Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 251 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Cinantya Putri
"Pembingkaian informasi dalam teks sumber dan teks sasaran adalah salah satu masalah dalam penerjemahan. Tidak tertutup kemungkinan bingkai pada teks sasaran berbeda dari teks sumber sebagai dampak dari penerapan teknik penerjemahan. Menggunakan ancangan kualitatif dan metode studi pustaka, khususnya model komparatif, penelitian ini bertujuan memperlihatkan pengaruh teknik penerjemahan pada pembingkaian dan bingkai isu yang tercermin dalam teks sasaran. Sumber data pada penelitian ini adalah terjemahan buku nonfiksi  berbahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia Data yang dihimpun dari TSu dan TSa adalah narasi yang berkaitan dengan isu persatuan. Temuan penelitian menunjukkan bahwa deskripsi situasi dan diksi adalah dua perangkat pembingkaian yang paling sering digunakan, sementara teknik amplifikasi informasi, reduksi, dan modulasi adalah teknik penerjemahan yang paling sering diterapkan. Penggunaan teknik-teknik ini memang berdampak pada pergeseran bingkai.Temuan juga mengindikasikan bahwa penerjemah TSa telah secara aktif menegosiasikan makna dalam teks sasaran—termasuk, pada bagian-bagian tertentu, memasukkan pendapatnya dengan cara menambahkan informasi.

Framing of information in source and target texts are one of the problems in translation. Framing and the resulting frame in the target text may also diverge from that in the source text due to the translation techniques applied. Employing the qualitative approach and literature study method, this research aims to identify and group framing devices in texts, identify the frames that occur in the texts, and assess whether the translation techniques applied affect framing devices and issue frame. The data sources of this research are an English non-fiction book and its Indonesian translation. The data collected from the ST and TT were narratives on the issue of unity. The findings of this research show that situational description and choice of words are the most commonly used framing devices, while information amplification, reduction, and modulation are the most commonly used translation techniques. The techniques indeed lead to shifts of frames. At the same time, the findings also indicate that TT translator have actively negotiated meaning in texts—at times rendering his own judgment by adding new information to the text."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T52967
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Ica Widia Sari
"Penelitian ini berjudul `Kesepadanan Penerjemahan Kosakata Bermuatan Budaya dalam Novel Pulang karya Leila S. Chudori dan Terjemahannya Heimkehr nach Jakarta oleh Sabine Müller`. Di sini diteliti kesepadanan terjemahan kosakata bermuatan budaya dalam bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jerman. Metode yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah metode kualitatif melalui studi pustaka. Kosakata bermuatan budaya tersebut dianalisis berdasarkan metode penerjemahan (Smith), teori pergeseran makna dalam terjemahan (Simatupang), dan kesepadanan dinamis (Nida dan Taber). Ditemukan sembilan kosakata bermuatan budaya dalam novel tersebut yang kemudian dikategorikan menjadi tiga bagian yaitu: bahan makanan, tempat, dan benda. Dari penelitian tersebut ditemukan empat kosakata yang memiliki makna yang sepadan antara Tsu dan Tsa. Sedangkan satu kosakata tidak sepadan, dua kosakata kurang sepadan dan dua kosakatalainnya tidak bisa dikatakan sepadan atau tidak, karena memiliki makna yang berbeda yang disebabkan perbedaan latar belakang budaya.

The title of this research is The equivalence of Cultural Vocabulary Translation in the novel Pulang by Leila S. Chudori and the Heimkehr nach Jakarta (Sabine Müller). In this research, the author examined the equivalence of cultural vocabulary translations in Indonesian into German. The method used for this research is qualitative method through library research. The cultural vocabulary is analyzed based on the translation method (Smith), the theory of meaning in translation (Simatupang), and dynamic equivalence (Nida and Taber). It found nine cultural vocabulary in the novel that grouped into three categories, namely food (ingredients), places, and objects. From this research four vocabularies were found to have equivalent meanings between source texttarget language. Whereas the one vocabularies are not commensurate, two vocabularies are less equivalent and the two other vocabularies cannot be said to be equivalent or not, because they have different meanings based on differences in cultural backgrounds. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tanya Dwinanda
"Perbedaan sistem bahasa kerap kali menimbulkan masalah penerjemahan. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi agar penerjemah dapat menghantarkan informasi dalam suatu bahasa ke bahasa lain dengan baik dan benar. Pada penelitian ini, objek yang dianalisis adalah frasa nominal dengan inti nomina aksi deverbal pada tujuh artikel ilmiah dalam prosiding 50 Jaar Nederlands in Indonesia '50 Tahun Studi Belanda di Indonesia’ yang ditulis oleh penutur asli Belanda dan terjemahannya. Inti dari frasa yang dijadikan data merupakan nomina aksi deverbal bersufiks -ing dan derivasi nol. Dalam penelitian ini, dianalisis pola pemadanan inti frasa juga strategi penerjemahan sintaktis dengan merujuk pada Strategi Penerjemahan Sintaktis Chesterman. Berdasarkan padanan inti frasa nominalnya, ditemukan pola bahwa nomina bersufiks -ing dapat diterjemahkan menjadi nomina bahasa Indonesia berafiks per—an, peng—an, -an, dan nomina tanpa afiks. Strategi penerjemahan sintaktis Chesterman yang ditemukan pada penelitian ini adalah pergeseran struktur frasa (76%), penerjemahan harfiah (10%), transposisi (11%), dan pergeseran unit (3%). Pergeseran struktur frasa sebagai strategi paling banyak dilakukan (75%) karena perbedaan sistem bahasa Belanda dan bahasa Indonesia.

