Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Adinda Zahra Laxmitha
Abstrak :
Dewasa iniĀ kekerasan terhadap perempuanĀ baik itu secara verbal maupun non-verbal semakin marak dikarenakan adanya diskriminasi dan stereotype yang disematkan lingkungan kepada perempuan. Banyak karya sastra termasuk novel Jawa mengonfigurasikan isu-isu ketidakadilan dan kekerasan berbasis gender. Novel kumpulan roman dari Suparto Brata berjudul Ser! Randha Cocak menggambarkan tentang perjuangan kehidupan perempuan di tengah ranah publik dan stigma janda. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana strategi tindakan tokoh perempuan dalam menghadapi lingkungan yang mendiskriminasi mereka? Tujuan penelitian ini adalah menguraikan strategi perempuan Jawa dalam menyelesaikan masalah diskriminasi dan stigma digambarkan oleh Suparto Brata melalui ketiga tokoh perempuan utama dalam Novel Ser! Randha Cocak. Landasan konseptual yang digunakan adalah konsep hidup nrima dan prinsip rukun hormat Jawa, dengan pendekatan kritik sastra feminis. Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif analisis. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik Showing dan Telling. Kesimpulan penelitian menunjukkan keberhasilan ketiga tokoh perempuan utama dalam memperjuangkan kesetaraan gender, yakni berhasil mengubah habitus lingkungan tentang ekpektasi-ekspresi terhadap perempuan dengan tindakannya. Perjuangan ketiga tokoh perempuan tersebut melahirkan keterbukaan atau pelepasan ekspektasi masyarakat terhadap perempuan sehingga perempuan mendapatkan peran serta kedudukan yang sama dengan laki-laki, dalam rangka memajukan kehidupan diri serta berperan dalam masyarakat.
......In recent years, The number of Abuse of Women is reaching a new high caused by discrimination and negative stereotyping toward women. There are numerous literature, Javanese novels included, configured issues of injustice and gender-based abuse. An Anthology by Suparto Brata titled "Ser! Randha Cocak" tells a story of struggles and stigmatization of being a widow in the public eye. The main problem formulation of this study is "how the female protagonist strategized her action againts hostile environments she lived in?". Conceptual foundation of this study is the concept of "acceptance" and "Javanese harmony", with feminist literature critical approach. this study utilizedĀ Qualitative Descriptive analytical method. Data for this research is collected with "Showing & telling" technique. This study concludes that the three female protagonists succeed in their struggle promoting gender equality, by changing environment's habitus about expression-expectation on women and their actions. The protagonists finally realized openness or the release of society's expectation on women, allowing them to gain equal status to men in advancing both the lives of society and their own lives.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Adinda Zahra Laxmitha
Abstrak :
Dewasa ini kontestasi sosial yang terjadi antara satu dengan kelompok lain terkait dengan keberagaman di Indonesia masih terjadi. Salah satu karya sastra Jawa yang membahas kontestasi sosial adalah novel Aku Wong Kafir (2019) karya Tulus Setiyadi. Aku Wong Kafir menggambarkan diskursus keberadaan kelompok penghayat yang justru memunculkan kontestasi antara kelompok penghayat dan masyarakat kelompok dominan. Diskursus kontestasi sosial terhadap kelompok penghayat dalam novel berbentuk diskriminasi, marginalisasi dan stigmatisasi. Penelitian ini bertujuan membongkar bagaimana diskursus kontestasi sosial terhadap kelompok penghayat secara tekstual maupun realitas sosial dapat terjadi dalam novel Aku Wong Kafir. Meminjam pendekatan strukturalisme genetik Goldmann (1980) penelitian ini menganalisis diskursus kontestasi dalam novel Aku Wong Kafir. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemaknaan kata kafir oleh tokoh nonpenghayat novel sebagai penyusun diskursus kontestasi sosial terhadap kelompok penghayat. Sebaliknya, kata kafir bagi tokoh kelompok penghayat menjadi modal untuk berasimilasi dengan masyarakat. Namun penerimaan sebagai kafir oleh kelompok penghayat dalam rangka untuk rekonsiliasi dengan masyarakat justru tidak berhasil. Hal tersebut memperlihatkan kelompok penghayat masih didominasi dalam diskursus kontestasi sosial yang diciptakan oleh masyarakat.
......Contestations in Indonesia between various communities are a regular occurence in recent
history. One of Javanese literature piece that bring this to light is Aku Wong Kafir (2019) by Tulus Setiyadi. Aku Wong Kafir painted the picture containing discourse of the existence of a believer community and society surrounding it. The discourse of social contestation on this group of believers is taking form of discrimination, marginalization, and stigmatization. The purpose of this research is to dissect how a discourse of social contestation to a believer community occur in textual or social reality context within this novel. Borrowing the genetic structuralism approach by Lucien Goldmann (1980), this research is attempting to analyze the discourse of contestation within this novel.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library