Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abas
Abstrak :
Penelitian ini berangkat dari asumsi bahwa di era pemerintahan demokratis baru di bawah kepemimpinan sipil, menarik militer dari bisnis tampaknya masih merupakan masalah besar karena masih relatif kecilnya alokasi anggaran militer yang disediakan. Dengan demikian, fokus permasalahan yang dimunculkan adalah bagaimana bisnis militer beroperasi sekarang ini dan bagaimana kontrol sipil atas bisnis militer. Studi ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan melihat studi kasus bisnis militer di Era Reformasi sekarang ini. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara mendalam dengan informan kunci seperti perwira aktif di Mabes TNI, purnawirawan, Sekjen Departemen Pertahanan, pengamat militer, pengusaha, dan staf ahli Yayasan Kartika Eka Paksi. Landasan teoritik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori kontrol sipil atas militer. Teori ini antara lain menyatakan bahwa bila pemerintahan sipil tidak mampu memberikan anggaran yang mencukupi, menentukan prioritas dan strategi pertahanan, maka kontrol sipil atas bisnis militer menjadi lemah. Bila pemerintahan sipil gagal meningkatkan perkembangan ekonomi serta memelihara ketertiban, dan pada saat yang bersamaan institusi politik lemah serta para pemimpin politik menarik militer ke wilayah kepentingannya, maka kontrol sipil atas bisnis militer menjadi tidak efektif. Bila pemerintahan sipil menghadapi ancaman internal yang tinggi, maka kontrol sipil atas bisnis militer menjadi lemah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berjalannya bisnis militer sejak dahulu hingga kini karena tidak adanya peraturan dan undang-undang yang melarang praktek bisnis tentara. Temuan lain menunjukkan bahwa lemahnya otoritas sipil dan kukuhnya kekuatan militer menyebabkan lemahnya posisi tawar sipil di hadapan militer sehingga praktek bisnis tentara tetap beroperasi. Keterbatasan anggaran negara untuk memberikan budget anggaran pertahanan serta keterpurukan ekonomi menambah lemahnya posisi pemerintah sipil di hadapan tentara karena tidak dapat memberi anggaran yang cukup untuk mereka sehingga membuat mereka merasa benar ketika melakukan praktek bisnis. Temuan penelitian ini sekaligus mendukung proposisi teori tersebut. Penelitian ini antara lain berkesimpulan bahwa membangun TNI sebagai kekuatan yang profesional dalam pertahanan negara, tidak pada tempatnya membiarkan TNI mencari dan mengalokasikan anggarannya sendiri tanpa kontrol otoritas sipil. Karena itu, penelitian ini antara menyarankan bahwa supremasi sipil atas militer perlu segera ditegakkan, terutama sekali dalam hubungannya dengan bentuk kontrol atas anggaran di mana seluruh pendanaan militer mesti sepengetahuan DPR.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T13782
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Abas
Abstrak :
Kabupaten Sambas merupakan daerah multietnis yang sangat rawan dengan konflik kekerasan horizontal. Konflik antar Dayak-Melayu dan Madura tahun 1999 merupakan fakta sosial yang memperlihatkan semakin rentannya hubungan sosial antar penduduk di daerah itu. Konflik dengan kekerasan, apapun latarbelakangnya akan berdampak terhadap terganggunya hubungan sosial antar masyarakat yang pada gilirannya akan menghambat fungsi sosial masyarakat. Karena itu penelitian ini berusaha untuk memahami latar belakang dan dampak sosial konflik etnik di kabupaten Sambas tahun 1999 tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menempatkan informan sebagai sumber data primer dan dokumen sebagai sumber data sekunder. Informasi dijaring melalui wawancara mendalam dengan informan kunci yang kemudian data tersebut ditranskrip dan dilakukan kategorisasi sesuai dengan pembabakannya yang kemudian dilakukan analisis dan interpretasi