Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 230 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arandhya Wikrama Wardana
"Akhir-akhir ini banyak orang berlomba-lomba mencari energi alternatif terbarukan sebagai pengganti energi dari fosil, dimana yang paling populer adalah pembuatan bahan bakar gasohol. Gasohol merupakan bahan bakar hasil pencampuran bensin dengan alkohol, dimana alkohol yang dipakai sebagai campuran adalah etanol absolut. Selain sebagai campuran bensin, alkohol dapat digunakan untuk berbagai penggunaan seperti pelarut dalam industri parfum, cat, obat, minuman beralkohol, dan sebagai disinfektan dalam dunia kedokteran. Metode yang selama ini telah dikenal dapat menghasilkan alkohol absolut adalah metode distilasi. Walaupun demikian metode ini kurang efisien dalam hal energi dan biaya terutama untuk memumikan etanol di sekitar titik azeotrope (pada saat etanol mencapai kadar 95%, dengan titik didih 78.15°C). Pada titik ini, etanol absolut tidak dapat diperoleh melalui distilasi biasa. Oleh karena itu, diperlukan alternatif metode lain, dalam hal ini filtrasi membran. Dalam penelitian ini digunakan metode osmosis balik (RO, Reverse Osmosis), dengan membran jenis film tipis (TFC, Thin Film Composite). Filter polipropilen digunakan sebagai perlakuan awal sebelum memasuki membran RO. Keuntungan dari penggunaan metode ini adalah dapat digunakan untuk pemurnian etanol baik dalam konsentrasi rendah maupun tinggi serta efisiensi energi. Selain itu, produk yang dihasilkan meliputi 2 produk akhir yaitu etanol absolut dan etanol non-absolut. Penelitian dibagi dalam dua bagian, yaitu: pemumian etanol dalam konsentrasi rendah (2%,5%, 10%) dan konsentrasi tinggi (50% dan 83%). Variasi tekanan yang digunakan untuk etanol konsentrasi rendah adalah 3-7 bar. Tekanan yang digunakan untuk etanol konsentrasi tinggi adalah 6 bar (untuk konsentrasi etanol 50%) dan 8 bar (untuk konsentrasi etanol 83%). Hasil yang diperoleh dari penelitian menunjukkan bahwa pada konsentrasi rendah maupun tinggi, membran RO berhasil memumikan etanol dengan selektivitas tingkat rendah sampai sedang. Hal ini dikarenakan tekanan operasi (driving force membrane) yang digunakan masih rendah (kurang dari 10 bar). Secara umum, membran RO dapat digunakan untuk pemumian etanol baik konsentrasi rendah maupun tinggi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49544
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasrullah Jamaludin
"Ditengah semakin meningkatnya konsumsi berbagai ragam minuman ringan berlabel minuman kesehatan oleh masyarakat, terbuka suatu peluang untuk memproduksi minuman kesehatan yang alamiah dari air kelapa muda. Minuman yang dikenal sebagai air kelapa muda kemasan ini mempunyai khasiat menyembuhkan kesulitan buang air kecil (urinary disorder). Untuk mengolah air kelapa muda tersebut, dibutuhkan suatu unit pengolahan dan pemurnian air kelapa. Namun yang paling dibutuhkan sekarang ini adalah alternatif teknologi yang harganya terjangkau. Berdasarkan hal itu, dalam penelitian ini digunakan membran Mikrofiltrasi (MF) dan penyinaran dengan Ultraviolet (UV) untuk mengolah air kelapa muda.
