Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Amanda Arief Putra
Abstrak :
Proses reduksi langsung dilakukan dengan menggunakan bijih besi laterit yang berasal dari Kalimantan serta arang tempurung kelapa sebagai reduktor. Perbandingan rasio massa antara bijih besi dan arang tempurung kelapa masing- masing adalah 1:1, 1:2, 1:3 dan 1:4. Kedua bahan tersebut sesuai dengan rasio massanya dicampur pada wadah tahan api. Kemudian dimasukkan pada dapur muffle pada temperatur yang divariasikan yaitu 700, 800, 900 dan 10000C. Hasil dari proses reduksi langsung ini dilakukan pengujian XRD untuk mengetahui secara kualitatif perubahan yang terjadi terhadap bijih besi.
Hasil XRD menunjukkan bahwa semakin banyak reduktor dan semakin tinggi temperatur yang diaplikasikan pada proses reduksi langsung maka tahapan reduksi yang terjadi akan meningkat. Hasil maksimal yang didapatkan adalah pada rasio massa 1:4 dengan temperatur 10000C selama 30 menit menunjukkan bahwa Fe metallic telah mulai terbentuk. Sehingga disimpulkan bahwa arang tempurung kelapa sebagai pengganti kokas dapat mereduksi bijih besi hingga menjadi Fe metallic.
......Direct reduction is done by laterite ore from Borneo and coconut shell as a reducing agent. Mass ratio between iron ore and coconut shell respectively is 1:1, 1:2, 1:3 and 1:4. Both materials mixed into crucible. Then put on muffle furnace at variated temperatures are 700, 800, 900 and 10000C. Result of this direct reduction to determine qualitatively is used XRD testing.
XRD results showed that the more reductant and the higher temperature is applied to the direct reduction, the reduction phases occurring will increase. Maximum results are obtained at mass ratio 1:4 with temperature 10000C for 30 minutes showed that the metallic Fe. Thus concluded that coconut shell instead of coke to reduce iron ore to be metallic Fe.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T43793
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Amanda Arief Putra
Abstrak :
Sumber cadangan bijih besi yang terdapat di Indonesia tersebar di seluruh kepulauan sehingga dibutuhkan usaha untuk mengolah cadangan tersebut untuk meningkatkan perekonomian. Mengingat UU No.4 Tahun 2009 yang berisikan tentang pengolahan mineral yang ada di Indonesia dilakukan didalam negeri. Berdasarkan kedua hal tersebut maka dibutuhkan sebuah teknologi sederhana yang dapat mengolah bijih besi tersebut hingga mendapatkan konsentrasi yang lebih tinggi dengan biaya yang terjangkau dan ramah lingkungan.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bijih besi laterit dari Kalimantan dan arang batok kelapa. Perbandingan rasio massa antara bijih besi dan arang batok kelapa divariasikan menjadi 1:1, 1:2, dan 1:3. Kedua material ini dicampur dan dibakar hingga api menyebar merata. Kemudian dimasukkan ke Rotary Kiln, blower dinyalakan dan ditahan selama 15 menit. Kemudian Rotary Kiln diputar dan dikondisikan proses berlangsung selama 30 menit. Karakterisasi dilakukan dengan XRD untuk melihat secara kualitatif hasil reduksi dan efisiensi proses.
Hasil XRD menunjukkan bahwa semakin banyak reduktor maka semakin terbentuk hasil reduksi. Terbukti peak maksimal pada 2θ antara 20-40 menunjukkan kenaikan dari setiap perbandingan rasio yang ada, dari intensitas 330 ke 630 (contoh perbandingan 1 : 2) dari peak maksimum Fe3O4. Hasil reduksi yang paling efisien terdapat pada perbandingan 1:2. Hal ini dikarenakan perubahan intensitas yang dimiliki antara perbandingan 1:2 dan 1:3 tidak terlalu signifikan.
......Iron ore sources are located in all of island of Indonesia so it takes some effort to process the sources to improve economic matters. Based on UU No.4 Tahun 2009 which requires that raw mineral mined must be processed in Indonesia. So, we need simple technology which can process iron ore with low cost and green.
This research was use laterit iron ore from Kalimantan and coconut charcoal. Mass rasio beetwen iron ore and coconut charcoal variated to 1:1, 1:2 and 1:3. Both of them was mixed and burned until fire spread evenly. After that, both of them get into Rotary Kiln and blower was turned on. After that sample was holded in 15 minute. Then, Rotary Kiln was turned on and prosess did in 30 minute. Characterization use XRD to see in qualitative reduction result and efficiency process.
XRD result showed, if there more reductor so more formed reduction result. it proved with intensity of maximum peak of Fe3O4 was ascent in every ratio, from 330 to 630 (example in Ratio 1 : 2). Efficient Process there in ratio 1 : 2, it proved that reduction result beetwen ratio 1 : 2 and 1 : 3 was not significanly changed.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55799
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library