Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 50 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fikri Banalha
"Penelitian ini membahas konflik batin pada tokoh Muhammad Ayyas dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra. Novel Bumi Cinta mengandung unsur nilai dan norma Islam di dalamnya. Setiap tempat memiliki nilai dan normanya masing-masing. Perbedaan nilai dan norma di suatu tempat bisa saja bertentangan dengan tempat yang lainnya. Dalam novel Bumi Cinta tokoh Ayyas yang memiliki latar nilai dan norma Islam menghadapi perbedaan nilai dan norma di Rusia yang sangat bertentangan dengan dirinya. Nilai dan norma yang bertentangan ini mengakibatkan munculnya konflik batin di dalam diri Muhammad Ayyas. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan menggunakan pendekatan psikologi sastra. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Ayyas mengalami dilema dalam pertemanan, mencari tempat tinggal, beribadah, dan percintaan. Hal tersebut karena setiap keputusan yang Ayyas ambil selalu berlandaskan nilai dan norma Islam serta logika berpikirnya.

This study discusses about inner conflict Muhammad Ayyas character in the novel Bumi Cinta by Habiburrahman El Shirazy using a psychology literary approach. Novel Bumi Cinta has Islam norms and value. Each place has its own norms and values. This difference can be contradicting between others. In novel Bumi Cinta, Muhammad Ayyas has a problem because he has a different norms and values with surroundings. Contradicting value and norms makes inner conclict for Muhammad Ayyas. This research tries to describe inner conflict in him and describe Muhammad Ayyas response when he deals with inncer conflict. This study used a qualitative descriptive method and analyzed the novel based on a psychology literary approach. The result showed Muhammad Ayyas facing a dilemma about friendship, looking for a place, worship, and love. Ayyas decision always based on Islam norms and values and his logic."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Andhika Pratama
"Setiap bahasa, dalam perkembangannya, pasti akan memunculkan variasi bahasanya dalam setiap penggunaannya, termasuk juga Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO). Warna merupakan salah satu konsep abstrak dan mendasar yang selalu kita temukan dalam kehidupan keseharian kita, temasuk juga dalam Masyarakat Tuli. Akan tetapi, kurangya penelitian lanjutan mengenai proses produksi isyarat yang merepresentasikan istilah warna dasar menjadi salah satu permasalahan yang ditemukan peneliti. Dalam penelitian ini, kami akan fokus untuk meihat kemunculan variasi bahasa isyarat yang digunakan dalam 5 wilayah di Yogyakarta. Variabel dan Subjek penelitian ini adalah isyarat dari kata warna hitam, putih, merah, hijau, biru, dan kuning dari individu Tuli dalam rentang umur dari 19—48 tahun. Variabel-variabel tersebut akan didokumentasikan melalui penelitian lapangan dan dikonversikan ke dalam korpus data dan akan dianalisis kemunculan varian dan aspek-aspek yang membedakan satu varian dengan yang lainnya menggunakan metode kualitatif. Temuan kami membuktikan bahwa dalam 5 wilayah Yogyakarta, ada beberapa varian isyarat yang muncul dalam satu konsep warna dasar. Aspek yang membedakan satu varian dengan lainnya terletak di seluruh aspek fonologi bahasa isyarat seperti bentuk tangan, orientasi, lokasi, dan gerakan isyarat.

