Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 64 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Karlina Meitalia
"Tulisan ini mendeskripsikan kebudayaan perusahaan dari perspektif antropologi bisnis. Kebudayaan perusahaan 3M di Indonesia dimaknai berbeda oleh setiap divisi bisnis. Pola kerja di dalam Personal Safety Division (PSD) dan Building Commercial Service Division (BCSD), telah membentuk budaya perusahaan yang berpengaruh pada cepat atau lambatnya adaptasi mereka terhadap perubahan internal perusahaan Perubahan ini berawal dari terbentuknya grup dan divisi baru di PT. 3M Indonesia. Tulisan ini membandingkan kedua divisi bisnis tersebut dalam beradaptasi dengan terbentuknya grup baru di PT. 3M Indonesia. Metode penelitian yang digunakan dengan pendekatan kualitatif, dilakukan dengan pengamatan terlibat serta wawancara mendalam.

This thesis describes corporate culture from business anthropology perspective. PT 3M Indonesia's corporate culture is interpreted differently by each business division. Work Patterns in Personal Safety Division (PSD) and Building Commercial Division (BCSD), have formed corporate culture that affect their adaptation promptness in facing internal changes in this company. The changes started when the new group and division were formed at PT 3M Indonesia. This study is to compare the two business divisions adapting the formation of the new group at PT 3M Indonesia. Qualitative approach with participant observation and in dept interview are the research methods used in this study."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S59540
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lesli Aninditasari
"Budaya perusahaan merupakan hal penting yang harus ditanamkan kepada para pegawai sehingga para pegawai dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan. Perbedaan sosialisasi dan penanaman nilai-nilai budaya perusahaan kepada para pegawai dapat menyebabkan perbedaan interpretasi antar pegawai terhadap budaya perusahaan sehingga dapat tercipta keragaman dalam gaya bekerja sehari-hari. Perbedaan gaya bekerja pegawai PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk ini terlihat jelas antara pegawai kantor pusat dan pegawai pindahan dari kantor cabang atau unit bisnis. Budaya perusahaan PT. ANTAM, yaitu PIONEER kurang berpengaruh terhadap pembentukan gaya bekerja pegawai. Gaya bekerja pegawai terbentuk melalui interaksi pegawai senior, dan sosialisasi yang diberikan oleh atasan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Penelitian ini akan berfokus kepada perbedaan gaya kepemimpinan dan sosialisasi budaya perusahaan yang menyebabkan keragaman dalam gaya bekerja pegawai. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang dilakukan dengan pengamatan terlibat dan wawancara mendalam.

Corporate culture is an important thing that should be imparted to the employees so that employees can work as expected by the company. Differences in socialization and cultivation of cultural values of the company to employees can lead to differences in interpretation among employees of the company so as to create a culture of diversity in work styles everyday. Differences in work styles of employees of PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk is evident between the employee and the employee's headquarters relocation of a branch office or business unit. PT. ANTAM`s corporate culture, which is PIONEER less influence on the formation of employee work styles. Employee work styles are formed through the interaction of senior employees, and the socialization provided by the employer, either directly or indirectly. This research focuses on the differences in leadership styles and socialization of corporate culture that led to diversity in work styles of employees. The research method used in this study is a qualitative approach with participant observation and in depth interviews."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S60551
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darsya Khohamzah
"Deskripsi etnografi ini menjelaskan interaksi sosial para pedagang di Pasar Mester Jatinegara. Saya mengamati interaksi sosial di antara para pedagang Cina di Pasar Mester dan hubungan sosial dengan para aktor pasar lainnya. Hasilnya mengantarkan kepada sebuah kesimpulan bahwa aktivitas ekonomi di Pasar Mester ini terdapat strategi, kerjasama ekonomi, dan persaingan di antara para pedagang. Latar belakang etnik para pedagang yang beragam memunculkan stereotip etnik di dalam aktivitas-aktivitas ekonomi di pasar. Penelitian ini dilakukan berdasarkan metode kualitatif dengan teknik wawancara mendalam dan pengamatan partisipasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S61287
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Minang Warman K
"[ABSTRAK
Religiusitas adalah unsur keberagamaan yang diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan manusia yang diwarnai oleh nuansa kebertuhanan. Di dalam antropologi salah satu cara memeriksa pemaknaan religiusitas bagi pemeluk agama atau kepercayaan adalah melalui perhatian terhadap praktik-praktik dalam diskursus pemeluk agama atau kepercayaan tersebut. Cara ini merupakan kritik bagi antropologi intepretatif yang menyebutkan simbol agama sebagai satu- satunya wahana pemberi makna religiusitas bagi pemeluknya. Salah satu organisasi kepercayaan yang berada di Indonesia yaitu Paguyuban Sumarah menjalankan sebuah praktik spiritual guna memaknai religiusitasnya. Upaya ini melalui sujud sumarah yang diyakini oleh warganya sebagai cara guna memaknai kebersatuan manusia dengan sang pencipta (manunggal). Untuk dapat memaknai kemanunggalan tersebut di dalam praktik sujud, paguyuban sumarah melakukan latihan bersama yang diselenggarakan secara gradual. Pada latihan bersama warga diminta untuk mengikuti kaidah dan ajaran yang terdapat di dalam paguyuban guna mencapai tujuan yaitu memaknai kemanunggalan terhadap Tuhan. Di sini terlihat bahwa usaha menumbuhkan pemaknaan akan Tuhan harus di lalui dengan melaksanakan kaidah-kaidah di dalam praktik sujud guna membangun emosi keagamaan yang berfungsi membentuk struktur disposisi tubuh dan jiwa pada perilaku warga. Dalam tradisi sumarah, proses kontemplasi intelektual dan proses manunggal tak dapat dipisahkan dari latihan dalam praktik sujud sumarah.

