Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aviantara Agung Nugraha
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kualitas kehidupan kerja dengan komitmen mengajar pada guru. Kualitas kehidupan kerja ditinjau dari tujuh faktor yaitu: penghasilan yang adil dan memadai, lingkungan sekolah yang aman dan sehat, kesempatan untuk tumbuh dan berkembang, integrasi di tempat kerja, relevansi sosial dari pekerjaan, supervisi dan partisipasi. Sementara komitmen mengajar dilihat dari lima dimensinya, yaitu: identifikasi dengan siswa, identifikasi dengan materi pelajaran, keterlibatan dengan siswa, keterlibatan dengan materi pelajaran, serta loyalitas dalam mengajar. Penelitian ini melibatkan 81 responden yang berprofesi sebagai guru di daerah Jakarta Timur dan Depok. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dengan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas kehidupan kerja dengan dimensi komitmen mengajar pada guru. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komitmen mengajar tidak dapat dijelaskan dengan terpenuhi atau tidaknya kualitas kehidupan kerja guru di sekolah. Mungkin ada variabel-variabel lain yang lebih berpengaruh terhadap komitmen mengajar guru.

This research aims to see the correlation between the quality of work life and teaching commitment among teachers. Quality of work live include seven factors: fair and adequate compensation, safe and healthy school environment, opportunity to growth and develop, integration in the workplace, social relevance, supervision and participation. While commitment to teaching include five dimensions: identification with teaching subjects, identification with students, involvement in subject teachings, involvement with students, and loyalty toteaching. This research involved 81 respondents who work as teachers in East Jakarta and Depok. This research used quantitative method with the questionnaire as a data collector. This research found that there is no significant correlation between quality of work life and commitment to teaching. Thus it can be concluded that commitment to teaching can not be explained by quality of work life."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
306.361 AVI h
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Nugraha
"Dalam pemikiran etika modern, eudaimonia dipandang tidak lagi relevan sebagai dasar dari moralitas atau bertindak etis. Hal ini terutama akibat kritik Kant terhadap etika eudaimonia, bahwa motivasi akan kebahagiaan hanya akan merusak inti dari moralitas. Bagi Kant, moralitas adalah persoalan kewajiban. Robert Spaemann bermaksud merehabilitasi etika eudaimonia dengan berusaha mencari titik temu antara kebahagiaan dan kewajiban. Pemisahan antara kebahagiaan dengan kewajiban adalah kesalahan dalam memahami dasar dari moralitas. Kesalahan Kant adalah memandang moralitas haruslah bebas dari segala kepentingan dan memandang motivasi akan kebahagiaan bersifat egoistik. Kesalahan tersebut adalah konsekuensi dari ontologi modern yang tidak dapat menampung konsep tentang transendensi diri. Spaemann lantas beralih kepada konsep cinta, yang menurutnya mengubah kepentingan diri, sebagai hasil dari transendensi diri makhluk rasional. Dalam cinta, tidak ada lagi pertentangan antara motivasi akan kebahagiaan dan melakukan yang wajib. Hal ini karena dalam cinta, yang menjadi motivasi dari tindakan adalah realitas orang lain, dan dalam cinta pula seseorang memperoleh kebahagiaan atas realitas orang lain.

In modern ethics, eudaimonia is considered as irrelevance to become a ground for morality or ethical actions. It is primarily an implication of Kant's critique to ethics of eudaimonia, that motif of happiness may corrupt the core of morality. According to Kant, morality is all about obligation. Robert Spaemann attempts to rehabilitate ethics of eudaimonia by seeking for a link between happiness and obligation. The separation between happiness and obligation is a mistake in attempt to understand the ground of morality. Kant makes a mistake by considering morality as free from any interest and also considering that motif of happiness is egoistic. That mistake is a consequence of modern ontology that unable to accommodate the concept of selftranscendency. Thus Spaemann turns to concept of love, which he thinks can change self-interest as the result from rational being's self-transcendency. In love, there is no opposition between motif of happiness and doing obligation. It is because, in love the motif of an action is other's reality; it is also in love that someone acquires happiness from other's reality."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42990
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bachtiar Agung Nugraha
"Penelitian ini mengkaji prasasti-prasasti di komplek candi Sukuh dengan tinjauan aksara dan bahasa. Prasasti-prasasti yang dijadikan data penelitian berasal dari komplek candi Sukuh dan Museum Nasional Jakarta. Penelitian tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengungkap isi prasasti serta melihat pola-pola yang muncul dari tinjauan aksara dan bahasa. Penelitian ini mengungkapkan bahwa terdapat keunikan pada pahatan aksara dan penggunaan bahasa, yang juga mengungkapkan bahwa prasasti-prasasti Sukuh memiliki aksara bercorak khusus dan berbahasa Jawa Pertengahan yang merupakan hasil karya mandala. Hal ini menunjukkan adanya kreasi citralekha dalam menciptakan karya sastra dengan media batu.