Every language, in its development, will certainly appear its language variation in its usage, including the Indonesian Sign Language (BISINDO). Colors are one of the abstract and fundamental concepts that we found in our daily lives, including the Deaf Society. But, the lack of further research about the process of sign production that represents the basic color terms is one of the few problems that I found. In this research, we will focus on looking for the appearances of sign language variations that are used in 5 regional areas of Yogyakarta. the variables and subjects of this research are signs from the word colors black, white, red, green, blue, and yellow from Deaf people ranging from 19--48 years old. The variables will be documented through field research and converted into corpus data and will be analyzed for the variation that appears and the aspects that differ one variation from another using the qualitative method. Our (author and corresponding author) findings prove that in the 5 regional areas of Yogyakarta, there are several variations in sign language in one concept of the basic colors. The aspects that differ one sign from another are in all aspects of sign language phonology such as handshapes, locations, orientations, and movement of the sign.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aida Amalia Kurniadi
"Budaya tradisional Jawa merupakan bagian dari kehidupan sosial masyarakat di Desa Tanggir dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak. Budaya ini dipegang teguh oleh masyarakatnya sebagai pedoman hidup dan petunjuk untuk menghadapi suatu keadaan. Cerita dalam novel ini menggambarkan tanggapan masyarakat Tanggir terhadap dinamika sosial-politik era modern pada tahun 1970-an yang terjadi di desanya. Di satu sisi, mereka masih menggunakan kepercayaan budaya tradisional Jawa dalam menghadapi isu tersebut. Analisis ini akan menggunakan pendekatan Sosiologi Sastra untuk menguraikan bagaimana muatan budaya tradisional Jawa digunakan untuk menghadapi dinamika akibat modernisasi dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak. Data yang digunakan adalah narasi dan dialog dalam novel yang berkaitan dengan fokus penelitian, yaitu aspek sosial-budaya dalam lingkungan masyarakat Tanggir. Hasil analisis terhadap novel Di Kaki Bukit Cibalak menunjukkan bahwa kepercayaan nrimo ing pandum, wahyu cakraningrat, nunut kamukten, cucuk emas, hingga mantra mengalami penyimpangan makna yang mengakibatkan penyimpangan sosial-politik. Meskipun demikian, kepercayaan “wani ngalah, luhur wekasane” diterapkan sesuai makna aslinya dan memberikan dampak positif. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa novel Di Kaki Bukit Cibalak menunjukkan sebagian besar budaya tradisional Jawa di Desa Tanggir berperan penting sebagai faktor pendorong munculnya dinamika sosial-politik.
.....The traditional Javanese culture is an integral part of the social life of the people in Tanggir Village, as depicted in the novel Di Kaki Bukit Cibalak. This culture is conducted by the society as a guide to face various situations. The story in this novel illustrates the response of the Tanggir community to the socio-political dynamics of the modern era in the 1970s that took place in their village. On one hand, they still adhere to traditional Javanese cultural beliefs for dealing with the issue. This analysis uses the Sociological Literature approach to delineate how the elements of traditional Javanese culture are utilized by the community to face the socio-political dynamics due to modernization in the novel Di Kaki Bukit Cibalak. This article uses the narratives and dialogues in the novel which is related to the research focus, namely the socio-cultural aspect within the Tanggir community. The analysis result of the novel Di Kaki Bukit Cibalak indicates the beliefs of nrimo ing pandum, wahyu cakraningrat, nunut kamukten, cucuk emas, and magic spell undergo a shift in meaning which result in socio-political deviations. Nevertheless, the beliefs of “wani ngalah, luhur wekasane” are applied according to their original meaning and have a positive impact. Thus, it can be concluded that the novel Di Kaki Bukit Cibalak shows that most of the traditional Javanese culture in Tanggir Village plays a significant role in driving the factor for the existence of socio-political dynamics."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aida Amalia Kurniadi
"Budaya tradisional Jawa merupakan bagian dari kehidupan sosial masyarakat di Desa Tanggir dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak. Budaya ini dipegang teguh oleh masyarakatnya sebagai pedoman hidup dan petunjuk untuk menghadapi suatu keadaan. Cerita dalam novel ini menggambarkan tanggapan masyarakat Tanggir terhadap dinamika sosial-politik era modern pada tahun 1970-an yang terjadi di desanya. Di satu sisi, mereka masih menggunakan kepercayaan budaya tradisional Jawa dalam menghadapi isu tersebut. Analisis ini akan menggunakan pendekatan Sosiologi Sastra untuk menguraikan bagaimana muatan budaya tradisional Jawa digunakan untuk menghadapi dinamika akibat modernisasi dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak. Data yang digunakan adalah narasi dan dialog dalam novel yang berkaitan dengan fokus penelitian, yaitu aspek sosial-budaya dalam lingkungan masyarakat Tanggir. Hasil analisis terhadap novel Di Kaki Bukit Cibalak menunjukkan bahwa kepercayaan nrimo ing pandum, wahyu cakraningrat, nunut kamukten, cucuk emas, hingga mantra mengalami penyimpangan makna yang mengakibatkan penyimpangan sosial-politik. Meskipun demikian, kepercayaan “wani ngalah, luhur wekasane” diterapkan sesuai makna aslinya dan memberikan dampak positif. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa novel Di Kaki Bukit Cibalak menunjukkan sebagian besar budaya tradisional Jawa di Desa Tanggir berperan penting sebagai faktor pendorong munculnya dinamika sosial-politik.
