Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Amrita Widyagarini
"Diabetes melitus tipe 2 biasanya mengakibatkan perubahan sekresi saliva akibat berbagai gangguan pada kelenjar saliva yang akan mempengaruhi kuantitas, komposisi, dan kualitas saliva. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi protein total saliva dengan pH saliva tanpa stimulasi pada penyandang diabetes melitus tipe 2 terkontrol buruk. Subyek penelitian terdiri dari kelompok diabetes melitus sebanyak 13 pasien dari Poliklinik Metabolik-Endokrin Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo Jakarta dan 16 orang kontrol sebagai kelompok kontrol. Gula darah puasa (≥ 126 mg/dl) dan HbA1c (> 8%) diukur untuk menentukan kriteria diabetes melitus tipe 2 terkontrol buruk. Gula darah puasa (< 100 mg/dl) diukur untuk menentukan kriteria kelompok kontrol. Setelah pengumpulan saliva tanpa stimulasi, pH dan konsentrasi protein total saliva diukur. pH saliva diukur dengan pH meter Mettler Toledo. Konsentrasi protein total saliva diukur dengan metode Bradford. Analisis statistik digunakan uji t-berpasangan untuk membandingkan konsentrasi protein total saliva dan pH saliva tanpa stimulasi pada kelompok diabetes melitus dan kontrol. Uji korelasi Pearson digunakan untuk melihat korelasi antara konsentrasi total protein saliva dan pH saliva. Konsentrasi protein total saliva dan pH saliva antara kelompok diabetes melitus dan kontrol tidak berbeda bermakna berdasarkan uji t-berpasangan. Konsentrasi protein total saliva dan pH saliva tanpa stimulasi tidak mengalami korelasi bermakna pada kelompok diabetes melitus berdasarkan uji Pearson. Konsentrasi protein total saliva dan pH saliva dapat berubah pada kelompok diabetes melitus tapi tidak ada korelasi di antara konsentrasi total protein saliva dengan pH saliva.
Type 2 diabetes mellitus usually altered salivary secretion. The objective of this study was to examine if there is a correlation between total salivary protein concentration and whole unstimulated salivary pH in poorly controlled type 2 diabetes mellitus. A diabetic group comprised 13 patients from Metabollic-Endocrin Clinic of Department of Internal Medicine of Cipto Mangunkusumo National Hospital, with 16 healthy subjects as a control group. Fasting blood sugar (≥ 126 mg/dl) and HbA1c (> 8%) were measured to determine poorly controlled diabetics. Fasting blood sugar (< 100 mg/dl) was measured to determine healthy subjects. After collecting whole unstimulated saliva, pH and concentration of total protein were measured. Salivary pH was measured by pH meter Mettler Toledo. Total salivary protein concentration was analyzed by Bradford method. The data was statistically analized by using paired sample T-test to compare salivary pH and concentration of total protein between diabetic and control group. Pearson?s correlation coefficient was used to examine the relation between total salivary protein concentration and salivary pH. There were no statistical significant difference between diabetic and control group in salivary pH and concentration of salivary total protein. There were no statistical significant correlation of concentration of salivary total protein between whole unstimulated salivary pH in diabetic group. Total salivary protein concentration and salivary pH could be changed in diabetic group but no correlation between total salivary protein concentration and salivary pH."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Amrita Widyagarini
"Streptococcus mutans (S. mutans) diketahui merupakan bakteri patogen utama dalam proses karies. Koloni S. mutans pada anak dapat terbentuk melalui transmisi S. mutans yang terutama bersumber dari ibu. S. mutans serotipe c, e, dan f diklasifikasikan berdasarkan pada komposisi kimia polisakarida spesifik serotipe dan sering ditemukan pada sampel plak. Sampel plak didapatkan dari 66 pasang anak usia 3-5 tahun dan ibunya. Metode Polymerase Chain Reaction (PCR) yang dipakai dengan menggunakan primer gtfB dalam penelitian ini telah mengkonfirmasi keberadaan S. mutans pada 46 sampel plak pasang anak dan ibunya. Terdapat hubungan yang bermakna antara karies anak dan karies ibunya (p<0,05). Skor karies anak akan meningkat seiring dengan peningkatan skor karies ibu. Distribusi S. mutans serotipe c ditemukan dalam proporsi yang banyak, sedangkan S. mutans serotipe e ditemukan paling sedikit pada sampel plak anak usia 3 - 5 tahun dan ibunya.Terdapat hubungan tidak bermakna antara S. mutans serotipe c dan e dengan status karies anak dan ibunya (p>0,05). Terdapat hubungan sangat lemah, tidak bermakna antara S. mutans serotipe c dan e anak dengan ibunya (0,000 < r < 0,199; p>0,05).
Streptococcus mutans (S. mutans) are considered to be an important bacterial pathogen of dental caries. The major reservoir from which children acquire these organisms is their mothers. S. mutans is classified into three serotypes, c, e and f, based on the chemical composition of its cell surface serotype-specific polysacharide. S. mutans serotypes c,e and f were reported to be frequently isolated from human dental plaque. Plaque samples were collected from 66 3- to 5-years-old and mothers with caries. Polymerase chain reaction (PCR) method using gtfB primer in this research has confirmed S. mutans from 46 dental plaque samples child-mother pairs. There is significant relationship between children caries score and mother caries score (p<0.05). Child caries score increases as mother caries score rise. Distribution of serotype c S. mutans has more prevalent detected than serotype e S. mutans. There is no significant relationship (p>0.05) between serotype c/e S. mutans and child-mother caries score. There is also no significant relationship (0,000 < r < 0,199 ;p>0,05) between serotype c/e S. mutans in children and their mothers."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library