushrooms were tested at different pH conditions and several incubation temperature conditions and their MnP enzyme activity was measured. The optimum temperature for incubation was 50º C and the optimum pH for MnP activity was at pH 3.0. The kinetic profile of the MnP enzyme was determined in the range of substrate concentrations of MnSO4 (0.2-1 mM). So that the maximum reaction rate of the enzyme (Vmax) of MnP is 5,216 μmol. mL−1. min−1 while the Michaelis-Menten constant (Km) is 0,156 μmol. mL−1."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anas Maulana
"Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh apoteker. Dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian, seluruh tenaga kefarmasian di apotek harus menjalankannya sesuai dengan standar pelayanan. Pelayanan kefarmasian dapat berupa pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud untuk mencapai hasil pengobatan yang baik dan meningkatkan mutu kehidupan pasien. Standar pelayanan kefarmasian di apotek mencakup standar pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai, serta pelayanan farmasi klinik. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukan semua kegiatan pengelolaan apotek serta melakukan praktek pelayanan kefarmasian selama PKPA yang harus disesuaikan dengan standar dan pedoman yang sudah ditentukan berdasarkan pada perbandingan kesesuaian semua kegiatan yang telah dilakukan selama PKPA. Pelaksanaan perbandingan kesesuaian dilakukan berdasarkan studi literatur pada SOP KFA dan Peraturan Menteri Kesehatan No. 72 tahun 2016. Hasil perbandingan kesesuaian yang sudah dilakukan mencakup kegiatan PKPA yang dilakukan selama 1 bulan di apotek KFA 382 kota Depok, menunjukan bahwa pengelolaan dan praktek pelayanan kefarmasian di apotek KFA 382 kota Depok sudah berjalan sesuai dengan standar dan pedoman yang telah ditentukan pada SOP Kimia Farma dan Peraturan Menteri Kesehatan No. 72 tahun 2016.

A pharmacy is one of the pharmaceutical service facilities where pharmaceutical practice is carried out by pharmacists. In carrying out pharmaceutical work, all pharmaceutical staff in pharmacies must carry out it in accordance with service standards. Pharmaceutical services can take the form of direct and responsible services to patients related to pharmaceutical preparations with the aim of achieving good treatment results and improving the patient's quality of life. Pharmaceutical service standards in pharmacies include management standards for pharmaceutical preparations, medical devices and consumable medical materials, as well as clinical pharmacy services. This research aims to obtain an overview and understanding regarding all pharmacy management activities as well as carrying out pharmaceutical service practices during PKPA which must be adjusted to standards and guidelines that have been determined based on a comparison of the suitability of all activities that have been carried out during PKPA. The conformity comparison was carried out based on a literature study of the KFA SOP and Minister of Health Regulation No. 72 of 2016. The results of the conformity comparison that has been carried out include PKPA activities carried out for 1 month at the KFA 382 pharmacy in Depok city, showing that the management and practice of pharmaceutical services at the KFA 382 pharmacy in Depok city has been running in accordance with the standards and guidelines specified in the SOP Kimia Farma and Minister of Health Regulation No. 72 of 2016.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anas Maulana
"Proses pengemasan merupakan salah satu bagian penting dalam produksi sediaan farmasi. Proses pengemasan adalah proses dimana obat dikemas ke dalam pengemas yang kompatibel sehingga menjadi produk jadi. Proses pengemasan produk, khususnya liquid terdiri dari proses pengemasan primer, sekunder, dan tersier. Dimana proses ini diharapkan berlangsung cepat untuk mendapatkan output sesuai dengan target. Namun, adanya loss time pada proses pengemasan akan mengakibatkan output yang diperoleh akan berkurang, selain itu waktu yang diperlukan untuk tahap pengemasan juga akan menjadi lebih lama. Loss time adalah waktu yang hilang dan yang tidak dapat dipergunakan untuk memberikan nilai tambah pada suatu produk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab terjadinya Loss time serta improvement dalam mengatasi permasalahan pada pengemasaan sediaan liquid. Pelaksanaan perbandingan kesesuaian dilakukan berdasarkan studi observasi pada grey area pengemasan primer dan sekunder sediaan liquid. Hasil yang didapatkan terkait penyebab Loss time pada PT. Soho Industri Pharmasi secara garis besar ada 3, yaitu yang pertama planned stoppages berupa waktu istirahat yang lebih dari 30 menit dan pergantian shift. Kemudian yang kedua unplanned stoppages, terkait permasalahan pada flap box depan terbuka. Sedangkan kejadian yang menyebabkan loss time terakhir adalah unexplained stoppages, berupa kendala pada jembatan penghubung yang tidak rata dan lengket.

