Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adrianto
Abstrak :
Minyak dan Gas Bumi (MIGAS) merupakan komoditas penting, tidak saja pada masa lalu dan saat ini, tetapi juga masih akan beperan sebagai penyumbang terbesar energi dunia beberapa dekade ke depan. Kini di Indoensia kondisi sudah jauh berubah. Produksi minyak nasional sudah anjlok. Sedangkan konsumsi minyak semakin tinggi. Hal itu mendorong semakin tingginya ketergantungan kita pada pasokan impor. Permasalahan dalam penyelenggaraan migas semakin kompleks. Pada 2050, diperkirakan konsumsi energi migas dunia akan lebih dari dua kali lipat hari ini. Penelitian ini akan berusaha menjawab bagaimana upaya Negara dalam menghadapi kondisi tersebut dengan perlunya mewujudkan kedaulatan energi nasional oleh SKK Migas. Uraian penelitian akan menuangkannya dengan memahami potret kebijakan migas Indonesia dan membangun skenario apa yang akan terjadi pada migas nasional di masa depan. Sehingga kedaulatan energi nasional dapat diwujudkan. Dimana kemampuan bangsa untuk menetapkan kebijakan, mengawasi pelaksanaannya dan memastikan jaminan ketersediaan energi selaras dengan tujuan dan kepentingan nasionalnya melalui implementasi strategis dinamis sesuai dengan tuntutan dinamika dan konstelasi global, regional dan nasional yang berubah. ......Oil and Gas (Oil and Gas) is an important commodity, not just in the past and at present, but also still be beperan as the largest contributor to world energy for decades to come. Now at the premises condition has changed so much. National oil production has fallen. While higher oil consumption. That prompted increasing our reliance on imported supplies. Problems in the implementation of increasingly complex oil and gas. By 2050, world oil and gas estimated energy consumption will more than double today. This study will attempt to answer how the efforts of the State in the face of these conditions by the need to realize the national energy sovereignty by SKK Migas. Description of the research will be poured by understanding portrait of Indonesian oil and gas policy and possible scenarios of what will happen to the national oil and gas in the future. National sovereignty so that energy can be realized. Where the nation's ability to set policy, monitor its implementation and ensure energy security in line with the objectives and national interests through the strategic implementation of dynamically according to the demands of the dynamic and global constellation, regional and national change.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrianto
Abstrak :
Arus dari beban harmonik pada umumnya akan menyebabkan panas tambahan, kegagalan isolasi, kegagalan operasi, dan lain-lain. Salah satu cara untuk mengatasi masalah harmonik ini ialah dengan memberikan filter pasif pada beban sumber harmonik (beban non linear) tersebut. Dengan menggunakan filter pasif ini, maka diharapkan dapat meredam distorsi harmonik sampai mencapai batas toleransi yang diizinkan sehingga sistem tenaga listrik dapat tetap bekerja dengan baik. Tujuan dari penulisan ini ialah untuk membahas penanggulangan harmonic dengan menggunakan single tuned filter untuk mereduksi harmonik dan perbaikan faktor daya dari beban non linear. Optimalisasi dari penempatan filter pasif pada sistem distribusi akan dianalisis sehingga di dapat hasil filterisasi yang maksimal dan efisien baik untuk perbaikan rugi-rugi dayanya maupun perbaikan harmoniknya. Metodologi penelitian yang digunakan dari penulisan ini dimulai dengan studi literatur mengenai perancangan filter pasif sehingga bisa diimplementasikan pada beban non linear yang akan di filterisasi. Berikutnya, hasil rancangan dari filter disimulasikan pada program ETAP Power Station 4.0.0. yang kemudian dianalisis unjuk kerjanya untuk memberikan saran terbaik pada perusahaan yang dijadikan obyek penelitian. Perusahaan yang digunakan sebagai objek penelitian ialah PT. X. Perusahaan ini merupakan industri peleburan baja terbesar di Jawa Timur dengan hasil produksi berupa billet dan wire rod sebagai produk akhir. Data diambil dengan menggunakan peralatan pengukur harmonik dan energi. ......Current from the harmonic load causes many effects including extra heat, isolation failure, and operation failure. One of the solutions to solve this problem is by using passive filter at the source of the harmonic load. Using this passive filter, harmonic distortion is expected to decrease until the limit of tolerance so that the power system can work properly. The purpose of this research is to demonstrate