Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4884 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sustiyanti
"Penelitian ini mengkaji pola intonasi dan pemarkah pola intonasi kalimat deklaratif dan interogatif bahasa Indonesia oleh penutur Lampung. Penelitian ini merupakan penelitian fonetik eksperimental dengan metode analisis data kuantitatif dan kualitatif. Kajian data menunjukkan bahwa dalam pola intonasi kalimat deklaratif berstruktur S-PO-K terdapat kecenderungan nada mendatar pada subjek, predikat, objek, menurun pada keterangan, garis dasar nada cenderung menurun, dan rentang nada relatif kecil. Pola intonasi kalimat interogatif konfiratoris cenderung naik pada subjek, predikat, objek, menurun tajam pada keterangan, dan rentang nada relatif besar. Pemarkah pola intonasi kalimat deklaratif berstruktur S-P-O-K adalah alir nada naik pada subjek, datar pada predikat, turun pada objek, naik-turun pada keterangan, garis dasar nada turun pada keterangan, nada akhir turun, dan garis dasar nada turun pada seluruh kontur. Pemarkah pola intonasi kalimat interogatif konfirmatoris adalah alir nada naik pada subjek, datar pada predikat sampai dengan awal keterangan, alir nada turun-naik-turun pada akhir keterangan, dan nada akhir turun.

This study examines intonation pattern and marker of intonation pattern of Indonesian declarative and confirmatory interrogative sentence spoken by Lampung speakers. The study is an experimental phonetics research using quantitative and qualitative data analysis method. The study reveals that the intonation pattern of the declarative sentence, which have subject-predicate-object-adjunct structure, tends to flat at subject, predicate, object, decline at adjunct, the baseline of contour is decline, and the pitch range is narrow relatively. The intonation pattern of the interrogative sentence tends to rise at subject, predicate, object, fall incisively at adjunct, and the pitch range is wide relatively. The markers of intonation pattern of declarative sentence, which have subject-predicate-object-adjunct structure is the rise pitch movement at subject, flat at predicate, fall at object, the rise-fall pitch movement at adjunct, the declination of baseline at adjunct, the fall final pitch, and the declination of baseline at the contour. The markers of intonation pattern of confirmatory interrogative sentence is the rise pitch movement at subject, flat at predicate to the beginning of adjunct, the fall-rise-fall pitch movement at the end of adjunct, and the fall final pitch."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
T26223
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Chandrika Indira Maharani
"Kata dan frasa dapat mengalami perubahan makna dan pergeseran bidang. Pengelompokan kata berdasarkan bidang dan ciri semantiknya akan membentuk suatu hiponim. Hiponim adalah kata-kata yang terhubung sebagai satu lambang ataupun bidang yang disebut dengan hiperonim dalam suatu medan makna. Makna dari suatu kata dan frasa dapat terbentuk karena adanya asosiasi makna. Suatu makna leksikal dapat berubah tergantung pada pemakaian kata dan frasa tersebut di dalam kalimat sehingga akan terbentuk makna gramatikal dan kontekstualnya.
Penelitian ini membahas tentang makna leksikal, kontekstual, dan penggunaannya dari kosakata dan frasa pada iklan produk perawatan wajah Nivea Q10 di Belanda dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Hasil dari penelitian ini terdapat 2 kata yang berada pada bidang kecantikan, 15 kata yang berasal dari bidang lain (non kecantikan), dan 5 kata yang berada di dua bidang sekaligus. Makna dari kata dan frasa dari iklan Nivea Crème Q10 ini berkaitan dengan representasi kecantikan wajah bagi orang Belanda.

Word and phrases can change in meaning and shifting fields. Grouping words according to their fields and semantic characteristics will form a hyponym. Hyponyms are words that are connected as a symbol or field called hyperonyms in semantic fields. The meaning of a word and phrase can be formed because of the association of meaning.
