Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Khairan
"Kebijakan Daerah Operasi Militer (DOM) terhadap Aceh mulai tahun 1989 s.d. 1998 sebagai sebuah strategi Pemerintah Republik Indonesia untuk menumpas Gerakan Aceh Merdeka (GAM), telah menimbulkan mala petaka yang berakibat luka dan kedukaan bagi rakyat Aceh. Akibatnya tidak kurang dari 8.344 orang meninggal dunia, 575 orang hilang, 1.465 orang istri menjadi janda, 4.670 orang anak yatim, 298 orang cacat seumur hidup dan 34 orang perempuan diperkosa. Kekerasan seksual merupakan goncangan yang luar blasa yang teijadi di Aceh sepanjang sejarah perjuangan rakyat Aceh (ketika masih sebagai sebuah bangsa yang berdaulat), belum pemah terjadi dan kenyataan ini terlalu menyakitkan bagi rakyat Aceh. Karena faktor budaya, korban merasa malu dan rendah diri dalam masyarakat. Ada kecenderungan korban merahasiakan kekerasan seksual yang dialaminya. Disisi lain, pada umumnya mereka perempuan yang berpendidikan rendah, cenderung tidak mempunyai ketrampilan khusus dan juga berpenghasilan rendah serta hidup dalam kemiskinan. Ada perempuan korban yang merasa malu melaporkan diri kepada pihak yang berkompeten. Selain rasa malu, para korban juga sulit menjangkau ibu kota kecamatan untuk melapor kejadian yang mereka alami, karena situasi konflik terus berlangsung dan juga jarak yang harus ditempuh ke kecamatan relatif jauh. Yang menjadi fokus masalah di sini adalah bagaimana Persepsi korban tentang dirinya sendiri, interaksi mereka dengan orang lain, dan cara mereka melihat masa depannya sendiri.
Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif melalui Pendekatan kualitatif yang perempuan bertujuan untuk memahami pengalaman korban perempuan dengan meneliti persepsi dirinya interaksi dengan orang lain dan cara korban melihat masa depannya Sendiri, agar dapat dijadikan landasan dalam membuat program untuk membantu perempuan korban kekerasan seksual. Informan penelitian diperoleh pada dua kecamatan yaitu kecamatan Peureulak dan Julok yang dilakukan pada bulan Februari s.d. Maret 2001 dan dilanjutkan pada bulan Juni 2001. Informan penelitian yang dijadikan kelompok kasus sebanyak 7 orang. Penelusurannya dilakukan dengan tehnik Snow Ball, dengan karakteristik informan; perempuan gadis (belum menikah), perempuan berkeIuarga (menikah) dan perempuan janda. Kemudian dilengkapi derigan 4 Informan annya yang dinggap dapat memperjelas informasi yang diperoleh. Metode pengambilan informasi dilakukan dengan pengamatan terlibat terhadap kelompok kasus dilengkapi dengan wawancara mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa seseorang dilabelkan sebagai orang yang menyimpang dari norma yang berlaku tergantung proses terjadinya tindak kekerasan seksual itu sendiri. Reaksi masyarakat terhadap korban dapat berupa positif atau negatif. Secara umum peran keluarga, orang dekat korban dan tokoh agama ikut berpengaruh terhadap korban dalam mengembalikan cara pandang korban terhadap dirinya sendiri, interaksi dengan orang lain dan cara melihat masa depannya sendiri setelah korban mengalami tindak kekerasan seksual. Pada umumnya korban masih melihat dirinya sendiri sebagai orang yang berguna setelah Iingkungan memberikan reaksi simpati terhadap korban. Lalu dari interaksi antara korban dengan Iingkungannya, muncul kembali semangat meraih masa depan dengan kemampuan yang dimiliki korban. Hal ini menunjukkan bahwa modal sosial masyarakat Aceh signifikan ikut mempengaruhi persepsi diri korban. Di sisi lain, secara umum perempuan korban kekerasan seksual di Aceh mempunyai mental yang tangguh, hal ini ditandai oleh data lapangan dengan tidak ditemukan satu orangpun korban yang bunuh diri akibat diperkosa. Ada kecenderungan signifikan hal tersebut berhubungan dengan budaya Aceh yang melarang seseorang bunuh diri karena itu adalah salah satu dosa besar dalam Agama (Islam). Pembinaan korban relatif sulit dilaksanakan, jika situasi keamanan masih rawan. Oleh karena itu untuk melakukan pembinaan yang sustainable melalui pernberdayaan, korban memerlukan situasi keamanan yang kondusif. Memberikan bantuan kepada korban adalah baik. Namun hal tersebut harus dibarengi dengan program konkrit yang dilaksanakan yaitu: membuat pusat-pusat rehabilitasi mental pada tiap Puskesmas - Puskesmas Pembantu oleh psikolog (ahil Jiwa) dan menghidupkan kembali pengajian tradisional secara reguler dan konsultasi personal dalam dimensi keagamaan terhadap korban dengan memanfaatkan pesantren. Membuat pusat rehabilitasi Personal/community dalam rangka kesinambungan (sustainabelity) melalui pelatihan sesuai bakat, minat dan prospek bahan baku yang ada di desa korban (people centered development). Kemudian membantu melakukan pangsa pasar untuk pemasanan produk secara berkelanjutan. Bagi korban yang tidak mempunyai keterampilan khusus, dibimbing dengan memberikan modal usaha tradisional (misalnya beternak)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T3648