the optimalization of placing a passive filter in a power system to achieve the most efficient and maximum filterazation. This, in turn, results in reduced harmonic current and consequently also reducing the losses. This paper studies ways on how to reduce harmonics and improve power factor by using single tuned notch filter. The research methodology used in this work begins with a literary review of a passive filter design so it can be implemented to non linear load. The result of the filter design will then be simulated into the ETAP Power Station 4.0.0 from which the output will be analyzed and therefore enable us to give the best advice for the company whose data is being used. The company used as the research object is PT. X, the biggest steel company in East Java, which primarily produce billet and wire rod as the final products. The data were collected by using power and harmonic analyzer equipment.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40424
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Suroso P. Adrianto
Abstrak :
Program PPMK yang dirancang untuk periode 2001 - 2007 ini sekarang telah memasuki tahap ketiga. Dalam perjalanannya meskipun program ini telah dirancang dengan cukup sempurna tetapi tidak lepas dari berbagai kekurangan serta penyimpangan. program pemberdayaan masyarakat kelurahan ini masih diragukan pencapaian sasarannya dengan alasan: Masih terdapat kelompok masyarakat yang belum mampu meningkatkan kesejahteraan sosial ekonominya walaupun telah diberikan bantuan modal melalui PPMK, Terdapat pranata-pranata pembangunan di tingkat kelurahan yang kurang mendukung program PPMK untuk memperkuat potensi atau daya yang diminta masyarakat miskin (empowering), ataupun dalam upaya penciptaan iklim yang kondusif bagi masyarakat miskin berkembang (enabling), Masih terdapatnya masalah dalam akses pasar dan sumber-sumber informasi, serta keterampilan manajemen yang dimiliki oleh masyarakat yang dberikan bantuan, sehingga bantuan modal yang mereka terima dari PPMK belum mampu mengangkat taraf hidup mereka. Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk mengevaluasi tanggapan masyarakat terhadap keberlangsungan program dan mengevaluasi keseluruhan -pelaksanaan program dengan menggunakan metode "Before and After". Dimana evaluasi ini tidak menggunakan kelompok kontrol, tetapi memperbandingkan masyarakat antara sebelum dan sesudah mendapatkan program pemberdayaan. Penilaian terhadap kelompok eksperimental berdasarkan kondisi diri sendiri dengan membandingkan antara sebelum mendapatkan intervensi dengan sesudah mendapatkan intervensi. Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif dengan menggunakan pendekatan kuantitative. Dalam penelitian ini digunakan analisis indeks, dengan menghitung derivasi satu angka tertentu dari ukuran-ukuran pengamatan. lndeks dari suatu variabel dalam penelitian ini digunakan untuk membuat perbandingan hasil di antara item pertanyaan dan variabel penelitian. Menghitung indeks didasarkan atas rata rata skor setiap item pertanyaan. Atas dasar pengelolahan data tersebut, selanjurnnya digunakan metode korelasional, yaitu untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antara kondisi awal seblum adanya program dan sesudah program. Penggunaan metode korelasional ditujukan untuk mengetahui sejauh mana variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi faktor lain. Uji korelasi yang digunakan yaitu Tes Ranking Bertanda Wilcoxon. Dampak PPMK terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak berpengaruh terhadap jumlah jam kerja responden dalam satu hari. Tetapi PPMK berpengaruh terhadap perubahan lokasi usaha responden terhadap peningkatan omset usaha ternyata ada perbedaan omset usaha antara sebelum dan sesudah pelaksaan program atau terdapat peningkatan omset. Atau dengan kata lain terjadi peningkatan omset setelah mendapatkan bantuan program. Ruang terbuka yangpaling kurang dalam lingkungannya tentang pembagunan sarana fisik sebagian besar masyarakat berpendapat bahwa pembangunan sarana tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dan pada proses pembangunan sebagian besar masyarakat dilibatkan dalam pembangunan sarana fisik dari tahap perencanaan sampai tahap penyelesaian. Di samping itu pembangunan dan perbaikan sarana fisik yang dilakukan melalui PPMK sangat Bermanfaat. Intervensi program tidak berpengaruh terhadap intensitas keterlibatan dalam kegiatan sosial. Intervensi program juga tidak berpengaruh terhadap intensitas kehadiran dalam pertemuan warga di tingkat RT. PPMK juga tidak