Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ade Utari Bungsu
"Cerita pendek adalah genre penting di dunia Arab. Orang Suriah diakui telah memberikan kontribusi besar pada cerita pendek modern. Sastra Arab modern saat ini, baik secara eksplisit maupun implisit banyak menerapkan konsep-konsep poskolonial dan memperhatikan pertanyaan-pertanyaan tentang kekuasaan dan perlawanan. Pembungkaman terhadap perempuan tidak jarang dipandang sebagai tindakan perlawanan alih-alih suatu kelemahan atau kepasifan. Hal tersebut yang digambarkan dalam cerpen Amraat Wahidah (The Lonely Woman) karya Zakaria Tamir dan Al-Sahr (The Charm) karya Ulfat Idilbi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif analitis dengan menggunakan teori strukturalisme dan semiotik dalam menganalisis cerpen Amraat Wahidah (The Lonely Woman) karya Zakaria Tamir dan Al-Sahr (The Charm) karya Ulfat Idilbi. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah dalam cerpen kontemporer Amraat Wahidah dan Al-Sahr penulis menggambarkan perempuan Suriah sebagai perempuan yang lemah yang terkekang oleh masyarakat yang patriarki. Melalui tokoh-tokoh dalam cerpen, kedua penulis, Zakaria Tamir dan Ulfat Idilbi memberikan kritik terhadap masyarakat yang mengekang perempuan dimana, perempuan menjadi korban.

Short stories are an important genre in the Arab world. Syrians are recognized as having made a major contribution to the modern short story. Today's modern Arabic literature, both explicitly and implicitly, applies postcolonial concepts and pays attention to questions of power and resistance. Silencing of women is often seen as an act of resistance rather than weakness or passivity. This is depicted in the short stories Amraat Wahidah (The Lonely Woman) by Zakaria Tamir and Al-Sahr (Pesona) by Ulfat Idilbi. This study uses an analytical qualitative approach using structuralism and semiotic theory in analyzing the work of Amraat Wahidah (The Lonely Woman) by Zakaria Tamir and Al-Sahr (The Charm) by Ulfat Idilbi. The conclusion from this research is that in the weak contemporary poetry of Amraat Wahidah and Al-Sahr the author describes Syrian women as women who are constrained by a patriarchal society. Through the characters in the short story, the second authors, Zakaria Tamir and Ulfat Idilbi, provide criticism of society that restrains women, where women are victims.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Utari Bungsu
"Media sosial telah menjadi elemen penting dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam dunia pendidikan. Di Indonesia, platform X (sebelumnya Twitter) banyak dimanfaatkan oleh remaja dalam komunitas "StudyTweet" untuk mendukung pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana komunitas tersebut menggunakan media sosial sebagai alat belajar, membangun jaringan sosial yang produktif, serta meningkatkan literasi media sosial secara kritis dan bertanggung jawab. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif berbasis etnografi digital, penelitian ini mengidentifikasi tiga peran utama dalam komunitas "StudyTweet": kreator konten, konsumer, dan pembagi konten. Kreator memproduksi materi pembelajaran, konsumer mengonsumsi konten sesuai kebutuhan akademis mereka, sedangkan pembagi konten menyebarkan informasi kepada audiens yang lebih luas. Temuan menunjukkan bahwa literasi media sosial yang tinggi memungkinkan anggota komunitas memanfaatkan algoritma platform secara strategis, menyaring informasi secara kritis, dan mengurangi kesenjangan partisipasi digital. Keterlibatan sosial, seperti komentar dan retweet, tidak hanya meningkatkan interaksi, tetapi juga berkontribusi pada pencapaian akademis. Penelitian ini menyimpulkan bahwa literasi media sosial memainkan peran kunci dalam mengoptimalkan pengalaman belajar di ruang digital. Namun, keterbatasan fokus pada platform tertentu dan metode kualitatif membuka peluang untuk penelitian lanjutan yang melibatkan platform lain serta pendekatan kuantitatif guna memperkaya temuan.

Social media has become an essential element of everyday life, including in the field of education. In Indonesia, platform X (formerly Twitter) is widely used by adolescents in the "StudyTweet" community to support learning. This study aims to explore how the community utilizes social media as a learning tool, builds productive social networks, and enhances critical and responsible social media literacy. Using a qualitative approach based on digital ethnography, this research identifies three main roles within the "StudyTweet" community: content creators, consumers, and sharers. Content creators produce learning materials, consumers use content according to their academic needs, and sharers disseminate information to a broader audience. The findings reveal that high social media literacy enables community members to strategically leverage platform algorithms, critically filter information, and reduce digital participation inequality. Social engagement, such as comments and retweets, not only fosters interaction but also contributes to academic achievement. This study concludes that social media literacy plays a key role in optimizing learning experiences in digital spaces. However, the focus on a specific platform and qualitative methods highlights the need for further research involving other social media platforms and quantitative approaches to enrich these findings."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library