This journal discusses lexical, contextual meaning, and their use of the vocabulary and phrases through Nivea face care product advertisements in Netherland by using descriptive qualitative methods. The results of this study are 2 words in the beauty field, 15 words from other fields (non-beauty), and 5 words in two fields at once whose meaning will be related to beauty representation for the Dutch. The meaning of the words and phrases from the Nivea Q10 advertisement is related to the representation of facial beauty for the Dutch.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra Nuraini
"This paper1 deals with the phonology and the lexicology of the Indonesian Bajo language and more specifically with the dialect or variant that can be heard all around the Flores Sea in Kangean, South-East Sulawesi, Sumbawa, and Flores. The phonological survey focuses on vowel lengthening, gemination, pre-nasalized phonemes, and sandhi. The second part of this paper proposes an insight into Bajo lexicology, restricted to nominal and verbal derivation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
909 UI-WACANA 12:2 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Darsita
"Jatinegara Daum adalah sebuah wilayah yang terletak di Pulau Gadung Jakarta Timur. Penduduk yang bermukim di wi_layah tersebut tidak menggunakan bahasa Indonesia, sebagai bahasa pergaulannya sehari-hari. Adapun bahasa yang mereka pergunakan adalah bahasa Sunda. Bahasa Sunda yang dipergunakannya itu diperkenalkan oleh Pangeran Akhmad Jaketra, pada tahun 1619. Kini, bahasa itu masih tetap dipergunakan oleh keturunan Pangeran Akhmad Jaketra, sebagai bahasa pergaulan sehari-hari. Kendatipun, bahasa itu masih tetap dipergunakan sebagai bahasa pergaulan sehari-hari namun, jumlah pengikutnya dapat dikatakan berkurang karena mereka menganggap bahasa Sunda yang mereka pergunakan itu bahasa Sunda kasar. Oleh karena bahasa ini diperkirakan sudah berusia 300 tahun lebih, maka penelitian terhadap bahasa tersebut menjadi amat menarik, dan juga bahasa itu perlu untuk diinventarisasikan sebagai bahasa daerah yang terdapat di Indonesia, yang perlu diperkenalkan kepada semua masyarakat."
1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amsterdam : North-Holland , 1974
415 HIS II
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Maryott, Kenneth R.
Philadelphia: College of Arts and Sciences, 1961
499.215 MIO
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Oconnor, J.D.
New York, N.Y.: Penguin Books , 1973
414 OCO p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Gilbers, Dirk Gilbert
Groningen: Rijksuniversiteit, 1956
BLD 439.31 GIL p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lidia Kristri Afrilita
"Tesis ini mengkaji pengalaman Tip of the Tongue (ToT) pada penutur bahasa Indonesia dan pengaruh kompleksitas fonotaktik terhadap kejadian ToT, serta implikasinya terhadap model akses leksikal. Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan menciptakan situasi yang memicu kemunculan ToT pada responden. Sumber data penelitian ini adalah kelompok kata berfonotaktik sederhana dan berfonotaktik kompleks yang diseleksi dari kata berfrekuensi rendah (F=5) pada korpus IndonesianWaC. Data penelitian ini adalah semua fitur generic recall yang muncul selama kejadian ToT dan urutan kemunculan tiap-tiap informasi tersebut. Data dianalisis dengan menggunakan prosedur analisis statistik, yaitu perhitungan frekuensi kemunculan, uji t satu sampel, dan uji korelasi Pearson.
Hasil analisis menjelaskan bahwa (1) fitur-fitur generic recall yang muncul pada ToT bahasa Indonesia adalah fitur relasi makna, definisi, dan memori episodik pada level konseptual; dan fitur segmen awal, segmen tengah, segmen akhir, jumlah suku kata, dan kemiripan fonologis pada level leksem; (2) variabel kompleksitas fonotaktik menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi probabilitas kejadian ToT; (3) model akses leksikal yang paling banyak muncul pada proses akses leksikal bahasa Indonesia adalah model serial; dan (4) kecenderungan kemunculan model serial terjadi pada kedua kelompok pola fonotaktik.

This research investigates Tip of the Tongue (ToT) experience amongst Indonesian speakers and the influence of phonotactics complexity towards ToT probability, and its implication towards lexical access model. This study applied experimental research design by creating a condition to trigger the occurence of ToT amongst the respondents. The source of data was a group of simple-phonotactics words and a group of complex-phonotactics words selected from low frequency words (F=5) found in IndonesianWaC corpus. The data of this research was all generic recall features and the order of information as mentioned by the respondents during lexical access process. The data was analyzed by applying statistical analysis procedures including frequency of occurence, t test one sample, dan Pearson correlation test.