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Wulandari Ratnaningsih
"Kemampuan yang dimiliki oleh perempuan untuk melahirkan, demikian juga dengan keahlian mengurus rumah tangga, telah dijadikan suatu penanda untuk membedakan laki-laki dan perempuan. Hal ini lalu dijadikan alat untuk mengidentifikasi identitas dan pribadi peermpuan sebagai individu. Kapasitas yang dimiliki perempuan terkait dengan peran domestiknya juga sering dikaitkan dengan karakter perempuan yang cenderung tidak kompetitif dan berbagai persepsi lainnya yang bersifat merendahkan. Penilaian ini kemudian dianggap sebagai suatu yang alamiah Dalam hal ini, alam dijadikan alat legitimasi utuk mempertahankan status quo bahwa perempuan itu inferior. Mengingat alam berada di luar kendali manusia, maka tidak ada yang dilakukan untuk mengubah sesuatu yang bersifat alamiah. Kapasitas reproduksi perempuan semakin mendekatkan perempuan dengan peran dan fungsi domestiknya dalam kehidupan rumah tangga dan dijadikan alat untuk menentukan peran dan kedudukan perempuan secara sosial di dalam masyarakat. Skripsi ini membahas masalah identifikasi dan representasi perempuan terkait dengan peran mereka sebagai ibu atau istri dalam suatu relasi domestik khususnya dalam lingkup masyarakat patriarkal.

Womens ability to bear and suckle children, as well as to maintain the household, has been seen as not only marking out their difference from men, but also as generating within women a distinctively female identity and personality. Women_s reproductive capacity is also linked with character traits of nurturance, lack of competitiveness, and so on. Nature is frequently invoked to account for womens difference from men, but also to set up a natural link between bearing a child and bringing up that child. Women_s reproductive capacity, therefore, is seen to determine their proper social roles. Nature in this sense is a powerful legitimating tool for maintaining the status quo. Since nature is outside of human control, this type of argument suggests, there is nothing that can be done to alter it. Thereby motherhood is still largely as a given fact rather than as the possible outcome of specific social processes because it is often seen as a natural outcome of biologically given gender differences. This thesis is concerned with the identification, representation of women with motherhood, with the links made between being a woman and being a mother or a wife doing domestic activities within the household, especially in the male dominated culture."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S14973
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aminuddin Latief
"ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Citra Tokoh Utama dalam Novel Pinesthi karya R. Ngt. Suisdiyati Sarmo yang membahas tokoh utama cerita dan menganalisis struktur cerita rekaan dalam novel Pinesthi karya R. Ngt. Suisdiyati Sarmo. Novel Jawa ini diterbitkan oleh Azzagrafika pada tahun 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana struktur cerita Pinesthi yang meliputi alur, tokoh dan penokohan, latar, dan tema serta untuk mengetahui citra tokoh utama yang terdapat di dalam novel Pinesthi karya R. Ngt. Suisdiyati Sarmo. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis. Buku yang menjadi acuan dalam menganalisis struktur cerita ini adalah buku Memahami Cerita Rekaan karangan Panuti Sudjiman. Hasil penelitian ditemukan bahwa tokoh utama, yaitu Tanti Anggraeni berperan sebagai wanita Jawa yang modern yang mempunyai karakter-karekter yang sesuai dengan wanita modern yang dikemukakan oleh Prapti Rahayu dalam bukunya Wanita dalam Sastra Jawa Modern 1945-1965.

ABSTRACT
The Chapter of this research is The Image of the main character in the Novel Pinesthi created by R. Ngt. Suisdiyati Sarmo. This research describes the image of the main character and to analyze the narrative structure in the novel of Pinesthi created by R. Ngt. Suisdiyati Sarmo. This Novel is published on 2013 by Azzagrafika.This research purpose to knows how the narrative structure of Pinesthi is that include the plots, characterizations, backgrounds, and themes to find out the image of the main character in the novel of Pinesthi created by R.Ngt. Suisdiyati Sarmo. The research used analysis description. To analyze this research, I used the book of lsquo Memahami Cerita Rekaan rsquo which created by Panuti Sudjiman. The result of this research is, that the main character of this novel was Tanti Anggraeni who acted as modern Javanese woman who have characters that correspond to the modern Javanese woman, raised by Prapti Rahayu in the book of lsquo Wanita dalam Sastra Jawa Modern 1945 1965 rsquo."