Penelitian ini terdiri dari empat perlakuan terhadap air kelapa muda, dimana setiap dua perlakuan diganti dengan air kelapa muda berbeda yang masingmasing volumenya 7 liter. Dua perlakuan pertama yaitu perlakuan tanpa (Mikrofiltrasi dan Penyinaran Ultraviolet) dan perlakuan penyinaran Ultraviolet tanpa Mikrofiltrasi dengan kondisi awal jumlah mikrobanya sama yaitu 1890 Colony Forming Unit per ml (CFU/ml) air kelapa muda, sedangkan pH dan derajat manis masing masing sebesar 5.32 ; 5.92 % brix dan 5.42; 5.84 % brix (kondisi pH dan % brix berubah setelah melakukan proses perlakuan tanpa Mikrofiltrasi dan penyinaran Ultraviolet). Dua perlakuan selanjutnya yaitu perlakuan Mikrofiltrasi tanpa penyinaran Ultraviolet dan perlakuan dengan (Mikrofiltrasi dan penyinaran Ultraviolet) dengan kondisi awal jumlah mikrobanya sama sebesar 2300 CFU/ml air kelapa muda, sedangkan pH dan derajat manis masing-masing sebesar 5.36; 5.35 % brix dan 5.33; 5.35 % brix. Diketahui bahwa variasi waktu penyinaran dengan Ultraviolet 2, 4, dan 8 menit dengan laju alir 1; 1.5; 2 GPM.
Hasil optimum dari air kelapa muda kemasan yang diperoleh yaitu dengan laju alir 1.5 GPM melalui perlakuan dengan menggunakan Mikrofiltrasi dan penyinaran Ultraviolet selama 4 menit bersamaan dengan pH 5.38 dan derajat manis 5.35 % brix (yang cenderung sama dengan air kelapa muda segar). Namun masih mengandung jumlah mikroba sebanyak 10 CFU/ml melalui perhitungan dengan metode Pour Plate Count.

The increasing consume varians softdrink by society, there are opened opportunity to produce natural healthy drink from young coconut water. The popular drinking as young coconut water have the restorative power to cure urinary disorder. To process young coconut water needed of processing and purifying unit. However, the most needed today is alternative of technology inexpensive. Based on statement, this research used microfiltration membrane and ultraviolet illumination to process young coconut water.
The research on young coconut water consist of four item. Each two item, young coconut water are substituted with different young coconut water and each item have volume 7 liter. First two item are not use (microfiltration and ultraviolet illumination) and use ultraviolet illumination, with initial conditions are amount of microbe 1890 Colony Forming Unit per ml (CFU/ml) young coconut water, while pH and degree of sucrose each are 5.32; 5.92 % brix and 5.42; 5.84 % brix (condition pH and % brix changed after processing item not use microfiltration and ultraviolet illumination). The second two item are use microfiltration and use (microfiltration and ultraviolet illumination) with initial conditions amount of microbe 2300 CFU/ml young coconut water, while pH and degree of sucrose each are 5.36; 5.35 % brix and 5.33; 5.35 % brix. Variations time ultraviolet illumination are 2, 4, 8 minute with flow rate 1; 1.5; 2 GPM.
Yield optimum get from four item in processing young coconut water to package young coconut water are with flow rate 1.5 GPM on item use (microfiltration and ultraviolet illumination) during time 4 minute with pH 5.38 and degree of sucrose 5.35 % brix ( tendency same as initial conditions young coconut water). Yet, they are still contains amount of microbe 10 CFU/ml that can counted with pour plate count method.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, [2007;2007, 2007]
S49735
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elisa Oktaviani
"Masalah pemanasan global yang disebabkan peningkatan gas CO2 di udara membuat banyak penelitian yang dilakukan untuk mengatasinya. Salah satu alternatif yang efektif yaitu dengan menggunakan mikroalga Spirulina platensis karena selain kemampuannya dalam memfiksasi CO2, produksi biomassa yang dihasilkan juga sangat bermanfaat bagi kehidupan karena Spirulina mempunyai kandungan protein yang tinggi serta dapat mengatasi berbagai macam penyakit seperti kanker dan dapat mengurangi kadar kolesterol dalam darah. Adanya potensi-potensi tersebut membuat penelitian ini difokuskan untuk peningkatan produksi biomassa Spirulina platensis. Metode yang digunakan yaitu melalui perlakuan alterasi pencahayaan dimana intensitas cahaya yang diberikan akan ditingkatkan sesuai dengan peningkatan biomassanya. Kultivasi akan berlangsung dalam fotobioreaktor yang disusun secara seri dengan volume masing-masing sebesar 500 mL dengan menggunakan medium Conwy sebagai sumber nutrisi dan pada temperatur 29°C serta tekanan operasi 1 atm. Sebagai sumber karbon digunakan gas CO2 dengan konsentrasi masukan sebesar 3% dengan kecepatan superfisial sebesar 1,2 m/h. Sumber cahaya yang digunakan berasal dari lampu Phillips Halogen 20W/12V/50Hz. Sebagai perbandingan dilakukan kultivasi Spirulina platensis dengan menggunakan metode pencahayaan kontinu (Intensitas yang diberikan nilainya tetap). Kultivasi Spirulina platensis dengan menggunakan metode alterasi pencahayaan menghasilkan peningkatan produksi biomassa dengan jumlah produksi akhir rata-rata sebesar 0,084, lebih besar dibandingkan metode pencahayaan kontinu yang hanya sebesar 0,071. Perbandingan hasil produksi akhir metode alterasi ini sampai 13,6 % dibandingkan dengan metode pencahayaan kontinu. Selain itu energi yang diperlukan pada pencahayaan alterasi juga lebih sedikit bila dibandingkan pencahayaan kontinu yakni hanya sebesar 20 % dari energi yang dibutuhkan pada pencahayaan kontinu.

