Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 252 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Yustitasari
"Media modern, termasuk film, merupakan sesuatu yang dikonsumsi masyarakat luas di seluruh dunia. Kecanggihan teknologi kini membantu produk media menjangkau lebih banyak konsumen dari mancanegara. Dalam hal film, terjemahan berkualitas dibutuhkan agar dapat memastikan bahwa penonton asing dapat memahami makna dan pesan yang ingin disampaikan oleh film tersebut. Namun, penerjemahan bisa menjadi pekerjaan yang sulit dilakukan, terutama ketika terdapat banyak penggunaan kata, frasa, dan kalimat tidak literal yang terikat dengan budaya tertentu. Makalah ini membahas jenis-jenis bahasa kiasan dan tata cara penerjemahannya yang terdapat dalam Babak 1 film musikal sejarah berjudul Hamilton (2020). Penelitian ini membandingkan dan menganalisa takarir (subtitle) resmi, dalam bahasa Inggris dan Indonesia, di platform resmi Disney+ Hotstar menggunakan metode deskriptif-kualitatif. Penelitian ini didasarkan pada teori kategorisasi bahasa kiasan milik Kennedy dan teori strategi penerjemahan bahasa kiasan milik Pierrini. Penelitian ini menemukan bahwa hiperbola, personifikasi, metafora, dan simile merupakan jenis bahasa kiasan yang paling umum digunakan dalam film ini. Sementara itu, strategi penerjemahan yang paling sering diterapkan adalah penerjemahan literal. Hasil terjemahan bahasa kiasan dalam film ini secara keseluruhan dapat diterima, meskipun masih terdapat beberapa bagian terjemahan yang terdengar agak canggung. Selain itu, terdapat juga beberapa bagian terjemahan yang berpotensi menimbulkan kebingungan dan salah tafsir. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya pemahaman penerjemah terhadap bahasa kiasan atau kesalahan dalam memilih strategi penerjemahan yang sesuai. Secara keseluruhan, penonton masih dapat menikmati terjemahan bahasa kiasan ini terlepas dari potensinya yang masih bisa ditingkatkan.

Modern media, including movies, has been something widely consumed by everyone all over the world. The advanced technology now helps media products to reach wider and even foreign consumers. When it comes to movies, proper translation is needed to make sure that the foreign audience can still understand the meaning and message the movies deliver. However, translation can be something difficult to do, especially when non-literal, culturally-bounded words, phrases, and sentences are used. This paper discusses the types of figurative language and its translation procedures that can be found in the Act 1 of a musical historical movie Hamilton (2020). In order to do so, the official English and Indonesian subtitles provided on its official streaming platform, Disney+ Hotstar, are compared and analyzed using a descriptive-qualitative method. This study is based on Kennedy’s categorization of figurative language and Pierrini’s theory of figurative translation strategies. The research finds that hyperbole, personification, metaphor, and simile are the most common types of figurative language in this movie. Meanwhile, the translation strategy that is applied most often is literal translation. The translation as a whole can be accepted, although several parts sound a bit awkward. However, there are also some parts of the translation that potentially cause confusion and misinterpretation. It may have been caused by the translator's lack of understanding of the figurative language or mistakes in choosing the suitable translation strategies. Overall, the audience can still enjoy this translation of figurative language despite its possibility to be further improved."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jaysen Ekajuve Thiadi
"Kebangkitan Kecerdasan Buatan (AI) telah mendorong banyak sektor pekerjaan untuk berkembang atau berisiko menjadi kuno. Industri penerjemahan tidak terkecuali. Artikel ini bertujuan untuk mempraktikkan penerjemahan pascahumanis dengan Gemini. Studi ini bertujuan untuk menunjukkan kelebihan dan kekurangan dari terjemahan yang dihasilkan oleh AI melalui penerjemahan puisi tradisional: yang diperoleh dan yang hilang dalam terjemahan, serta bagaimana prompt engineering dapat mempengaruhi hasil terjemahan dari beberapa Pantun Nasihat, Agama, dan Adat yang dipilih dari Pantun Melayu: Masa Silam dan Masa Kini (2008). Untuk tujuan ini, modifikasi analisis multi-fitur dan empat pendekatan dalam penerjemahan puisi yang dikemukakan oleh Holmes (1970) dalam Eesa (2008) akan diterapkan. Temuan menunjukkan bahwa kinerja Gemini dalam menerjemahkan masih tidak konsisten, tetapi adanya potensi untuk menjadi alat yang kuat jika mendapat bimbingan yang tepat. Bimbingan ini, dalam bentuk masukan yang diterima, yang harus dilakukan oleh penerjemah manusia yang akrab dengan genre teks dan konvensi teks yang ingin mereka terjemahkan.