The findings of this research indicated that (1) generic recall features found in Indonesian ToT include sense relation, definition, and episodic memory features on conceptual level; dan initial segment, middle segment, final segment, number of syllable, and phonological similarity features on lexeme level; (2) phonotactics complexity is one of the factors influencing the probability of ToT; (3) the most frequently occured lexical access model in Indonesian is serial model; and (4) the tendency towards serial model occurs in both phonotactics groups.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
T43482
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supriatnoko
"Basa Cerbon menjadi menarik untuk diteliti berlandaskan fakta kehadirannya sejak abad ke-14 di lingkungan Bahasa Sunda. Kondisi ini memunculkan permasalahan penelitian dialektologi untuk menelisik distribusi variasi bahasa dan penetapan status. Penelitian ini menggunakan ancangan kualitatif dan kuantitatif. Satuan unit penelitian adalah desa. Titik Pengamatan ditetapkan 55 desa dengan teknik sampling pemercontoh bertujuan (purposive sample) atau disebut criterion-based selection. Informan diperlakukan sebagai sumber data. Data bahasa dijaring dengan menggunakan kuesioner yang berisi daftar tanyaan, dikumpulkan dari 55 TP dengan menggunakan metode pupuan lapangan dengan teknik bersemuka dan perekaman, dianalisis dengan menggunakan metode berkas watas kata dan penghitungan jarak kosakata menggunakan metode dialektometri melalui teknik segitiga antardesa dan Polygones de Thiessen.
Hasil analisis data disajikan secara deskriptif. Temuan-temuan hasil penelitian adalah sebagai berikut: dari jumlah 558 peta, ditemukan 209 peta variasi leksikal dan 349 peta variasi fonologis. Ditemukan pula 3 kelompok penutur Basa Cerbon, yaitu kelompok penutur Basa cerbon yang mengucapkan fonem vokal terbuka /a/ sebagai [a], yang mengucapkan fonem vokal terbuka /a/ sebagai [ɔ], yang mengucapkan fonem vokal terbuka /a/ sebagai [a], [ɔ]. Ditemukan kosakata khas dan hibrida dalam Basa Cerbon. Hasil analisis data menemukan distribusi kosakata serapan dari Bahasa Jawa, Bahasa Sunda, dan Bahasa Indonesia dari jangkauan satu TP ke jangkauan 54 TP. Hasil penghitungan dialektometri berkesimpulan Basa Cerbon belum dapat disebut sebagai sebuah "bahasa tersendiri" karena capaian variasi leksikal menurut kriteria Guiter (1973) adalah "Beda Wicara", variasi fonologis dalam kriteria "Beda Dialek". Walaupun sebagai bagian dari Bahasa Jawa, Basa Cerbon memiliki frekwensi penggunaan kata gramatikal yang tinggi, sehingga Basa Cerbon tidak mudah dipahami oleh penutur jati Bahasa Jawa dari daerah lain, maka dalam hal ini kata gramatikal dapat menjadi penanda jatidiri penuturnya di Cirebon.

Basa Cerbon becomes interesting to be researched as the fact of its existence since 14 century in Bahasa Sunda environment. The condition brings up the problem in dialectology to research the distribution of language variations and the status of it. The research uses qualitative and quantitative approach. Desa is treated as research unit. 55 desa are treated as the sample by using criterion-based selection or purposive sample technique. Informans are treated as sources of data. Data are collected by using questionnaire which contains list of questions in it, obtained through participative observation method, face-to face conversation and recording techniques. Data are analysed by isogloss and dialectometry methods, using triangular interregional and polygones de Thiessen techniques.
The result of analysis is presented descriptively. The findings of the research are as follows: From 558 maps, it is discovered 209 maps of lexical variation and 349 maps of phonological variation. It is found 3 groups of Basa Cerbon speakers, that is the group who pronounces the open vocal phoneme /a/ as [a], who pronounces the open vocal phoneme /a/ as [ɔ], who pronounce the open vocal phoneme /a/ as [a], [ɔ]. It is found special vocabularies and hybrid in Basa Cerbon, the distribution of vocabulary absorption of the language of Javanesse, Sundanesse and Indonesia from the range of one to fifty four points of observation. From the dialectometry counting it can be concluded that Basa Cerbon has not been able to state as "separate language" because the achieving of lexical variaton?according to Guiter (1973)?is "speech different", the achieving of phonological variation is "dialect different". Although Basa Cerbon is the part of Javanesse language, it has high frequency in using gramatical vocabulary, so it causes to be uneasy to understand by the javanesse speakers from other areas, so in this case, Basa Cerbon gramatical vocabulary can be the indication of its speakers identity in Cirebon.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
D2045
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>