This research examines the inscriptions in Sukuh temple with aksara and language overview. The inscriptions which used as data research are from Sukuh temple and National Museum Jakarta. The aim of the research is to reveal the contents of the Sukuh inscriptions and see the patterns that emerge from the aksara and language. It revealed that there are uniqueness in the sculptured characters of aksara and use of language, which also revealed that the inscriptions have a special character patterned of Sukuh and use Middle Javanese language as the result of literature from mandala. It show that a citralekha in creating literature by rock media."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42357
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aviantara Agung Nugraha
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara persepsi keadilan organisasi terhadap perilaku kewargaan organisasi (PKO) di PT. X. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional dengan responden penelitian sebanyak 33 karyawan. Persepsi keadilan organisasi di ukur dengan menggunakan alat ukur persepsi keadilan organisasi yang diadaptasi dari alat ukur persepsi keadilan organsisasi (Rego & Cunha, 2006). Alat ukur persepsi keadilan organisasi terdiri dari 17 item (a=0,907). Sedangkan PKO diukur dengan alat ukur PKO yang dikembangkan oleh Podsakoff (1990 dalam Organ et al., 2000). Alat ukur PKO terdiri dari 24 item (a = 0,812). Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi keadilan organisasi terhadap PKO (R = 0,741, p<.0,01).
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa hanya dimensi keadilan informasi yang menunjukkan hubungan positif dan signifikan terhadap PKO (R = 0,653, p<.0,01). Hal ini dapat diartikan semakin tinggi keadilan informasi maka akan semakin tinggi pula PKO. Peneliti kemudian merancang intervensi yang dapat meningkatkan keadilan informasi berupa pelatihan komunikasi efektif pada karyawan level jabatan manajer dan penyelia di PT. X. Tujuannya dengan meningkatkan keadilan informasi maka akan berdampak pada meningkatnya PKO di PT. X. Hasil evaluasi pemahaman menunjukkan signifikansi perbedaan pre-test dan post-test baik pada peserta pelatihan level karyawan maupun level penyelia (nilai t karyawan level manajer = -9,798 (p <0,05), nilai t karyawan level penyelia =- 6.364 (p< 0.05)). Hal ini dapat diartikan terjadi peningkatan pemahaman mengenai komunikasi efektif pada peserta pelatihan setelah pelaksanaan intervensi.

ABSTRACT
This research aims to determine the relationship between perception of organizational justice and organizational citizenship behavior (OCB) at X company. The type of this study is correlational study and the number of participants are 33 employees. Perceived Organizational Justice is measured by using measurement instrument adapted from perceived organizational justice questionnaire developed by Rego & Cunha (2006). Perceived Organizational Justice questionnaire consists of 17 items (a=0,907). Whereas, OCB measurement instrument adapted from OCB questionnaire developed by Podsakoff (1990 in Organ et al., 2000). OCB questionnaire consists of 24 items (a = 0,812).
The results showed a positive and significant relationship between perceived organizational justice and OCB (R = 0,741, p<.0,01). The results also showed that only informational justice dimension indicating a positive and significant relationship on OCB (R = 0,653, p<.0,01). It can be concluded that the higher informational justice then the higher the OCB level. Researcher then designing interventions that can improve informational justice in the form of effective communication training for employee at managerial level and supervisory level. Purpose of the intervention is to improve informational justice that will result in increased levels of OCB. Evaluation at learning criteria show significant differences between pre-test and post-test both at manageria level as well as at supervisory level (value of t for managerial level = -9,798 (p <0,05), value of t for supervisory level =-6.364 (p< 0.05)). It can be concluded that there has been an increase in knowledge about effective communication on the trainee after the implementation of intervention.
