Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 95 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Herbert Samuael Budiarto
Jakarta: Elex Media Komputindo, 1990
005.42 HER p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36686
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Purwadi
"Short Message Service (SMS) menyediakan fasilitas pengiriman pesan berbentuk text sampai dengan 160 karakter, ke dan dari MS. Text dapat berupa kata atau nomor atau kombinasi alphanumeric. Pertumbuhan jurnlah pengguna jasa telekomunikasi selular GSM (Global Selular For Mobile Telecommunication) yang terus meningkat disatu sisi akan sangat menggembirakan. Tetapi apabila pertumbuhan tersebut tidak terantisipasi dengan baik maka akan berdampak buruk pada kapasitas dan kualitas pelayanan dari jaringan GSM.
Salah satu upaya dalam mengantisipasi pertumbuhan pengguna jasa telepon bergerak selular GSM adalah dengan memelihara unjuk keda jaringan BSS (Base Station Sub-system) agar tetap optimal. Unjuk keda jaringan dapat dilakukan dengan meningkatkan penanganan gangguan secara berkala. Penanganan gangguan secara berkala dapat dilakukan dengan dibantuan sistim pengiriman informasi gangguan melalui media SMS. Pengukuran sistim keda sensor dilakukan dilokasi BTS Panin milik PT.Telkomsel pada tanggal 2 Desember 2003 selama 2 jam.
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa informasi yang disampaikan sangat cepat dan akurat dibandingkan dengan sistim yang lama, schingga sistim ini layak untuk dapat diimplementasikan dengan balk, diketahui dari hasil uji coba yang dilakukan dilapangan. Sistim yang dijalankan dengan menggunakan sistim komputerisasi mempunyai manfaat yang cukup besar, seperti : menunjukkan hasil kerja yang optimal, percepatan pengiriman data dan akurat atau ketepatan dalam penyampaian informasi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S39956
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricca Sumarni
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S52060
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mikhael Johanes
"Gambar telah menjadi instrumen utama yang digunakan oleh arsitek untuk bekerja. Sekarang, perkembangan teknologi dan media memberikan beragam pilihan instrumen yang dapat digunakan oleh arsitek. Peran gambar dalam proses perancangan arsitektur kemudian tampaknya bergeser akibat berkembangnya instrumen lain seperti komputer. Tulisan ini akan mencoba untuk menganalisis bagaimana gambar dan representasi bekerja dalam arsitektur dan menemukan potensi yang membuatnya masih relevan hingga saat ini. Penelusuran yang dilakukan akhirnya menunjukkan bahwa gambar tetap memiliki peran signifikan dalam proses perancangan arsitektur. Representasi yang terjadi di dalam gambar dan bagaimana perancang dapat bereksperimen melalui gambar tersebut membuatnya tetap menjadi media yang menarik bagi arsitek.

Drawings have become the main instrument used by architects to work. Developments in technology and media provide a wide selection of instruments that can be used by architects. The role of drawing in architectural design process then seems changed because the developments. This writing will try to analyze how drawings and representations work in architecture, and discover the potential aspects that make it still relevant to the present. The searches show that drawings retain a significant role in the process of architectural design. Representation that occurs in the drawings and how the designer can experiment with it make drawings still interesting to use by architects until now."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42672
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
I.G. Rai Widjaja
Bekasi: Megapoin, 2007
346.02 RAI m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
AM Unggul Putranto
"Sejak semula BUMN X telah menggunakan golongan jabatan dan golongan gaji sebagai dasar pembinaan pekerja. Golongan individu adalah golongan yang didapat seorang pekerja ketika ia masuk ke perusahaan, yang didasarkan pada tingkat pendidikan dan pengalaman yang bersangkutan. Sedangkan golongan jabatan adalah golongan yang diperoleh dari hasil evaluasi jabatan terhadap bobot suatu jabatan (halaman 1).
Dengan sistem tersebut seorang pekerja dapat naik golongan jika golongan jabatannya masih lebih tinggi dari golongan individunya. Dengan kata lain kenaikan golongan individu dibatasi oleh besarnya bobot dari jabatan yang dipegangnya. Hal ini berarti golongan jabatan digunakan sebagai unsur motivasional bagi pekerja. Sernentara itu di pihak lain, selama golongan individunya Lebih rendah dari golongan jabatan bisa dikatakan pekerja digaji dibawah beban jabatannya. Ironisnya pekerja justru termotivasi jika golongan gajinya
masih di bawah golongan jabatannya, karena masih bisa berharap mendapatkan kenaikan gaji (halaman 2-3).
