Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
J. Agus Sugiharto, Author
Abstrak :
ABSTRAK Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Akhir-akhir ini banyak dilaporkan tentang kasus diare non spesifik oleh sejawat yang bekerja di klinik. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya infeksi saluran cerna oleh kuman tertentu yang tidak dapat diisolasi dengan prosedur yang lazim dilakukan untuk isolasi dan identifikasi kuman usus patogen aerob. Sejak berkembangnya teknik isolasi dan identifikasi kuman anaerob dan mikroaerofilik yang pesat pada awal tahun 70-an, maka kuman penyebab diare yang dapat diisolasi tidak terbatas pada kuman aerob raja, melainkan juga kuman usus anaerob dan mikroaerofilik. Kuman usus mikroaerofilik (Campylobacter jejuni) yang menimbulkan gangguan pada saluran cerna manusia memberikan gejala klinik yang mirip dengan infeksi kuman usus lainnya. Di berbagai negara C. jejuni merupakan penyebab infeksi saluran cerna pada manusia, dan frekuensinya lebih tinggi dibandingkan dengan frekuensi infeksi oleh Salmonella dan Shigella atau keduanya bersama-sama. Untuk menegakkan diagnosis mikrobiologik infeksi saluran cerna oleh C. jejuni, diperlukan isolasi dan identifikasi dengan cara yang spesifik. Sehubungan dengan permasalahan tersebut di atas, telah dilakukan kerjasama dengan Bagian Anak RSCM/FKUI untuk melakukan pemeriksaan tinja 50 penderita diare akut. Bahan pemeriksaan berupa tinja penderita yang diperoleh dengan rectal toucher. Setiap bahan pemeriksaan dibiak pada agar Campi BAP dalam sui,san mikroaerofilik, pada suhu 42 °C. Teknik isolasi dan identif. ntuk Campylobacter jejuni menurut Skirrow yang telah diuji oleh WHO Scientific Working Group. Hasil dan Resimpulan: Dari 50 anak pria dan wanita yang dirawat di Bagian Anak RSCM 1 FKUI dengan diare akut, berhasil diisolasi 3 (6%) Campylobacter jejuni. Dalam penelitisan ini, peneliti belum berhasil menemukan adanya Campylobacter jejuni dalam bahan pemeriksaan dengan metoda pewarnaan sediaan langsung dari tinja penderita, seperti yang dikemukakan oleh beberapa peneliti di luar negeri.
ABSTRACT Scope and Method of Study: Recently there are so many cases of non specific diarrhea reported from the colleagues who works on clinical wards. This could happen because there are some kind of microorganism that infected the alimentary tract not possible to isolate by the common procedure usually used to isolate the Enterobacteriaceae. Since the development of anaerobic and microaerophylic isolation and identification techniques in 1970, the diarrhea causing microorganisms that can be isolated not only the aerobic but also the anaerobic and microaerophylic enteric microorganisms. The microaerophylic enteric microorganism (Campylobacter jejuni) that infected the alimentary tract has clinical symptom resemble to another enteric microorganisms infections. In several countries Campylobacter jejuni causing alimentary tract infection more frequent than Salmonella and Shigella or both. To diagnose the Campylobacter jejuni causing diarrhea], need a specific microbiological procedure. According to that problem, joint cooperation had been carried out with the Department of Pediatric RSCM/FKUI to examine 50 children who suffered from acute diarrhea. The specimen to examine is the excrement of the sufferer obtained by rectal toucher. Each specimen inoculated on Campi BAP and incubated in microaerophylic atmosphere at 42°C. Skirrow's technique modified by WHO Scientific Working Group had been used to isolate and identify Campylobacter jejuni. Findings and Conclusions: Campylobacter jejuni had been isolated in 6% out for 50 boys and girls who suffer acute diarrhea being treated in the Department of Pediatric RSCM/FKUI. In this case we could not find Campylobacter jejuni by direct excrement staining method, as reported by others abroad.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1986
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Sugiharto
Abstrak :
ABSTRAK
Stalking menjadi fenomena yang terjadi di media sosial. Stalking mengalami peningkatan seiring dengan mudahnya memperoleh akses internet dan juga pengguna handphone smartphone yang dimiliki. Aktivitas stalking juga dilakukkan keepada rekan kerja, teman, pacar dan mantan pacar. Tujuan penelitian ini yang pertama adalah untuk mengidentifikasi aktivitas stalking di media sosial pada generasi milenial. Kedua untuk menganalisis aktivitas stalking pada generasi milenial di media sosial. Metode dalam penelitian ini menggunakan mix methode dengan strategi eksploratoris sekuensial. Sedangkan teori yang digunakan dalam penelitiana dalah teori komunikasi interpersonal, konsep kepemudaan, teori ketahanan nasional dan konsep ketahanan keluarga. Hasil penelitian ini adalah aktivitas stalking juga mempunyai dampak pada ketahanan nasional kerena menurut Catastrope the last information itu sangat penting, karena berkaitan dengan aktivitas stalking yang berlanjut disebarkan secara bertubi-tubi melalui media online dan media sosial, akan menimbulkan ketidakstabilan, ketidaknyamanan, dan ketidakseimbangan. Dan dalam sistem ketahanan nasional dibutuhkan faktor kontrol, di media sosial faktor kontrolnya adalah aturan (etika).
ABSTRACT
Stalking becomes a phenomenon that occurs in social media. Stalking has increased as it has easy access to internet and smartphone smartphone users. Stalking activity is also done keepada co-workers, friends, boyfriend and ex-boyfriend. The purpose of this first study is to understand the utilization of social media by millenial generation. Second, to analyze stalking phenomenon done by millenial generation in social media. Method in this research use mix methode with sequential exploratory strategy. While the theories used in the study dalah interpersonal communication theory, the concept of youth, the theory of national resilience and the concept of family resilience. The result of this research is that stalking activity also has an impact on national resilience because according to Catastrope the last information it is very important, as it is related to continuous stalking activity spread through the media online and social media, will cause instability, discomfort, and imbalance. And in the national defense system required the control factor, in social media the control factor is the rule (ethics).
Depok: Universitas Indonesia. Sekolah Kajian Stratejik dan Global, 2018
T50287
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library