"
2013
T36057
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Agung Nugraha
"Penelitian ini fokus terhadap desentralisasi fiscal di Indonesia dan pengaruhnya terhadap pelayanan publik bidang kesehatan. Dengan menggunakan panel data dari 30 provinsi di Indonesia dalam rentang waktu 2002-2015, penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat otonomi fiskal pemerintah daerah berdampak positif terhadap belanja bidang kesehatan yang dialokasikan oleh pemerintah daerah. Kemudian, capaian pelayanan publik bidang kesehatan secara positif dipengaruhi oleh proporsi belanja kesehatan terhadap total belanja, tetapi belanja kesehatan per kapita berpengaruh negative terhadap capaian tersebut. Untuk penelitian lebih lanjut atas temuan tersebut, penelitian ini membagi sampel kedalam beberapa kelompok berdasarkan tingkat belanja kesehatan per kapita dan tingkat PDRB per kapita. Hasil penelitan menunjukkan bahwa belanja kesehatan per kapita berdampak positif pada pelayanan kesehatan pada provinsi dengan tingkat belanja kesehatan per kapita dan provinsi dengan tingkat PDRB per kapita yang tinggi.

This study focused on the fiscal decentralization in Indonesia and its effect on public health service delivery. By using a panel data set of 30 provinces in Indonesia from 2002 to 2015, the results provided evidence that fiscal autonomy of local governments has a positive association with health expenditure that allocated by local governments. Then, the public health service outcomes are positively correlated with the share of health expenditure to total expenditure but negatively correlated with real health expenditure per capita. To further examination of the finding that health expenditure per capita negatively correlates with public health outcome, this study divided the sample based on the real health expenditure per capita and the real GRDP per capita. The results revealed that health expenditure per capita has a positive sign of public health service on the high real health expenditure per capita regions and high-income regions.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T51870
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Agung Nugraha
"PT XYZ merupakan perusahaan perbankan yang terus melakukan pengembangan dalam pelayanannya. Salah satunya adalah implementasi aplikasi Briefcase Banking yang merupakan aplikasi mobile business untuk pegawai pemasaran di segmen KPR. Setelah dilakukan implementasi, jumlah pengajuan kredit melalui aplikasi tersebut masih di bawah ekspektasi disebabkan karena masih sedikitnya pengguna yang menggunakan aplikasi saat bekerja. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan aplikasi Briefcase Banking dengan menggunakan metode Structural Equation Modelling (SEM).
Penelitian ini, menggunakan faktor-faktor dari Technology Acceptance Model (TAM), Task Technology Fit (TTF), dan Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan aplikasi Briefcase Banking. Dari analisis yang dilakukan terhadap 171 pengguna aplikasi, di dapat sembilan faktor yang memiliki pengaruh signifikan terhadap penggunaan aktual. Faktor-faktor tersebut adalah mobile technology characteristic, perceived ease of use, perceived usefulness, intention to use, convenience technology, marketing task, enjoyment, facilitating condition, dan social influence.

PT XYZ is a banking company that keep on to improve its services. Briefcase Banking is a mobile business application to support marketing to improve services in mortgage segment. After implemented, number of credit submission through Briefcase Banking still below expectation due to low utilization from its user. Therefore, research is needed to determine the factors that affect user in the use of Briefcase Banking using Structural Equation Modelling (SEM).
In this study, research will use factors from Technology Acceptance Model (TAM), Task Technology Fit (TTF), and Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) to determine factors affecting user to utilize Briefcase Banking. Analysis conducted from 171 respondents having result nine factors that significantly affecting actual use. The factors are mobile technology characteristic, perceived ease of use, perceived usefulness, intention to use, convenience technology, marketing task, enjoyment, facilitating condition, and social influence.Briefcase Banking.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riza Agung Nugraha
"ABSTRAK