There are a lot of researched to fixed the problem of Global Warming which is caused by incresing gas CO2 in the air. One of efective alternative is by using microalgae Spirulina platensis because the ability of fixation the gas CO2 and producing biomass which very usefull in life due to Spirulina platensis have high protein and can cure a lot of diseases such as cancer and also can reducing colesterol in blood. Because of this potention, this research focused in increasing the biomass production of Spirulina platensis. the method is by alteration illumination which is the illumination given in the culture will be increased as the increasing of biomass production. Cultivation will be in series fotobioreactor which is each of fotobioreactor has 500 mL in volume, by using Conwy medium as a nutrition and in 29°C temperature and 1 atm operation pressure. As a carbon source the cultivation will use gas CO2 with 3% concentration and the superficial velocity is 1,2 m/h. The illumination using Phillips Halogen 20W/12V/50Hz lamp. The cultivation using method continous intensity of illumination will also be done as a control. Cultivation Spirulina platensis with alteration illumination method make the increasing of biomass production with the final production 0.084 g/dm3, it s higher than continuos intensity of illumination which is only has 0,071 g/dm3. beside that the energy in producing biomass in alteration illumination method lower than continous intensity illumination which is only 20% than continous intensity illumination."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49796
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juniatia Widiasari
"Kondensat merupakan fraksi berat yang terkandung di dalam aliran gas. Kondensat terdiri dari campuran C3, C4, dan C5+ dengan komposisi C3 kurang dari 2,5 %-mol, C4 kurang dari 32,5 %-mol, dan C5+ lebih dari 65 %-mol. Kondensat dapat dijual tersendiri ataupun dicampur untuk meningkatkan produksi minyak mentah. Hal ini dapat meningkatkan pendapatan perusahaan.
Perancangan ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan dan pembangunan Unit Perangkap Kondensat Pangkalan Susu Sumatra Utara. Kelayakan ditinjau dari segi teknis proses maupun keekonomiannya sehingga dapat menjadi rekomendasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan akan kondensat serta meningkatkan pendapatan. Studi teknis berkaitan dengan kelayakan proses, kondisi operasi serta spesifikasi produk yang diinginkan. Studi ekonomi untuk melihat apakah proyek ini layak dibangun berdasarkan parameter ekonomi yang digunakan yaitu NPV, IRR, dan periode pengembalian. Proses pengambilan kondensat dari aliran gas bumi adalah dengan pendinginan.
Pada studi ini digunakan basis proses menggunakan Siklus Refrijerasi, Pemisahan Suhu Rendah, dan Stabilisasi Kondensat. Umpan dari UPK ini berasal dari lapangan gas Pangkalan Susu, Sumatra Utara milik PT. Pertamina EP sebesar 9,5 MMSCFD. Simulasi proses dilakukan dengan optimasi temperatur pendinginan pada LTS -10_F dan temperatur reboiler pada kolom stabilisasi kondensat 275_F. Produk yang dihasilkan harus memenuhi syarat RVP 12 - 20 psia. Dengan kondisi ini diadapatkan produk kondensat 92,24 barrel/hari dengan RVP 18,6 psia. Setelah kondensat dipisahkan, sisa gas bumi yang dapat dijual sebesar 9,391 MMSCFD.