berpengaruh terhadap intensitas kehadiran dalam pertemuan warga di tingkat RW, Pada tingkat Kelurahan didapatkan nilai sisi yang sama dengan tingkat RW Sedangkan intensitas keterlibatan responden dalam forum warga yang lain didapatkan bahwa intervensi program tidak ada berpengaruh terhadap intensitas kehadiran dalam pertemuan warga yang lain. Dengan demikian Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan ini belum dapat meningkatkan intensitas partisipasi warga untuk menghadiri pertemuan-pertemuan baik yang diselenggarakan oleh lembaga formal maupun non formal Tetapi di sisi lain PPMK berpengaruh terhadap peningkatan keterlibatan anggota masyarakat dalam setiap pertemuan. Intervensi program berpengaruh terhadap kesempatan berbicara pada forum warga. Intervensi program berpengaruh terhadap intensitas kunjungan terhadap tetangga Selain itu PPMK juga dapat meningkatkan partisipasi gotong royong masyarakat.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12222
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendrik Adrianto
Abstrak :
Pandangan masyarakat dalam menilai perusahaan-perusahaan yang diindikasikan mempunyai posisi monopoli dan dominan di suatu pangsa pasar tertentu, terbagi menjadi dua bagian, yaitu pandangan pertama yang menilai perusahaan yang memonopoli barang atau jasa tertentu dapat dikategorikan melanggar Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 dan KPPU harus segera melakukan penyelidikan baik berdasarkan laporan maupun atas inisiatif sendiri untuk memberikan sanksi atas pelanggaran Undang-Undang tersebut, dan yang kedua adalah masyarakat yang menilai bahwa perusahaan yang memonopoli dan mempunyai posisi dominan terhadap barang atau jasa tertentu belum tentu melanggar Undang-Undang ini karena harus dinilai dari perilaku perusahaan tersebut untuk mencapai posisi monopoli dan posisi dominan tersebut, apakah diraih dengan cara-cara yang melanggar hukum (unfair competition) atau secara alamiah mencapai posisi itu dengan menerapkan efisiensi dalam pengelolaan perusahaannya. Untuk mengawasai pelaksanaan Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 dibentuk Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) yang berperan juga dalam penegakan Undang-Undang Persaingan ini melalui beberapa pendekatan yang dapat diterima oleh berbagai pihak baik dari segi pelaku usaha, masyarakat maupun pemerintah sebagai regulator. Perusahaan dengan posisi monopoli secara alami ini secara hukum dapat dikatakan tidak secara tegas dilarang oleh Undang-Undang No. 5 Tahun 1999, hal ini dilihat dari kriteria-kriteria yang diperbolehkan oleh Garis Besar Haluan Negara untuk dapat terjadinya monopoli, seperti monopoli dan kedudukan monopolistik yang diperoleh dengan cara natural karena monopoli menang dalam persaingan yang dilakukan secara sehat. Dalam hal demikian memang tidak apa-apa, namun entry (masuknya siapa saja dalam investasi yang sama) harus terbuka lebar-lebar, dan yang lainnya adalah monopoli atau kedudukan monopolistik yang diperoleh secara natural karena investasinya terlampau besar, sehingga hanya satu saja yang berani dan bisa merealisasikan investasinya. Meski demikian, pemerintah harus tetap bersikap persuasif dan kondusif di dalam memecahkan monopoli. Jadi kehadiran ketentuan-ketentuan UU Antimonopoli ini diharapkan dapat menjamin terciptanya iklim berusaha yang sehat, adil dan bebas dari unsur-unsur Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Sehingga kehadirannya akan membawa nilai positif bagi perkembangan iklim usaha di Indonesia, yang selama ini dapat dikatakan jauh dari kondisi yang ideal. Sekurang-kurangnya, UU Antimonopoli ini secara tidak langsung akan memaksa pelaku usaha untuk lebih efisien dalam mengelola usahanya, karena UU Antimonopoli ini juga menjamin dan memberi peluang yang besar kepada pelaku usaha lain yang ingin berusaha (sebagai akibat dilarangnya praktek monopoli dalam bentuk penciptaan barrier to entry). Hal ini berarti bahwa hanya pelaku usaha yang efisienlah yang dapat bertahan di pasar. Usaha untuk menjaga independensi dari pihak-pihak lain, setidaknya dapat terlihat dari persyaratan keanggotaan yang diatur dalam Pasal 32 yaitu, bahwa anggota Komisi tidak terafiliasi dengan suatu badan usaha. Oleh karena itu anggota Komisi yang menangani perkara dilarang mempunyai hubungan sedarah atau semenda sampai derajat ketiga dengan salah satu pihak yang berperkara, atau mempunyai perbenturan kepentingan dengan negara yang bersangkutan. Jadi secara legal, komisi ini adalah lembaga non struktural yang independen yang terlepas dari pengaruh dan kekuasaan Pemerintah serta pihak lain yang diberi wewenang penuh untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sesuai dengan ketentuanketentuan yang diatur dalam W No. 5 Tahun 1999 serta dapat melanjutkan reformasi baik di bidang bukum maupun di bidang ekonomi.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005