The rise of Artificial Intelligence (AI) has incited many job sectors to evolve or risk obsolescence. The translation industry is no exception. The article aims to put posthumanist translation into practice with Gemini. The study aims to show the advantages and drawbacks of AI-generated translations through the translation of traditional poetry: what is gained and what is lost in translation, and how prompt engineering could affect the results of the translation of select pantuns of Wisdom (Nasihat), Religion (Agama), and Customs (Adat) extracted from Pantun Melayu: Masa Silam dan Masa Kini (2008). For this purpose, a modification of the multi-feature analysis and the four approaches in poetry translation as propounded by Holmes (1970) in Eesa (2008) will be applied. Findings indicate that Gemini’s performance in translating is still inconsistent, but it does have the potential to be a powerful tool if it received the right guidance. This guidance, in the form of the input it receives, must be done by a human translator who is familiar with the textual genre and conventions of the text they wish to translate.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Doni Jaya
"A literary text typically contains many cultural elements often presented in a very concise manner to enhance its readability and aesthetic quality. Its translation can be challenging when there is a gap between source culture and target culture. Thus, a translator has to make an ideological choice: either to foreignize or to domesticize. This paper aims to identify and examine the ideology applied by a literary translator when translating culturally-divergent translation units. Bram Stoker’s Dracula and its Indonesian translation by Suwarni were selected as data source due to the novel’s significant number of cultural references unfamiliar to modern Indonesians. Forty units were selected for this paper and classified into several groups. Results show that the translator used various strategies, both foreignizing and domesticizing ones, to translate even similar units, indicating her considerable freedom. Furthermore, the results also show that translation ideology is a flexible concept which can shift throughout a translation project and be represented as a multipoint continuum. Moreover, both foreignization and domestication may take place at different levels, depending on various factors such as presence of information, extent of modification, and relevance of information."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
909 UI-WACANA 21:3 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Rahmawati
"Tesis ini adalah kritik atas terjemahan novel Laskar Pelangi ke bahasa Inggris. Kritik disusun menggunakan model analisis teks dan pencapaian skopos sebagai kriteria penilaian atas penggunaan strategi penerjemahan. Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis faktor ekstratekstual dan intratekstual teks sumber (TSu) dan teks sasaran (TSa) untuk menentukan skopos. Untuk menilai ketercapaian skopos, analisis sampel data dilakukan dengan melihat penggunaan strategi penerjemahan.
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa TSa diproduksi dengan motif komunikasi yang berbeda dengan TSu. TSu diproduksi sebagai persembahan untuk kedua guru dan sahabat yang paling dicintai pengarang novel itu, sedangkan TSa diproduksi untuk memenuhi ekspektasi pembaca. Penambahan dan penghilangan sebagai strategi utama yang digunakan berhasil membantu penerjemah menyiasati kesenjangan itu dan menghasilkan terjemahan yang sejalan dengan skopos. Akan tetapi, karena ditemukan banyak penambahan dan penghilangan, TSa dianggap tidak akurat.
Menurut sudut pandang aliran fungsional akurasi tidak menjadi prioritas utama karena TSu adalah novel populer. Yang menjadi prioritas utama adalah selera dan kenyamanan pembaca TSa. Penelitian ini menunjukkan bahwa kerjasama yang baik antara penerjemah, pengarang, penyunting, dan penerbit dapat menghasilkan terjemahan berkualitas yang mampu memenuhi fungsi komunikatif dalam situasi komunikasi yang baru.

This thesis is a criticism on the English version of Laskar Pelangi. The criticism is based on a model of text analysis using skopos fulfilment as the main criterion for successful application of translation strategies. The first step taken in this research is analysis of extratextual factors along with intratextual factors of both the source text (ST) and the target text (TT) to determine the skopos. The sample data are analyzed by identifying translation strategies to assess the fulfillment of skopos.
