Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amir Hamzah
Madrid: Palma de Mallorca, 1962
808.81 AMI c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Amir Hamzah
"ABSTRAK
Perkembangan Kota Palembang yang merupakan Ibukota Propinsi Sumatera Selatan sangat didukung oleh sektor sektor komersil yang sangat membantu perkembangan Pendapatan Asli Daerah Kota Palembang. Seiring dengan perkembangan arah yang diinginkan maka diperlukan kebijakan kebijakan pemerintah kota dalam mendukung proses tersebut.
Untuk itu, sebagai upaya mengantisipasi permasalahan perkembangan pajak daerah khususnya pajak hiburan dan pajak reklame maka diperlukan arahan yang baik, sehingga dapat mendukung Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Palembang. Sementara perkembangannya, baik itu pajak hiburan ataupun pajak reklame sangat dipengaruhi oleh beberapa factor, salah satunya faktor pendapatan per kapita penduduk Kota Palembang.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, tujuan penelitian dalam tesis ini adalah mendiskripsikan kebijakan pajak hiburan dan pajak reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Palembang dengan cara rnenelaah faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak hiburan dan pajak reklame sebagai sumber penerimaan pernerintah daerah Kota Palembang.
Penelitian ini menggunakan alat analisa kuantitatip dan kualitatip dengan mencoba memberikan suatu gambaran secara garis besarnya. Alat analisa regresi dalam upaya melihat arah kebijakan dari pajak tontonan, dan pajak atas papan nama, dan juga dihubungkan dengan perkembangan Pendapatan Asli Daerah dengan menggunakan data relevan yang dikaitkan dengan teori dan alat analisa yang sudah baku yang digunakan dalam penelitian ekonomi.
Dari hasil antara pajak hiburan dan pajak reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Palembang dari tahun 1998 sampai tahun 2001. Hasil analisanya dapat ditarik kesimpulan bahwa pertumbuhan rata-rata Pendapatan Asli Daerah Kota Palembang sebesar 17,96 persen, Pajak Hiburan sebesar 5,52 persen, dan Pajak Reklame sebesar 17,14 persen. Pajak Hiburan menunjukkan kontribusinya yang terus menurun terutama pada tahun 1997 menunjukkan tingkat pertumbuhannya sebesar - 40,14 persen dan tahun 1998 sebesar -11,53 persen. Maka kontribusi pajak hiburan terhadap Pendapatan Asti Daerah Kota Palembang menunjukkan hubungan yang tidak signifikan sementara pajak reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah menunjukkan hubungan yang signifikan. Dengan menggunakan data time series selama 14 tahun dengan tingkat keyakinan 95 persen diperoleh tingkat perkiraan model koefisien R2 sebesar 79,86 persen,dan model secara keseluruhan dengan menggunakan Uji F dengan nilai F Statistik sebesar 21,809dan F Label sebesar 3,48 dengan level of confidence sebesar 5 persen maka secara keseluruhan model itu signifikan dapat menjelaskan variabel pajak hiburan, pajak reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Palembang.
Dari hasil analisis ini tentang pajak tontonan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan pertama, dengan menggunakan metode persamaan regresi berganda dengan pengamatan 40 (empat puluh) responden dengan level of confidence sebesar 95 persen dengan menggunakan faktor-faktor yang mernpengaruhi penerimaan pajak tontonan secara signifikan dengan tingkat ketepatan perkiraan model melalui Uji F dan nilai F statistik sebesar 3,052 persen, sementara F label sebesar 2,49 berarti modelnya cukup signifikan. Sementara struktur pajak tontonan bersifat regresip yang ditunjukkan nilai elastisitas sebesar 0,4136 dan melihat korelasi beberapa faktor yang mempengaruhi pengeluaran tontonan sebagai berikut : pendapaan perkapita, usia, pendidikan, status dan pekerjaan. Kedua, berdasarkan elastisitasnya dapat disimpuikan bahwa variabel yang berpengaruh positip terhadap pengeluaran tontonan yaitu variabel pendapatan perkapita, pekerjaan sementara variabel yang berpengaruh negatip terhadap pengeluaran tontonan yaitu variabel usia, pendidikan dan status.