.....The traditional Javanese culture is an integral part of the social life of the people in Tanggir Village, as depicted in the novel Di Kaki Bukit Cibalak. This culture is conducted by the society as a guide to face various situations. The story in this novel illustrates the response of the Tanggir community to the socio-political dynamics of the modern era in the 1970s that took place in their village. On one hand, they still adhere to traditional Javanese cultural beliefs for dealing with the issue. This analysis uses the Sociological Literature approach to delineate how the elements of traditional Javanese culture are utilized by the community to face the socio-political dynamics due to modernization in the novel Di Kaki Bukit Cibalak. This article uses the narratives and dialogues in the novel which is related to the research focus, namely the socio-cultural aspect within the Tanggir community. The analysis result of the novel Di Kaki Bukit Cibalak indicates the beliefs of nrimo ing pandum, wahyu cakraningrat, nunut kamukten, cucuk emas, and magic spell undergo a shift in meaning which result in socio-political deviations. Nevertheless, the beliefs of “wani ngalah, luhur wekasane” are applied according to their original meaning and have a positive impact. Thus, it can be concluded that the novel Di Kaki Bukit Cibalak shows that most of the traditional Javanese culture in Tanggir Village plays a significant role in driving the factor for the existence of socio-political dynamics."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Lidra Maribeth
"Indonesia menjadi salah satu negara dengan penyumbang angka stunting terbesar kelima di dunia.Kehamilan tidak diinginkan dapat menjadi salah satu faktor yang mungkin berperan besar dalam menyebabkan kejadian stunting pada anak usia 0-5 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kehamilan tidak diinginkan dengan kejadian stunting pada anak usia 0-5 tahun. Penelitian ini bersifat kuantitatif menggunakan data sekunder dari Riset Kesehatan Nasional (Riskesdas) dengan metode penelitian potong lintang (cross sectional). Penelitian ini mencakup seluruh provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia yang dilaksanakan mulai dari persiapan sampai dengan analisis lanjut pada Januari 2012 – Desember 2014 dan data sekunder diproses pada tahun 2019. Sampel penelitian ini adalah wanita usia 15-49 tahun dengan anak usia 0-5 tahun di Indonesia yang berjumlah sebanyak 42.684 orang.
Hasil dari penelitian ini didapatkan hubungan kehamilan tidak diinginkan dengan kejadian stunting pada analisis bivariat dengan menggunakan uji chi-square, dengan nilai p 0,04 (OR: 1,059 dan 95% CI: 1,003-1,118). Pada uji multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik, hubungan kehamilan tidak diinginkan menjadi tidak signifikan dengan stunting dengan hasil p-value 0, 077  (OR: 1,051; 95% CI: 0,995-1,110). Terdapat dua variabel konfonding yaitu status ekonomi dan pendidikan yang berhubungan sginifikan dengan stunting dengan p value <0,001.
Kesimpulan : Pada analisis multivariat tidak terdapat hubungan kehamilan tidak diinginkan dengan kejadian stunting pada anak usia 0-5 tahun (nilai p> 0,05). Terdapat konfonding dalam penelitian ini yaitu pada variabel pendidikan dan status ekonomi. Pendidikan dan status ekonomi memiliki hubungan signifikan pada analisis multivariat (nilai p<0,001) dengan kejadian stunting.