Perhitungan ekonomi menunjukkan total investasi dari proyek ini adalah $2.633.662 dengan biaya operasional per tahun sebesar $488.731. Dengan nilai PW 10% maka dihasilkan NPV $2.029.330, IRR 27,24% dan periode pengembalian 5 tahun 2 bulan. Jika mengacu pada parameter ekonomi maka hasil ini memenuhi kelayakan proyek dimana NPV bernilai positif, IRR lebih dari 10% dan periode pengembalian selama 5 tahun 2 bulan. Tetapi jika mengacu pada parameter yang ditetapkan oleh PT. Pertamina EP, dimana suatu proyek baru dikatakan layak jika periode pengembalian berkisar 1 tahun, maka proyek ini tidak layak.

Condensate is heavy fraction contained in the gas flow. Condensate contained mixture of C3, C4, and C5+ with the composition of C3 less than 2,5%-mole, C4 less than 32,5%-mole, and C5+ ,ore than 65%-mole. Condensate can be sold alone or mixed to increase the production of crude oil. This can increase the revenue of the company.
This design is to know the feasibility of Condensate Trapper Unit Pangkalan Susu North Sumatra. The feasibility based on technical process and economical so tha can be the recommendation to fulfill the needs of condensate and increase revenue. Technical study is related with process feasibility, operation condition and product specification. Economical study to see whether the project is feasible or not base ont economic parameter used : NPV, IRR, and payback period. Condensate recovery process from natural gas flow is cooling.
In this study, use the base process Refrigeration System, Low Temperature Separation, and Condensate Stabilization. Feed from this unit come from Pangkalan Susu gas field, North Sumatra owned by PT. Pertamina EP at 9,5 MMSCFD. Process simulation is done with the optimization of cooling temperature at LTS for -10_F and reboiler temperature in condensate stabilization coloumn 275_F. The product must reach the specification RVP 12 -20 psia. With this condition the yield is condensate 92,24 barrel/day with RVP 18,6 psia. After the condensate is removed, the gas that can be sold is 9,391 MMSCFD.
Economic calculation shows the total investment of the project is $2.633.662 with operational cost $488.731. With PW value 10% then the NPV is $2.029.330, IRR 27,24% and payback period 5 years 2 months. If based on the theoritical economic parameter then this reach the feasibility of the project where NPV is positive, IRR more than 10% and payback period less then project age used which is 10 years. But if based on parameter from PT. Pertamina EP then this project is not feasible, where the project is feasible if the payback period is less than a year.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49674
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Nurani
"Liquefied petroleum gas (LPG) merupakan campuran hidrokarbon dengan komponen utama berupa propana, butana, isobutana, propena, dan butena. LPG pada umumnya digunakan untuk campuran propana dan butana. Komponenkomponen dalam campuran tersebut berada dalam bentuk gas pada temperature dan tekanan normal namun dapat dicairkan melalui pendinginan, kompresi, atau kombinasi dari keduanya. Berdasarkan kegunaanya, konsumsi LPG sebagian besar masih didominasi oleh sektor rumah tangga, disusul oleh sektor industri serta hotel dan restoran. Perancangan ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan LPG Plant Pangkalan Susu ini untuk dibangun ditinjau dari segi teknis proses maupun keekonomiannya sehingga dapat menjadi rekomendasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan LPG yang semankin meningkat akibat diadakannya program konversi minyak tanah oleh pemerintah.
Studi teknis yang dilakukan berkaitan dengan kelayakan proses, kondisi operasi serta spesifikasi produk yang diinginkan. Sedangkan studi ekonomi dilakukan untuk melihat kelayakan pembangunan LPG Plant Pangkalan Susu berdasarkan parameter ekonomi yaitu NPV, IRR, dan Payback Period. Proses dasar dari recovery LPG dari gas bumi adalah dengan menggunakan pemisahan pada temperatur rendah yang menggunakan prinsip perbedaan titik didih. Basis proses yang digunakan pada plant ini terdiri dari Unit Kompresi, Unit Dehidrasi Gas Umpan, Unit Fraksionasi, Unit Refrijerasi dan Unit Stabilisasi serta Penyimpanan Produk. Umpan dari LPG Plant berasal dari lapangan gas Pangkalan Susu, Sumatra Utara milik PT. Pertamina E&P Region Sumatera sebesar 9.5 MMSCFD. Produk yang dihasilkan harus memenuhi syarat LPG yang digunakan secara komersial yaitu jumlah komponen propana dan butana lebih dari 97,5 %.
