Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agnes Isnawangsih
Abstrak :
ABSTRAK
Kebijaksanaan moneter adalah langkah-langkah pengaturan jumlah uang beredar yang diarahkan Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi memperluas kesempatan kerja, meningkatkan pemerataan pendapatan menjaga kestabilan harga dan neraca pernbayaran.

Interaksi antara kekuatan penawaran dan permintaan uang akan menentukan kondisi pasar uang. Kondisi pasar uang tersebut pada gilirannya akan mempengaruhi sektor riil pere konomian seperti pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi, kesempatan kerja, harga-harga dan neraca pembayaran.

Untuk menunjang efektivitas pelaksanaan kebijaksanaan moneter diperlukan suatu tatanan sistem keuangan. Sistem keuangan Indonesia terdiri dari lembaga-lembaga di dalam dan di luar sistem moneter. Sistem moneter terdiri dari lembaga- lembaga yang dapat menciptakan uang kartal dan uang giral.

Kebijaksanaan Pakto 27 yang dimaksud dalam pembahasan adalah ketentuan Pakto 27, 1988 dan ketentuan-ketentuan lanjutannya yang mencakup kebijaksanaan di bidang keuangan, moneter dan perbankarn. Kebijaksanaan yang mempengaruhi pertumbuhan uang beredar adalah : kebijaksanaan di bidang pengerahan dana masyarakat dan peningkatan efisiensi perbankan, kebijaksanaan di bidang devisa, kebijaksanaan di bidang perkreditan dan kebijakan penyempurnaan tata cara Perdagangan SBI dan SBPU.

Pakto 27 mempengaruhi uang beredar terutama pada peningkatan money multiplier. Peningkatan money multiplier ini terjadi karena penurunan reserve requirement, dan penurunan ratio currency-deposit. Penurunan ratio currency-deposit merupakan akibat dari menurunnya tingkat bunga yang terjadi karena peningkatan likuiditas perekonomian, peningkatan penghimpunan dana perbankan, peningkatan tingkat monetisasi, dan peningkatan bank mindedness.

Peningkatan uang beredar terjadi terutama karena peningkatan uang kuasi dan uang giral. Peningkatan uang kuasi dan uang giral disebabkan karena peningkatan loanable fund yang dimiliki perbankan. Peningkatan loanable fund ini disebabkan karena peningkatan dana pihak ketiga yang dihimpun perbankan, peningkatan moneterisasi dan bank mindedness, peningkatan dana luar negeri yang dimiliki perbankan, serta penurunan cadangan yang harus dipertahankan oleh bank-bank.

Peningkatan uang primer setelah Pakjan cenderung menurun. Hal ini disebabkan karena berkurangnya kredit likuiditas. Kebijaksanaan di bidang devisa cenderung meningkatkan uang primer melalui peningkatan net foreign asset yang dimiliki otoritas moneter antara lain sebagai akibat pengembangan ekspor non migas dan penyempurnaan mekanisme swap. Selain itu Peningkatan uang primer juga didorong dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik. Namun demikian perkembangan uang primer setelah pakto relatif terkendali karena bank sentral dapat secara langsung mengendalikannya antara lain melalui mekanisme operasi pasar terbuka.
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library