Indonesia has become 5th top country with biggest stunting rate in the world. Unintended pregnancies can be one of the factors that may play a major role in causing the incidence of stunting in children aged 0-5 years. This study aims to analyze the relationship of unintended pregnancies with incidence of stunting in children aged 0-5 years. This quantitative research used secondary data from National Health Research (Riskesdas) with cross sectional research methods. This research covered all provinces and districts / cities in Indonesia which were carried out from preparation to further analysis in January 2012 - December 2014 and the secondary data was processed in 2019. The sample of this study was women aged 15-49 years old with children 0-5 years old in Indonesia which amount to 42,684 people.
Results: In bivariate analysis using chi-square test, it was found that the relationship of unintended pregnancies with stunting have a p value of 0.04 (OR: 1.059 and 95% CI: 1.003-1.118). In multivariate test using logistic regression tests, the relationship of unintended pregnancies became insignificant to stunting with p-value 0, 077 (OR: 1.051; 95% CI: 0.995-1,110). There are two confounding variabels, economic status and education related significantly to stunting with p value <0.001.
Conclusion: in multivariate analysis there was no relathionship of unintended pregnancy with stunting in children under five years old ( p value> 0.05). There is confounding in this study, the educational variable and economic status are confounding variable. Education and economic status have a significant relationship on multivariate analysis (p value< 0.001) with stunting.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T55289
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laila Rahmawati
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas naskah Melayu klasik berjudul Pulangana Kaomu (PK) yang berasal dari Buton, Sulawesi Tenggara. Naskah PK berisi silsilah golongan kaomu di empat puluh daerah pemerintahan Kesultanan Buton. Penyajian suntingan teks edisi kritis naskah PK adalah tujuan utama penelitian ini. Selain itu, penelitian ini juga mencakup analisis terhadap tempat, silsilah, dan jabatan yang terdapat dalam naskah PK. Kesimpulan dari analisis tersebut adalah teks silsilah tidak hanya menggambarkan hubungan keluarga, melainkan juga dapat menggambarkan letak tempat-tempat yang diriwayatkan dalam teks melalui silsilah dan nama-nama jabatan golongan kaomu dalam struktur pemerintahan Kesultanan Buton.

ABSTRACT
This undergraduate thesis talks about Pulangana Kaomu (PK), classical Malay manuscript from Buton, Sulawesi Tenggara. The content of PK manuscript is genealogy of kaomu class in forty places under Kesultanan Buton. Critical edition of PK manuscript is the main focus of this research. The other focus is analysis about place, genealogy, and occupation that written in PK. Conclusion of that analysis is genealogy text not only portray family relationship, but also represent places that told through genealogy and occupation’s names of kaomu class in structure of Kesultanan Buton government."
2014
S53127
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fezia Nasvira
"Pandemi Covid-19 yang melanda berbagai negara belahan dunia disepanjang tahun 2020-2021 memunculkan isu-isu yang ramai dibicarakan, salah satunya adalah isu rasisme. Rasisme dapat terjadi di mana saja, seperti di lingkungan sekitar tempat tinggal, sekolah, tempat kerja, dan bahkan media sosial. Media sosial seperti Twitter mempunyai peran penting dalam menyebarluaskan isu-isu yang sedang trending. Akun @BTS_UPDATES_GER dalam tweet-nya menuliskan seruan untuk penyiar radio Bayern 3 karena saat siaran langsungnya telah melontarkan ujaran kebencian yang mengandung unsur rasis terhadap grup idola BTS. Melalui tweet tersebut muncullah berbagai reaksi dan ungkapan-ungkapan antirasisme terhadap orang Asia. Penelitian ini disusun dengan metode kualitatif dengan pendekatan analisis tekstual dan menggunakan teori analisis wacana kritis menurut Norman Fairclough. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan ungkapan-ungkapan antirasisme terhadap cuitan tweet akun @BTS_UPDATES_GER. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat lima kelompok ungkapan antirasisme.