ABSTRACT
Religiosity is an element of diversity that manifested in various sides of human life which shape by shades of Godliness. In anthropology a one way to check the meaning of religiosity to religion or belief is through pay the attention to practices in their discourse of the religion or belief. This way is a criticism of interpretative anthropology which mentions religious symbols as the sole vehicle for giving significance to its adherent?s religiosity. One of the belief organization's in Indonesia, namely the Sumarah run a spiritual practice in order to make sense of religiosity. This effort through Sujud Sumarah believed by its citizens as a way to make sense of human oneness with the creator (unified). To understand the oneness in the practice of prostration, Sumarah community conduct joint exercises gradually. In the joint exercises, the residents were asked to follow the rules and teachings contained in the community in order to achieve the objectives that make sense of oneness of God. Here can see the effort to grow the meaning of God must be passed to implement the rules in the practice of sujud in order to build a functioning religious emotions form the structure of the disposition of the body and soul on the behavior of citizens. In the Sumarah tradition, intellectual contemplation process and unified process cannot be separated from the exercise in practice of Sujud Sumarah., Religiosity is an element of diversity that manifested in various sides of human life which shape by shades of Godliness. In anthropology a one way to check the meaning of religiosity to religion or belief is through pay the attention to practices in their discourse of the religion or belief. This way is a criticism of interpretative anthropology which mentions religious symbols as the sole vehicle for giving significance to its adherent’s religiosity. One of the belief organization's in Indonesia, namely the Sumarah run a spiritual practice in order to make sense of religiosity. This effort through Sujud Sumarah believed by its citizens as a way to make sense of human oneness with the creator (unified). To understand the oneness in the practice of prostration, Sumarah community conduct joint exercises gradually. In the joint exercises, the residents were asked to follow the rules and teachings contained in the community in order to achieve the objectives that make sense of oneness of God. Here can see the effort to grow the meaning of God must be passed to implement the rules in the practice of sujud in order to build a functioning religious emotions form the structure of the disposition of the body and soul on the behavior of citizens. In the Sumarah tradition, intellectual contemplation process and unified process cannot be separated from the exercise in practice of Sujud Sumarah.]"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gumay Khotibul Umam
"ABSTRAK
Pengetahuan menjadi aspek penting dalam memulai suatu bisnis konfeksi. Proses sosialisasi dan internalisasi hal yang utama bagi pemilik konfeksi untuk mendapatkan pengetahuan serta pengalaman segala aspek bisnisnya. Pengalaman mempunyai kontribusi besar dalam proses sosialisasi. Hasil dari pengetahuan tersebut akan membentuk sebuah model yang berbeda dan strategi-strategi bisnis untuk mengembangkan usahanya. “Kampung Konfeksi” terdapat konfeksi yang berasal dari Jawa dan Batak. Mereka mempunyai strategi, aturan main, dan nilai-nilai yang berbeda. Penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang dilakukan dengan pengamatan terlibat serta wawancara mendalam.

ABSTRACT
Business knowledge has become important aspect for starting a convection business. Process socialization and internalization are the main aspects for the owner of convection to gain knowledge and experience of all aspects of its business. Business experience has a major contribution in the process of socialization. Results of such knowledge will form various models and business strategies to expand its business. "Kampung Convection" is center of small garment business which is done by Javanese and Bataknese entrepreneurs. They have different strategies, rules and cultural values in doing there business. This study was carried out based on qualitative research methods and also applying techniques of depth interviews and participant observation.