The packaging process is an important part in the production of pharmaceutical preparations. The packaging process is a process where drugs are packaged into compatible packaging so that they become finished products. The product packaging process, especially liquids, consists of primary, secondary and tertiary packaging processes. Where this process is expected to take place quickly to get output according to the target. However, the presence of loss time in the packaging process will result in the output obtained being reduced, besides that the time required for the packaging stage will also be longer. Loss time is time that is lost and cannot be used to provide added value to a product. This research aims to determine the causes of loss time and improvements in overcoming problems in the packaging of liquid preparations. The conformity comparison was carried out based on observational studies in the gray area of primary and secondary packaging of liquid preparations. The results obtained are related to the causes of loss time at PT. In general, there are 3 Soho Industrial Pharmacies, namely the first is planned stoppages in the form of rest periods of more than 30 minutes and shift changes. Then the second is unplanned stoppages, related to problems with the front flap box opening. Meanwhile, the incident that caused the latest loss time was unexplained stoppages, in the form of obstacles on the connecting bridge that were uneven and sticky.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anas Maulana
"Perusahaan Besar Farmasi (PBF) merupakan perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran perbekalan farmasi dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Diperlukan suatu tindakan menyeluruh yang dapat menjaga mutu obat pada seluruh proses pengelolaan obat termasuk pada proses distribusi obat. Sehingga, PBF yang merupakan sarana dalam fasilitas distribusi atau penyaluran sediaan farmasi harus menerapkan ketentuan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) untuk dapat memenuhi kriteria tersebut. Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) merupakan suatu pedoman cara distribusi/penyaluran obat dan/atau bahan obat yang bertujuan untuk memastikan mutu sepanjang jalur distribusi/penyaluran sesuai persyaratan dan tujuan penggunaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi CDOB yang baik dan benar di PBF Jakarta 2. Pelaksanaan implementasi CDOB di PBF Jakarta 2 berdasarkan studi literatur pada Peraturan BPOM No. 6 Tahun 2020 Tentang Pedoman Teknis CDOB. Hasil yang diperoleh yaitu PT. Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 2 telah melakukan seluruh proses layanan distribusi dan perdagangan produk dan alat kesehatan sesuai dengan CDOB dan peraturan yang berlaku mencakup keseluruhan 12 bab.

Large Pharmaceutical Companies (PBF) are companies in the form of legal entities that have permits to procure, store and distribute large quantities of pharmaceutical supplies in accordance with statutory provisions. A comprehensive action is needed that can maintain drug quality throughout the drug management process, including the drug distribution process. Thus, PBF, which is a means of distribution or dispensing pharmaceutical preparation facilities, must implement the provisions of Good Medicine Distribution Methods (GMDM) to be able to meet these criteria. Good Medicine Distribution Method (GMDM) is a guideline for the distribution/distribution of medicines and/or medicinal substances which aims to ensure quality along the distribution/distribution route according to the requirements and intended use. This research aims to determine the good and correct implementation of CDOB at PBF Jakarta 2. The implementation of CDOB at PBF Jakarta 2 is based on a literature study of BPOM Regulation No. 6 of 2020 concerning CDOB Technical Guidelines. The results obtained were PT. Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 2 has carried out the entire distribution and trading service process for medical products and devices in accordance with CDOB and applicable regulations covering all 12 chapters.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anas Maulana
"Formularium Nasional merupakan daftar obat terpilih yang dibutuhkan dan tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan sebagai acuan dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional. Analisis kesesuian Formularium Nasional (Fornas) di rumah sakit dapat dilakukan salah satunya dengan melihat kepatuhan peresepan obat. Peresepan obat di rumah sakit harus sesuai dengan Formularium Rumah Sakit (FRS) dan Fornas yang telah disusun. Peresepan obat yang tidak sesuai dengan FRS dan Fornas dapat mengakibatkan turunnya mutu pelayanan rumah sakit, besarnya anggaran pelayanan kesehatan, bahkan dapat mengurangi penilaian dalam akreditasi rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan indeks kesesuian peresepan obat pasien terhadap Formularium Nasional. Indeks Kesesuaian tersebut diupayakan dapat meningkatkan kualitas layanan oleh rumah sakit Universitas Indonesia dalam aspek pelayanan farmasi kepada pasien dan kepuasan dari pasien. Metode pengambilan data dan analisis indeks kesesuaian dilakukan berdasarkan resep pasien melalui system AFYA. Hasil analisis data indeks kesesuaian peresepan obat dengan Formularium Nasional (Fornas) di Rumah Sakit Universitas Indonesia pada tahun 2023, diperoleh persentase kesesuaian resep obat di Rumah Sakit Universitas Indonesia belum mencapai 100% sesuai dengan Fornas. Meskipun demikian, peresepan obat di rumah sakit tersebut telah melebihi standar kesesuaian yang ditetapkan berdasarkan indikator mutu pelayanan kesehatan Rumah Sakit, dengan persentase kesesuaian lebih dari 80%.