The Covid-19 pandemic that hit various countries of the world throughout 2020-2021 gave rise to issues that were widely discussed, one of which was the issue of racism. Racism can occur anywhere, such as in the neighborhood, school, workplace, and even social media. Social media, such as Twitter, has an important role in spreading trending issues. The @BTS_UPDATES_GER account, in its tweet wrote a call out to the Bayern 3 radio broadcaster because, during his live broadcast, he had uttered racist hate speech against the idol group BTS. Through these tweets came various reactions and expressions of anti-racism against Asians. This research was compiled using a qualitative method with a textual analysis approach and using critical discourse analysis theory, according to Norman Fairclough. This research aims to show the expressions of antiracism in the tweets of the @BTS_UPDATES_GER account. The results of this research show that there are five groups of antiracism expressions."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ghaniyyah Cinta Kautsar
"Penelitian ini menganalisis judul artikel berita di media massa daring Jerman yang memberitakan penggerebekan Masjid As-Sahaba di Berlin tahun 2018. Untuk memperlihatkan narasi yang dibentuk oleh media daring mengenai umat Islam di Jerman mengenai peristiwa penggerebekan tersebut, penelitian ini menggunakan teori analisis wacana kritis model Fairclough untuk menganalisis 27 judul berita hasil pencarian dengan kata kunci yang mengacu pada peristiwa penggerebekan tersebut. Penelitian ini menemukan adanya bias dalam judul-judul berita yang diproduksi oleh media massa Jerman dalam memberitakan peristiwa yang berkaitan dengan Islam. Bias tersebut terlihat dalam penggunaan kata-kata pada judul yang membentuk asosiasi antara peristiwa penggerebekan Masjid As-Sahaba dengan terorisme, yang dapat berkontribusi pada pembentukan citra negatif terhadap Islam.

This study analyses the headlines of online news articles in German mass media reporting the raid on the As-Sahaba Mosque in Berlin in 2018. To illustrate the narrative shaped by online media regarding the Muslim community in Germany concerning the raid, this study employs Fairclough’s model of critical discourse analysis to examine 27 headlines resulting from searches with keywords related to the raid. The research reveals the presence of bias in the headlines produced by German mass media when reporting events associated with Islam. This bias is evident in the use of words in the headlines that create associations between the raid on As-Sahaba Mosque and terrorism, potentially contributing to the formation of a negative image of Islam."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ngatawi
"Disertasi ini membahas fenomena menarik yang terjadi di kalangan pesantren pasca reformasi, yaitu munculnya orang kaya baru dengan gaya hidup mewah, harta melimpah dan rumah mewah. Mereka berkeliling dari hotel berbintang satu ke hotel berbintang lainnya dengan mobil mewah. Selain itu, banyak diantara mereka yang menduduki jabatan tinggi negara, menjadi menteri, bupati, pemimpin parta bahkan ada yang jadi komisaris beberapa perusahaan besar.
Bagi penulis fenomena ini menarik untuk diteliti, karena komunitas pesantren selama ini dikenal sebagai komunitas agamis, kehidupannya sarat denga nilai, moral dan ajaran tentang hidup sederhana, empati pada sesama. Penulis mencurigai, di balik fenomena ini ada proses ekonomisasi agama, yaitu upaya mengkonversi simbol-simbol agama ke dalam berbagai bentuk material yang memiliki nilai ekonomis. Atas dasar ini maka penulis mengambi fenomena ini sebagai topik penelitian disertasi.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode partisipatif. Dan untuk penggalian data, penulis terlibat langsung dalam kehidupan sehari-hari para responden dan subyek penelitian. Subyek penelitian ini adalah para kiai pengasuh pondok pesantren, para orang dekat kiai, dan para agen yang terlibat dalam pertarungan untuk memanfaatkan kapital simbolik yang dimiliki oleh para kiai dan komunitas pesantren.