"
2015
S62619
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sanju Waladata
"ABSTRAK
Tulisan ini mengargumentasikan mengenai konsep mana dibalik praktik pemberian dari CSR perusahaan tambang. Selama ini gagasan The Gift selalu digiring pada perdebatan resiprositas atas sebuah pemberian. Saya melihat konsep lain yang tertinggal dari wacana ini di era ekonomi modern, yaitu mengenai konsep mana. Konsep mana sebagai hal yang bersifat non-material dibalik pemberian suatu materi dari satu pihak ke pihak lain. Data tulisan hasil riset ini dikumpulkan melalui studi kasus pada salah satu perusahaan tambang yang mempraktikan konsep CSR pada suatu komunitas masyarakat di salah satu wilayah operasi tambang emas yang terletak di Kabupaten Sumbawa Barat, Indonesia. Teknik pengumpulan data melaui wawancara dan pengamatan lapangan terhadap pihak-pihak terkait program CSR perusahaan tambang. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa konsep mana dari pertukaran masyarakat kuno dapat diangkat pada praktik pemberian hadiah di era ekonomi modern dengan menegahi secara diplomatis mengenai perdebatan dalam memaknai mana dari gagasan besar The Gift. Tanpa menampik keberadaan dari resiprositas atas praktik pemberian hadiah perusahaan tambang, gagasan ini tetap dilandasi oleh hubungan simetris antara individu maupun kelompok dalam konteks sosio-kultural. Temuan atas konsep mana ini memberikan pemahaman baru untuk melihat praktik pertukaran dari CSR perusahaan.

ABSTRACT
This paper argues for the existence of the "mana" concept behind The Gift of mining corporate CSR practices. During this age the idea of The Gift is always herded in a reciprocity debate over a gift. I see the archaic concept that remains from this discourse in the modern economic era, which is the concept of "mana". The concept of "mana" as a non-material thing is behind giving a material from one party to another party. The research data was collected through a case study on a mining company that practices the concept of CSR in a community in one of the gold mining operation areas located in West Sumbawa Regency, Indonesia. Data collection techniques through interviews and field observations of parties related to the CSR program of the mining company. The results of this study state the "mana" concept of the ancient societies exchange can be elevated to the practice of The Gift in the modern economic era by diplomatically fix the debates in interpreting of "mana" from the classic ideas of The Gift. Without dismissing the existence of reciprocity over the practice of The Gift corporate CSR, this idea is still based on a symmetrical relationship between individuals and groups in a socio-cultural context. The findings of this concept provide a new understanding to see the exchange practices of corporate CSR."
2020
T55345
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hardian Eko Nurseto
"Makan dan Makanan bagi manusia bukan hanya mengacu pada kebutuhan biologis semata, ada aspek budaya yang mengaturnya. Manusia dan pengetahuannya, termasuk makanan tidak dapat terpisahkan dari sosio-kultural dan lingkungan yang mereka buat. Baik dan buruknya makanan dipengaruhi oleh pengetahuan kita yang secara kultural belajar mengenai kriteria-kriteria terkait makanan. Restoran sebagai industri makanan, menyediakan arena untuk memberikan pengalaman makan pada konsumennya. Pengelola restoran menata dekorasi, memberikan pelayanan untuk mempengaruhi cita rasa konsumen. Cita rasa tidak hanya dipengaruhi oleh keahlian juru masak menciptakan makanan. Pelayanan dan suasana di restoran juga berpengaruh pada cita rasa.
Penelitian ini bertujuan menggambarkan usaha pengelola restoran untuk menarik konsumen serta melihat relasi yang terjadi dalam pengelolaan restoran. Penelitian yang dilakukan pada Oktober 2013 hingga Mei 2014 ini, menggunakan metode etnografi untuk menggali lebih dalam aspek-aspek kultural yang terjadi dalam pengelolaan restoran. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa konsumen dan pengelola restoran mentransformasi makanan, pelayanan dan suasana menjadi sebuah komoditi. The art of cuisine yang membuat makanan terlihat cantik telah membuai mata konsumen hingga menengelamkan informasi nutrisi yang ada dalam makanan tersebut. Pelayanan yang ramah, suasana yang nyaman menjadi sebuah komoditi yang harus dibayar bersama makanan yang dimakan. Komodifikasi dalam upaya menarik konsumen tidak dilakukan oleh pengelola restoran saja, aktor-aktor lain diluar karyawan restoran juga turut andil. Seniman, komunitas, fotografer, dan media turut membantu dalam upaya menarik konsumen.