Differences in languages system often leads to translation problems. Therefore, strategies are needed to help translator deliver information to another language properly. The object analyzed in this study are deverbal noun phrase in seven research papers texts written by native Dutch speakers and its translation which published in the proceeding 50 Jaar Nederlands in Indonesië ’50 Tahun Studi Belanda di Indonesia’. The corpus is noun phrase with deverbal action nouns with -ing suffix and zero derivation as its head. In this research, the equivalence of head of phrase and translation strategy that refer to Chesterman syntactic translation strategies are explained. Based on the head of noun phrase equivalent, it was found that deverbal action nouns with -ing suffix can be translated into Indonesian nouns with per—an, peng—an, -an affixes, and simple noun. Four Chesterman’s syntactic translation was found, namely phrase structure shift (75%), literal translation (11%), transposition (11%), and unit shift (3%). Phrase structure shift dominate (75%) due to differences in the Dutch and Indonesian language systems."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Puji Rakhmi
"Tesis ini membahas pengaruh penerapan metode dan prosedur pengalihan warna lokal
dalam cerpen “Rumah Hujan“ karya Dewi Ria Utari (2015) ke bahasa Jerman dilihat dari
teori skopos. Tesis ini berbentuk kritik terjemahan yang menggunakan model analisis teks
Nord dan menjadikan skopos sebagai kriteria penilaian terjemahan. Dalam penelitian
ditemukan bahwa terdapat banyak kata sapaan dan ungkapan Jawa yang dapat menjadi
tantangan penerjemah dalam mencari padanannya. Dalam upaya mengatasi masalah
penerjemahan itu, penerjemah banyak menghilangkan warna lokal dengan menerapkan
prosedur padanan fungsional dan penerjemahan harfiah. Hanya sebagian dari warna lokal
yang dipertahankan oleh penerjemah dan diberi penjelasan tambahan untuk
menjembatani kesenjangan informasi. Sayangnya, penghilangan warna lokal itu
berdampak pada capaian tujuan penerjemahannya, yaitu untuk memperkenalkan
kebudayaan lokal kepada pembaca TSa. Jadi, meskipun pembaca TSa dapat menikmati
isi cerpen, unsur-unsur kultural tidak tersampaikan secara utuh karena penerjemah tidak
memanfaatkan pendekatan skopos dengan sepenuhnya