terhadap berbagai sumber informasi tersebut. Dalam upaya updating data dan informasi, peneliti juga melakukan diskusi dengan para ahli dalam rangka untuk menajamkan temuan lapangan. Temuan penelitian menunjukkan bahwa konflik antar etnik yang terjadi di kabupaten Sambas tahun 1999 dipicu oleh perkelahian antar warga dari etnik Melayu dan Madura yang diikuti dengan pembunuhan, Konflik tersebut merupakan konflik laten yang menjadi manifest ketika ada faktor pemicu tersebut. Hal ini kemudian berinterkasi dengan berbagai faktor Iainnya seperti stereotipe etnik, heterogenetis budaya, pertentangan elit politik dan perebutan sumber daya ekonomi sehingga konflik terbuka dengan kekerasan tak bisa terhindarkan. Konflik tersebut tidak hanya merusak tatanan sosial tetapi telah berdampak terhadap semakin retaknya hubungan sosial antar etnik. Melayu, Dayak dan Madura. Mereka terpaksa harus berpisah dimana orang Melayu dan Dayak tidak mau menerima lagi orang Madura untuk kembali ke wilayah Kabupaten Sambas. Hal tersebut semakin memperkuat dugaan bahwa nilai-nilai sosial yang dianut masyarakat Melayu dan Dayak menjadi rapuh. Budaya menghargai tamu atau pendatang walaupun itu musuh yang selama ini dibanggakan oleh orang Melayu dan Dayak menjadi sebuah keniscayaan yang perlu dipertanyakan kembali. Karena itu, dapat disimpulkan bahwa konflik etnik yang terjadi di kabupaten Sambas tahun 1999 disebabkan oleh berbagai faktor yang muitidemensional. Keragaman budaya merupakan faktor utama yang mempengaruhi terjadinya berbagai benturan antar warga Melayu, Dayak dan Madura yang kemudian berinteraksi dengan fakor ekanomi dan politik, sehingga konflik yang tadinya laten berubah menjadi konflik manifest dengan kekerasan. Penolakan orang Melayu dan Dayak Sambas terhadap warga Madura untuk kembali ke kabupaten Sambas merupakan bentuk ketidakmampuan pemerintah dalam memberikan jaminan rasa aman bagi masyarakatnya. Hal tersebut sekaligus merupakan pengingkaran terhadap pengakuan akan keberagaman masyarakat Indonesia. Dalam jangka panjang fenomena tersebut bisa melahirkan semangat etnisitas berbasis wilayah dominasi yang pada gilirannya bisa menghambat proses demokrasi dan tumbuhnya civil society di daerah tersebut. Untuk itu pemerintah bersama masyarakat sipil harus mengambil langkahlangkah dialogis dalam rangka mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah sekaligus membangun semangat bare diantara warga yang berkonflik dengan tetap berpegang pada prinsip demokrasi. Selain itu juga perlunya dipikirkan upaya-upaya pencegahan secara dini dalam rangka mengantisipasi munculnya konflik kekerasan sekaligus membangun solidaritas diantara warga atas dasar semangat bhineka tungal ika.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T183
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Abas
Abstrak :
[ABSTRAK
Lansia yang terus meningkat populasinya diharapkan memiliki kualitas hidup yang baik. Salah satunya dengan memelihara fungsi kognitif. Senam GLO dilakukan tiga kali seminggu, 30 menit per sesi mampu meningkatkan fungsi kognitif. Lansia di panti Cibubur belum melakukan senam GLO tiga kali seminggu. Tujuan penelitian untuk melihat pengaruh senam GLO terhadap fungsi kognitif lansia. Metode penelitian ini adalah eksperimen semu tanpa kontrol dengan intervensi senam GLO 30 menit per sesi, tiga kali seminggu selama satu bulan. Fungsi kognitif dinilai dengan Mini Mental State Examination (MMSE). Besar sam pel 39 lansia dari populasi lansia di sasana sesuai kriteria inklusi. Uji statistik menggunakan paired t test. Hasil uji menunjukan ada pengaruh intervensi terhadap fungsi kognitif dari mean MMSE = 22,95 (SD = 1,413) menjadi 27,95 dengan SD = 1,297 (p value= 0,000 < a = 0,05). Kesimpulannya, senam GLO 30 menit per sesi, tiga kali seminggu meningkatkan fungsi kognitif.
