Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Almas Grinia Iksan
Abstrak :
Balita pendek stunting merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat diIndonesia yang berdampak negatif dalam jangka panjang. Provinsi Jawa Barat merupakanprovinsi dengan jumlah balita pendek terbanyak diantara provinsi lainnya. Determinanterdekat yang berhubungan dengan stunting ialah status gizi ibu dan asosiasi ini juga dapatdipengaruhi oleh faktor sosioekonomi. Tujuan penelitian ini ialah untuk menilai pengaruhstatus gizi ibu dan faktor sosioekonomi terhadap kejadian stunting menurut umur balita.Studi ini menggunakan data hasil Survey Pemantauan Status Gizi tahun 2017 yang terdiridari data balita, ibu hamil atau wanita usia subur, dan rumah tangga berjumlah 7.555.Pengaruh status gizi ibu tinggi badan dan IMT ibu terhadap Height-for-Age Z score HAZ dianalisis menggunakan regresi linier multivariabel. Prevalensi stunting tertinggiada pada balita usia 24 ndash; 59 bulan. Semakin tinggi pendidikan ibu dan ayah balita,prevalensi stunting semakin menurun. Prevalensi stunting lebih tinggi pada balita yangtinggal di perdesaan dan ibu dengan tinggi badan kurang dari 150 cm. Pada analisismultivariabel, nilai HAZ balita 0 ndash; 11 bulan dipengaruhi oleh TB ibu, IMT ibu,pendidikan ibu, dan tempat tinggal. Sedangkan pada balita usia 24 ndash; 59 bulan nilai HAZdipengaruhi oleh TB ibu, IMT ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, dan tempat tinggal.Pengaruh TB ibu terhadap nilai HAZ balita paling besar ialah saat balita berusia 6 ndash; 11bulan dan pengaruh tersebut turun saat balita berusia 12 ndash; 23 bulan. Sedangkan pengaruhIMT ibu terhadap nilai HAZ balita tidak berbeda antar kelompok umur balita. Prevalensistunting di Jawa Barat cukup tinggi, sehingga diperlukan intervensi yang sesuai untukmeningkatkan pertumbuhan linier anak. Hal tersebut bisa dilakukan melalui peningkatanpengetahuan mengenai gizi ibu dan balita bagi remaja putri, wanita, dan ibu hamil sebagaipenghasil generasi baru serta pemberian asupan nutrisi yang baik bagi balita, terutamasaat 1000 hari pertama kehidupan.Kata kunci: Stunting, status gizi ibu, faktor sosioekonomi.
Stunting is one of the public health problems in Indonesia which results long termnegative impact. West Java is the province with the highest number of stunted children.A proximate determinant associated to stunting is maternal nutrition and this associationmight be influenced by socioeconomic factors. The aim of this study was to assess theeffect of maternal nutrition and socioeconomic factors on child stunting according to thegroup age. This study used data from Survey of Nutrition Status Monitoring PSG 2017which included data of children under five, pregnant women or women of childbearingage, and households. Effect of mother 39 s nutritional status height and BMI on Heightfor Age Z score HAZ was analysed using multivariable linear regression. The highestprevalence of stunting was in children aged 24 59 months. The higher the education ofmother and father, the lower the prevalence of child stunting. The prevalence of stuntingwas higher in rural areas and mothers with height less than 150 cm. In multivariableanalysis, the HAZ of 0 11 months infants was affected by mother rsquo s height, mother rsquo s BMI,mother rsquo s education, and residence classification. Whereas in infants aged 24 59 monthsHAZ was affected by mother rsquo s height, mother rsquo s BMI, mother rsquo s education, mother rsquo s workstatus, and residence classification. The biggest effect of mother rsquo s height on HAZ was inthe infants aged 6 11 months and the effect was decreased when children aged 12 23months. While the effect of mother 39 s BMI on HAZ did not differ between age group ofchildren. The prevalence of stunting in West Java are relatively high, so appropriateinterventions are needed to increase the child 39 s linear growth. This can be tackled throughenhancing the knowledge of mother and child nutrition for young women, women, andpregnant women, also give adequate nutrition for infants, especially during the first 1000days of life.Keywords Stunting, maternal nutrition, socioeconomic factor.
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T50343
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Almas Grinia Iksan
Abstrak :
Waktu tunggu pasien merupakan salah satu hal yang memberikan pengaruh terhadap kepuasan pasien dan berdampak kepada mutu pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu tunggu pasien rawat jalan (pagi) di poliklinik penyakit dalam, paru, dan jantung RSUD Pasar Rebo Jakarta tahun 2012 dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini berupa observasi langsung terhadap poliklinik panyakit dalam, paru, dan jantung menggunakan logbook. Hal tersebut dilakukan untuk menghitung waktu dan jumlah dari variabel yang diteliti, yaitu waktu tunggu pasien, lama penyediaan dokumen rekam medis, lama pemeriksaan, keterlambatan dokter, dan jumlah antrian. Pasien yang berkunjung ke tiga poliklinik tersebut menunggu lebih dari 60 menit. Faktor yang mempengaruhinya ialah lama penyediaan dokumen rekam medis dan keterlambatan dokter. Setiap kenaikan lama penyediaan dokumen rekam medis pasien selama satu menit akan meningkatkan waktu tunggu pasien sebesar 0,175 menit setelah dikontrol variabel keterlambatan dokter dan setiap kenaikan keterlambatan dokter selama satu menit akan meningkatkan waktu tunggu pasien sebesar 0,764 menit setelah dikontrol variabel lama penyediaan dokumen rekam medis. Keterlambatan dokter merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi waktu tunggu pasien. Oleh karena itu, keterlambatan dokter harus diminimalisasi dengan adanya pembagian waktu praktek yang jelas. The waiting time of patient is one of indicator that can impact the patients' satisfaction and the quality of health services. This study aimed to knows the outpatient waiting times (moming) at the policlinic of intemal medicine, pulmonary and cardiac in RSUD Pasar Rebo Jakarta 2012 to and the factors which can influence it. This study uses direct observation to the policlinic of internal medicine, pulmonary and cardiac by using a logbook. It was done to calculate the time and the number from this study's variables, such as the waiting times of patients, lengthy time to took the medical records, lengthy time of examination, the doctor's delay, and the number of queues. The patients who attend the three policlinics wait for more than 60 minutes. The causes are the lengthy time to took the medical records and the doctor's delay, any increase in the lengthy time to took the medical records for one minute will improve patient waiting times at A)75 minutes after the controlled the doctor's delay variable, and any increase in the doctor's delay for one minute will increase the waiting time of patients 0.7& minutes after the controlled variable of the lengthy time to took the medical record. The doctor's delay was the most dominant factor which affecting the patient waiting time. Therefore, the delay must be minimized by making a clear division of the doctor's practice time.
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library