The finding of this research shows that TT is produced for different motive from ST. ST is produced as a tribute to the writer's most beloved teachers and best friends, while TT is produced to fulfill the reader?s expectation. The mainly used translation strategies, reduction and amplification, are successful in helping the translator to bridge the motive gap between TT and ST and produce a translation which is adequate to the skopos. Due to a lot of addition and omission, TT is deemed inaccurate.
According to the functional theory of translation, accuracy is not a main concern since ST is a popular fiction. What should be the main concern in the translation of popular fiction are target text readers' taste and comfort. This research has proved that a good cooperation among translator, ST writer, editor, and publisher can result in a high quality translation which can fulfill its communicative function in a new communicative situation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T42602
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prihandini Anisa Arinal
"ABSTRAK
Artikel artikel yang diterbitkan di majalah Reader rsquo s Digest edisi USA telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia untuk edisi Indonesia dengan target pembaca yang berbeda baik dari segi kategori budaya maupun pemahaman Proses penerjemahan artikel artikel Reader rsquo s Digest ini memiliki beberapa aspek yang perlu diperhatikan misalnya metode penerjemahan yang digunakan dalam menyampaikan isi pikiran dan pesan dari teks yang diterjemahkan Sejauh ini penelitian yang fokus pada penggunaan metode penerjemahan beserta pergeseran makna yang terjadi dalam proses penerjemahan masih terbatas Untuk alasan tersebut artikel ini memiliki tujuan untuk menganalisis metode yang digunakan oleh penerjemah artikel Reader rsquo s Digest untuk mengatasi berbagai masalah penerjemahan dan menemukan jenis jenis pergeseran makna yang muncul dalam artikel yang disebabkan atau diatasi oleh metode penerjemahan yang telah dipilih Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan teks dari edisi USA berbahasa Inggris dengan edisi Indonesia untuk menentukan metode penerjemahan yang telah digunakan oleh penerjemah dan menemukan pergeseran makna di dalam teks Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa pergeseran makna yang muncul di dalam teks dan beberapa pergeseran makna tersebut dapat dihindari dengan penggunaan metode penerjemahan yang tepat atau strategi penerjemahan lainnya yang memperkecil kemungkinan terjadinya pergeseran makna

ABSTRACT
The articles published in Reader rsquo s Digest USA edition have been translated into its Indonesian edition in Bahasa Indonesia with different types of readers cultures and understandings This translation process of Reader rsquo s Digest articles has many issues regarding the translation methods used in order to fulfil the necessity of transferring the whole thought and message of the text Only a few researches that address the use of particular methods of translation as well as the shifts of meanings that result from those methods chosen have been done To solve the problem this paper aims to analyze the methods that are used by the translator of the Reader rsquo s Digest article to tackle any translation problems and to discover the shifts of meanings that occur in the articles caused and minimized by the chosen translation methods The research is done by comparing the Reader rsquo s Digest USA version and the Indonesian version to decide on the most possible translation methods chosen by the translator and to find any shift of meaning The result of the research shows several shifts of meanings that could be solved by using appropriate translation methods or other possible translation strategies"
2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ismirani Mardalena
"The absence of equivalents is an issue that has always been faced by translators in translating the source text. When translating proverbs, which are loaded with moral and cultural messages, translators are required to be able to transfer the messages appropriately. The different types of proverbs between French and Indonesian are a major cause of translators' difficulty in finding the equivalents in the form of proverbs. This issue was raised from the author's own experience in translating French fable by Jean de La Fontaine into Indonesian. By using the theory of Paremi and proverbs types of Bhuvaneswar (2000), French and Indonesian proverbs are analyzed in order to find the kinds of proverbs of the source language and the target language. It was found that the absence of equivalents in the form of Indonesian proverbs caused by the opposite of types of French proverbs and Indonesian proverbs. The majority of French proverbs are literal, whereas Indonesian proverbs are mostly metaphors. Data were taken from the fables of Jean de La Fontaine and its translation into Indonesian."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
306 UI-PJKB 6:2 (2016) ; PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mike Nurjana
