Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Puri Ambar Lestari
Abstrak :
ABSTRAK
Pendahuluan: Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui awitan dan durasi kerja lidocaine dalam larutan one-per-mil tumescent. Metode: Studi eksperimental dengan kontrol dan desain buta acak ganda (triple blind study) dilakukan pada 12 subjek sehat yang diinjeksikan larutan one-per-mil tumescent mengandung lidocaine 0,2% pada satu tangan atau lidocaine 2% pada tangan kontralateral. Awitan dan durasi kerja lidocaine diukur berkala dengan uji sensoris Semmes-Weinstein dan diskriminasi dua titik. Tingkat nyeri diukur dengan visual analogue scale (VAS) Hasil: Awitan tercepat pada grup lidocaine 2% tercatat pada menit ke 1 (rentang: menit ke 1 hingga 6). Awitan rata-rata pada grup larutan one-per-mil tumescent adalah 4.67 menit (± 2.53 menit). Durasi kerja lidocaine 2% adalah 95.58 menit (± 29.82 menit), sedangkan durasi kerja larutan one-per-mil tumescent adalah 168.5 menit (± 45.1 menit) dengan uji diskriminasi dua titik dan 186.83 menit (± 44.02 menit) dengan uji sensoris Semmes-Weinstein. Terdapat perbedaan awitan dan durasi kerja yang signifikan pada kedua grup. Tidak ditemukan perubahan sensibilitas ujung jari yang signifikan pada kedua grup pada saat sebelum dan sesudah intervensi. Kesimpulan: Studi ini menunjukkan awitan dan durasi kerja lidocaine dalam larutan one-per-mil tumescent adalah rata-rata 4,67 dan 168,5 menit. Lidocaine 0,2% dalam larutan one-per-mil tumescent menghasilkan awitan yang lebih lambat dan durasi kerja yang lebih panjang dibandingkan dengan lidocaine 2%.
ABSTRACT
Background: We aimed to profile the onset and duration of action of the lidocaine in one-per-mil tumescent solution. Methods: A controlled, prospective, and randomized triple blind study was conducted on both hand of 12 healthy volunteers who were injected in two consecutive days in his ring finger with either one-per-mil tumescent solution containing 0.2% lidocaine (experimental finger) in one hand or 2% lidocaine (control finger) in the contralateral hand. The onset and duration of action of lidocaine were measured over time by Semmes-Weinstein and two-point discrimination test. The level of pain was evaluated using visual analogue scale (VAS). Results: The fastest onset of action in 2% lidocaine group was in the first minute (range, minute 1 to 6). Average onset of action of one-per-mil tumescent solution was 4.67 minutes (± 2.53 minutes). Duration of action of 2% lidocaine was 95.58 minutes (± 29.82 minutes), meanwhile the duration of one per-mil tumescent solution was 168.5 minutes (± 46.4 minutes) by 2PD test and 186.83 minutes (± 44.02 minutes) by SW test. There were significant difference of the onset and duration of action of both groups. Fingertip sensibility before and after the intervention did not change significantly in both group. Conclusion: This study shows that the onset and duration of action of lidocaine in the one-per-mil solution injected in the finger using tumescent technique subsequently at 4.67 and 168.5 minutes in average. 0.2% lidocaine in one-per-mil tumescent solution produced slower onset and longer duration of action compared to 2% lidocaine.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ambar Lestari
Abstrak :
Tahun 2022, PT. X, perusahaan lokal dibidang konstruksi Migas menghasilkan sampah per bulan rata–rata 32,12 ton. Namun demikian, permasalahannya adalah sampah-sampah yang dibuang tercampur dalam satu wadah karena tidak dipilah. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis sikap, norma subyektif, persepsi kontrol perilaku, niat, perilaku, dan pengetahuan sebagai dasar penyusunan strategi peningkatan perilaku pemilahan sampah yang berkelanjutan. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif dengan analisis korelasi dan metode SWOT. Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa peningkatan perilaku pemilahan sampah dapat dilakukan dengan (1) meningkatkan pengelolaan sampah melalui konsep 3R dan juga dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar; (2) mengoptimalkan kinerja dan keahlian SDM dalam upaya meningkatkan sikap, norma subyektif, persepsi kontrol perilaku, niat, perilaku dan pengetahuan karyawan dalam kegiatan memilah sampah; (3) meningkatkan fasilitas pengelolaan sampah; (4) menggunakan teknologi yang ramah lingkungan; dan (5) melakukan pengurusan izin terkait lingkungan secara rutin sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kesimpulan penelitian ini adalah (1) semakin tinggi sikap, norma subyektif dan persepsi kontrol perilaku maka semakin tinggi niat seseorang untuk memilah sampah; (2) semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang memilah sampah maka semakin baik perilaku orang tersebut untuk memilah sampah; (3) semakin tinggi niat seseorang untuk memilah sampah maka perilaku memilah sampahnya juga semakin baik. ......In 2022, PT. X, a local oil&gas construction company produces on an average 32.12 tons of waste per month. However, problem in this study is that the amount of waste that is disposed of is mixed in one waste bin since it is not sorted. The purpose of this study is to analyze attitude toward behavior, subjective norms, perceived behavioral control, intentions, behavior, and knowledge as a basis for a strategy development in order to improve a sustainable waste sorting behavior. The method used is a combination of quantitative and qualitative by statistical correlation and SWOT analysis. In order to improve waste sorting behavior, the SWOT results showed that (1) improving waste management with the 3R concept and increasing the economy of the surrounding community; (2) optimizing the performance and expertise of human resources in an effort to improve the attitudes of subjective norms, perceived behavior control, intentions, behavior and knowledge of employees in waste sorting activities; (3) improving waste management facilities and infrastructure; (4) using environmentally friendly technology; and (5) routinely arrange permits related to the environment in accordance with applicable regulations. The conclusions of this study are (1) the higher the attitude, subjective norms and perceived behavior control, the higher a person's intention to sort waste; (2) the higher the knowledge level of a person in sorting waste, the better the behavior of that person in sorting waste; (3) the higher a person's intention to sort waste, the behavior of sorting waste is also getting better.
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library