Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
A. Wisnu Pamungkas
"Organisasi sebagai suatu sistem yang terbuka akan selalu mengalami perubahan. Sasaran dari perubahan adalah untuk menciptakan sistem yang mampu untuk hidup dan berkembang. Keberhasilan mengelola perubahan dalam organisasi belum mencukupi untuk menjadikan suatu organisasi mempunyai daya saing tinggi kecuali mengusahakan supaya organisasi tersebut mau belajar. Ada beberapa alasan mengapa learning organization sangat relevan. Pertama : Kecocokan dengan era informasi yang sedang dihadapi, dimana perubahan telah menjadi sesuatu yang konstan. Kedua : Pada era informasi, organisasi lebih mengandalkan pada pengetahuan di dalam membangun keunggulan kompetitif. Ketiga : Belum sepenuhnya dilakukan transformasi dan pengembangan menuju learning organization agar memungkinkan pengembangan kapabilitas inti yang berkelanjutan dari organisasi.
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik (BBKB) sebagai suatu organisasi pasti mengalami perubahan. Agar perubahan tersebut menjadikan BBKB suatu organisasi yang mempunyai daya saing, maka perlu menjadikan BBKB sebagai organisasi pembelajar. Oleh karena itu yang menjadi permasalahan : Bagaimana persepsi karyawan BBKB tentang organisasi pembelajar? Subsistem manakah yang mendorong pembelajaran BBKB? Subsistem manakah yang menghambat pembelajaran BBKB? Strategi yang bagaimana yang dapat meningkatkan efektifitas organisasi pembelajar BBKB?
Penelitian tesis ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Marquardt, antara lain kuesioner tentang learning organization menggunakan indikator yang telah dikembangkan oleh Marquardt (1997, 222 - 226), yang pada dasamya berpedoman pada lima subsistem kekuatan organisasi pembelajar, yaitu : subsistem pembelajaran, subsistem organisasi, subsistem manusia, subsistem pengetahuan dan subsistem teknologi. Penelitian dilaksanakan di BBKB dengan obyek penelitian adalah seluruh karyawan. Namun, menyadari kesulitan teknis yang mungkin dihadapi, serta keterbatasan waktu, maka tidak semua populasi mengisi kuesioner, tetapi dengan meneliti sebagian dari populasi (sampel) dengan teknik random berstrata. Dengan jumlah karyawan 228 orang, maka diperlukan sampel sebanyak 62 orang, dengan rincian 6 orang pejabat struktural, 13 orang pejabat fungsional dan 43 orang staf/pelaksana (25 % dari jumlah karyawan).
Hasil analisis dari learning organization profile menunjukkan bahwa di BBKB keseluruhan subsistem berada pads tingkatan diterapkan sekedarnya. Dengan demikian secara keseluruhan profile organisasi pembelajar BBKB masih lemah. Hal ini diperkuat dengan jumlah karyawan yang berpendapat profile organisasi pembelajar sedikit sekali diterapkan atau tidak sama sekali menduduki peringkat dua (2) pada semua subsistem, kecuali subsistem transformasi organisasi dimana peringkat dua (2) adalah pemyataan diterapkan secara luas. Subsistem Transformasi Organisasi bisa dikatakan pendorong profile organisasi pembelajar BBKB. Dilihat skor terbesar dari setiap pernyataan, secara keseluruhan berada pada tingkat diterapkan sekedarnya, kecuali beberapa pernyataan berada pada tingkat sedikit sekali diterapkan atau tidak sama sekali, yang merupakan penghambat organisasi pembelajar BBKB, yaitu :
Pernyataan no.4 (karyawan diberi pelatihan bagaimana cara belajar), pernyataan no.8 (tim didorong untuk sating belajar dengan berbagai cara) dan pernyataan no.10 (tim dilatih tentang cara bekerja dan belajar dalam tim) dari subsistem dinamika belajar. Pernyataan no.8 (membagi pengetahuan dengan orang/kelompok lain) dari subsistem transformasi organisasi. Pernyataan no.2 (akses jalur cepat informasi), pernyataan no.4 (akses terhadap program belajar berbasis komputer) dari subsistem teknologi.
