Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 551 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Handayani Syukri
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T39769
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Hari Suryawan
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T39750
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Grenny Sudarmawan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36744
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Khairul M.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S36935
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djarot Mulyanto
"Bahan anti karat (under coating) yang digunakan sebagai pelapis untuk melindungi hagian body pada kendaraan bermotor, ternyata dapat dihuat dengan proses yang relatifsederhana yailu dengan memanaskan aspal/bilumen sampai titik leleh dan menambahkan bahan lain seperti lilin, talk dan pelarut dalam jumlah tertentu dalam aspal pana..v tersebut. Pada prosesnya diatas terdapat beberapa kekurangan yaitu terjadinya kebakaran pada saat campuran lilin. talk dan pelarut ditambahkan, kebakaran ini selain menyebahkan pemborosan material juga membahayakan pekerja. Untuk mengatasi masalah diatas dilakukan perubahan proses yaitu dengan membalik proses dimana aspal tidak dipanaskan tetapi langsung dilarutkan dalam pelarut, kemudian bahan lain ditambahkan. Pada proses ini kebakaran dan pemberosan material tidak terjadi lagi. Untuk mendapatkan karakteristik yang minimal sama dengan produk dari proses lama dilakukan dengan memvariabelkan komposisi talk dan lilin. Dalam upaya untuk pemasaran secara lebih luas digunakan sampel yang saat ini banyak ada dipasaran yaitu Tuff Kote Dinole dan Ziebart sebagai pemhanding. Hasil penelitian menunjukkan hahwa untuk komposisi yang sama yaitu 120 gram aspal, 180 ml pelarut, 100 gram talk dan 50 gram lilin, produk proses lama mempunyai lwrakierislik yang relatif soma dengan produk proses haru. Pada lwmpasisi 120 gram aspal, 180 ml paiarut, 140 gram dan 50 gram lilin memiliki ketahanan korosi yang lebih baik dari produk proses lama dan relatif sama dengan produk pemhanding, Daya lekat dan ketahanan abarasi dari produk proses lama maupun proses baru relatif lebih kecil dari produk pembanding"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41186
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Teguh Wibowo
"Proses perlakuan panas dilakukan untuk mendapatkan sifat-sifat tertentu dari produk logam agar dapat bermanfaat dalam penggunaannya.
Baja 55SI7 adalah baja struktural yang digunakan sebagai material baku spring clip, yaitu penambat rel kereta api yang diproduksi oleh salah satu BUMN di Indonesia. Sebagai material baku spring clip, baja ini harus memiliki nilai kekerasan yang memenuhi nilai kekerasan yang disyaratkan, yaitu 390-432 HBN.
Hasil penelitian ini memperlibatkan bahwa meningkatnya kekentalan minyak kuens menyebabkan penurunan nilai kekerasan baja sebagai akibat lambatnya laju pendinginan. Dari penelitian ini juga diketahui bahwa meningkatnya temperatur pengerasan (sampai 1050℃) menjadikan baja memiliki nilai kekerasan yang semakin meningkat, dan sebliknya meningkatnya temperatur temper (sampai 450℃) menyebabkan nilai kekerasan baja.
Proses perlakuan panas yang menghasilkan baja dengan nilai kekerasan yang memenuhi nilai kekerasa yang disyaratkan adalah sebagai berikut:
1. Temperatur pengerasan 1050℃, waktu tahan 20 menit, minyak kuens nomor SAE 140, tanpa temper (423 HBN).
2. Temperatur pengeras 1050℃, waktu tahan 20 menit, minyak kuens nomor SAE 90, temperatur 250℃, waktu tahan 150 menit (398 HBN)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41232
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahdian Muharam
"Peningkatan efisiensi dalam suatu produksi merupakan sesuatu yang perlu dipertimbangkan. Sehingga dapat meningkatkan keuntungan secara ekonomis dan teknis. Seperti halnya dalam pembuatan Spring Clip yang merupakan salah satu komponen dari Elastic Rail Fastening yang digunakan sebagai pengikat rel kereta api pada bantalan digunakan proses bending dan heat treatment perlu adanya pertimbangan efistensi energi dari proses produksi yang berlangsung. Oleh karena itu berdasarkan pertimbangan diatas pada penelitian ini dicoba untuk memanfaatkan panas yang dihasilkan dari proses pembentukan yang kemudian langsung diquenching. Pada Penelitian ini digunakan beberapa variabel temperatur yang dianggap masih dimiliki oleh proses sebelumnya (pembentukan). Temperatur yang digunakan sekitar 750, 850, 950 dan 1050 °C yang langsung dicelup pada media oli yang mempunyai tingkat visikositas (kekentalan) yang berbeda. Selain dilakukan hardening juga dilakukan tengpering pada temperatur 250, 350 dan 450 °C, hal ini dilakukan untuk melihat perbandingan kekerasan dari perlakuan sebelumnya. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pada temperatur austenisasi yang lebih besar kekerasan yang dicapai cenderung meningkat terurama dengan meningkatnya visikositas oli yang digunakan. Pada temperatur austenisasi 1050 °C hasil yang dicapai hampir mendekati kekerasan yang diijinkan (383 - 429 BHTND yaitu 360 BHN pada media oli SAE 40. Sehingga bila dilakukan dengan media oli dengan tingkat visikositas yang lebih tinggi kemungkinan untuk menghilangkan temper bisa dilakukan, dan hal ini termper merupakan peningkatan efisiensi energi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41197
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin Junaidi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41265
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Sapdiyanto
"Baja karbon rendah banyak digunakan untuk peralatan yang membutuhkan sifat kekuatan, keuletan dan ketangguhan. Hal ini dimungkinkan karena kandungan karbon yang dimiliki relatif rendah sekitar 0,3 % sehingga baja tersebut bersifat lunak dan mempunyai sifat mampu bentuk yang baik. Baja karbon tipe JIS G 4051 S 22 C adalah jenis baja karbon rendah yang salah satu penggunaannya adalah untuk bahan pembuatan tabung gas Elpiji. Jenis baja ini dapat ditingkatkan kekerasannya dengan berbagat cara. Dalam penelitian ini dilakukan proses perlakuan panas pengerasan (hardening) untuk meningkatkan kekerasan baja tersebut. Proses perlakuan panas pengerasan yang dilakukan adalah dengan memanaskan sampai suhu 900° C ditahan selama 15 manit lalu didinginkan cepat di dalam air. Selanjutnya dilanjutkan dengan proses penemperan pada suhu 200" C ditahan selama 15 manit. Setelah proses ini terjadi peningkatan kekerasan pada tabung. karena pada proses perlakuan panas pengerasan ini akan menyebabkan peruhahan struktur metalurgi baja tersebut seperti fasa, ukuran butir dan bentuk butir. Oleh karena itu selaln berpengaruh pada sifat kekerasannya. ketcihanan korosi tabung ini juga mengalami peningkatan walaupun relatif kecil."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41263
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Iskandar Wibowo
"Penggunaan besi tuang nodular dl dunia industri semakin berkembang karena sifat mekanis besi luang nodular yang lebih baik daripada besi luang lainnya. Sifat mekanis besi tuang nodular ditentukan oleh matriksnya. Untuk meningkatkan kekuatan mekanis besi luang nodular dapat dilakukan lewat proses austemper. Proses austemper diawali dengan austenisasi pada temperatur 900°C selama 60 menit diianjurkan dengan austemper pada temperatur 375°C dan 425"C dengan waktu tahan 30. 60. dan 90 menit. Pengujian tarik, kekerasan. dan mikro dilakukan untuk menganalisa hasil proses austemper. Dari hasil penelitian diperoleh peningkatan sifat mekanis yaitu kekuatan tarik dan kekerasan. Perubahan sifat mekanis tersebut terjadi karena adanya perubahan struktur mikro dengan terbentuknya struktur balnit dan austenit sisa."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41236
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library