This thesis discusses the effect of methods and procedures application in local color
transfer of the short story “Rumah Hujan” by Dewi Ria Utari (2015) to German based on
skopos theory. The form of this research is translation criticism using the Nord text
analysis model and skopos as the criteria for translation assessment. The research
indicates that there are many Javanese greetings and expressions posing a problem in
finding their equivalents. In the efforts to solve the problem, the translator eliminates
many local colors by applying the functional equivalent functional and literal translation.
Only some of the local colors were retained by the translator and given additional
explanations to bridge the information gap. Unfortunately, the removal of the local color
had an impact on the achievement of translation goal, which is to introduce local culture
to TT readers. So, although TT readers can enjoy the short story content, cultural elements
are not conveyed well because the translator does not fully utilize the skopos approach
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simatupang, Maurits Dakhtar Soaloon
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2000
418.02 SIM p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Roswita Oktavianti
"Penelitian ini berfokus pada jaringan komunikasi termediasi teknologi yang digunakan oleh wartawan untuk mengumpulkan berita. Dalam Teori Jaringan Aktor, teknologi diberikan peran sebagai aktor non-manusia dalam membentuk jaringan. Peran menjadi diperhitungkan, seperti yang terjadi pada para aktor manusia. Proses di mana seorang aktor bergabung jaringan dipandang sebagai translasi, suatu proses perakitan antara aktor manusia dan aktor non-manusia. Translasi memberikan peran masing-masing aktor, yang mungkin gagal atau berhasil. Keberhasilan translasi ditandai dengan jaringan yang stabil dan abadi. Penelitian ini kualitatif dengan studi jaringan milis komunitas wartawan untuk mengetahui cara wartawan membangun jaringan serta alasan untuk perakitan dan mempertahankan hubungan. Penelitian ini kemudian menemukan tidak hanya tentang jaringan aktor, tetapi juga jaringan berbagi aktor dan jaringan yang tidak dapat dibubarkan, atau ireversibel.
This study focuses on technology-mediated communication network used by journalists to gather news. In the Actor-Network Theory, technology is given the role as non-human actors forming the network. Roles are taken into account, like that of the human actors. The process by which an actor joins the network is seen as a translation, a process of assembling human actors and non-human actors. Translation assigns the role of each actor, it may fail or succeed. The success of translation is characterized by a network that is stable and lasting. This qualitative research with case study of the network of journalist community mailing list is to find out how journalists construct a network as well as the reasons for assembling and maintaining relationships. The study then found out not only about the actor network, but also the actor-sharing network and a network that can not be dissolved, or irreversible."
2016
MK-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aveling, Harry
"Tulisan ini bertujuan menggambarkan perkembangan teori ilmu penerjemahan di Eropa dari awal sampai sekarang, dan berdasarkan pendekatan analisis wacana Michel Foucault. Teori Foucault tersebut mencoba menghubungkan objek-objek yang dibicarakan dalam konteks tertentu, orang berhaka membicarakan objek-objek ini, konsep-konsep, dan teori yang merangkaikan objek dan konsep secara sistematis. Perkembangan teori ilmu terjemahan Barat telah melewati empat zaman. Yang paling lama, zaman tradisional, bermula dengan pemikir-pemikir latin, seperti Cicero, Horace, dan Santo Jerome, yang membedakan terjemahan harfiah dengan terjemahan yang lebih bebas. Padahal pada abad ke-19, Romantisisme Jerman lebih mementingkan kemurnian teks asing yang harus ditetapkan sebagai sesuatu yang memang asing,dan disalurkan melalui genius kreatif sang penerjemah. Perkembangan teori yang bersifat "pra-saintifik" ini baru selesai dengan munculnya ilmu linguistik pada tahun 1950-an. Namun demikian , pendekatan linguistik tidak dapat bertahan lama dan cepat diganti oleh pendekatan yang mmenekankan peranan ciri-ciri budaya sasaran dalam menentukan bentuk dan fungsi karya terjemahan mutakhir: teori mengenai tinjauan (skopos) proses penerjemahan; mengenai keteraturan sistem karya terjemahan (polysystem); teori penerjemahan deskriptif yang ingin memenuhi kaidah penerjemahan; teori pascakolonial; dan teori feminis."
2006
SJIS-2-3-2006-89
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Indri Sekarhijrati
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas kesepadanan penerjemahan singkatan bermuatan sejarah Indonesia dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jerman. Hal ini menarik untuk dibahas karena dari perbedaan latar belakang sejarah negara masing-masing, penerjemah harus tetap dapat menyampaikan makna dari singkatan tersebut. Yang menjadi masalah penelitian ini adalah teknik apa yang digunakan dalam menerjemahkan dan apakah hasil terjemahan singkatan yang mengandung unsur sejarah tersebut sepadan. Dari lima data dalam bab ketiga buku Sunda: kein Wort von Bedeutungslosigkeit yang berjudul Dritter Teil: Indonesien und Sunda sub bab Die Republik Indonesia als neue dominante Macht yang dianalisis, makna dari singkatan tetap sepadan.

ABSTRACT
This study discusses the equivalence of translating abbreviations containing Indonesian history from Indonesian into German. This is interesting to discuss because of the different historical backgrounds of each country, translators must still be able to convey the meaning of the abbreviation. The problem with this research is what techniques are used in translating and whether the results of the abbreviated translations which contain historical elements are commensurate. From the five data in the third chapter of the Sunda: kein Wort von Bedeutungslosigkeit entitled Dritter Teil: Indonesien und Sunda sub-chapter Die Republik Indonesia als neue dominante Macht analyzed, the meaning of the abbreviation remains commensurate."
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
London: David Campbell Publishers, 1992
R 297.1226 MEA
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>