Secara keseluruhan skor rata-rata tingkat penerapan pembelajaran BBKB masih di bawah skor rata-rata 500 perusahaan yang diteliti oleh Marquardt. Secara keseluruhan tingkat organisasi pembelajar di BBKB belum optimal, maka diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan efektifitas organisasi pembelajar dengan melaksanakan strategi yang disarankan oleh Marquardt, antara lain : faktor kepemimpinan, yaitu perlu mendorong pemimpin untuk mempunyai komitmen yang kuat menjadikan BBKB sebagai organisasi pembelajar. Karena fungsi kepemimpinan adalah menciptakan perubahan. Juga disarankan untuk segera melaksanakan perbaikan dengan melakukan program kegiatan yang dapat meningkatkan BBKB sebagai organisasi pembelajar, dengan berpedoman peda pernyataan-pernyataan yang menghambat organisasi pembelajar. Khusus untuk subsistem aplikasi teknologi, subsistem yang paling menghambat organisasi pembelajaran BBKB, disarankan untuk menciptakan SIM (Sistem Informasi Manajemen) yang dapat dipergunakan untuk akses jalur cepat informasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12168
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Wisnu Pamungkas
"Pendahuluan: Iskemia tungkai kritis (ITK) merupakan penyakit vaskular yang memiliki risiko mortalitas dan amputasi yang tinggi. Insidens dari penyakit arteri perifer (PAP) khususnya ITK di Amerika mencapai 500-1000 kasus per 1 juta orang setiap tahunnya. Intervensi endovaskular (EVI) merupakan salah satu metode terapi ITK yang menjadi pilihan utama karena secara signifikan menurunkan risiko amputasi dan meningkatkan limb salvage. Penatalaksanaan menggunakan EVI terbagi menjadi balloon angioplasty dan stent angioplasty. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari metode EVI dalam pemyembuhan luka akibat ITK.
Metode: Dilakukan studi cross sectional dengan 90 subjek ITK yang menjalani intervensi endovaskular berupa balloon angioplasty dan stent angioplasty di Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo dari Januari 2013 hingga Juli 2017. Lama penyembuhan luka diantara kedua metode dianalisis menggunakan uji T tidak berpasangan dengan nilai p<0,05 dianggap bermakna secara statistik. Data yang diambil berupa metode EVI, lama penyembuhan luka, dan data karakteristik subjek (usia, riwayat amputasi, IMT, riwayat merokok, DM, lokasi pembuluh darah, dan profil darah).
Hasil: Persebaran data lama perawatan pada kelompok balloon angioplasty dan stent angioplasty menunjukan hasil yang normal dengan rerata 84,8 ± 2,423 hari dan 59,93 ± 2,423 hari dengan perbedaan rerata 25 hari. Perbedaan rerata antara kedua faktor bermakna secara statistik (p<0,05). Kejadian amputasi pada kelompok balloon angioplasty dan stent angioplasty adalah 22 dan 16 kejadian dengan perbedaan yang tidak bermakna secara statistik (p<0,05).
Kesimpulan: Metode stent angioplasty lebih baik dibandingkan metode balloon angioplasty dalam hal lama penyembuhan luka pada pasien ITK.

Introduction: Critical limb ischemia (CLI) is a vascular disease that has a significant amputation and mortality risk with diabetes mellitus, the most significant risk factor in CLI, is very common among Indonesian. Endovascular intervention (EVI) is preferred in treating CLI because it is non invasive and effective. Balloon angioplasty and stent angioplasty are the most common method of EVI in Indonesia. This study aims to compare the effectiveness of balloon angioplasty and stent angioplasty on wound healing in CLI.
Method: A cross sectional study enrolled 90 subjects of CLI who underwent endovascular intervention using balloon angioplasty and stent angioplasty from January 2013 to July 2017 in dr. Cipto Mangunkusumo General Hospital, Jakarta. The wound healing period between balloon angioplasty and stent angioplasty were analyzed using unpaired T-test with p<0,05 considered as statistically significant. Data of intervention method, wound healing period, and subjects characteristic data (age, amputation, BMI, smoking habit, DM, occlusion site, and blood profile) were obtained.
