Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 49 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Safaat Ghofur
"
ABSTRAK
Studi tentang penomina no dan koto mcncapai titik terangnya setelah ada pemahaman bahwa kedua bentuk gramatikal tersebut bukanlah bentuk yang tak bermakna. Susumu Kuno dan Lewis S. Josephs adalah dua tokla.1 pertama yang memerikan makna dari kedua penomina tersebut. Menurut Kuno makna no adalah 'sesuatu yang kongkret', sedangkan koto sebaliknya. Makna tersebut diperluas oleh Josephs dengan menunjukkan kekontrasan makna dimana no bermakna 'langsung' dan koto `tak langsung'. Dari gabungan teori kedua linguis tersebut diperoleh pembagian predikat sebagai berikut : Predikal mengenai aktifitas panca-indera (Verbs of Perception), Penemuan (Discovery), Pertolongan (Helping), Penghentian (Stopping), masa depan (Futuritive Predicates yang terdiri dari predikat memerintah, pencegahan, pengharapan, permintaan, pengusulan), predikat yang mengandung presupposisi (Factive Predicates) dan predikat yang berhubungan dengan aktivitas penantian (Verbs of Wailing). Pembagian jenis kata kerja itu kemudian digunakan untuk menganalisa data-data skripsi yang berupa kata-kata kerja yang terdapat dalam buku Kokusai Gakuyukai Nihongo Gakko Hombun II halaman 1 sampai 134.
Dalam buku Kokusai Gakuyukai Nihongo Gakko Hombun II halaman 1 sampai 134 ditemukan 28 (dua puluh delapan) kalimat yang menggunakan no atau koto sebagai penomina klausa. Distribusi no ditemukan dalam 8 (delapun) kalimat, sedangkan koto dalam 20 (dua puluh) kalimat. Keduapuluh delapan kalimat berkaitan dengan banyak segi kehidupan mulai dari dongeng kehidupan flora dan fauna, gejala alam sampai permasalahan sejarah, sehingga kalimat-kalimat itu dapat mewakili berbagai tipe kalimat. Dalam kalimat-kalimat tersebut penerapan gabungan Kano dan Josephs tentang penomina no dan koto sangat membantu proses pemahaman kalimat secara komprehensif.
"
1998
S13861
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herni
"ABSTRAK
Tujuan dari skripsi ini pada dasarnya untuk dapat merumuskan definisi aizuchi berdasarkan bentuk dan fungsinya secara umum, serta mengetahui fungsi pragmatis aizuchi agar dapat memakai aizuchi secara tepat dalam percakapan. Untuk itu penulis menggunakan dua metode, yaitu metode kepustakaan dengan teknik pengamatan audio visual untuk pengumpulan datanya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
S13666
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlaila Ibrahim
"Novel Yuki no Hanashi (cerita tentang salju) dapat dikatakan sebagai salah satu karya Takeda Rintaro yang baik, karena novel ini menggambarkan sikap Takeda Rintaro menjauhi kesusastraan proletar. Skripsi ini bertujuan memberikan gambaran kehidupan Takeda Rintaro dan sejauh mana pengaruh pemikiran kesusasteraan proletar terhadap diri Takeda Rintara dan karya-karyanya. Pengumpulan data dilakukan melalui penelitian kepustakan (Library research), dengan membaca buku-buku teks, kritik sastra, dan lain-lain yang berhubungan dengan tema skripsi ini. Kegiatan kesusasteraan proletar di Jepang terlangsung pada akhir zaman Taisho sampai awal zaman Showa. Kesusasteraan proletar ialah kesusasteraan pembaharuan berdasarkan pemikiran proletar yang banyak dipengaruhi pemikiran komunis yang bertujuan menghancurkan kaum kapitalis dan faham kapitalisme menuju ke arah sosialisme yang banyak dilakukan oleh kaum buruh dan rakyat kecil yang merasa dirugikan oleh kaum kapitalis yang menguasainya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S13770
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abigail Indriana M.