Analisa tentang pajak reklame yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : pertama, dengan menggunakan metode persamaan regresi berganda dengan data time series dengan pengamatan selama 13 tahun dan tingkat keyakinan sebesar 95 persen dan ditinjau secara makro faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak reklame secara signifikan dengan tingkat ketepatan perkiraan model ditinjau Koefisien detenninasi (R2) sebesar 0,949 dan pengujian secara keseluruhan diperoleh F statistik sebesar 37,656 dan F Label sebesar 3,49 berarti model tersebut signifikan dalam pengujian pajak reklame yang dihubungkan dengan beberapa variabel yaitu variabel pendapatan perkapita, tingkat pertumbuhan, penduduk dan lain-lain.
Analisa tentang pajak atas papan nama tersebut menunjukkan korelasi positip terhadap beberapa faktor yang mernpengaruhinya yaitu pendapatan perusahaan, ukuran papan nama dan lokasi. Struktur pajak atas papan nama bersifat regresip, ditinjau dari angkat elastisitasnya sebesar 0,246. Berarti kebijakan penetapan pajak papan nama di Kota Palembang bersifat regresip.

"
2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amir Hamzah Mauzzy
"Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2000 rumah sakit milik pemerintah diarahkan untuk dikelola sebagai perusahaan jawatan. Dengan menyadari pentingnya menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi, maka manajemen RSJP dituntut untuk berfikir proaktif mengembangkan diri menjadi rumah sakit PERJAN yang mandiri.
Untuk itu pada tahun 2001 sesuai kebutuhan pasar dengan banyaknya korban penyalahgunaan NAPZA, RSJP membuka unit baru dengan nama Instalasi Pemulihan NAPZA RSMM bukan RSJP.
Pada perkembangannya Instalasi Pemulihan NAPZA RSMM, ternyata mampu memberikan kontribusi (32%) dari keseluruhan pendapatan rumah sakit, dengan BOR lebih besar dari 75%, bahkan paling besar diantara rumah sakit jiwa yang membuka pelayanan NAPZA. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah pengaruh pergantian nama mempunyai daya ungkit yang tinggi terhadap tingginya BOR di Instalasi NAPZA ataukah karena faktor lain yang belum diketahui.
Dengan latar belakang tersebut penelitian ekuitas merek dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor dari elemen ekuitas merek yang berpengaruh terhadap pemanfaatan Instalasi Pemulihan NAPZA. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode survey dengan rancangan cross sectional sedangkan analisisnya dilakukan dengan uji univariat dan uji bivariat menggunakan chi kuadrat.
Dari penelitian ini diketahui, bahwa :
1.Karakteristik pelanggan adalah kebanyakan ibu dari pasien, berumur antara 46-55 tahun, bertempat tinggal di Jakarta, dengan tingkat pendidikan lulusan akademi dan SLTA, dari kelompok berpenghasilan keluarga di bawah 10 juta rupiah per bulan, yang memperoleh informasi awal dari kerabat dekat.
2.Faktor-faktor dari elemen ekuitas merek yang paling berpengaruh terhadap pemanfaatan Instalasi NAPZA RS MM adalah sebagai berikut :
a.Pelanggan telah mengenal nama Instalasi NAPZA RSMM tanpa perlu bantuan pengingatan,
b.Mempunyai asosiasi terhadap kesan pelayanan berbasis rumah sakit, kesan teknologi pemulihannya memadai, berkesan kekeluargaan, berkesan nyaman, berkesan aman, berkesan dapat dipercaya, kesan murah, kesan sarana dan sarana memadai.
c.Mempunyai persepsi kualitas terhadap tenaga kerjanya mengesankan professional, pelayanannya berkualitas, kesan mempunyai pelayanan yang terstandar, programnya dapat dipertanggung-jawabkan, petugasnya memiliki empati yang tinggi.
d. Pelanggan mempunyai loyalitas bila mendapat kepuasan selama keluarganya dirawat, akan bersedia merekomendasikan kepada kerabat yang memerlukan pelayanan sejenis, dan mempunyai keinginan untuk dirawat disini lagi bilamana keluarganya kambuh kembali.