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Tifah Pramitrasari
"ABSTRACT
Skripsi ini membahas mengenai sejarah perjuangan kaum wanita Amerika untuk mendapatkan hak pilih dengan fokus pembahasan pada peran National Woman rsquo;s Party dan strategi yang diterapkan untuk memperjuangkan hak pilih wanita Amerika. Deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat tahun 1776 nyatanya tidak mengubah keadaan wanita Amerika yang belum mendapatkan kesetaraan hak. Salah satu hak yang menjadi fokus utama perjuangan kaum wanita adalah hak pilih. Hak pilih menjadi sesuatu yang penting karena dianggap sebagai interpretasi dari kesetaraan hak sebagai warga negara. Dalam prakteknya National Woman rsquo;s Party menggunakan strategi yang berfokus pada pergerakan tingkat federal. Berbeda dengan organisasi lain yang hanya menggunakan petisi dan kampanye negara bagian, NWP mengadopsi pergerakan yang terinspirasi dari perjuangan hak pilih wanita di Inggris. Setelah melakukan perjuangan sejak tahun 1916, Amandemen ke-19 resmi di keluarkan oleh kongres pada Agustus 1920. Dengan dikeluarkannya amandemen 19, kaum wanita Amerika secara resmi memiliki hak pilih baik di tingkat federal maupun negara bagian. Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode sejarah.

ABSTRACT
This thesis discusess on the history of American women rsquo s struggle to gain voting rights, focusing the discussion on the role of the National woman 39 s Party and the strategies applied to fight for the American women 39 s suffrage. The Declaration of Independence 1776 in fact does not change the situation of American women who have not gained equal rights. One of the rights that are the main focus of women 39 s struggle is the right to vote. Voting rights is considered important because its interpret equality rights as citizens. In practice, the National Woman 39 s Party is using a strategy that focuses on the movement of the federal level. In contrast to other organizations that use only State campaign and petition, NWP do the movement inspired by the struggles of women 39 s suffrage in the United Kingdom. After doing a struggle since 1916, the 19th Amendment officially issued by Congress in August 1920. With the establishment of the 19th amendment, the American women officially have voting rights both at the federal level as well as the State. The research method used in this thesis is historical method."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Widoyati Wiratmo Soekito
Jakarta: LP3ES, 1989
342.087 72 SRI a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Steinbach, Alice
London: Transworld , 2001
823 STE w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wiliam-de Vries, Dede
Bogor: Center for International Forestry Rsearch (CIFOR), 2006
305.3 WIL g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ebrey, Patricia Buckley
New York: Routledge , 2003
305.409 51 EBR w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Smith, Martin Cruz, 1942-
"A poor fisherman named Cenzo comes across a girl's body, floating in the lagoon. He carries her into his boat and soon discovers that she is very much alive, and very much in trouble. Born to a wealthy Jewish family who has been captured and deported by the Nazis, Guilia is on the run after she was found hiding in a local hospital. Cenzo decides it's the right thing to do to help her escape, never anticipating an innocent act of chivalry would quickly turn to love as the two grow closer."
New York: Simon & Schuster, 2016
813.54 SMI g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Angelia Sun Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk menggali hubungan antara cinta, yang terdiri dari komponen intimacy, passion, dan commitment, dengan orientasi masa depan pada hubungan romantis (FTORR), yang terdiri dari pencarian hubungan permanen dan fokus masa depan. Partisipan dalam penelitian ini adalah dewasa muda (N=120) yang sedang berpacaran diberikan skala triangular cinta (Sternberg, 1987) dan skala FTORR (Öner, 2000b).
Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara cinta dengan orientasi masa depan pada hubungan romantis. Hal ini berarti bahwa individu dengan kadar cinta yang tinggi cenderung mencari hubungan yang relatif permanen. Sebagai hasil tambahan dari penelitian, lama berpacaran juga menunjukkan hubungan yang signifikan dengan orientasi masa depan. Implikasi hasil penelitian adalah dewasa muda dapat mengembangkan setiap komponen cinta sehingga dapat mengarah pada pembentukkan hubungan jangka panjang yang lebih baik.

The aim of this study is to examine the correlation between love, consist of intimacy, passion, and commitment, and future time orientation of romantic relationship (FTORR), consist of permanent relationship seeking and future relationship. The partisipant of this study are young adults (N=120) who are in romantic relationship were given The Sternberg Love Scale (1987) and FTORR Scale (Öner, 2000b).
Results indicated a significant correlation between love scale with its component and FTORR scale. It means individuals who have higher love scores tend to seek more permanent relationship. In addition to the results, duration of the relationship has a significant correlation with FTORR. In order to have better long-term relationship, individuals should do effort to enrich their component of love.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>