ABSTRACT
The increasing number of elderly population is expected to have a good quality of life. One of them is maintaining cognitive function. GLO exercises that is done three times a week, 30 minutes per session can improve cognitive function. Elderly in nursing home Cibubur do not gymnastics GLO three times a week. The purpose of research was to look at the effect of exercise GLO on cognitive function of elderly. Methods this was a quasi-experimental study without control by GLO exercise 30 minutes per session, three times a wee~ for one month. On Cognitive function was assessed by the Mini Mental State Examination (MMSE). A total number of 39 elderly is of in the nursing home fit the inclusion criteria. Statistical test using paired t test. The test results showed effect of the intervention on cognitive function of the mean MMSE = 22.95 (SD = 1.413) to 27.95 with SD = 1.297 (p value= 0.001
2015
T42862
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aria Perdana Abas
Abstrak :
ABSTRAK
Metoda pemodelan data petrofisika dilakukan untuk memberikan cara yang lebih akurat dalam penentuan reservoar. Pemodelan yang diaplikasikan pada penelitian ini adalah substitusi fluida Gassmann yang dilakukan pada reservoar batupasir untuk melihat prilaku fluida pada kondisi tersaturasi air dan tersaturasi hidrokarbon terhadap gelombang seismik. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data yang sudah dipublikasikan dari Lapangan Penobscot, Cekungan Scotia Canada pada reservoar batupasir Formasi Mississauga, pada dua data sumur yaitu L30 dan B41 serta data seismik 3D,

Analisa yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi analisa parameter petrofisika, analisa crossplot, substitusi fluida, pengikatan seismik dengan data sumur dan perbandingan amplitudo data seismik. Substitusi fluida sendiri melibatkan data log p-wave, s-wave dan densitas batuan karena ketiga log tersebut sensitif terhadap pengaruh fluida yang berbeda dalam mengisi ruang dan pori, Tiga elemen penting dalam metoda ini adalah fluida itu sendiri, rock frame dan matrik pada mineral. Sedangkan perangkat lunak yang digunakan adalah Hampson-Russel

Karakteristik pada kasus brine didapatkan nilai vp dan vs mengalami kenaikan sedangkan nilai densitasnya turun terhadap kedaan awalnya. Pada kasus minyak dan gas nilai densitasnya naik tetapi nilai vp dan vs-nya trurun terhadap keadaan awalnya. Kemudian perbandingan antara data seismik real dan sintetik menunjukan trend yang sama tetapi pada data real seismik memiliki noise yang lebih besar. Perubahan prilaku amplitudo seismik pun terbukti pada sintetik untuk kasus brine, kasus minyak dan kasus gas seiring dengan bertambahnya offset.
ABSTRACT
Petrophysical method of modeling data is done to provide reservoir determination accurately. Gassmann fluids substitution is consider modeling to predict fluids behavior on wet case and hydrocarbon saturated attached to seismic response for the sand reservoir condition.. The study was conducted using published data from the sands reservoir Missisauga Formation on Penobscot Field, Scotia Basin in Canada, involving two wells available L30 and B41, also 3D seismic data

The analysis on this research include sensitivity analysis, crossplot analysis, fluids substitution, well seismic tying, and comparison of amplitude. Fluids substitution involves p-wave, s-wave and rocks density, because these three are very sensitive on different fluids which fill pore and space. The most important elements in this method is the fluids itself, rocks frame and minerals matrix. Hampson-Russell software program is used to perform the fluids substitution

Characteristic of the brine case p-wave and s-wave values were increased while the value of its density decreased. For oil and gas cases, the density value were increased while the p-wave and s-wave values were decreased compare with the insitu condition. Comparison between real-seismic and synthetics picking shows the same trend although on real-seismic there were much noise than synthetics. The amplitude changes performed on synthetic brine case, oil case and gas case were proven with increasing offset
2013
T44756
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saleh Abas
Abstrak :
Situasi politik Indonesia pascapemilu 1955 ternyata melahirkan ketidakstabilan politik yang berkepanjangan dan menimbulkan ketidakpuasan dari beberapa kalangan masyarakat. Presiden Sukarno yang terasing secara politik melihat celah untuk kembali ke panggung politik dengan memanfaatkan ketidakpuasan beberapa kalangan di masyarakat terhadap tingkah lake partai politik dalam menangani beberapa. Salah satunya adalab intervensi pada urusan militer. Pada pertengahan 1957 Sukarno mengungkapkan keinginannya terhadap kehidupan demokrasi di Indonesia. la ingin satu situasi politik yang stabil yang disebutnya demokrasi terpimpin.1 Kemudian, presiden mengajukan konsep yang intinya pertama, dalam kabinet seharusnya terdapat semua golongan masyarakat atau pembentukan sebuah kabinet koalisi berkaki banyak. Hal ini didasarkan pads selalu ditolaknya Partai Komunis Indonesia (PKI) untuk masuk dalam kabinet oleh partai yang dominan kala itu, yaitu partai yang berbasis agama (Islam) seperti Masyumi dan Nahdlatul Ulama (NU). Kedua, dibentuknya sebuah dewan nasional yang berdasarkan pada sifat-sifat fungsional dan akan dipimpin langsung oleh Sukarno? Usul Sukarno itu mendapat tanggapan positif dari kalangan militer....
