Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Achmad Fathony
"Berkat sifat fisik, mekanik, dan elektriknya yang luar biasa, CNT terus dikembangkan sejak penemuannya di tahun 1998. Kebutuhan dalam negeri sendiri belum tercukupi karena biaya produksi CNT yang terbilang mahal. Penelitian terakhir di Departemen Teknik Kimia menunjukkan bahwa metana belum mampu menghasilkan CNT pada suhu 800oC akibat tingkat reaktivitasnya yang rendah. Di sisi lain, camphor sebagai sumber karbon yang relatif murah dan mudah diperoleh menjanjikan terbentuknya CNT pada suhu 630oC hingga 680oC. Kamper akan terdekomposisi menjadi senyawa benzene, toluene, dan xylene pada suhu 800oC.
Hasil sintesis dengan menggunakan pecahan kuarsa sebagai substrat menghasilkan deposit yang lebih banyak daripada bola silika akibat perpindahan kalor yang lebih baik serta kandungan SiO2 yang lebih murni. Yield yang paling besar diperoleh ketika massa kamper yang digunakan adalah 5 gram, yaitu sebesar 25,16 mg/cm2. Sedangkan rata-rata diameter terkecil diperoleh ketika massa kamper yang digunakan adalah 1 gram, yaitu 44,11 nm.
Because of its outstanding physical, mechanical, and electrical properties, CNT continuously developed since its discovery in 1998. Domestic demand itself has not been fulfilled because the production costs are fairly expensive. Recent research in Department of Chemical Engineering showed that the methane has not been able to produce CNT at a temperature of 800oC due to the low level of reactivity. On the other hand, camphor as a carbon source that is relatively inexpensive and easy to obtained promising formation of CNT at temperature of 630oC to 680oC. Camphor will be decomposed into benzene, toluene, and xylene at 800oC. The synthesis process with quartz as the substrate produce more carbon deposits than silica sphere due to its better heat transfer and the purer SiO2 contained in the quartz. The biggest yield (25 mg/cm2) is obtained when 5 gram of camphor is used, whereas the smallest average diameter (44,11 nm) is obtained when 1 gram of camphor is used."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58895
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Achmad Fathony
"Jumlah penduduk dunia terus meningkat setiap tahun, dengan Indonesia sebagai negara keempat dengan jumlah penduduk terbanyak. Pertumbuhan populasi yang cepat mengakibatkan masalah kurangnya ketersediaan lahan. Perubahan pemanfaatan ruang terutama di wilayah perkotaan mengakibatkan alih fungsi lahan dan perubahan tutupan lahan. Perubahan tutupan lahan mempengaruhi suhu permukaan darat. Penelitian ini mengamati perubahan tutupan lahan di Kabupaten Sumedang. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengamati perubahan tutupan lahan yang terjadi di Kabupaten Sumedang tahun 2012, 2017, dan 2022, serta pengaruhnya suhu permukaan darat terhadap tingkat kenyamanan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra satelit dari Landsat-7 ETM+, Landsat-8 OLI/TIRS, dan Landsat-9 OLI-2/TIRS-2 untuk memperoleh tutupan lahan, kerapatan vegetasi, kerapatan bangunan, dan suhu permukaan darat; dan untuk data survey lapangan berupa suhu udara dan kelembaban relatif untuk mendapatkan tingkat kenyamanan. Pada penelitian ini pengolahan data yang dilakukan dengan metode random forest, NDVI, NDBI, dan Discomfort Index (DI). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan tutupan lahan yang terjadi pada lahan terbangun menyebabkan peningkatan suhu permukaan darat sekitar 2-4 per tahun di Kabupaten Sumedang. Kenaikan suhu tersebut mempengaruhi pada tingkat kenyamanan yang semakin menurun.
The world's population continues to increase every year, with Indonesia being the fourth most populous country. Rapid population growth leads to a lack of available land. Changes in land use, especially in urban areas, result in land conversion and land cover changes. Changes in land cover affect land surface temperature. This study examines land cover changes in Sumedang Regency. The objective is to observe the changes in land cover that occurred in Sumedang Regency in 2012, 2017, and 2022, as well as their influence on land surface temperature and comfort levels. Satellite imagery from Landsat-7 ETM+, Landsat-8 OLI/TIRS, and Landsat-9 OLI-2/TIRS-2 was used to obtain land cover, vegetation density, building density, and land surface temperature data. Field survey data, including air temperature and relative humidity, were collected to assess comfort levels. The data were processed using random forest, NDVI, NDBI, and Discomfort Index (DI) methods. The results of the study indicate that land cover changes in built-up areas have led to an annual increase in land surface temperature of approximately 2-4â in Sumedang Regency. This temperature rise effects decreasing comfort levels."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library