T16358
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puput Adrianto
Abstrak :
Dalam satu dasawarsa terakhlr ini ekspor non-mlgas Indonesia mengalami perkembangan yang cukup fantastis. Jika pada tahun 1985. Indonesia masih mengandalkan ekspor migas sebagai pemasukan terbesar negara yang menguasal hampir 8O% dari total ekspor Indonesia, maka pada sepuluh tahun kemudian ekspor mlgas sudah dilewati oleh ekpor non-migas. Sektor non-migas didomlnast oleh produk-produk industri. dimana pada tahun 1995 ekspor produk industri mencapai 29 miliar US$ atau hampir sepuluh kali lipat ekspor produk pertanian. Tesatnya pertumbuhan tersebut tidak luput dari peranan industri manufaktur elektronika yang mengalami pertumbuhan rata-rata paling besar diantara industri manufaktur lainnya. Pada tahun 1985 sampai tahun 1995 sektor industri tersebut tumbuh rata-rata di atas 12% per tahun dan Ini juga diikutl oleh pertumbuhan nilal produksi sebesar 41.1%. Sejalan dengan hal tersebut kebutuhan alat ukur elektronika yang banyak dibutuhkan di sektor industri Juga meningkat dengan tajam. Karya akhir ini membahas mengenai strategi pemasaran produk alat ukur elektronika Hewlett-'Packard yang di Indonesia diwakili oleh "FT "Berca Hardayaperkasa. Didalam pembahasan yang berupa studi kasus ini. dua faktor utama yaitu faktor internal perusahaan dan faktor lingkungan eksterbal di analisis secara mendalam. Hasil dari analisis eksternal menunjukkan bahwa kenaikan penjualan alat ukur elektronika berkaitan erat dengan peningkatan investasi di sektor industrl terutama manufaktur elektronika dan telekomunikasi. Data impor menurut klasifikasf JiS Code. menunjukkan permintaan agregat alat ukur elektronika meningkat rata-rata sebesar 15% pertahun sejak tahun 199O, Sedangkan penjualan JiP di Indonesia tumbuh rata-rata sebesar SO% pertahun pada perlode yang sama. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahiva pangsa pasar produk JiT di Indonesia cenderung naik dari tahun ke tahun. "Pada tahun 1997. JiT menguasai lebih dari 3O% pangsa pasar alat ukur elektronika di Indonesia. Tersaingan yang timbul di sektor inijuga semakin ketat. pada saat ini terdapat dua betas perusahan dengan total perkiraan penjualan pada tahun 1997 sebesar £755 37 Juta. faktor ukuran pasar serta pertumbuhan yang cukup dlnamis ini-lah yang menarik perusahaan-perusahaan baru untuk ikut memasarkan / meng-ageni produk alat ukur elektronika. Analisis Internal dengan bantuan pendekatan "Porter serta SWOT mengatakan bahwa perusahaan berada pada posisi di kuadran satu. artinya mempunyaf kekuatan internal serta peluang bisnls cukup besar. Sedangkan faktor kekuatan pembell menjadi salah satu faktor yang paling diperhitungkan dalam strategi pemasaran. Untuk melihat kekuatan bfsnis di llngkungan industrinya serta kekuatan llngkungan makronya dlgunalkan analisis GF, Nine Cell. Hasil analisis menunjukkan balk kekuatan blsnis maupun kekuatan lingkungannya berada pada posisi tinggl. Dart hasiI kedua analisis diatas langkah selanjutnya adalah mencari alternatif grand strategl bagi PT. Berca Hardayaperkasa. Strategi yang paling tepat adalah concentrated growth dengan pillhan market development atau product development. Dengan berpedoman pada grand straregi. selanjutnya strategi fungsional perusahaan yaltu di bidang pemasaran dl formulasikan. Implementasl ini meliputi segmentasi pasar dengan membagi pasar menjadi dua kategorl besar yaitu sektor telekomunikasi dan sektor non-telekomunlkasi yang kebanyakan didominasi sektor manufaktur. Kemudian yang kedua adalah penentuan pasar sasaran yaftu pasar telecom operator dan pasar manufaktur elektronika. Sedang Implementasi terakhir adalah di segi positioning produk yaitu dengan membangun kepercayaan perusahaan pemakai akan kualitas produk HP.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cillius Adrianto
Abstrak :
ABSTRAK
Isolasi seismik adalah merupakan salah satu cara dari banyak cara yang digunakan untuk mengurangi pengaruh gaya gempa pada bangunan. Prinsip utama dan bekerjanya isolasi seismik adalah menggeser periode bangunan daerah yang gaya gempanya dominan ke daerah yang gaya gempanya kecil sehingga mengurangi kerusakan yang dapat terjadi pada bangunan tersebut.