Dye Sensitized Solar Cell DSSC berpotensi menjadi sumber energi alternatif yang menjanjikan di masa yang akan datang. Penghematan yang signifikan dalam proses produksi DSSC dapat diperoleh dengan mengintegrasikan sistem DSSC kepada material bangunan secara langsung pada bangunan karena dapat menghemat biaya berupa struktur penyangga tambahan dan proses produksi dapat dilakukan secara roll to roll pada produksi logam lembaran. Namun, penggunaan logam sebagai substrat untuk DSSC terkendala oleh proses korosi yang diakibatkan oleh larutan elektrolit berbasis iodide I- /tri-iodide I3- . Dalam penelitian ini diusulkan penggunaan komposit nano Polyaniline PANi dan Oksida Grafena Tereduksi rGO sebagai pelapis proteksi korosi dan katalis pada Katoda DSSC dengan substrat baja karbon AISI 1086. Grafena rGO disintesis dengan mengoksidasi grafit menjadi oksida grafit. Oksida grafit kemudian diultrasonikasi sehingga terkelupas menjadi Oksida Grafena GO . GO kemudian direduksi sehingga dihasilkan Oksida Grafena Tereduksi rGO . Komposit PANi/rGO disintesis dengan metode polimerisasi in situ dari monomer aniline dengan ditambahkan konsentrasi rGO sebesar 0, 1, 2, 4, 8 wt . Komposit yang dihasilkan kemudian didispersikan dalam etanol untuk kemudian dideposisi dengan cara drop casting menggunakan syringe pada substrat baja karbon AISI 1086. Karakterisasi sampel PANi/rGO yang dilakukan antara lain identifikasi ukuran kristalit bahan menggunakan XRD, gugus fungsi yang terbentuk menggunakan FTIR dan morfologi permukaan menggunakan SEM. Hasil karakterisasi sampel membuktikan bahwa sintesis material komposit nano PANi/rGO telah berhasil dilakukan. Pengujian korosi menggunakan metode polarisasi potensiodinamik dan EIS membuktikan bahwa terjadi penurunan laju korosi pada baja sebanding dengan penambahan konsentrasi rGO pada komposit nano PANi/rGO. Laju korosi paling rendah didapatkan pada konsentrasi rGO paling tinggi, yaitu PANi/rGO 8wt dengan laju korosi CR sebesar 0,2 mm/tahun dan nilai efisiensi proteksi sebesar 80,3 . Setelah itu, dilakukan fabrikasi prototipe DSSC dengan menggunakan katoda PANi/rGO yang dideposisikan pada substrat baja karbon AISI 1086 dan anoda standar menggunakan semikonduktor oksida TiO2 Degussa P25. Pengujian performa DSSC dengan menggunakan intesitas cahaya 100 mW/cm2 pada suhu 27?C membuktikan bahwa komposit PANi/rGO dapat digunakan sebagai alternatif katalis pengganti Platina untuk elektrolit redoks berbasis iodide I- /tri-iodide I3- pada aplikasi sel surya DSSC. Nilai efisiensi konversi daya ? paling tinggi dihasilkan oleh prototipe sel surya DSSC dengan material PANi/rGO 4wt sebagai katalis dengan nilai efisiensi konversi daya ? sebesar 5,38.

ABSTRACT
Dye sensitized Solar Cell DSSC would likely become a promising energy alternative source in the future. Significant cost reduction in the production process can be obtained by integrating the DSSC systems to building materials directly because it can save costs of additional support structure and the production process can be done in a roll to roll sheet metal production. However, the use of metal as a substrate is constrained by the process of corrosion caused by the electrolyte solution based used in DSSC such as iodide I tri iodide I3 . In this study, we propose utilization of Polyaniline PANi and Reduced Graphene Oxide rGO nanocomposite as protective coating and at the same time a catalyst for DSSC rsquo s counter electrode with carbon steel AISI 1086 as the substrates. Graphene rGO was synthesized by oxidizing graphite into graphite oxide. Graphite oxide was then ultrasonicated and as the result will exfoliate into Graphene Oxide GO . GO was reduced resulting in Reduced Graphene Oxide rGO . PANi RGO nanocomposite was synthesized through in situ polymerization of aniline monomer at addition of rGO with concentrations of 0, 1, 2, 4, 8 wt . The resulting composite was dispersed in ethanol and was drop casted using syringe into carbon steel plate AISI 1086. The sample was then ready for characterization including crystallite size using XRD, functional groups using FTIR and surface morphology using SEM. The result of sample characterization proves that the synthesis of PANi rGO nanocomposite has been successfully performed. Corrosion test performed using potentiodynamic polarization and EIS measurements revealed that the decreasing corrosion rates in steels was proportional to the addition of rGO concentrations to PANi rGO nanocomposites. The lowest corrosion rate was obtained at the highest rGO composition, i.e. PANi rGO 8 wt with corrosion rate CR of 0.2 mm year and the protection efficiency value of 80.3 . Thereafter, DSSC prototype fabrication was performed using PANi rGO nanocomposites deposited onto carbon steel plate AISI 1086 as counter electrode and a standard photo anode using TiO2 semiconductor oxide Degussa P25. DSSC performance tested under light intensity of 100 mW cm2 and temperature 27 C proved that PANi rGO composite could be used as an alternative catalyst for iodide I tri iodide I3 based redox electrolyte in DSSC solar cell applications, in replacement of platinum. The highest power conversion efficiency of 5.38 was obtained with PANi rGO 4 wt as catalyst."