"Bahasa-bahasa di dunia ada ribuan jumlahnya dan dalam perkembangan pemakaiannya pasti bersinggungan satu dengan yang lain seiring kemajuan saling tukar infonnasi di antara manusia pemakai bahasa, Ketika bahasa saling bersinggungan terjadi pula saling mempengaruhi atau meminjam antar bahasa. Banyak bahasa yang meminjam dan memasukkan unsur bahasa asing ke dalam bahasanya termasuk bahasa Jepang, banyak memasukkan terutama unsur bahasa Inggris dan Eropa, yang disebut gairaigo (bahasa pinjaman). Dari penelitian-penel tian berkenaan dengan gairaigo di Jepang terlihat bahwa orang Jepang cenderung makin gemar dengan bahasa pinjaman, sementara belum tentu mereka mengerti arti dari bahasa pinjaman tersebut.
Untuk itulah penulis ingin meneliti sen diri apakah benar orang Jepang sangat menyukai bahasa pinjaman dan mereka belum tentu mengerti artinya, dengan metode angket yang sasarannya adalah orang Jepang yang tinggal di Jakarta.
Hasilnya ternyata bahwa orang Jepang cenderung bersikap netral, tidak lebih gemar gairaigo atau lebih gemar bahasa Jepang. Mereka cenderung lebih menyukai bahasa pinjaman tidak untuk semua kata. Bahkan pada beberapa kata banyak yang lebih menyukai ungkapan bahasa Jepangnya. Mengenai tingkat pengertian orang Jepang terhadap bahasa pinjaman ternyata cukup tinggi, hanya untuk beberapa kata tertentu tingkat pengertian mereka rendah. Hasil tambahan yang didapat adalah alasan orang Jepang bersikap netral atau pada suatu waktu lebih menyukai bahasa pinjaman dan di waktu yang lain bahasa Jepang, karena ada bahasa pinjaman yang tidak memiliki padanan yang tepat dalam bahasa Jepangnya, dan karena mereka memakai bahasa disesuaikan dengan waktu, tempat dan kesempatan/peristiwa (time, place, occasion)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1998
S13454
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Joice Irawati
"ABSTRAK
Penelitian mengenai pemakaian kata bantu kata kerja no da telah dilakukan untuk skripsi mencapai gelar sarjana sastra. Tujuannya adalah untuk mengetahui pemakaian kata bantu kata kerja dalam dialog dan narasi baliasa Jepang modern. Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan dan analisa yang bersifat deskriptif. Hasil dari penelitian ini berupa kesimpulan-kesimpulan yang berusaha memberi gambaran bagaimana pemakaian kata bantu kata kerja no da, Kesimpulan-kesimpulan itu adalah sebagai berikut :
1. Pemakaian dalam keadaan klausa di depan no da merupakan penjelasan mengenai hal yang tidak dapat diketahui oleh orang lain (hal yang bersifat pribadi).
2. Pemakaian dalam keadaan klausa di depan no da merupakan penjabaran dari klausa sebelumnya atau penjabaran dengan kata-kata lain, atau dapat juga penjabaran dari suatu fakta yang tersembunyi (tidak muncul dalam bentuk kata-kata).
3. Pemakaian dalam keadaan dimana no da bergabung dengan unsur kategori gramatikal dugaan (darou, deshou) dalam situasi pembicara meminta pendapat lawan bicara atas hal yang tidak diyakininya.
4. Pemakaian dalam keadaan klausa di depan no da menjelaskan suatu alasan atau dasar dari klausa sebelumnya.
5. Pemakaian dalam keadaan klausa di depan no da menjelaskan kesimpulan dari klausa sebelumnya yang tersembunyi (tidak muncul dalam bentuk kata-kata).
6. Pemakaian dalam keadaan no da bergabung dengan unsur kategori gramatikal dugaan (darou, deshou) yang klausanya diawali dengan kata tanya (doushite), dalam situasi dimana klausa (?) ini ingin meminta jawaban dari klausa sebelumnya (?).
7. Pemakaian dalam keadaaan klausa di depan no da menjelaskan fakta suatu hal, yang situasi selanjutnya memiliki hubungan dengan fakta tersebut.