Sistem isolasi seismik secara umum dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu sistem elastomeric bearings, sliding dan hybrid. Sistem elastomeric bearings terdiri dan komponen-komponen yang bahannya sebagian besar terbuat dari karet clan sisanya logam. Sistem mi mengisolasi struktur dari lendutan horizontal yang diakibatkan oleh pergerakan tanah dengan cara membuat kekakuan yang rendah antara elemen-elemen struktur atas dan pondasi. Sistem sliding bekerja berdasarkan asumsi bahwa tingkat friksi yang rendah akan membatasi transfer gaya lintang melalui isolator, semakin rendah koefisien friksi, semakin kecil gaya lintang yang ditransfer. Sistem mi dapat dibentuk dari bermacam-macam bahan antara lain stainless steel dan teflon.

Sistem isolasi seismik mempunyai kelebihan dan kelemahan antara lain:

kelebihan:

1. memperkecil besarnya simpangan antar lantai (interstorey drift)

2. mengurangi percepatan maximum yang terjadi pada struktur

3. mencegah perambatan gaya gempa yang terjadi kepada struktur atas bangunan sehingga dapat mengurangi persyaratan kekuatan elastis yang dibutuhkan oleh elemen-elemen struktur bangunan

kekurangan:

1. lendutan yang tei:jadi besar

2. kemampuan struktur untuk menahan momen guling terutama akibat angin kecil

Dalam tesis mi dibahäs MrJ canaan baniiiah tahan gempa secara non-linier. Non-linier dapat dibagi dalam dua bagian yaitu bahan dan geometri. Non-linier geometri dapat dibagi dua yaitu lendutan besar-regangan kecil dan lendutan besarregangan besar. Metode penyelesaian dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain analitik, pertubasi dan numerik.