Karena berkaitan dengan gaya hidup dan selera, penelitian ini menggunakan konsep Bourdieu mengenai ranah, habitus dan kapitalis sebagai pijakan untuk melakukan analisis terhadap fenomena yang diteliti. Selain itu penulis juga menjadikan beberapa hasil penelitian mengenai pesantren sebagai bahan rujukan sekaligus sebagai alat ukur untuk melakukan analisa.
Dari penelitian ini terlihat, bahwa telah terjadi proses konversi kapital simbolik agama ke dalam kapital ekonomi di kalangan komunitas pesantren. Proses ini dilakukan oleh orang-orang dekat kiai, yang memiliki hubungan spesifik dengan kiai sehingga memiliki akses terhadap beberapa kelompok atau aktor yang ingin memanfaatkan posisi dan otoritas kiai dan pesantren, untuk kepentingan ekonomi-politik. Hal ini terjadi karena kiai sebagai pemegang otoritas pesantren tidak memiliki kemampuan untuk melakukan hubungan yang transaksional dengan pihak lain. Kiai tidak dapat melakukan kapitalisasi atas berbagai kapital yang dimiliki, yang sebenarnya secara potensial memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi. Nilai-nilai dan habitus pesantren tidak memungkinkan kiai melakukan semua itu.
Situasi seperti ini dimanfaatkan oleh para broker yang berasal dari komunitas pesantren itu sendiri. Para broker ini dengan mudah mengambil alih peran kiai untuk melakukan transaksi dengan memanfaatkan kapital simbolik yang dimiliki oleh para kiai, karena mereka memiliki hubungan yang dikat dengan kiai baik secara emosional maupun sosial, bahkan ada yanggenetik. Selain itu mereka juga berasal dari komunitas pesantren yang memahami habitus pesantren dan dianggap menjadi bagian dari pesantren, sehingga kiai sangat percaya pada mereka. Sementara itu, di sisi lain, kelompok kepentingan yang hendak mendekati pesantren merasa perlu memanfaatkan jasa mereka karena dianggap lebih memahami pesantren. Dengan demikian pendekatan dengan pesantren akan mudah dilakukan.
Proses konvensi ini ternyata menghasilkan keuntungan materi yang cukup banyak bagi broker, sehingga dari sini mulai terjadi perubahan haya hidup di kalangan mereka. Mereka tidak lagi menjadi komunitas modern dengan habitus metropolis dengan memanfaatkan kapital yang dimiliki oleh pesantren. Kelompok inilah yang oleh penulis sebut sebagai komunitas kelas transkultural, yaitu kelas yang muncul sebagai hasil perpaduan antara habitus pesantren dengan habitus modernis-metropolis, antara gaya hidup tradisional dengan gaya hidup pragmatis-hedonis.
Ada beberapa tipologi dan pola terbentuknya kelas transkultural ini. Pertama, pola affinitas yaitu melakukan pendekatan pada kiai sehingga pada titik tertentu dipercaya untuk melakukan konvensi terhadap kapital simbolik yang dimiliki oleh kiai dan pesantren. Kedua pola geneti yaitu mereka yang berasal dari keturunan atau keluarga kiai sehingga merasa berhak untuk melakukan transaksi dengan memanfaatkan kapital simbolik yang diliki oleh pesantren.
Secara sepintas kelas ini menguntungkan bagi pesantren karena bisa memperoleh kapital ekonomi/material yang bisa digunakan untuk pembiayaan pengelolaan pesantren. Namun dalam jangka panjang kelompok ini sangat berbahaya bagi eksistensi pesantren karena bisa menyebabkan terjadinya demoralisasi pesantren. Selain itu, secara faktual, keuntungan yang diterima pesantren tidak sebanding dengan yang diperoleh oleh kelas transkultural. Dengan demikian kelas transkultural ini sebenarnya sangat merugikan pesantren, karena tidak saja bisa mengancam eksistensi pesantren tetapi bisa menjadi "parasit sosial" bagi komunitas pesantren maupun sistem ekonomi.
