Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 55 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Maharatun Faikoh
"Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini telah menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia. Di Indonesia, sebagai negara berkembang saat ini mengalami peningkatan dalam hal jumlah pengguna internet, jumlah perangkat seluler yang digunakan, dan langganan broadband, tetapi dengan adanya pembangunan wilayah yang tidak merata, ketidaksetaraan geografis, masih terdapat kesenjangan digital yang mencolok di dalam dan antar kabupaten. Tujuan dari studi ini adalah membangun kerangka konseptual kesenjangan digital untuk 514 kabupaten di Indonesia dengan mengeksplorasi pengaruh dari kesenjangan spasial. Metode yang digunakan adalah Geographically Weighted Panel Regression (GWPR) dengan fungsi kernel adaptive Gaussian untuk analisis di setiap daerah dan Two-stage Least Square (TSLS) untuk menjelaskan hubungan kausal satu arah antara kesenjangan digital dan kesenjangan spasial. Hasil analisis menggunakan GWPR dan TSLS menunjukkan bahwa kesenjangan spasial berhubungan dengan kesenjangan digital. Namun, pengaruh dari kesenjangan spasial tersebut berbeda-beda di setiap kabupaten di Indonesia.

At the present, the development of Information and Communication Technologies (ICTs) has become a vital part of human life. In Indonesia, as a developing country that is currently growing in terms of the number of internet users, mobile devices in use, and broadband subscriptions, but that has experienced unequal regional development, geographic inequalities and it has notable digital divide within and between districts. The aim of this study is to build a conceptual framework of digital divides for 514 districts in Indonesia by exploring the effects of spatial inequalities. The method used was Geographically Weighted Panel Regression (GWPR) with Gaussian adaptive kernel function for cluster analysis and Two-stage Least Square (TSLS) to explain the one-way causal relationship between digital divide and spatial inequalities. The result of analysis using both GWPR and TSLS indicates that spatial inequalities are associated with the digital divides. Nevertheless, the effect of spatial inequalities varies by districts in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasruddin Djoko Surjono
"ABSTRAK
Disertasi ini meneliti dampak sistem cukai ad valorem, spesifik dan hybrid terhadap harga dan konsumsi rokok. Hipotesis utama H0 pada disertasi ini adalah sistem cukai berdampak pada harga rokok, di mana dampak sistem cukai spesifik terhadap harga lebih besar dibanding ad valorem atau hybrid. Perubahan terhadap harga selanjutnya berdampak pada perubahan konsumsi rokok. Sedangkan pertanyaan penelitian ini adalah seberapa besar beban cukai digeser ke harga pada masing-masing sistem cukai dan sistem cukai mana yang berdampak besar pada konsumsi rokok. Data panel dari 114 negara pada tahun 2008 dan 2010 digunakan sebagai analisis antar negara. Sedangkan data panel konsumsi per pabrikan dari 3.294 pabrik dalam periode bulanan dari tahun 2005-2010 dipakai untuk mengestimasi permintaan masing-masing merk rokok di Indonesia, fokus pada periode ini karena Indonesia pernah menerapkan ketiga sistem cukai tersebut secara beruntun.
Pada analisis cross country maupun data cukai per perusahaan di Indonesia, diawali dengan dengan model incidence tax konvensional yakni memasukan variabel beban cukai ke dalam persamaan harga dengan tidak memasukan faktor sistem cukai. Pada model II analisis incidence tax dilakukan dengan memasukan beban cukai pada masing-masing sistem cukai. Hasil estimasi secara keseluruhan menunjukan fenomena incidence tax yang over shifting dimana sistem cukai spesifik menaikan harga lebih besar dibandingkan dengan sistem cukai lainnya.
Analisis selanjutnya adalah mengestimasi transmisi sistem cukai ke konsumsi melalui harga, analisis dampak sistem cukai ini menggunakan metode 2SLS dan 3SLS. Persamaan konsumsi rokok dimana variabel harga rokok merupakan variabel endogen yang dipengaruhi oleh masing-masing sistem cukai. Untuk analisis permintaan rokok di Indonesia lebih lanjut yakni memasukan faktor adiksi dengan memperhitungkan lag konsumsi periode sebelumnya ke dalam model. Hasil estimasi terhadap model permintaan konsumsi rokok antar negara menunjukan bahwa sistem spesifik berdampak positif paling besar terhadap harga dibandingkan sistem ad valorem ataupun hybrid.