For a human, food and eating not only refer as biological needs, but also refer to the cultural aspect that governs it. Human and their knowledge, including food, cannot be separated from the socio-cultural and the environment they built. The goodness and the badness of food is affected by our cultural knowledge in learning of the criterias concerning food. Restaurants in the food industry provide an arena of experiencing food for their customers. Restauranteurs decorate and serve in a way that would affect the customer's taste. Taste is not only determined by the chef's expertise to process food, but also the ambience and service available in a restaurant.
This research aims to explain the effort of restauranteurs in attracting customers and to see the relations in progress in restaurant management. The Research that conducted in October 2013 and Mei 2014 used ethnographic method to dig deeper into the cultural aspects within restaurant management. The result of this research shows how customers and restauranteurs have transformed food, service, and ambience into a form of commodity. The art of cuisinie has made food to appear more beautiful, hence spoiling customers to put aside the nutritional information regarding the food they consume. Friendly, service, and comfortable ambience became commodities to spend your money on, along with the food itself. Commodification as an effort the lure customers in to the restaurant is not only done by the restauranteurs, but also other actors such as restaurant employees. Artists, communities, photographers, and media also take part in this effort.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Hunaifi
"Tesis ini mengkaji tentang upaya yang dilakukan oleh sebuah denominasi Kristen di Protestan yang mencoba membangun jembatan relasi dengan komunitas agama lain, yaitu Islam yang mereka narasikan sebagai tanggung jawab moral nubuatan (ramalan Alkitab) untuk merangkul dan menyelamatkan saudara teologis mereka dari genealogis agama monoteis yang sama. Membangun relasi dengan denominasi agama yang berbeda merupakan bagian dari upaya untuk membangun posisi yang lebih baik untuk menjalin kedekatan dan menjangkau umat dari agama yang memiliki kemiripan dan persamaan identitas teologis umat kedua agama. Dalam upaya membangun titik persamaan kedua pemeluk agama, mereka mengembangkan narasi terkait persamaan visi eskatologis tentang turunnya Isa Almasih (Yesus Kristus) di akhir zaman (apocalyptic). Hal yang menarik dari upaya membangun relasi tidak hanya menawarkan hubungan friendship (pertemanan) dalam pergumulan hubungan sosial semata, tetapi juga untuk bisa menjadi “teman spiritual” dari irisan persamaan identitas dan visi eskatologis kedua pemeluk agama. Narasi dan projek membangun relasi dan kedekatan pada strategi institusional dalam praktiknya di lapangan memunculkan varian baru yang mengarah pada hibriditas dan sinkretisme untuk mendamaikan dan mengkompromikan dua kategori nilai agama yang berbeda, yaitu Kristen dan Islam.

This thesis examines the efforts made by one of the Protestant denominations who try to build relationships with other religious community, namely Islam, which they narrate as the obligation of moral prophecy (Bible predictions) to embrace and save their theological brothers from the same monotheistic religious lineage. Building relationships with different religious denominations is part of the effort to build a better position to establish a close relation and reach out the people from the religions that have similarities in theological identities thereof. In an effort to build a common ground between the two religions, they developed a narration related to the eschatological vision of the descent of Isa Almasih (Jesus Christ) at the end of time (apocalyptic). The interesting thing about the effort of building relations is not only offering friendship in social relation per se, but also being able to become "spiritual friends" from the intersection of identities and eschatological visions of the two religious adherents. Narratives and projects that build relationships and closeness to institutional strategies in practice in the field give rise to new variants that lead to hybridity and syncretism to reconcile and compromise two different categories of religious values, namely Christianity and Islam."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adela Inayatul Khoiria
"Penelitian ini membahas mengenai narasi leluhur dan relevansinya dalam dinamika hubungan antara Islam dan Kepercayaan Lokal Sunda di Desa Karangpakuan, Kecamatan Darmaradja, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Masyarakat Desa Karangpakuan telah mengasimilasi Islam dengan kepercayaan lokal Sunda. Hal ini juga merupakan salah satu upaya untuk memperkuat narasi religiusitas Islam dan identitas mereka sebagai warga Cipaku. Namun, di saat yang bersamaan, fenomena-fenomena seperti kepercayaan maupun praktik terkait roh dan leluhur yang masih bertahan dan sering diaktifkan oleh masyarakat di Desa Karangpakuan juga telah memicu berbagai macam pihak untuk mengurangi narasi leluhur dalam ritual. Upaya penghilangan kepercayaan dan praktik-praktik terkait leluhur tersebut dilakukan melalui misi-misi keagamaan yang dibawa oleh para aktor keluarga pondok pesantren. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode etnografi yang mencakup observasi partisipan, wawancara mendalam, serta studi literatur. Berdasarkan temuan saya di lapangan, pengenalan agama dunia/agama yang diakui negara tidak serta merta menghilangkan nilainilai kepercayaan lokal. Dalam kasus saya, asimilasi Islam oleh kepercayaan lokal Sunda terjadi ketika masyarakat Desa Karangpakuan terus menerus mengaitkan peristiwa-peristiwa spiritualitas yang mereka alami dengan narasi-narasi leluhur.