3.Hubungan antara karakteristik pelanggan dengan faktor-faktor elemen ekuitas merek Instalasi NAPZA RS MM, yaitu untuk :
a. Perbedaan jenis kelamin ada hubungan dengan faktor sarana dan prasarana memadai
b.Perbedaan Ikatan keluarga ada hubungan dengan faktor program pemulihannya yang dapat dipertanggung-jawabkan
c.Perbedaan tingkat pendidikan ada hubungan dengan faktor program pemulihannya dapat dipertanggung-jawabkan
d.Perbedaan karakteristik pelanggan yang lainnya tidak ada hubungan dengan faktor-faktor elemen ekuitas merek.
Saran agar secepatnya ditegaskan perubahan nama RSJP menjadi RSMM, pertahankan faktor-faktor elemen ekuitas merek yang sudah tinggi, serta tingkatkan faktor-faktor yang dalam persepsi pelanggan masih rendah.

The Factors of Brand Equity Element that Influence to the Utilization of Drugs Abuses Unit of the Hospital of Marzoeki Mahdi, Bogor 2002
Based on Government Regulation No. 6/2000, a state owned hospital directed to be managed as a State Initiative Enterprise (Perusahaan Jawatan). Aware to importance of adapting the change, the Management of RSJP is demanded to think pro-actively to develop its hospital to be a self-reliance state initiative enterprise's hospital.
Therefore by the year 2001 in line with the marked need due to large number of the victim of drug abuses, RSJP open a new unit called Installation for Rehabilitation of Drugs User RSMM, no longer using RSJP.
In its progress shows that the Installation for Rehabilitation of Drugs User RSMM is able to contribute about 32% of total revenue of hospital, BOR more than 75%, and even the biggest among hospitals that are provide rehabilitation of service drugs user. This achievement raises question, whether the change of name of hospital from RSJF to RSMM has a high leverage to higher BOR or due to other reason that is not identified yet.
Based on above-mentioned background, the research on brand equity has done to identify factors and elements of brand equity that are influence to the utilization of Installation for Rehabilitation of Drugs User. This method research is cross sectional survey while its analysis uses tests of univariate and bivariate with chi-square. This study has successful to identify the following:
1. The characteristic of customer show that most of them are mother of its patient, aged group about 46-55 years old, live in Jakarta, education background at the level of academic and high school, house hold income about less than 10 millions rupiah per month, which are got first information from closer relatives.
2. Factors and elements of brand equity that are providing most influence to the utilization of Installation for Rehabilitation of Drugs User of RSMM are as follow:
a.Customer recognition to Installation for Rehabilitation of Drugs User of RSMM
without any reminding assistance.
b.Has associated to the impression of hospital based service, impression to adequate technology for rehabilitation, impression hospitality of care, impression of comfortable services, impression of reliable services, impression to secure service, impression to cheaper service, impression adequate of infrastructure and facility.
c.Has perceived to the quality of professional staffs, qualified service, standardized service, accountably program, and high emphatic of officials.
d.Customer has a loyalty if they are satisfy to the service, ready to recommend the service to their close relatives who are in need of the service, has willingness to be hospitalized in this hospital if their family needed.
3. The relationship between characteristic of customer and factors of elements of brand equity at the Installation for Rehabilitation of Drugs User of RSMM are as follow:
a. The difference in sex has relationship with adequacy of infrastructure and facility.
b. The difference in family ties has relationship with factor of accountably program of rehabilitation.
c. The difference in level of education has relationship with accountably program of rehabilitation.
d. The difference in other characteristics of customer has no relationship to the factors of brand equity.
The research is suggesting to the hospital to immediately make a formal change of its name from RSJP to RSMM, to remain factors of brand equity, which are already in high level, and to improve the factors of brand equity in terms of customer perception."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 4442
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
T. Amir Hamzah
"Sejak terjadi krisis ekonomi tahun 1997, ekonomi Indonesia mengalami berbagai masalah baik yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal. Salah satu paket kebijakan restrukturisasi perbankan yang tempuh pemerintah guna bangkit dari krisis adalah menggulirkan kebijakan rekapitalisasi perbankan. Kebijakan ini bertujuan untuk memperkuat struktur permodalan bank melalui penyertaan modal pemerintah dengan menerbitkan obligasi rekap. Program ini tuntas dilaksanakan pada Oktober 2000 dengan mengikutsertakan 36 bank dan menelan biaya sekitar Rp.430,4 triliun.