Untuk melakukan perencanaan perlu ditentukan modelisasi yang akan digunakan. Dalam tesis mi dibahas modelisasi bangunan dan isolator secara tiga dimensi dan non-linier dengan mengasumsikan hanya 3 DOF yang terdapat pada modelisasi mi.

Studi banding terhadap perencanaan bangünan dengan isolasi seismik dilakukan berdasarkan referensi dan peraturan-peraturan yang berlaku serta cara-cara perencanaan bangunan tahan gempa secara konvensional. Analisa respon bangunan dilakukan dengan menggunakan program 3D-Basis Tabs sehingga perbandingan respon bangunan konvensional dan isolasi seismik dapat dilakukan.

Hasil dari output program memperlihatkan bahwa lendutan, gaya geser, percepatan, gaya dalam pada balok, dan gaya dalam pada kolom dapat dikurangi secara berarti. Pengurangan yang paling besar teijadi pada lendutan yaitu kurang lebih 42% sampai dengan 45%.

Pemakaian sistem isolasi seismik pada perencanaan bangunan tahan gempa sesuai dengan trend yang sedang dikembangkan yaitu perencanaan bangunan tahan gempa yang berdasarkan kinerja bangunan (performance base design).
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mufita Danang Adrianto
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini melihat dampak dari penerapan kebijakan Tindakan Pengamanan/ Safeguard terhadap tingkat effisiensi/produktivitas perusahaan yang dilindungi. Tujuan dari instrument Tindakan Pengamanan/ Safeguard sesuai agreement di WTO adalah untuk memberikan kesempatan bagi industri yang mengalami kerugian untuk dapat mengadakan penyesuaian struktural dan perbaikan kinerja. Tingkat produktivitas perusahaan akan diukur melalui Total Faktor Produktivity TFP . Penelitian ini juga melihat dampak dari faktor heterogenitas produktivitas perusahaan yang mengakibatkan adanya dugaan bahwa kebijakan proteksi dapat direspon berbeda-beda berdasarkan initial productivity suatu perusahaan dalam satu industry. Struktur data berupa unbalanced data panel menggunakan unit analisis pada level perusahaan yang berasal dari surat pemberitahuan tahunan SPT Pajak dari DJP. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan secara empiris, ditemukan bukti yang signifikan untuk berkesimpulan bahwa kebijakan proteksi sementara safeguard memberikan pengaruh positif terhadap tingkat produktivitas perusahaan TFP . Dengan melihat pengaruh heterogenitas perusahaan, ditemukan bukti untuk mendukung argument bahwa pada titik tertentu, perusahaan frontier justru mengalami penurunan produktivitas sedangkan untuk perusahaan ldquo;laggard rdquo; memperoleh manfaat peningkatan produktivitas dari implementasi kebijakan proteksi sementara tersebut
ABSTRACT
This study will look at the impact of implementation of the Safeguard policy on the Efficiency productivity level of the protected industries. Purpose of safeguard policy according to WTO agreement are to give opportunity for domestic producer under such conditions as to cause or threaten serious injury shall be free to the extent a necessary structural adjustment and improvement performance. The Efficiency Productivity level of protected industries measured by Total Factor Produktivity TFP . This study also consider factor of firm rsquo s heterogenity that allegedly trade policy affects firms differently depending on their initial productivity. The Structure of the data used is unbalanced data panel with unit analysis the firm level. Data obtained from Directorate General of Taxes DGT rsquo s Database that generated from annual tax return of Taxpayer. The result of this study show that empirically, we find significant evidence to conclude that safeguard policy have positive impact on the produktivity level TFP of the protected firms. The result also considering the factor of firm rsquo s heterogenity in estimation model provide evidence to support argument that frontier firm which is the firm with the highest TFP in their industry receive aweaker the impact of protection at certain level might reduce productivity rather than ldquo laggard rdquo firm that receive positive impact in productivity from implementing temporary protection policy.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aliya Izet Adrianto
Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bagaimana peran peringkat ESG dari sebuah saham dapat mengontrol pengaruh motif investor— rasional dan tidak rasional—terhadap ekspektasi kinerja dan tingkat risiko perusahaan di masa depan. Penelitian ini menyajikan secara terstruktur metode eksperimen secara daring dalam mengukur efek interaksi antara motif investor dan peringkat ESG, dan efek utama antara masing-masing variabel bebas tersebut terhadap ekspektasi kinerja dan tingkat risiko dari emiten. 3 x 2 between-subject dilakukan untuk menganalisa efek utama, efek interaksi, dan juga untuk menguji hipotesis penelitian. Penelitian ini berhasil memanipulasi peringkat ESG. Selanjutnya, peringkat ESG ditemukan menyebabkan peningkatan pada ekspektasi kinerja dan mengurangi ekspektasi pada tingkat risiko. Kami meminimalisasi dampak batasan pengambilan data secara daring. Penelitian ini mengisolasi pengukuran dari interaksi motif investor terhadap pengaruhnya pada ekspektasi kinerja dan tingkat risiko saham dimasa depan, dan sejauh mana hubungan tersebut bergantung pada peringkat ESG. ......The purpose of this study is to identify how the role of the ESG rating of a stock can control the influence of investor motives—rational and irrational—on performance expectations and the company's risk level in the future. This study presents a structured online experimental method in measuring the interaction effect between investor motives and ESG ratings, and the main effect of each of these independent variables on stock’s performance expectations and risk levels. 3x2 between-subjects were conducted to analyze the main effect, interaction effect, and also to test the research hypothesis. This research succeeded in manipulating ESG ratings. Furthermore, ESG ratings were found to lead to increased performance expectations and reduced expectations of risk levels. We minimize the impact of limitations on online data collection. This research isolates the measurement of the interaction of investor motives with its effect on future stock performance expectations and risk levels, and the extent to which these relationships depend on ESG ratings.
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Adrianto
Abstrak :
Semakin meningkatnya income masyarakat turut pula meningkatkan kesadaran akan gaya hidup sehat, sehingga industri makanan sehat memiliki prospek yang yang menj anjikan, menjadikan peneliti tertarik melakukan Business Plan untuk mendirikan kafe rnakanan sehat yang bemama Green Factory Café (GPC). Untuk memulai bisnis ini dimulai dengan perencanaan anggaran guna mengetahui seberapa besar invcstasi yang akan dikeluarkan unluk memulai bisnis, kemudian membuat laporan keuangan dari proyeksi revenue plan biaya operasional yang akan timbul. Dilanjutkan dengan melakukan analisis Break-Even Point (REP) untuk menilai berapa banyak konsumen yang harus bertransaksi di GFC. Berikutnya menentukan tingkat diskonto dengan cara Capital Asset Pricing Model (CAPM) pada sampel yang dipilih dalam industri hotel dan restoran, dan terakhir melakukari analisis kelayakan investasi berdasarkan tingkat diskonto yang telah ditentukan guna menilai apakah investasi tersebut layak clilakukan atau tidak.
The increased income in society also raising awareness of healthy lifestyle among the communities, make healthy food industry has a promising prospect as investment alternative, so researcher has interested to make Business Plan to established Healthy Café named the Green Factory Café (GFC). This business starts with Budgetary Planning in order to calculate how much initial investment needed to starting this business, continue with preparing Financial Statements from projected revenues and operating costs. Followed by an analysis Break-Even Point (BEP) to calculate how many consumers must transacting in the GFC to covered the initial investment. Furthermore, determine the discount rate by calculate Capital Asset Pricing Model (CAPM) using company from hotel and restaurant industries as sample?s research. And finally conducted Capital Budgeting based on the discount rate that has been determined in order to measure whether the investment is worth it or not.
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T31613
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>