The National Formulary is a list of selected drugs that are needed and available in health service facilities as a reference in the implementation of National Health Insurance. One way to analyze the compliance of the National Formulary (Fornas) in hospitals is by looking at compliance with drug prescribing. Prescription of medicines in hospitals must be in accordance with the Hospital Formulary (FRS) and National Fornas that have been prepared. Prescribing drugs that are not in accordance with the FRS and Fornas can result in a decrease in the quality of hospital services, the size of the health service budget, and can even reduce the assessment of hospital accreditation. This research aims to increase the index of conformity of patient drug prescriptions to the National Formulary. The Conformity Index is intended to improve the quality of service by the University of Indonesia hospital in the aspect of pharmaceutical services to patients and patient satisfaction. Data collection methods and suitability index analysis are carried out based on patient prescriptions through the AFYA system. The results of data analysis on the conformity index of drug prescriptions with the National Formulary (Fornas) at the University of Indonesia Hospital in 2023, it was found that the percentage of suitability of drug prescriptions at the University of Indonesia Hospital had not yet reached 100% according to Fornas. However, drug prescribing at the hospital has exceeded the conformity standards set based on the hospital's health service quality indicators, with a conformity percentage of more than 80%.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anas Maulana
"Rotavirus adalah salah satu virus penyebab diare yang penularannya melalui jalur fecal-oral, yaitu menular dari feses penderita yang tidak sengaja masuk ke mulut orang yang sehat. Infeksi rotavirus menjadi penyebab umum diare pada bayi dan anak-anak, terutama di negara-negara dengan sanitasi lingkungan yang kurang baik. Gejala infeksi rotavirus bisa muncul setelah 2 hari terpapar virus ini. Salah satu gejala yang paling sering terjadi adalah diare. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kualitas hidup pasien dengan memberikan edukasi secara digital di Puskesmas Kecamatan Pulo Gadung mengenai pelayanan informasi obat terkait Imunisasi rotavirus dengan menggunakan media Booklet dan Leaflet sebagai penunjang. Pelaksanaan pemberian pelayanan informasi berdasarkan studi literatur pada Petunjuk Teknis Pemberian Imunisasi Rotavirus (RV) Kementerian Kesehatan RI 2023. Hasil berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta, selama 3 tahun berturut-turut dari tahun 2018, 2020, 2021, Jakarta Timur termasuk salah satu kota yang memiliki jumlah kasus diare yang disebabkan oleh infeksi rotavirus. Upaya yang dapat dilakukan dengan memberikan edukasi menggunakan media digital berupa booklet dan leaflet agar memudahkan pasien untuk mengingat tentang pentingnya imunisasi rotavirus dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Rotavirus is a virus that causes diarrhea which is transmitted via the fecal-oral route, that is, it is transmitted from the feces of sufferers who accidentally enter the mouth of a healthy person. Rotavirus infection is a common cause of diarrhea in infants and children, especially in countries with poor environmental sanitation. Symptoms of rotavirus infection can appear after 2 days of exposure to this virus. One of the most common symptoms is diarrhea. This research aims to improve patient knowledge and quality of life by providing digital education at the Pulo Gadung District Health Center regarding drug information services related to rotavirus immunization using booklet and leaflet media as support. Implementation of providing information services based on literature studies in the Technical Instructions for Providing Rotavirus (RV) Immunization of the Indonesian Ministry of Health 2023. Results based on data from the DKI Jakarta Province Central Statistics Agency (BPS), for 3 consecutive years from 2018, 2020, 2021, Jakarta Timur is one of the cities that has the highest number of cases of diarrhea caused by rotavirus infection. Efforts that can be made are by providing education using digital media in the form of booklets and leaflets to make it easier for patients to remember the importance of rotavirus immunization and apply it in everyday life.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library