This research discusses the ancestral narrative and its relevance in the dynamics of the relationship between Islam and Sundanese Local Beliefs in Karangpakuan Village, Darmaradja, Sumedang, West Java. The people of Karangpakuan Village have assimilated Islam with local Sundanese beliefs. This is also one of the efforts to strengthen the narrative of Islamic religiosity and their identity as Cipaku citizens. However, at the same time, phenomena such as beliefs and practices related to spirits and ancestors that still survive and are often activated by the community in Karangpakuan Village have also triggered various parties to reduce the ancestral narrative in rituals. Efforts to remove ancestral beliefs and practices were carried out through religious missions carried out by the actors of the boarding school family. This research is a qualitative research with ethnographic method that includes participant observation, in-depth interview, and literature study. Based on my findings in the field, the introduction of state-recognized world religions does not necessarily eliminate the values of local beliefs. In my case, the assimilation of Islam by local Sundanese beliefs occurred when the people of Karangpakuan Village continuously associated the spirituality events they experienced with ancestral narratives."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa
"Penelitian ini membahas tentang kehidupan ekonomi rumah tangga orang Madura di Pontianak. Dengan mengambil studi kasus komunitas Madura di Kelurahan Mariana. Dalam penelitian ini ditunjukkan aktivitas ekonomi rumah tangga orang Madura yang mencerminkan. fungsi dari sistem ekonomi, yakni meliputi kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi, dalam upaya memenuhi kebutuhan dasar (basic need).
Penelitian ini dibangun dalam perspektif antropologis, dengan menggunakan satuan penelitian keluarga atau rumah tangga. Sedangkan pendekatan yang digunakan, yakni metode kualitatif. Melalui pengamatan terlibat dan wawancara mendalam, sebagai teknik pengumpulan datanya. Penelitian ini menggali informasi mengenai keadaan obyektif kehidupan orang Madura dan aktivitas rumah tangga yang di dalamnya terdapat aktivitas ekonomi, hingga implikasinya terhadap aktivitas di luar rumah tangga itu sendiri.
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa dalam penyelenggaraan aktivitas rumah tangga, ada keterkaitan antara rumah tangga yang satu dengan rumah tangga lainnya baik internal maupun eksternal. Lalu akibatnya terbentuk jaringan sosial yang bersifat cair, antara sesama etnis Madura dan dengan etnis lainnya_ Dengan sesama etnis Madura jaringan sosial ini terbentuk karena adanya unsur emosi (sentiment network) sebagai anggota kerabat yang sebagian besar tinggal dalam satu rumah, maupun karena teman sesama etnis Madura yang bernasib sama, disamping kepentingan ekonomi juga ada, dengan perhitungan ekonomi seperti meminta uang jaminan atau `uang tanggung? bagi yang hendak menjadi sopir oplet, tetap mereka lakukan. Sedangkan dengan etnis lainnya, jaringan ini terbentuk karena faktor kepentingan ekonomi (interest network).
Selain itu, jaringan sosial tersebut semakin kuat karena hubungan antara etnis Madura dengan etnis lainnya yang ada di Pontianak, terutama dengan etnis Melayu semakin memburuk dan telah menjadi konflik sosial yang berkepanjangan. Bahkan hal ini berpengaruh terhadap aktivitas ekonomi mereka, yang mengakibatkan kehidupan rumah tangga mereka mengalami gangguan. Dengan adanya tekanan sosial maupun politik dan ekonomi maka orang Madura lebih memperkuat jaringan sosial diantara sesama orang Madura.
Implikasi dari terbentuknya jaringan sosial tersebut diantaranya telah terjadi penguasaan terhadap sumber daya. Mereka menguasai sektor ekonomi informal. Sebagian besar orang Madura menjadi pedagang kaki lima, seperi pedagang rokok, pedagang sayur-mayur, warung nasi, tukang cuci atau pembantu rumah tangga, tukang becak, sopir oplet, tukang sampah, tukang batu, tukang perahu dan pekerjaan kasar lainnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T689
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>