2018
T49063
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Nugraha
"ABSTRAK
Desentralisasi telah membuka kesempatan investor luar negeri memasukkan
modalnya untuk mengembangkan sektor industri setalah adanya kesepakatan pasar bebas.
Pengambilan kebijakan pembangunan ekonomi berbasis sumber daya alam oleh
pemerintah daerah mendorong masyarakat untuk menambang secara bebas dan masif,
yang diikuti dengan tata kelola pertambangan mineral timah yang buruk. Beberapa kajian
industri ekstraksi terbagi dua perspektif, yaitu perspektif institusional dan perspektif
ekonomi politik. Perspektif institusional lebih menekankan pada tata kelola sumber daya
alam yang baik dan rente ekstraksi pada kelembagaan. Sedangkan, perspektif ekonomi
politik menekankan kelas penguasa mengakses dan mengontrol sumber daya alam yang
diikuti perilaku rente ekstraksi. Penelitian ini menggunakan perspektif ekonomi politik
dari konsep Veltmeyer dan Petras tentang ekstraktivisme baru. Penelitian ini menjelaskan
tentang penetrasi modal ekstraksi dalam penambangan timah dengan peran jaringan
patronase kolektor timah dalam proses akumulasi kapital dan menjelaskan bentuk lainnya
dari konflik sumber daya alam. Dengan mengacu studi kasus penelitian di Kabupaten
Bangka terkait penambangan timah, peneliti berargumen ekstraktivisme baru dalam
penambangan timah semakin berkembang dikarenakan adanya dukungan modal esktraksi
yang disebarluaskan oleh elit industri kepada jaringan kolektor timah, yang diikuti dengan
konflik kepentingan terhadap penguasaan sumber daya mineral timah oleh elit industri.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan
pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara
mendalam, kajian literature dan data sekunder. Informan penelitian ini adalah kolektor
timah, pengusaha timah dan smelter, pemilik dan penambang tambang inkonvensional,
Walhi, Jatam, peneliti ahli dan ASN Kabupaten Bangka.

ABSTRACT
Decentralization has opened up the opportunities for foreign investors to devote their
capital for developing industrial sector after the free market agreement. The adoption of
natural resource-based economic development policies by local governments encourages
people to mine freely and massively, that followed by poor mining management of ton
minerals. A number of studies on extractive industries are categorized into two
perspectives, namely institutional perspective, and political economy perspective.
Institutional perspectives emphasizing on natural resource governance and the existence
of rent in the institutional governance system. Meanwhile, the political economy
perspective tend to focus on how the ruling class accessing and controlling natural
resources followed by the act of extraction rent. This study uses a political economy
perspective from the Veltmeyer and Petras concepts of new extractivism. This study
explains the capital penetration on tin mining with the role of the patronage network of
tin collectors in the process of capital accumulation and explains the other forms of natural
resource conflict. By using case studies in Bangka Regency related to tin mining, this
study argues that new extractivism in tin mining is increasingly developing due to the
support of extractive capital that is disseminated by the industrial elite to the tin collector
network, followed by conflicts of interest over the control of tin mineral resources by
industrial elite. This research uses qualitative case study method. Data collection
techniques used observation, in-depth interviews, literature review, and secondary data.
Informants of this study ranging from tin collectors, tin entrepreneurs and smelters,
owners and miners of unconventional mines, Walhi Bangka Belitung, JATAM, expert
researchers and Bangka Regency Civil State Apparatus."
2019
T51782
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Nugraha
"ABSTRAK
Desentralisasi telah membuka kesempatan investor luar negeri memasukkan
modalnya untuk mengembangkan sektor industri setalah adanya kesepakatan pasar bebas.