Demikian pula hasil estimasi pada permintaan konsumsi rokok di Indonesia menunjukan hasil yang sama. Sehingga hipotesis bahwa sistem spesifik paling besar dampaknya dalam menaikan harga rokok serta sistem spesifik paling besar dampaknya dalam menurunkan konsumsi rokok terbukti didukung baik oleh data cross country maupun data Indonesia.

ABSTRACT
This dissertation examines the impact of ad valorem, hybrid and specific excise system to cigarette price and consumption. The main hypothesis i.e. there is an impact of excise system to the price of tobacco, in which specific system has greater impact than ad valorem or hybrid system. Price change has an impact to cigarette consumption. The research question is to answer what fraction of excise is passed on to consumers in each excise systems and which one of excise system has the greatest negative impact on consumption, which is important to know, when country makes choice on appropriate excise system policy in order to reform their excise system for tobacco control.
Panel data from 114 countries on the year 2008 and 2010 is explored for cross countries demand. Whereas brands consumption panel data of 3.294 firms of monthly periods from 2005-2010 is explored for demand estimation in Indonesia. In this period Indonesia has implemented ad valorem, hybrid and specific excise system consecutively.
With cross countries data and brands consumption data in Indonesia, in the first model conventional analysis, this study explores the impact of increasing excise on price without including excise system. In the Model II, this study analyzes model by including burden of excise in each excise syste. The sstimation results shows that incidence tax is over shifting which specific excise system increase price more than other excise systems.
Furthermore, this study estimates excise system transmission to the consumption through the price, by using 2SLS and 3SLS. In the model of cigarette consumption, the price of cigarette is an endogenous variable which is affected by each of the excise systems. This study considers addiction factor by including lag period of consumption into the model. In the cross country analysis, the result of cigarette consumption demand model indicates that specific excise system has greatest negative impact in reducing consumption than any other excise system.
Similarly, in the case of Indonesia shows the same results. Therefore the hypothesis that the specific system has the highest impact in raising the price of cigarettes as well as reducing cigarette consumption supported by the Indonesia and the cross country data.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Kartiasih
"Tujuan dari disertasi ini adalah (1) mengukur tingkat pembangunan TIK dengan pendekatan rumah tangga dan individu di level kabupaten/kota; (2) menganalisis peran TIK dan skill tenaga kerja terhadap distribusi pendapatan; dan (3) menganalisis peran TIK dan sektor informal terhadap distribusi pendapatan di Indonesia. Data yang digunakan adalah raw data Susenas, Sakernas dan data lainnya yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS). Studi pertama menggunakan analisis faktor menunjukkan bahwa pembangunan digital menyebar dari Indonesia bagian barat ke bagian tengah dan timur, dan dari kota-kota besar ke wilayah sekitarnya. RDDI di kabupaten/kota yang kurang berkembang, tumbuh lebih cepat dibandingkan kota yang lebih maju. Akibatnya, kesenjangan pembangunan TIK menurun dari 2015 ke 2019, dan wilayah Indonesia menjadi lebih konvergen secara digital. Studi kedua menggunakan teknik estimasi two-step system Generalized Method of Moments (GMM). Tiga indikator TIK yang digunakan yaitu RDDI, penetrasi komputer dan penetrasi telepon seluler. Hasil studi menunjukkan conditional effect TIK dengan skill tenaga kerja menurunkan terhadap ketimpangan. Hasil studi ketiga menunjukkan conditional effect TIK dan sektor informal juga mengurangi ketimpangan pendapatan. Peningkatan TIK memiliki dampak yang lebih luas dalam memodulasi dinamika sektor informal dan mengurangi ketimpangan pendapatan di Indonesia jika minimum threshold penetrasi telepon seluler sebesar 36,56 persen dapat dicapai.