Result: The wound healing period in balloon angioplasty and stent angioplasty distributed normally. Mean value of wound healing period in balloon angioplasty and stent angioplasty is 84,8 ± 2,423 and 59,93 ± 2,423 days with mean difference of 25 days. The difference of wound healing period in both group is statically significant (p<0,05). The amputation event in balloon angioplasty and stent angioplasty is 22 and 16 event with no difference statistically.
Conclusion: Stent angioplasty is better method than balloon angioplasty for wound healing in patients with CLI.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T58836
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panji Wisnu Pamungkas
"Penelitian ini dilatarbelakangi adanya perubahan besar terkait inovasi Binmas Online System. Dalam pengembangan tahap pertama tahun 2016, Binmas Online System sebagai salah satu sarana Korbinmas Baharkam Polri dalam melakukan pembinaan masyarakat mengalami banyak permasalahan atau kendala. Akan tetapi, inovasi ini kembali dirilis oleh Polri pada tahun 2021 lalu bertajuk Binmas Online System Versi 2, dimana kini telah digunakan oleh hampir 97% Bhabinkamtibmas yang ada di seluruh Indonesia. Berdasarkan kondisi tersebut, maka penelitian ini ditujukan untuk mengetahui desain pengembangan inovasi Binmas Online System Versi 2 serta kontribusinya dalam penguatan kinerja Bhabinkamtibmas. Pisau analisis dalam penelitian ini adalah teori inovasi, teori kinerja, teori kebijakan, teori teknologi informasi dan Uses and gratification teory. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, dan metode penelitian penelitian ini adalah metode kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa desain pengembangan inovasi Binmas Online System Versi 2 dilakukan melalui tiga tahap. Pertama, proses inisiasi dilakukan melalui proses berpikir kreatif, menawarkan konsep atau rancangan inovasi, kemudian tahap pengambilan keputusan. Kedua, proses implementasi dilakukan melalui dua tahapan, yakni tahapan awal berupa pembentukan pokja berbasis kompetensi, penyusunan instrument pendukung, dan pengaturan sumber daya manusia. Adapun pada tahap lanjutan melakukan pengawasan dan evaluasi. Ketiga, proses kontuniasi dilakukan karena Korbinmas Baharkam Polri selalu terobsesi untuk meningkatkan kinerja dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta semangat yang besar untuk mengevaluasi demi mendapatkan perbaikan dan kesempurnaan. Selanjutnya, Binmas Online System Versi 2 memberikan kontribusi nyata bagi Bhabinkamtibmas dalam menjalankan tugasnya melakukan pembinaan masyarakat, Menghimpun informasi, melayani kepentingan warga masyarakat, membina dan melatih petugas satuan keamanan lingkungan, menyampaikan pesan Kamtibmas, serta melakukan deteksi dini terhadap potensi gangguan Kamtibmas.

This research is motivated by major changes related to the innovation of the Binmas Online System. In the first phase of development in 2016, Binmas Online System as one of the means of Korbinmas Baharkam Polri in conducting community development experienced many problems or obstacles. However, this innovation was again released by the National Police in 2021 entitled Binmas Online System Version 2, which has now been used by almost 97% of Bhabinkamtibmas throughout Indonesia. Based on these conditions, this research is intended to determine the design of the Binmas Online System Version 2 innovation development and its contribution in strengthening the performance of Bhabinkamtibmas. The analysis knives in this study are innovation theory, performance theory, policy theory, information technology theory and uses and gratification teory. This type of research is field research, and the research method of this research is a qualitative method. The results of this study show that the design of the Binmas Online System Version 2 innovation development was carried out through three stages. First, the initiation process is carried out through a creative thinking process, offering an innovation concept or design, then the decision-making stage. Second, the implementation process is carried out through two stages, namely the initial stages in the form of the formation of competency-based working groups, the preparation of supporting instruments, and the regulation of human resources. As for the advanced stage, it carries out supervision and evaluation. Third, the contuniation process is carried out because the Korbinmas Baharkam Polri is always obsessed with improving performance and improving services to the community as well as a great enthusiasm for evaluation in order to get improvement and perfection. Furthermore, Binmas Online System Version 2 makes a real contribution to Bhabinkamtibmas in carrying out its duties of conducting community development, collecting information, serving the interests of community residents, fostering and training environmental security unit officers, conveying Kamtibmas messages, and conducting early detection of potential Kamtibmas disturbances."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library