Masalah yang muncul tidak sekedar masalah motivasi, tapi bagi perusahaan berarti timbulnya kesulitan dalam pembinaan (mutasi dan promosi) pekerja, budget yang dikeluarkan lebih besar dan produktivitas kerja yang rendah (hal 3-4). Saat ini untuk melaksanakan pembinaan pekerja fungsi HRD mengacu pada struktur organisasi dan golongan jabatan yang dikeluarkan oleh fungsi Pengembangan Sistem (PS). Jika belum mencapai plafon, maka seorang pekerja dapat naik golongan, sedang jika sudah plafon yang dilakukan adalah (1) mencarikan jabatan lain yang golongannya (tentu saja tanggung jawabnya) lebih tinggi, (2) fungsi PS untuk melakukan reevaluasi jabatan (halaman 5).
Sebagai suatu sistem, penggunaan golongan gaji dan golongan jabatan cukup efektif dalam memotivasi pekerja, tetapi dapat dipastikan suatu saat golongan gaji pekerja sama dengan golongan jabatannya (biasa disebut plafon). Dalam posisi seperti ini dapat diprediksi mempengaruhi motivasi kerja pekerja, karena ia tidak dapat naik golongn lagi atau tidak dapat memperoleh kenaikan gaji (halaman 9).
Tinjauan teoritik dalam memahami masalah tersebut adalah didasarkan pada munculnya masalah motivasi ketika pekerja dihadapkan pada masalah jabatan plafon. Mengacu pada teori motivasi dari Hemberg, penyebab dari permasalahan ini adalah adanya faktor hygiene yaitu golongan plafon yang tidak merundingkan pekerja naik gaji, dan ini mempengaruhi motivasi kerja mereka (motivation jizctors). Oleh karena itu solusi terhadap permasalahan ini bukan dengan menghilangkan penyebab timbulnya faktor hygiene seperti menaikkan gaji atau tunjangan, tetapi melalui pendekatan lain yang bisa rnembangkitkan motivasi
pekerja seperti pencapaian prestasi kerja (halaman 9-10).
Dari hasil penelitian administratif di Kantor Pusat (termasuk anak perusahaan) pada tahun 2000, terdapat 167 permintaan reevaluasi jabatan, namun lebih dari 60 persen tidak didasari alasan yang cukup untuk melakukan reevaluasi. Sedangkan sisanya, alasannya antara Iain penggabungan jabatan, penambahan beban kerja Uob enrichment dan perubahan struktur organisasi (halaman 27).
Untuk mendapat gambaran yang nyata akibat plafon golongan jabatan ini terhadap motivasi pekerja, dilakukan pendekatan kualitatif yaitu dengan melakukan wawancara di salah satu Unit Usaha (Unit Pemasaran dan Niaga IV Semarang) kepada pemegang jabatan yang plafon, atasan yang bersangkutan dan kepada Kepala fungsi HRD dan PS (Pengembangan Sistem) setempat. Wawancara difokuskan pada apa yang dilakukan oleh pemegang jabatan ketika tahu bahwa jabatannya plafon, kebijakan yang diambil fungsi HRD dan pertimbangan fungsi PS dalam melakukan evaluasi jabatan (halaman 29-33).
Rekomendasi yang diberikan dalam tulisan ini adalah memisahkan keterkaitan antara golongan jabatan dan golongan gaji dalam pembinaan pekerja, dengan harapan motivasi pekerja tidak lagi pada ‘mengejar golongan jabatan, tetapi bagaimana meningkatkan kompetensinya dan ‘mengejar’ kinerja agar gajinya meningkat (halaman 38).
Untuk itu yang akan dijadikan pedornan adalah golongan jabatan saja, yang dihitung berdasarkan sistem evaluasi yang ‘menghitung’ know-how, problem solving dan accountability dari suatu jabatan. Rumusan besarnya gaji tidak dibahas dalam tulisan ini, tetapi hanya sejauh mengetengahkan faktor-faktor apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan struktur gaji. Faktor-faktor tersebut adalah digunakannya market survey dari beberapa perusahaan sejenis untuk menentukan besarnya gaji beberapa jabatan ditambah dengan tunjangan-tunjangan. Berdasarkan regresi dari beberapa jabatan kunci tersebut, dibuat secara menyeluruh gaji jabatan-jabatan lain berdasarkan score evaluasi jabatan."
Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad S. Ruky
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2001
658.3 ACH s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Poels, Frans
Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2003
658.3 POE j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>