The objectives of this dissertation are (1) to measure the level of ICT development using a household and individual approach at the district/city level; (2) to analyze the role of ICT and workforce skills on income distribution; and (3) to analyze the role of ICT and the informal sector on income distribution in Indonesia. The datasets used are Susenas raw data, Sakernas and other data obtained from the Central Statistics Agency (BPS). The first study using factor analysis shows that digital development spreads from western Indonesia to the central and eastern parts of the country, and from big cities to surrounding areas. RDDI in less developed districts/cities grows faster than in more developed cities. As a result, the ICT development gap decreased from 2015 to 2019, and the Indonesian region became more digitally converged. The second study uses the two-step estimation technique of the Generalized Method of Moments (GMM) system. The three ICT indicators used are RDDI, computer penetration, and cell phone penetration. The results of the study show that the conditional effect of ICT on workforce skills reduces inequality. The results of the third study show that the conditional effect of ICT and the informal sector also reduces income inequality. If the minimum threshold for cellular phone penetration of 36.56 percent is met, the increase in ICT will have a broader impact in modulating the dynamics of the informal sector and reducing income inequality in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herdianto Wahyu Kustiadi
"ABSTRAK
Disertasi ini mengaji tentang konsep dan model keberlanjutan ibukota negara sebagai kota tempat penyelenggaraan pusat pemerintahann nasional dalam mengambil kebijakan nasional. Ibukota negara memiliki fungsi, infrastruktur dan fasilitas, kebutuhan security dan amenity yang berbeda dengan kota (indikator FISA). Agar ibukota negara berkelanjutan dibutuhkan kegiatan yang mengutamakan fungsi pemerintahan dan jasa pendukung, infrastruktur dan fasilitas, kebutuhan security dan amenity (keberlanjutan FISA). Membangun ibukota negara dengan mengutamakan pertumbuhan ekonomi justru menimbulkan bangkitan dan tarikan pertumbuhan penduduk yang berdampak pada meningkatnya kebutuhan pembangunan infrastruktur, mengurangi luasan lahan untuk fungsi ekosistem, meningkatnya kepadatan kota dan mempengaruhi kondisi sosial kota. Umpan balik dari menurunnya kualitas lingkungan dan kondisi sosial ini menjadi faktor pembatas yang menekan perkembangan ekonomi dan keberlanjutan ibukota negara. Implikasi konsep keberlanjutan FISA untuk pembangunan berkelanjutan Jakarta sebagai ibukota NKRI adalah dilakukan distribusi fungsi untuk memperkuat fungsi pusat pemerintahan dan jasa pendukungnya, penguatan kawasan pusat pemerintahan nasional di Kawasan Monas dan Lapangan Banteng, dan membangun kelembagaan Pemerintahan Kota Jakarta Pusat dengan tugas khusus sebagai pengelola fasilitas ibukota negara."
Depok: 2011
D1307
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sanjoyo
"Macroeconomic untuk Kebijakan Moneter di Indonesia. Disertasi ini mencoba untuk mengembangkan dan mengestimasi Model New Keynesian Small Macroeconomic (NKSM) untuk kebijakan moneter di Indonesia. Model ini berlandaskan pada simple dynamic stochastic general equilibrium yang memfokuskan pada suku bunga nominal sebagai instrumen kebijakan moneter untuk stabilisasi harga. Aspek pengembangan model ini adalah dengan memperhatikan defisit fiskal yang diwakili oleh rasio hutang pemerintah terhadap GDP. Parameterisasi model yang digunakan yaitu dengan Generalized Method of Moments dan teknik kalibrasi (algoritma Gausse-Siegel) untuk perarnalan tiga tahun ke depan. Hasil pengujian koelisien model adalah sangat signifikan yang menunjukkan bahwa model NKSM valid untuk Indonesia. Dari hasil simulasi model yaitu kenailcan rasio hutang pemerintah terhadap GDP sebesar 3% pada tahun 2009 akan meningkatkan output gap secara sementara selama 3-4 kuartal dan secara bersarnaan menimbulkan crowding out. Dampak crowding out menimbulkan inflasi yang lebih kecil dari baseline, sehingga respon sulcu bunga nominal lebih kecil dari baseline.

This dissertation attempts to develop and estimate New Keynesian Small Macroeconomic (NKSM) Model for monetary policy in Indonesia. This model based on the simple dynamic stochastic general equilibrium that focuses on the nominal interest rate as a monetary policy instrument for price stabilization. An aspect of the development of this model is to consider the fiscal deficit represented by the ratio of govemment debt to GDP. Parameterizes of the model is used the Generalized Method of Moments and calibration techniques (algorithms Gausse-Siegel) to forecast next three years. Results testing hypotesis of model?s coefficients is very significant that indicates that the model NKSM valid for Indonesia. 'lhe results of the simulation model, namely the increasing debt to GDP ratio of 3% in the year 2009 will increase the output gap during the 3-4 quarter and while at the same time cause crowding out. The impact of crowding out cause inflation lower than baseline, so the response of nominal interest rate is smaller than baseline."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
D961
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 >>