2001
S12421
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Abas
Abstrak :
ABSTRAK
Prevalensi lansia penyandang demensia terus bertambah, sehingga lansia dengan risiko demensia harus dicegah agar tidak menjadi demensia. Senam GLO 30 menit tiga kali seminggu, aktifitas hobi, interaksi sosial dan dukungan keluarga mampu memelihara fungsi kognitif lansia. Tujuan inovasi CERDIK ASIK adalah untuk melihat pengaruh Aktifitas hobi, Senam GLO, Interaksi sosial dan dukungan Keluarga terhadap fungsi kognitif lansia. Metode yang dipilih adalah eksperimen semu tanpa kontrol dengan intervensi senam GLO, asuhan keperawatan komunitas dan keluarga selama 3 bulan. Sampel 20 lansia dari populasi 59 lansia dengan risiko, 10 keluarga lansia, kader kesehatan dan penanggungjawab program lansia di Puskesmas. Uji statistik menggunakan paired t test. Hasil uji menunjukan ada peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan kader, keluarga dan tenaga kesehatan tentang demensia, serta pengaruh intervensi terhadap fungsi kognitif. Rerata MMSE pre intervensi = 22.30 (SD = 1.34) dan pot intervensi menjadi 27.10, SD = 1.83 (p value = 0,000 < α = 5%). Perbedaan mean MMSE pre dan pos 4.8, SD=1.28 (p value = 0,000 < α = 5%). Implikasi; Program CERDIK ASIK menjadi pilihan intervensi untuk lansia risiko demensia di masyarakat dan dasar penelitian selanjutnya. Kesimpulannya, implementasi program CERDIK ASIK meningkatkan fungsi kognitif secara signifikan. ABSTRACT
The prevalence of older people with dementia continues to grow , so seniors with the risk of dementia must be prevented so not become dementia. GLO Gymnastics for 30 minutes three times a week, combined with hobby activities, social interaction and support of family is able to maintain cognitive functions of the elderly. The purpose of the innovation project was to see the influence of CERDIK ASIK Activities, GLO gymnastics , social interaction and support of Families on elderlies? cognitive function. The method selected was quasi experiments without control by intervention of gymnastic GLO, nursing care of the community and the family for 3 months. A sample of 20 elderly population from 59 at risk elderly, 10 families, elderly cadres responsible for the health and elderly program at the clinic. Statistical tests using the paired t test showed there was is an increase in knowledge, attitudes and skills cadres, family and paramedics about dementia , as well as the influence interventions affecting cognitive function. Pre intervention average MMSE = 22.30 (SD = 1.34) to 27.10, SD = 1.83 (p value = 0.000 < α = 5%). The difference in MMSE mean pre and post 3.0, SD = 1.28 (p value = 0.000 < α = 5%). Implication; program cerdikasik be an option intervention to elderly risk dementia in the community and the base of the next research.In conclusion, the implementation of CERDIK ASIK program improved cognitive function significantly.;The prevalence of older people with dementia continues to grow , so seniors with the risk of dementia must be prevented so not become dementia. GLO Gymnastics for 30 minutes three times a week, combined with hobby activities, social interaction and support of family is able to maintain cognitive functions of the elderly. The purpose of the innovation project was to see the influence of CERDIK ASIK Activities, GLO gymnastics , social interaction and support of Families on elderlies? cognitive function. The method selected was quasi experiments without control by intervention of gymnastic GLO, nursing care of the community and the family for 3 months. A sample of 20 elderly population from 59 at risk elderly, 10 families, elderly cadres responsible for the health and elderly program at the clinic. Statistical tests using the paired t test showed there was is an increase in knowledge, attitudes and skills cadres, family and paramedics about dementia , as well as the influence interventions affecting cognitive function. Pre intervention average MMSE = 22.30 (SD = 1.34) to 27.10, SD = 1.83 (p value = 0.000 < α = 5%). The difference in MMSE mean pre and post 3.0, SD = 1.28 (p value = 0.000 < α = 5%). Implication; program cerdikasik be an option intervention to elderly risk dementia in the community and the base of the next research.In conclusion, the implementation of CERDIK ASIK program improved cognitive function significantly.;The prevalence of older people with dementia continues to grow , so seniors with the risk