Keberadaan kelas transkultural agama ini juga menunjukkan terjadi perubahan konstruksi sosial pesantren dari bipolar ; kiai-santri, menjadi multipolar, yaitu kiai, santri kelas transkultural dan kelompok kritik yang merupakan antithesis dari kelas transkultural. Dengan konstruksi sosial multipolar ini jelas akan terjadi relasi dan interaksi sosial dengan kiai kompleks dalam dunia pesantren pada masa-masa mendatang. Hal ini akan berpengaruh terhadap peran, posisi dan fungsi pesantren sebagai lembaga pendidikan agama. Sehingga dari sini perlu adanya reaktualisasi, reinterpretasi dan reformulasi terhadap berbagai ajaran, sistem nilai dan pemahaman keagamaan pesantren."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
D641
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Surya Culla
"Hubungan antara Walhi-YLBHI dan negara tidaklah sesederhana di permukaan. Konstalasi politik, interaksi antar-aktor individu dan institusi telah ?menyembunyikan rahasia? di balik dinamika itu yang mungkin tidak bisa dipahami hanya dengan semata melihatnya sebagai konflik atau hubungan dikhotomis antara masyarakat sipil dan niagara. Interaksi yang berlangsung justru ternyata saling terkait, dibangun secara rasional di antara pelaku yang terlibat, tidak hanya antara aktor ornop dan pemerintah, juga sektor internasional dan masyarakat sendiri dalam hubungan kompleks itu. Konteks itulah yang mempengaruhi tumbuhnya Walhi dan YLBHI sebagai masyarakat sipil.
Berdasarkan konteks tersebut, sludi ini mengungkapkan beberapa temuan teoritis. Pertama, berkaitan dengan teori hubungan antara masyarakat sipil dengan ncgara. Menurut teori yang ada, masyarakat sipil dikonstruksi sebagai: (1) organisasi yang dibentuk oleh masyarakat di Iuar sektor negara", dan (2) ?domainnya terpisah dari atau di luar domain niagara. " Konstruksi ini temyata tidak sesuai dengan konteks kasus Walhi dan YLBHI, sehingga perlu dimodifikasi bahwa (1) ?masyarakat sipil merupakan kelompok yang dibentuk masyarakat sendiri atau masyarakat bersama negara dan (2) "domainnya terbentuk dan berkembang karena interaksinya dengan domain negara".
Dengan modifikasi tersebut, studi ini melihat bahwa ?niagara dapat berperan positif dalam pembentukan masyarakat sipil", sedangkan teori yang ada cenderung mengkonstruksi ?peranan negara tidak sebagai faktor positif dan menentukan dalam pembentukam masyarakat sipil."
Kedua, berkaitan dengan karakteristik masyarakat sipil, meliputi: autonomy, self supporting dan say generating Hasil studi ini mengungkapkan berdasarkan kasus spesifik Walhi dan YLBHI, karakteristik aranomy tampakrnya dapat diwujudkan, berbeda dcngan seff supporting dan self generating. Namun demikian, berkembangnya kriteria-kriteria tersebut tampaknya dipengaruhi oleh konstalasi interaksi antara; (1) unsur-unsur negara; (2) lembaga-lembaga intemasional; dan (3) masyarakat sendiri.
Dengan konstruksi tersebut, maka hasil studi ini menambahkan sesuatu yang baru pada teori masyarakat sipil yang ada, bahwa ?(1) kebijakan politik akomodatif negara, (2) keterlibatan Iembaga-Iembaga internasional, dan (3) partisipasi masyarakat sendiri dari segi sumber daya - merupakan faktor faktor yang menentukan bagi proses terwujudnya karakteristik autonomy, self supparting, dan self generating masyarakat sipil?. Temuan ini memodifikasi teori masyarakat sipil yang ada yang cenderung "mengkonstruksi perwujudan ketiga karakteristik maayarakar sipil tersebut berdasarkan pada penekanan kemampuan potensial entitas masyarakat sipil sendiri, tidak melihat urgensi dukungan peranan sektor negara, internasional, dan masyarakat sendiri". "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
D816
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 >>