Sehubungan dengan luasnya implikasi kebijakan tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektifitas kebijakan penerbitan obligasi rekap dalam mempengaruhi kinerja bank, mengevaluasi kinerja industri perbankan dan bank rekap dengan pendekatan CAMEL serta untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara kinerja industri perbankan dan kinerja bank rekap pasca rekap sehingga dapat memberikan rekomendasi kebijakan lebih lanjut.
Sample data yang digunakan meliputi 12 bank rekap dengan periode sample sejak Januari 2000 sampai dengan Juni 2004. Data bersumber dari Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) yang disampaikan bank secara bulanan ke Bank Indonesia. Metodologi yang digunakan dalam penelitian adalah penilaian kinerja bank berdasarkan pendekatan CAMEL dengan cara menghitung rasio dan skor faktor CAMEL, analisis grafis berupa trend dan pengujian statistik dengan alat uji Independent Sample T Test (t-test) guna mengetahui perbedaan kinerja bank.
Dari hasil penelitian kinerja bank periode Januari 2000 s/d Juni 2004, dapat disimpulkan bahwa kebijakan rekapitalisasi perbankan cukup efektif dalam mempengaruhi kinerja perbankan nasional. Hal ini tampak dari pesatnya peningkatan kinerja bank yang tercermin pada trend peningkatan rasio CAMEL dan nilai skor CAMEL. Dari hasil pengujian statistik terhadap rasio dan skor CAMEL diketahui pula bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja industri perbankan dan 12 bank rekap. Hal ini terlihat dari hasil uji skor CAMEL secara keseluruhan menerima hipotesis yang diajukan. Deegan demikian dapat diartikan bahwa 12 bank rekap sangat berpengaruh dan mampu meningkatkan kinerja industri perbankan karena peranan dan market share-nya yang cukup besar.
Ditinjau dari pencapaian sasaran kebijakan rekap, target pencapaian CAR minimum 8% secara umum dapat dipenuhi sebelum akhir tahun 2001. Sedangkan dari sisi makro, kebijakan rekap telah berhasil menyelamatkan keberadaan sistem perbankan sehingga mendukung upaya pemulihan perekonomian nasional. Namun, terkait dengan fungsi intermediasi perbankan, hasil penelitian masih menunjukkan bahwa fungsi tersebut belum sepenuhnya pulih. Hal ini tercermin pada rasio LDR yang masih rendah dan relatif besarnya porsi kepemilikan surat-surat berharga (termasuk obligasi rekap) dan SBI dalam komposisi aktiva produktif bank.
Guna meningkatkan efektifitas penanganan obligasi rekap maka pemerintah perlu melakukan restrukturisasi operasional perbankan dengan penerapan risk management yang efektif, selain berupaya mendukung terciptanya pasar sekunder obligasi rekap yang likuid beserta perangkat pendukungnya. Dalam kondisi sulit, penulis cenderung menyarankan agar pemerintah terus menerbitkan surat utang sebagai pembayaran pokok dan bunga obligasi yang jatuh tempo sehingga dapat menghindari beban yang terlalu besar dalam tahun anggaran tertentu. Meskipun secara nominal bunga yang dibayar semakin besar tapi nilai riil/porsinya terhadap APBN akan semakin kecil seiring dengan makin pulihnya perekonomian.
Sejalan dengan hasil penelitian maka pelaksanaan program divestasi bank rekap yang ditempuh pemerintah hendaknya dilakukan lebih cermat dan tidak terburu-buru. Hal ini mengingat bahwa kinerja bank rekap baik dari sisi solvabilitas, rentabilitas maupun likuiditas sudah jauh lebih baik sehingga sebelum dilakukan divestasi, bank-bank tersebut harus lebih didorong untuk melakukan ekspansi kredit dan mengurangi ketergantungannya pada obligasi rekap dan SBI. Dengan demikian fungsi bank sebagai lembaga intermediator dapat ditingkatkan sekaligus memperoleh keuntungan sehingga nilai jualnya ke depan menjadi lebih tinggi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T17161
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amir Hamzah
"Indonesia dengan jumlah penduduk 148.800.00 merupakan negara nomor 5 di dunia dalam besarnya jumlah penduduk, setelah PRC (1981 : 985,000.000), India (1981: 688. 600.000), Uni Soviet (1981 : 268.000.000), Amerika Serikat (1981 : 229.800.000).