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
907 PJKB 7:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ismirani Mardalena
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
907 PJKB 6: 2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fachrina Azura
"ABSTRAK
Artikel ini menelaah strategi penerjemahan yang digunakan dalam menerjemahkan profanity dalam novel The Catcher in the Rye beserta efeknya pada penokohan si narator. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat efek dari strategi penerjemahan tertentu terhadap unsur penokohan. Penelitian semacam ini akan menghasilkan keuntungan akademis dan praktis. Penelitian ini akan berfokus pada Bab 25, bab kedua dari terakhir di mana klimaks cerita terjadi. Untuk meneliti jumlah strategi yang dipakai, artikel ini menggunakan statistic, sedangkan metode kualitatif-deskriptif digunakan untuk meneliti efek strategi tersebut terhadap penokohan si narator. Strategi tersebut diklasifikasin berdasarkan sistem Baker 1992 , sedangkan dalam menilai unsur penokohan, argument Nida mengenai pentingnya penokohan akan menjadi dasar penilaian. Penelitian ini menemukan bahwa penerjemah novel tersebut utamanya menggunakan strategi softening dan omission. Hal ini berdampak pada penokohan si narator yang jauh berbeda dari versi aslinya, di mana ia menjadi lebih santun dan taat pada norma sosial. Namun, dikarenakan cakupan penelitian yang terbatas, penelitian lebih lanjut akan diperlukan untuk dapat menarik kesimpulan yang lebih dalam.

ABSTRACT
This paper investigates the translation strategies used in translating profanity in the novel The Catcher in the Rye and their effects on the narrator rsquo;s characterisation. The purpose is to see the effects that certain translation strategies have on characterisation, an important literary element. Such a study will provide academic and practical benefits. This paper will focus on Chapter 25, the penultimate chapter where the climax takes place. This paper uses statistics to examine the number of translation strategies used and the qualitative-descriptive method to examine the effects on the narrator rsquo;s characterisation. The strategies will be classified based on Baker rsquo;s 1992 proposed strategies, while Nida rsquo;s 2000 argument regarding the importance of characterisation will be the framework for evaluating the characterisation. This paper finds that the Indonesian translator overwhelmingly used the strategies of softening and omission. This results in a significantly different characterisation of the narrator, in which he becomes less irreverent and more conscious of social norms. However, as the scope of this study is limited, a further study of the whole novel will be necessary."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Elyan Wijaya
"ABSTRAK
Terjemahan beranotasi merupakan sebuah penelitian yang memberikan anotasi atau catatan atas pilihan padanan dari permasalahan dalam penerjemahan sebagai bentuk pertanggungjawaban dari seorang penerjemah. Kajian kualitatif dengan model komparatif ini bertujuan untuk menguraikan masalah yang muncul dalam penerjemahan TSu dan menemukan strategi penerjemahan yang tepat untuk digunakan dalam mengatasi masalah penerjemahan yang ada. Di dalam penelitian ini, TSu yang digunakan adalah sastra anak dongeng berjudul Le Fils la recherche de sa m re karya pengarang Senegal. Adapun permasalahan yang muncul ketika menerjemahkan dongeng ini adalah masalah-masalah yang berkaitan dengan bahasa dan budaya, yakni idiom, metafora, dan kata budaya. Masalah penerjemahan itu kemudian diatasi dengan menggunakan strategi metode dan prosedur penerjemahan menurut Newmark 1988 . Dalam menghasilkan terjemahan dan anotasi, peneliti ini merujuk pada berbagai kamus dan situs internet. Pelbagai temuan dalam penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah terjemahan karya sastra anak berbahasa Prancis dari negara-negara Afrika yang jarang sekali ditemukan di Indonesia.
ABSTRACT
Annotated translation is a study that provides annotations or notes on the equivalent choice of the translated words as a form of translator rsquo;s accountability. This qualitative study with a comparative model aims to describe the problems that are encountered in translating the source text and finding the right translation strategy to be used in addressing the existing translation problems. In this research, the source text is a children literature tale titled Le Fils la recherche de sa m re by Senegalese authors. The problems that are encountered when translating this tale are issues related to language and culture, such as idioms, metaphors, and cultural words. The translation problems then addressed by using translation strategies methods and procedures according to Newmark 1988 . In generating translations and annotations, this research refers to various dictionaries and websites. The findings of this research are expected to enrich the French children literature translations from African countries that are rarely found in Indonesia."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>