Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
A.S. Tanumihardja
Bandung: Pelajar, [date of publication not identified]
899.223 2 TAN w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Tanumihardja
Abstrak :

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh risk identification, risk measurement dan monitoring, risk controlling, dan bank size terhadap tingkat rasio non-performing loans pada industri perbankan di Indonesia. Objek penelitian yaitu seluruh bank umum yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia yang memublikasikan laporan tahunannya selama periode tahun 2011 sampai dengan 2015. Estimasi model penelitian terdiri dari tiga model yang dilakukan dengan menggunakan metode regresi data panel Feasible General Least Square (FGLS), Fixed Effect, dan Panel-Corrected Standard Errors (PCSE) secara berurutan. Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa pada umumnya bank telah melaksanakan risk identification, risk measurement dan monitoring, risk controlling. Namun, dalam implementasinya belum sepenuhnya berjalan dengan efektif. Pengelolaan manajemen risiko kredit yang baik dan tepat dapat membantu bank, baik berukuran kecil maupun besar, untuk meminimalisir tingkat rasio non-performing loans.


This study aims to examine the impact of risk identification, risk measurement and monitoring, risk controlling, and bank size to non-performing loan ratio in Indonesian banking industry. The object of study is all commercial banks listed in the Indonesian Stock Exchange that published its annual reports during the period of 2011 to 2015. The model estimation consists of three models which is being employed by Feasible General Least Square (FGLS), Fixed Effect, Panel-Corrected Standard Errors (PCSE), respectively. The findings reveal that in general bank has implemented risk identification, risk measurement and monitoring, risk controlling. However, the implementation has not fully run effectively. Sound and proper credit risk management, both small and large bank, play important roles in minimizing non-performing loan ratio.

Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Janice Tanumihardja
Abstrak :
ABSTRAK
Inhibitor fusi berpotensi untuk digunakan di masa depan sebagai bagian dari program kontrol HIV di Indonesia. Maka, kemampuan untuk menguji resistensi terhadap obat tersebut perlu dikembangkan. Uji resistensi genotipik dimulai dengan amplifikasi gen yang menjadi target obat, fusi gp41. Pasangan primer untuk amplifikasi dibuat berdasarkan sikuens dua subtipe HIV yang paling sering ditemui di Indonesia, yaitu AE dan B. Beberapa sampel plasma dari subyek yang mewakili kedua subtipe diekstraksi untuk mendapatkan RNA HIV. Dengan proses PCR, pasangan primer digunakan untuk menghasilkan produk amplifikasi. Identitas produk dipastikan dengan mengukur panjang basa produk menggunakan elektroforesis. Sebelas sampel plasma digunakan dalam penelitian ini. PCR satu langkah dapat mengamplifikasi gp41 dari 54.5 sampel, dan produk yang tidak spesifik dihasilkan dari 1.1 sampel. Amplifikasi 36.4 sampel tidak menghasilkan produk amplifikasi, yang dapat disebabkan oleh ketidaksesuaian sikuens primer. Dengan memvariasikan suhu anil, hasil menunjukkan bahwa suhu yang optimal adalah 57.2 C. Kesimpulannya, PCR satu langkah menggunakan pasangan primer yang telah didesain mampu mengamplifikasi gen gp41 HIV-1 dari subtipe AE dan B. Namun, penelitian lebih lanjut untuk menemukan kondisi yang dapat meningkatkan sensitivitas dan spesifisitas amplifikasi perlu dilakukan.
ABSTRACT
Fusion inhibitor has the potential to be used in the future for HIV control program in Indonesia, hence the capacity to test resistance towards this drug needs to be built. Resistance detection by genotypic assay begins with amplification of gene targeted by the drug, fusion gp41. Based on the sequence of two most common HIV subtypes in Indonesia, AE and B, a primer pair is designed. Some subjects plasma samples representing both subtypes are extracted to obtain HIV RNA. With PCR process, the primer pair is used to produce amplification product which identity is checked by length using electrophoresis. Eleven plasma samples were used in this research. One step PCR using the primer pair was able to amplify gp41 gene from 54.5 of the samples, and unspecific amplification product is seen in 1.1 of samples. Amplification of 36.4 of the samples failed to produce any product, which can be caused by inappropriate primer sequence. By varying the annealing temperature, it is found that the optimal annealing temperature to produce single expected band is 57.2 C. In conclusion, with one step PCR method the primer pair designed was able to amplify HIV 1 gp41 gene from subtype AE and B. However, further research to find condition that can increase the sensitivity and specificity of the amplification process should be done.
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library