Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Fathoni
Abstrak :
Albertisia papuana Becc termasuk tumbuhan tropis dari famili Menispermaceae. Tumbuhan ini dikenal berkhasiat obat, diantaranya sebagai antibiotik/antibakteri. Selain tumbuhan, mikroorganisme termasuk jamur endofit juga dapat menghasilkan antibiotik. Jamur endofit termasuk mikroorganisme yang hidup pada tumbuhan inangnya. Jamur endofit di alam jumlahnya melimpah (1,5 juta dibandingkan tumbuhan sekitar 300 ribuan). Jamur endofit dapat memproduksi metabolit bioaktif yang beragam. Di lain sisi, jamur endofit belum tereksplorasi secara maksimal. Penelitian ini dilakukan untuk menskrining dan mengisolasi senyawa bioaktif dari jamur endofit dari tumbuhan A. papuana sebagai antibiotik. Dari kegiatan penelitian didapatkan 15 isolat jamur endofit yaitu dari bagian batang 8 isolat dan daun 7 isolat. Dari skrining aktivitas antibakteri dengan metode TLC bioassay didapatkan informasi 2 isolat jamur endofit yang bersifat paling aktif yaitu DAP KRI-5 dan BAP KRI-8. Dari pemisahan dan pemurnian didapatkan 2 buah senyawa murni dari DAP KRI-5 yaitu F4.3, dan F2.3.9. Hasil dari elusidasi struktur menggunakan spektr. 1H dan 13C-NMR; UV-Vis; dan GC-MS menunjukkan F4.3 adalah C6H6O3 yaitu floroglusinol. Floroglusinol mempunyai aktivitas antibakteri melawan S. aureus sama kuatnya dengan klorampenikol dengan nilai MIC yaitu 64 𝜇g/mL, namun sampel F4.3 bersifat parsial sebagai antibakteri. Berdasarkan spektr. 1H dan 13C-NMR, 2D NMR dengan DEPT; HMBC; HMQC; dan 1H-1H COSY, spektr. UV-Vis dan IR, dan ToF ESI-MS menunjukkan F2.3.9 mempunyai rumus molekul C30H37NO6 yaitu sitokalasin D. ......Albertisia papuana Becc is tropical plants that belong to the family of Menispermaceae. It was known as medicine, such as an antibiotic/antibacteria. Besides plants, microorganisms including endophytic fungi also can produce antibiotics. Endophytic fungi live in their host plant. Endophytic fungi have abundant number in the world (1.5 million compared to approximately 300 thousands of plant). They can produce diversity of bioactive metabolites. The other hand, they have not been maximized exploration yet. This study was conducted for screening and isolating of bioactive compounds of endophytic fungi from A. papuana as antibiotics. This research activities obtained 15 isolates of the endophytic fungi. The isolates are from the stem and leaf, 8 and 7 isolates respectively. Screening of antibacterial activity with TLC bioassay obtained two isolates which have the most active as antibacterial, there are DAP KRI-5 and BAP KRI-8. Separation and purification obtained two pure compounds from KRI DAP-5, there are F4.3, and F2.3.9. The results of structure elucidation by spectr. 1H and13C-NMR, UV-Vis, and GC-MS showed F4.3 is C6H6O3, phloroglucinol. Phloroglucinol has antibacterial activity against S. aureus as well as chloramphenicol with MIC value are 64 𝜇g/mL, but F4.3 partially activity as antibacterial agent. Based on spectr. 1H and 13C-NMR, 2D NMR with DEPT; HMBC; HMQC; and 1H-1H COSY, spectr. UV-Vis and IR, and ToF ESI-MS showed F2.3.9 is C30H37NO6, cytochalasin D.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T35558
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fathoni
Abstrak :
ABSTRAK
Cengkeh merupakan tanaman asli Indonesia yang digunakan secara luas karena flavor yang dimilikinya. Flavor merupakan rasa khas dari suatu material yang merupakan gabungan dari aroma, rasa taste dan trigeminal. Aroma berasal dari senyawa volatile yang dapat diperoleh dalam minyak atsiri hasil distilasi. Sisa distilasi residu mengandung senyawa non volatil yang juga memiliki peran dalam munculnya flavor, namun selama ini kurang mendapat perhatian. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa non volatil hasil metabolisme sekunder dalam cengkeh asal Manado. Ekstraksi dan fraksinasi senyawa menggunakan metode distilasi uap, maserasi, dan kolom kromatografi gravitasi KKG . Identifikasi senyawa dilakukan dengan instrumen LC-MS/MS, Spektrofotometri UV ndash;Vis, dan Spektroskopi FTIR. Sebanyak 17 senyawa non volatil yang dapat teridentifikasi adalah asam kuinat kelompok senyawa asam fenolik ; kelompok senyawa chromone isobiflorin dan biflorin ; kelompok senyawa tanin monogaloilglukosa, asam galat, digaloilglukosa, eugeniin, dan asam elagat ; dan kelompok senyawa flavonoid luteolin, kuersetin, naringenin, kaempferol, isorhamnetin, dimetoksiluteolin, rhamnetin, dan chrysoeriol ; serta dua senyawa yang teridentifikasi sebagai asam hidroksigalat dan turunan asam galat. Berdasarkan literatur, senyawa golongan asam fenolik dan flavonoid akan menyumbangkan rasa pahit; senyawa golongan tanin akan menyumbangkan rasa pahit dan sensasi astringen; dan senyawa chromone akan menyumbangkan rasa pahit serta aroma manis saat dipanaskan.
ABSTRACT
Clove is a plant native to Indonesia which is widely used because of its flavor. Flavor is attribute of material being perceived, a combination of aroma, taste, and trigeminal. Aroma come from volatile compounds in the essential oil which is produced by distillation. The residue of distillation contain nonvolatile compounds that have contribution to flavor, but not well explored. The research objective was identifying nonvolatile compounds in clove from Manado. Compounds extraction and fractionation was conducted by steam distillation, maceration, and gravity column chromatography. Compounds identification was by using LC MS MS, spectrophotometry UV Vis, and spectroscopy FTIR. There was 17 nonvolatile compounds had been identified, i.e. quinic acid phenolic acid compound chromone compounds isobiflorin, biflorin tannin compounds monogalloylglucose, gallic acid, digalloylglucose, eugeniin, and ellagic acid flavonoid compounds luteolin, quercetin, naringenin, kaempferol, isorhamnetin, dimetoxyluteolin, rhamnetin, dan chrysoeriol and two compounds were identified as hydroxygallic acid and gallic acid derivatives. Based on references, phenolic acid and flavonoid compounds contribute to bitter taste, tannin compounds contribute to bitter taste and astringent, and chromone compounds contribute to bitter taste and sweet odor when heated.
2017
T46901
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library