Pengambilan kebijakan pembangunan ekonomi berbasis sumber daya alam oleh
pemerintah daerah mendorong masyarakat untuk menambang secara bebas dan masif,
yang diikuti dengan tata kelola pertambangan mineral timah yang buruk. Beberapa kajian
industri ekstraksi terbagi dua perspektif, yaitu perspektif institusional dan perspektif
ekonomi politik. Perspektif institusional lebih menekankan pada tata kelola sumber daya
alam yang baik dan rente ekstraksi pada kelembagaan. Sedangkan, perspektif ekonomi
politik menekankan kelas penguasa mengakses dan mengontrol sumber daya alam yang
diikuti perilaku rente ekstraksi. Penelitian ini menggunakan perspektif ekonomi politik
dari konsep Veltmeyer dan Petras tentang ekstraktivisme baru. Penelitian ini menjelaskan
tentang penetrasi modal ekstraksi dalam penambangan timah dengan peran jaringan
patronase kolektor timah dalam proses akumulasi kapital dan menjelaskan bentuk lainnya
dari konflik sumber daya alam. Dengan mengacu studi kasus penelitian di Kabupaten
Bangka terkait penambangan timah, peneliti berargumen ekstraktivisme baru dalam
penambangan timah semakin berkembang dikarenakan adanya dukungan modal esktraksi
yang disebarluaskan oleh elit industri kepada jaringan kolektor timah, yang diikuti dengan
konflik kepentingan terhadap penguasaan sumber daya mineral timah oleh elit industri.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan
pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara
mendalam, kajian literature dan data sekunder. Informan penelitian ini adalah kolektor
timah, pengusaha timah dan smelter, pemilik dan penambang tambang inkonvensional,
Walhi, Jatam, peneliti ahli dan ASN Kabupaten Bangka.

ABSTRACT
Decentralization has opened up the opportunities for foreign investors to devote their
capital for developing industrial sector after the free market agreement. The adoption of
natural resource-based economic development policies by local governments encourages
people to mine freely and massively, that followed by poor mining management of ton
minerals. A number of studies on extractive industries are categorized into two
perspectives, namely institutional perspective, and political economy perspective.
Institutional perspectives emphasizing on natural resource governance and the existence
of rent in the institutional governance system. Meanwhile, the political economy
perspective tend to focus on how the ruling class accessing and controlling natural
resources followed by the act of extraction rent. This study uses a political economy
perspective from the Veltmeyer and Petras concepts of new extractivism. This study
explains the capital penetration on tin mining with the role of the patronage network of
tin collectors in the process of capital accumulation and explains the other forms of natural
resource conflict. By using case studies in Bangka Regency related to tin mining, this
study argues that new extractivism in tin mining is increasingly developing due to the
support of extractive capital that is disseminated by the industrial elite to the tin collector
network, followed by conflicts of interest over the control of tin mineral resources by
industrial elite. This research uses qualitative case study method. Data collection
techniques used observation, in-depth interviews, literature review, and secondary data.
Informants of this study ranging from tin collectors, tin entrepreneurs and smelters,
owners and miners of unconventional mines, Walhi Bangka Belitung, JATAM, expert
researchers and Bangka Regency Civil State Apparatus."
2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Nugraha
"Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan sodium sulfat Na2SO4 pada proses reduksi pasir besi titan. Sampel yang digunakan merupakan pasir besi yang berasal dari daerah Sukabumi, Jawa Barat, serta menggunakan batu bara sebagai reduktor dan aditif sodium sulfat Na2SO4 yang menjadi parameter pada penelitian ini. Dari hasil pengujian XRD dan data analisa perhitungan semi-kuantitatif diperoleh peningkatan kadar senyawa titano-magnetit Fe2TiO4-Fe3O4 yang lebih tinggi setelah proses reduksi menggunakan aditif sodium sulfat Na2SO4. Dari data hasil perhitungan semi-kuantitatif untuk variasi penambahan sodium sulfat Na2SO4 sebesar 5, 15, dan 25 didapatkan bahwa pembahan sodium sulfat Na2SO4 memiliki nilai optimum pada penambahan 15 dengan jumlah senyawa titano-magnetit Fe2TiO4-Fe3O4 yang terbentuk sebesar 46,9.

This study aims to determine the effect of sodium sulfate Na2SO4 addition on the reduction proses of tiania iron sand. The sample that used in this research are the iron sand that taken from Sukabumi, West Java, coal as reductor, and sodium sulfate Na2SO4 as additive and primary parameter. From the result of XRD characterization and semi quantitative analysis the content of titano magnetite Fe2TiO4 Fe3O4 in the iron sand increase with addition of sodium sulfate Na2SO4. Meanwhile, from semi quantitative analysis result with the variation of sodium sulfate Na2SO4 in 5, 15, and 25 have an optimum point on the addition of 15 sodium sulfate Na2SO4 with 46,9 of titano magnetite Fe2TiO4 Fe3O4 content.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>