8. Pemakaian dalam bahasa narasi dimana kalimat di depan no da merupakan latar belakang dari kalimat sebelumnya.

"
1996
S13586
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Stanislausia Liem
"
ABSTRAK
Dalam beberapa bahasa di duuia ini dikenal pembagian feminim dan maskulin, bahkan dalam bahasa terentu terdapat pembagian bahasa laki-laki dan bahasa perempuan. Pembagian antara lain disebabkan dari perbedaan peran dan harapan sosial pada laki-laki dan perempuan (Wardhaugh, 1988; McGloin, 1990).
Salah satu bahasa yang dikatakan memiliki pembagian berdasarkan jenis kelamin adalah bahasa jepang. Perbedaan yang berdasarkan jenis kelamin ini dapat ditemukan pula pada kata gang. Irma sandang, akhir kalimat, dan sebagainya. Kemudian, secara khusus pada skripsi ini akan diangkat kehadiran jenis kelamin pada akhir kalimat, baik dalam bentuk parti kel akhir maupun kata bantu verba.
Menurut para ahli, pembagian langgam bahasa berdasarkan jenis kelamin sudah mulai mengalami pergeseran. Artinya laki-laki sudah mulai menggunakan bahasa perempuan, dan begitu juga sebaliknya One Endo (1995) mengatakan bahwa perubahan ini umumnya terlihat pada generasi muda, deagan alasan mereka ingin melepaskan diri dari ikatan dalam bentuk bahasa yang membelenggu kebebasan mereka meanampilkan jati diri.
Pergeseran tersebut di atas oleh penulis dianggap sebagai suatu ketidakkonsitenan, artinya penggunaan langgam bahasa tidak sesuai dengan jenis kelamin pembicara Pertanyaan yang timbul adalah apakah mereka yang berusia muda lebih tidak konsisten dibandingkaa mereka yang berusia lebih tua? Apabila dilihat dari sudut jenis kelamin, apakah perempuan lebih tidak konsisten dibandingkan laki-laki.
Guna menjawab pertanyaan tersebut di atas, dalam penelitian penulis menggunakan angket untuk mengumpulkan data, dan kemudian diolah dengan menggunakan t-test dan Chi-squared.
Hasil perhitungan statistik menununkkan bahwa secara umum pada kaum Adam usia tidak begitu mempengaruhi kekonsistenan berbahasa. Artinya mereka yang berusia 20-an (mewakili generasi muda) dan mereka yang berusia 40-an (mewakili generasi tua) menggunakan langgam bahasa yang sama. Sedangkan pada kaum Hawa, kelompok 40-an lebih konsisten, daripada kelompok 20-an. Jika dibandingkan menurut jenis kelamin, hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan lebih konsisten daripada lak i -laki.
Mulainya perempuan bekerja di luar rumah merupakan salah satu penjelasan untuk pergeseran batasan langgam bahasa laki-laki dan perempuan (Baron, 1993). Oleh karena itu. untuk memperluas ruang lingkup penelitian lanjutan, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, dan sebagainya juga dijadikan fakttor yang mempengaruhi langgam bahasa yang digunakan seseorang selain jenis kelaminnya.
"
1997
S13684
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadeak, Christine Permatasari
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang pcnguasaan sonkeigo dan kenjougo dalam kehidupan sehari-hari di kalangan mahasiswa Universitas Ryukyu dan hubungannva dengan jenis kelamin responden, yaitu laki-laki dan perempuan.
Metode Penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode penelitian kuantitatif, dengan pengumpulan dara menggunakan kuesioner. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sample, yang merupakan bagian dari nonprobability sampling.
Dan analisa penelitian ini dapat disimpulkan bahwa responden tidak menguasai penggunaan sonkeigo, secara tidak langsung mereka juga tidak menguasai kenjougo dan teineigo. Responden yang tidak tahu atau salah menggunakan sonkeigo biasanya salah mengekspresikan rasa hormat dengan kenjougo atau hanya dengan teineigo saja. Kemudianditemukan kecenderungan mengubah bentuk hormat yang sudah ada ke bentuk RARERU dan penggunaan ekspresi hormatat sonkeigo dan kenjougo dimana rasa hormat cukup hanya dengan teineigo saja (berlebihan, tidak ada hubungannya dengan pembicara).
Dan hasil penghitungan statistik didapat hasil bahwa kalimat no 3,6,7 dan 10 mempunyai hubungan dengan jcnis kelamin responden. Artinya responden laki-laki dan perempuan menpunvai peluang yang berbeda untuk menjawab kalimat angket yang ada.