Dengan mengunakan basis proses yang telah disebutkan, didapatkan produk LPG sebesr 61,75 ton per hari, kondensat 139,01 barrel per hari dan sisa gas yang masih dapat dijual yaitu sebesar 7,5 MMSCFD. Perhitungan ekonomi dengan skenario membangun Power Generation Plant serta menggunakan fuel gas dari gas sisa menunjukkan total investasi pembangunan LPG Plant ini adalah $ 15.935.917 dengan biaya operasional per tahunnya sebesar $ 760.325. Dengan nilai MARR 10% maka didapatkan NPV sebesar $ 36.858.111, IRR 55 % dan periode pengembalian 2 tahun. Jika mengacu pada parameter ekonomi dan parameter yang diberikan oleh PT. Pertamina dimana PBP harus berkisar 2 tahun maka hasil ini memenuhi kelayakan proyek dimana NPV bernilai positif, IRR lebih dari 10% dan periode pengembalian 2 tahun.

Liquefied petroleum gas (LPG) is hydrocarbon mixture with propane, butene, isobutene and butene as main components. Those components exist in gas phase at room temperature and atmospheric pressure and can be liquefied through cooling, compression or the combination of cooling and compression. Until now, the need for LPG still dominated by household need, industrial process, hotel and restaurant. The objection of this study is to explore whether Pangkalan Susu feasible or not to be developed technically and economically. Beside that, this study could be recommended as an alternative to fulfil the LPG demand within Sumatera Utara that increases lately caused by the implementation of Kerosene Conversion Program held by government.
Technical study consists of everything that is connected with process liability, operating condition and product specification. Economic study held to see the feasibility of the plant development based on the economic parameter such as Net Present Value, Internal Rate of Return and Payback Period. Basic process for LPG recovery is Low Temperatur Separation by the difference of the boiling point. Pangkalan Susu LPG Plant consists of Compression Unit, Gas Dehydrating Unit, Fractionation Unit, Refrigeration Unit and Stabilizer ' Product Storage Unit. The 9,5 MMSCFD feed gas are taken from SK-V and SK-VI gas well from Pangkalan Susu gas field owned by PT. Pertamina E&P Region Sumatera . The product has to fulfil the LPG specification which contains more than 97 % of propane and butane.
By using the basic process that already being stated before, the LPG product of Pangkalan Susu LPG Plant is 61,75 tonne/day, 139,01 barrel/day condensate and 7,5 MMSCFD used gas that still can be sold. Economic analysis shows that the total capital investment of this plant is US $ 15.935.917 with operational cost each year is US $ 760.325. With 10 % MARR value, NPV results as $ 36.858.111, IRR 55 % and 2 years payback period. So, it is feasible to develop Pangkalan Susu LPG Plant whether we use common economic parameter or economic parameter that is being asked by PT.Pertamina which payback period need to be around 2 years.
"
Depok: [Fakultas Teknik Universitas Indonesia;, ], 2008
S49683
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Krestianto
"Evaluasi efektifitas pelarut dari buah mengkudu untuk absorpsi gas CO2 menggunakan kontaktor membran serat berongga telah diteliti. Pelarut yang digunakan adalah buah mengkudu dengan dosis 100 gram per liter air. Untuk studi perpindahan massa, hasil penelitian menunjukkan nilai koefisien perpindahan massa pada pelarut buah mengkudu lebih tinggi dibandingkan pada pelarut air namun perbedaannya tidak signifikan.
Hasil penelitian juga menunjukkan peningkatan laju alir pelarut akan menaikkan koefisien perpindahan massa dan peningkatan jumlah serat akan menurunkan koefisien perpindahan massa. Sedangkan untuk studi hidrodinamika, kenaikan laju alir pelarut dan jumlah serat menyebabkan meningkatnya penurunan tekanan di dalam kontaktor membran.

