Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dita Ade Susanti
"Analisis kebijakan adalah suatu proses strategis yang menjadi tahapan awal sebelum dilakukannya pembuatan kebijakan, khususnya dilembaga pemerintahan. Kebijakan yang mengakomodir semua pihak serta memberikan manfaat bagi masyarakat adalah kunci kesuksesan dari dikeluarkannya kebijakan oleh pihak pemerintah. Pembuatan kebijakan dengan multi-aktor adalah suatu perkembangan dari pembuatan kebijakan itu sendiri, ketepatan pengidentifikasian dan analisis awal dari kepentingan multi actor tersebut, dapat mewujdkan kebijakan sesuai dengan yang diharapkan. Skripsi ini menggambarkan sebuah pendekatan konseptual untuk memetakan relativitas kepentingan para stakeholder dalam pembuatan kebijakan di DKI Jakarta. Dengan menggunakan serangkaian metode semi kuantitatif Dynamic Actor Network Analysis (DANA). Pemetaan relativitas kepentingan ini dilakukan pada stakeholder yang memiliki pengaruh, peran, serta power dalam pengimplementasian kebijakan tersebut. Skripsi ini mengidentifikasi adanya hubungan antar stakeholder; BAPEDA DKI Jakarta, PT KAI Divisi jabotabek, bank, investor swasta, BLU Trans Jakarta, Biro ekonomi dan administrasi DKI Jakarta dan KWK Hubungan tersebut dapat berupa cooperation, conflict, similariry. Skripsi ini juga merekomendasikan strategi dari tiap stakeholder untuk menciptakan kondisi ideal.

Policy analysis is one of the strategic process as the first stage before making a policy, especially in government institution. A policy which could acomodate the interests of the parties and also gives benefits to the public is a successful key of creating policy. Multi actor analysis is a development of policy analysis itself. This research describe a conseptual approachment for mapping the relativity of stakeholder's interest in making policy at DKI Jakarta. By using a semi quantitative method's series Dynamic Actor Network Analysis (DANA). This mapping process targetted to the stakeholders who have influence, role, and power in implementing that policy. This research successfully identify the relation among stakeholders; BAPEDA, PT KAI Jabotabek division, banking institution, private investor, BLU Trans Jakarta, Economic and administration beureau of DKI Jakarta, and KWK. The relation shows the cooperation, conflict, similarity. This research also recomended the strategy of each stakeholder to create an ideal condition."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S50353
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Susanti
"Latar Belakang: Pasien pascabedah abdomen mayor seringkali berhubungan dengan terjadinya general increase permeability sindrom akibat kelebihan cairan selama selama durante operasi dan pada saat perawatan pascabedah. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin membuktikan apakah keseimbangan cairan kumulatif, tekanan vena sentral dan rasio albumin-kreatinin urin dapat digunakan sebagai prediktor kebocoran kapiler.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kohort prospektif dengan subjek penelitian adalah pasien dewasa yang menjalani tindakan bedah abdomen mayor. Dilakukan pemeriksaan keseimbangan cairan kumulatif, tekanan vena sentral, rasio albumin-kreatinin urin dan indeks kebocoran kapiler, pada saat sebelum induksi anestesi, 48 jam dan 72 jam pasca bedah.
Hasil: Pada penelitian ini didapatkan nilai titik potong dari indeks kebocoran kapiler 155 (AUC 0,013, sensitifitas 100% dan spesifisitas 74,50%. Analisis dengan Generalized Estimating Equations didapatkan tekanan vena sentral menujukan hubungan tidak bermakna dengan indeks kebocoran kapiler (OR 1,62 ; CI 95% = 0,92 – 2,83), sedangkan keseimbangan cairan kumulatif dan rasio albumin kreatinin urin menunjukkan hubungan yang bermakna dengan indeks kebocoran kapiler (OR = 2,561 ; CI 95% = 1,352-4,850 dan OR = 2,017 ; CI 95% = 1,086-3,749). Faktor skor SOFA terkategori sepsis juga mempunyai hubungan dengan indeks kebocoran kapiler (OR = 2,764 ; CI 95% = 1,244-6,140).
Kesimpulan: Kelebihan cairan kumulatif, rasio albumin kreatinin urin dan skor SOFA terbukti dapat digunakan untuk memprediksi kebocoran kapiler.

Background: Patients after major abdominal surgery are often associated with the occurrence of general increase in permeability syndrome due to excess fluid during surgery and during postoperative care. The purpose of this study was to prove whether cumulative fluid balance, central venous pressure and urine albumin-creatinine ratio of urine can be used as predictors of capillary leakage.
Method: This study is a prospective cohort study with research subjects as adult patients undergoing major abdominal surgery. Cumulative fluid balance, central venous pressure, urine albumin-creatinine ratio and capillary leak index were examined, before anesthesia induction, 48 hours and 72 hours postoperatively.
Result: In this study, a cut-off point from the capillary leak index ≥155 (AUC 0.013, sensitivity 100% and specificity 74.50%) was obtained. Generalized Estimating Equations analysis showed that the central venous pressure showed no significant relationship with the capillary leak index (OR 1.62; 95% CI = 0.92 - 2.83), while cumulative fluid balance and urine albumin : creatinin ratio showed a significant association with capillary leak index (OR = 2.561; 95% CI = 1.352-4.850 and OR = 2.017; 95% CI = 1,086-3,749) Sepsis categorized SOFA score factors also have a relationship with capillary leak index (OR = 2.764; 95% CI = 1,244-6,140).
Conclusion: Cumulative fluid overload, urine creatinine albumin ratio and SOFA score have been shown to predict capillary leakage."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library