"
2001
S13517
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Rustin Rahayuni
"Mori Ogai, merupakan salah satu pengarang besar dalam Kesusastraan Jepang Modern, yang hidup pada masa Jepang tengah gencar-gencarnya melaksanakan pembaharuan di segala bidang, yakni yang disebut Restorasi Meiji (1868). Pada saat masuk ke dinas ketentaraan yang bertugas sebagai dokter, ia mendapat tugas belajar ke Jerman. Sesuai dengan suasana Jepang yang pada masa itu tengah membuka diri dan condong ke Eropa dan Amerika, Ogai pun tumbuh sebagai orang yang mempunyai pemikiran Eropa. Ketika di Jerman, ia telah mulai mengarang, dan karya pertamanya, Maihime, merupakan karya besar yang sampai sekarang masih banyak diteliti. Setelah pulang kembali ke Jepang, Ogai masih terus melanjutkan menulis, sehingga ia pun memutuskan untuk menjadi seorang pengarang disamping masih dinas sebagai dokter tentara, dan menghasilkan banyak karya. Novel Saigo no lkku, yang dibahas pada penulisan skripsi ini merupakan karyanya yang ditulis pada tahun 1915. Di dalamnya berkisah tentang seorang anak perempuan bernama Ichi, yang lahir sebagai anak tertua, yang berusaha menolong ayahnya yang akan dihukum gantung, dengan mengorbankan dirinya beserta adik-adiknya untuk menggantikan menjalani hukuman itu. Dalam usahanya itu, dia benar-benar memikirkannya sendiri, dan apa yang akan diperbuatnya itu telah dia perhitungkan sebelumnya. Ternyata, apa yang dilakukannya itu membuat para penguasa menjadi berfikir lebih lanjut terhadap kasus ayah Ichi ini, hingga akhirnya usaha Ichi tidak sia-sia, karena ayahnya tidak jadi dihukum mati, tetapi dihukum buang. Di dalam novel ini, Ogai ingin menyampaikan kepada pembaca, bahwa didalam tindakan Ichi ini, ada"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1997
S13582
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sera Revalina
"ABSTRACT
Tanshin Funin adalah suatu keadaan dimana seorang kepala keluarga harus tinggal terpisah dengan keluarga karena mendapat tugas untuk bekerja di tempat yang jauh dari perusahaan dalam jangka waktu tertentu.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang memutuskan untuk tinggal terpisah daripada pindah bersama keluarga ke tempat tugas yang baru. Faktor pertama adalah masalah pendidikan anak. Jika seorang anak pindah sekolah, maka terkadang akan menimbulkan masalah dalam beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Kemudian, kualitas sekolah di tempat yang baru juga belum tentu baik.
Faktor kedua adalah tidak ada yang dapat merawat rumah selama pergi bertugas padahal harga rumah di Jepang sangat tinggi. Faktor ketiga adalah perawatan orang tua. Tanggung jawab merawat orang tua adalah tanggung jawab anak sehingga biasanya istri harus tetap tinggal untuk merawat orang tua. Faktor ke empat adalah sulit bagi istri untuk berhenti dari pekerjaan dan pindah bersama suami ke tempat tugas yang baru.
Dampak negatif yang ditimbulkan dari tanshin funin antara lain baik suami maupun istri menjadi lebih tertekan, lebih banyak mengkonsumsi alkohol karena harus menyelesaikan masalah yang mereka hadapi. Dampak lainnya adalah anak menjadi kurang disiplin dan hubungan ayah dan anak menjadi renggang karena kurangnya waktu untuk berkomunikasi. Akan tetapi bagi keluarga yang dapat beradaptasi dengan bentuk kehidupan mereka dengan tinggal terpisah ternyata tanshin funin dapat memperat ikatan keluarga.
Tanshin funin harus dilakukan agar karir di perusahaan dapat berkembang dan kepentingan keluarga tetap dapat terpenuhi. Karena itu, sebuah keluarga harus dapat meminimalisir dampak negatif tanshin funin dan berusaha melihat sisi positif dari tanshin funin.

"
1999
S13862
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5   >>