Evaluation of effectiveness natural solvent from Morinda citrifolia fruit for CO2 gas absorption had already been researched. The solvent was solution from Morinda citrifolia fruit with dose 100 gram per liter of water. For mass transfer study, results showed that the value of mass transfer coefficient in Morinda citrifolia fruit solution is higher than water solvent, but the difference is not significant.
The research result also showed that higher liquid flow rate will increase mass transfer coefficient. Otherwise the amount of fiber will decrease the mass transfer coefficient. While for hydrodynamic study, higher the liquid flow rate and amount of fiber will increase pressure drop in membrane contactor.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia;, 2009
S52180
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rian Bastian
"Di Indonesia, ammonia sudah dikenal luas sebagai bahan baku yang merupakan komoditas yang penting dalam perindustrian. Namun, di lain pihak ammonia juga merupakan salah satu polutan yang berbahaya. Beberapa cara yang telah dilakukan untuk mengolah limbah. Namun, cara-cara tersebut memiliki keterbatasan dan kekurangan, sehingga dibutuhkan cara alternatif yang dapat memberi hasil yang lebih efektif dan dengan biaya yang lebih murah. Salah satu metode pengolahan limbah ammonia adalah melalui kontaktor membran serat berongga.
Pada penelitian kali ini, akan meninjau pengaruh temperatur dari air limbah terhadap efisiensi penyisihan ammonia, larutan penyerap yang digunakan adalah larutan penyerap dari sumber mata air panas Ciater. Data konsentrasi ammonia yang diambil tiap 30 menit selama 2 jam proses, pada beberapa variasi temperatur akan digunakan untuk mencari koefisien perpindahan massa. Dari penelitian ini didapatkan data penurunan konsentrasi ammonia yang besar seiring dengan kenaikan suhu umpan. Efisiensi tertinggi sebesar 71% dicapai pada suhu umpan 50° C.

In Indonesia, ammonia is well known as a raw material which is an important commodity in the industry. However, on the other hand ammonia is also one of the dangerous pollutant. Some ways that have been done to treat waste. However, these methods have limitations and shortcomings, so we need alternative ways to provide more effective results and with a cheaper cost. One method of waste ammonia is through the hollow fiber membrane contactors.
In this research, will review the effect of wastewater temperature on ammonia removal efficiency, absorbent solution used was the absorbent solution from the hot springs Ciater. Ammonia concentration data taken every 30 minutes for 2 hour process, at some temperature variation will be used to find the mass transfer coefficient. From this study, a large decrease in ammonia concentration along with the increase in feed temperature. The highest efficiency of 71% achieved at a feed temperature of 50° C.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51982
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Setyalaksana Payung
"Mixed budidaya ion-elektronik (MIEC) membran telah dipelajari untuk dekade karena kemampuan mereka untuk memisahkan oksigen dari udara pada suhu tinggi. Itu
Kepentingan utama muncul dari energi dan biaya persyaratan rendah berspekulasi, saat diintegrasikan ke stasiun listrik tenaga batubara, dibandingkan dengan distilasi kriogenik. Tujuan dari proyek ini adalah untuk mengevaluasi kelayakan menggunakan membran MIEC untuk pabrik gas combined cycle oksigen bara menggunakan proses simulasi Suite Aspen Plus (V8.2). produksi oksigen pertama kali dimodelkan secara terpisah untuk sistem memproduksi 150 kg / s oksigen murni, yang diperlukan energi 111,88 MW (84,72 MW sebagai pekerjaan dan 27,16 MW sebagai panas). persyaratan kompresi bisa diimbangi oleh memperluas udara O2-habis melalui turbin menghasilkan energi 35,33 MW. Itu
proses produksi oksigen kemudian diintegrasikan dengan pabrik gas combined cycle di berbagai konfigurasi, dengan konfigurasi terbaik kembali efisiensi ~ 27%. Ini merupakan penurunan 13% dalam efisiensi secara keseluruhan, yang 6,5% lebih buruk daripada jika distilasi kriogenik yang diperlukan. Kendala utama adalah menyeimbangkan integrasi panas terhadap persyaratan kompresi. Proyek ini telah mengalami beberapa modifikasi dan perbaikan selama proses pemodelan; bahkan, untuk menerapkan desain untuk aplikasi nyata memerlukan penelitian lebih lanjut.