of dementia must be prevented so not become dementia. GLO Gymnastics for 30 minutes three times a week, combined with hobby activities, social interaction and support of family is able to maintain cognitive functions of the elderly. The purpose of the innovation project was to see the influence of CERDIK ASIK Activities, GLO gymnastics , social interaction and support of Families on elderlies? cognitive function. The method selected was quasi experiments without control by intervention of gymnastic GLO, nursing care of the community and the family for 3 months. A sample of 20 elderly population from 59 at risk elderly, 10 families, elderly cadres responsible for the health and elderly program at the clinic. Statistical tests using the paired t test showed there was is an increase in knowledge, attitudes and skills cadres, family and paramedics about dementia , as well as the influence interventions affecting cognitive function. Pre intervention average MMSE = 22.30 (SD = 1.34) to 27.10, SD = 1.83 (p value = 0.000 < α = 5%). The difference in MMSE mean pre and post 3.0, SD = 1.28 (p value = 0.000 < α = 5%). Implication; program cerdikasik be an option intervention to elderly risk dementia in the community and the base of the next research.In conclusion, the implementation of CERDIK ASIK program improved cognitive function significantly.;The prevalence of older people with dementia continues to grow , so seniors with the risk of dementia must be prevented so not become dementia. GLO Gymnastics for 30 minutes three times a week, combined with hobby activities, social interaction and support of family is able to maintain cognitive functions of the elderly. The purpose of the innovation project was to see the influence of CERDIK ASIK Activities, GLO gymnastics , social interaction and support of Families on elderlies? cognitive function. The method selected was quasi experiments without control by intervention of gymnastic GLO, nursing care of the community and the family for 3 months. A sample of 20 elderly population from 59 at risk elderly, 10 families, elderly cadres responsible for the health and elderly program at the clinic. Statistical tests using the paired t test showed there was is an increase in knowledge, attitudes and skills cadres, family and paramedics about dementia , as well as the influence interventions affecting cognitive function. Pre intervention average MMSE = 22.30 (SD = 1.34) to 27.10, SD = 1.83 (p value = 0.000 < α = 5%). The difference in MMSE mean pre and post 3.0, SD = 1.28 (p value = 0.000 < α = 5%). Implication; program cerdikasik be an option intervention to elderly risk dementia in the community and the base of the next research.In conclusion, the implementation of CERDIK ASIK program improved cognitive function significantly.;The prevalence of older people with dementia continues to grow , so seniors with the risk of dementia must be prevented so not become dementia. GLO Gymnastics for 30 minutes three times a week, combined with hobby activities, social interaction and support of family is able to maintain cognitive functions of the elderly. The purpose of the innovation project was to see the influence of CERDIK ASIK Activities, GLO gymnastics , social interaction and support of Families on elderlies? cognitive function. The method selected was quasi experiments without control by intervention of gymnastic GLO, nursing care of the community and the family for 3 months. A sample of 20 elderly population from 59 at risk elderly, 10 families, elderly cadres responsible for the health and elderly program at the clinic. Statistical tests using the paired t test showed there was is an increase in knowledge, attitudes and skills cadres, family and paramedics about dementia , as well as the influence interventions affecting cognitive function. Pre intervention average MMSE = 22.30 (SD = 1.34) to 27.10, SD = 1.83 (p value = 0.000 < α = 5%). The difference in MMSE mean pre and post 3.0, SD = 1.28 (p value = 0.000 < α = 5%). Implication; program cerdikasik be an option intervention to elderly risk dementia in the community and the base of the next research.In conclusion, the implementation of CERDIK ASIK program improved cognitive function significantly.
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Husen Abas
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985
R 499.2263 HUS k
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library