Sensus Penduduk yang diadakan di Indonesia pada tahun 1980 menyebutkan bahwa penduduk Indonesia berjumlah 149.490.298. Hal ini dikatakan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 5 Januari 1981 di muka sidang Paripurna DPR-RI sebagai bagian dari Keterangan pemerintah tentang RAPBN 1981/1982. Presiden Soeharto lebih lanjut mengatakan bahwa jumlah penduduk yang besar bukan merupakan jaminan bagi berhasilnya pembangunan. Hal ini dikatakan dalam sambutan beliau pada Pembukaan Koperensi Internasional, Kependudukan dan Keluarga Berencana Dekade-80-an yang telah dibuka pada tanggal 17 April 1981 dimana antara lain dinyatakan bahwa : "jumlah penduduk yang besar tanpa kemajuan peningkatan kesejahteraan rakyat, justru merupakan beban untuk suatu masyarakat dan dapat merupakan bencana bagi generasi yang akan datang". Oleh karena itu apabila terdapat ketidakmampuan untuk menahan laju pertumbuhan penduduk dengan penurunan tingkat kelahiran, maka menurut proyeksi kependudukan, pada tahun 2001 penduduk Indonesia diperkirakan akan berjumlah 280 juta jiwa. " Pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat yang tidak diimbangi dengan kenaikan produksi, akan mengakibatkan terjadinya tekanan-tekanan pada sektor penyediaan pangan, sandang, pemenuhan lapangan kerja dan fasilitas-fasilitas kesehatan, pendidikan, pengangkutan, perhubungan dan lain-lain. Ketidakseimbangan seperti dikatakan di atas tidak saja men buikan kegelisahan dan ketegangan-ketegangan sosial, bahkan dapat menimbulkan terjadinya ledakan-ledakan sosial dengan segala akibatnya yang tidak diharapkan.
"
Depok: Universitas Indonesia, 198-
D141
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amir Hamzah
"Sistem sensor robot selalu didukung oleh sebuah sistem komputer yang dikenal sebagai 'visi komputer'. Konsep penting dlm visi komputer adalah klasifikasi objek. Dalam kajian ini dua buah algoritma untuk klasifikasi objek akan dibandingakan. Pertama adalah metode sederhana yang tidak memerlukan komputasi komplek yang dianggap sbg metode informal disebut sebagai metode pohon keputusan biner. Metode ini bertumpu pada ciri deskriptor yg sederhana dari suatu objek seperti garis vertikal, garis horisontal atau elip. Sayangnya metode ini memeiliki kelemahan dlm mengenali objek yg terkontaminasi oleh derau. Metode yg kedua adalah metode yg lebih formal dengan deskriptor yg bervariasi tinggi. Dlm konteks ini pnedekatan statistik multivariat dengan metode yg disebut analisis diskriminan diajukan sbg alternatif utk klasifikasi objek. Metode ini dijalankan dengan menghitung suatu fungsi yg disebut fungsi diskriminan fisher yang dapat digunakan untuk memishkan objek. Dari simulasi data dan analisis untuk klasifikasi dua objek yaitu skrup dan baut, dan klasifikasi tiga objek yaitu huruf T, O dan S dapat ditunjukkan bahwa analisis diskriminan dapat mengklasifikasi objek dengan lebih baik dari pada metode pohon keputusan biner. Kelebihan ditunjukkan terutama pada objek yang mengalami derau."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
JUTE-XVI-2-Jun2002-65
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Amir Hamzah
Jakarta: Dian Rakyat, 1984
899.22 AMI s
Koleksi Publik  Universitas Indonesia Library
cover
Amir Hamzah Suleiman
Jakarta: Gramedia, 1985
371.33 AMI m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Amir Hamzah
Djakarta: Pustaka Rakjat, 1959
899.221 AMI n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Amir Hamzah Suleiman
Jakarta: Gramedia, 1981
371.33 AMI m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>