Mixed ionic electronic conducting MIEC membranes have been studied for decades for their ability to separate oxygen from air at high temperatures. The main interest arises from the speculated lower energy and cost requirements when integrated into a coal fired power station as compared to cryogenic distillation. The aims of this project are to evaluate the feasibility of using MIEC membranes for an oxygen fired combined cycle gas plant using the process simulation suite Aspen Plus V8 2 Oxygen production was first modelled separately for a system producing 150 kg s pure oxygen which required 111.88 MW energy 84.72 MW as work and 27.16 MW as heat. Compression requirements could be offset by expanding the O2 depleted air through a turbine producing 35.33 MW energy. The oxygen production process was then integrated with a combined cycle gas plant in a variety of configurations with the best configuration returning an efficiency of 27 This represents a 13 reduction in overall efficiency which was 6.5 worse than if cryogenic distillation was required. The main obstacle is balancing the heat integration against compression requirements. The project has undergone several modification and improvements during the modelling process moreover to implement the design to the real application needs further study."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S62537
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Billy Wira Anugerah
"Partikel halus batubara dikategorikan sebagai partikel batubara dengan kadar air yang tinggi dan ukuran 25-500 μm. Dewatering adalah bagian dari proses pembersihan batubara yang digunakan untuk mengurangi kadar air batubara dan dianggap sebagai proses yang paling mahal dibandingkan dengan aspek lainnya. Oleh karena itu, penelitian ini menerapkan bahan kimia tambahan untuk meningkatkan performa filtrasi. Proses vacuum filtration digunakan dengan mengaplikasikan tekanan sebesar 40 kPa dan komposisi batubara dengan padatan sebesar 15%. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kinetika filtrasi dan karakteristik cake yang dihasilkan, sehingga efektivitas dari bahan kimia yang digunakan dapat ditentukan. AERODRI® 104, surfaktan anionik, teramati sebagai bahan kimia yang paling efektif, dengan menunjukkan kinerja yang optimal pada dosis rendah dibandingkan dengan AERODRI® 105 sebagai ester. Penemuan lebih lanjut juga menunjukkan bahwa, ketika dosis meningkat lebih dari dosis optimal, filtrasi menjadi kurang efektif.

Fine coal particles are categorised as coal particles with a high moisture content and a size from 25 to 500 μm. Dewatering is a part of coal cleaning process that used to reduce the moisture content of coal and considered as the most expensive process compared to other aspects of coal cleaning. Hence, it is planned to apply chemical additives to enhance filtration. Vacuum filtration was utilised with a pressure of 40 kPa and a coal composition of 15% solids. The experiment was conducted to analyse the filtration kinetics and the cake properties produced, thus, the effectiveness of the chemical can be determined. AERODRI® 104, an anionic surfactant, is observed to be the most effective chemical, showing optimum performance at low dosage compared to AERODRI® 105 as an ester. Further discovery also indicates that, when the dosage is increased over the optimal dosage, the filtration becomes less effective."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63509
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Ariva
"ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang sistem kontrol menggunakan single-input single-output ( SISO ) strategi, untuk secara efektif mengontrol suhu katalis. Ini dicapai dari mengembangkan model reaksi pergeseran gas air pada katalis suhu tinggi dalam packed bed tubular reactor (PBTR). Penelitian ini dimulai dengan tinjauan literatur menyeluruh, diikuti dengan prosedur tujuh langkah untuk pemodelan WGSR. Beberapa sistem kontrol kemudian dirancang menggunakan software MATLAB. Peneliti menyarankan bahwa metode Skogestad IMC di bawah tuning PID sebaiknya digunakan sebagai untuk kontrol suhu di PBTR.

ABSTRACT
The purpose of this study is to design a control system using single-input single-output (SISO) control strategy, to effectively control the temperature of the catalyst. This is done by developing a model of water gas-shift reaction in a packed bed tubular reactor (PBTR). This research begins with a thorough literature review, followed by a seven step procedure for the modeling of the WGSR. Several control systems were then designed using MATLAB software. The researcher suggests that Skogestad IMC method under PID tuning should be used as for temperature control in the PBTR."
2016
S63527
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   4 5 6 7 8 9 10 11 12 13   >>