Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 38 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Noviar Andayani
"Di wilayah DKI Jakarta terdapat 13 sistem aliran sungai yang terdiri dari 23 sungai dan anak sungai, dimana 10 di antaranya bermuara di Teluk Jakarta. Ekosistem perairan Teluk Jakarta ini erat hubunganya dengan ekosistem perairan sungai, sejak dahulu telah dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan manusia seperti sebagai tempat penangkapan ikan bagi nelayan, media tranportasi, tempat rekreasi dan bahkan sebagai tempat akhir pembuangan limbah.
Pada awalnya limbah dari kegiatan manusia yang dibuang ke perairan tidak menjadi suatu masalah karena perairan mempunyai kapasitas asimilasi untuk menampung jumlah tertentu dari limbah yang masuk. Namun permasalahan akan timbul jika jumlah limbah yang masuk terus bertambah.
Kondisi ini diperburuk dengan beban pencemaran kota Jakarta beupa limbah yang berasal dari aktivitas penduduknya, industri, pertanian, peternakan dan kegiatan ekonomi lainnya yang mengakibatkan penurunan kualitas air sungai. Sebagai gambaran, melalui 13 sungai yang bermuara ke perairan Teluk Jakarta secara terus-menerus menampung limbah dari kegiatan industri di Jakarta dan sekitarnya (2000 industri) baik langsung maupun tidak langsung. Ditambah lagi kebanyakan industri tersebut belum/tidak mempunyai alat pengolahan limbah, sehingga kondisi ini menyebabkan kualitas perairan Teluk Jakarta makin lama makin memburuk. Hahkan menurut dugaan jangka panjang apabila tidak ditanggulangi akan memperburuk kualitas lingkungan dan membahayakan manusia (PPSML UI,1987).
Memburuknya kualitas lingkungan Teluk Jakarta, salah satu indikasinya tampak dari tingginya kandungan Iogam berat dalam lumpur. Hasil pemantauan KPPL (1996) menunjukkan bahwa kandungan logam berat dalam sedimen lumpur, tertinggi pada perairan muara (zona D), dengan nilai kisaran kandungan (mg/kg) beberapa Iogam berat seperti: Cu: 19,98 - 157,84; Pb: 14,83 - 104,51; Cd: 0,12 - 0,46; Cr: 11,21 - 370,94; Ni 10,68 - 149,30 dan Zn: 148,20 - 1.193,65.
Pengkajian terhadap keberadan dan keanekaragaman biota air dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh tingkat pencemaran terhadap kondisi biologis pada perairan muara yang telah tercemar tersebut, Lew & Kuo (1978) juga menyimpulkan bahwa pendugaan keanekaragaman suatu komunitas hewan makrobentos merupakan "alat" yang efisien dan efektif untuk melihat suatu dampak pencemaran pada perairan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Kurnia Rachman
"Penelitian hubungan kuantitatif antara fitoplankton dan zooplankton herbivor di Teluk Jakarta telah dilakukan pada Agustus dan September 2009. Sampel pada 10 stasiun diambil secara horizontal menggunakan jaring Kitahara untuk sampel fitoplankton dan jaring NORPAC untuk zooplankton. Tabulasi data disajikan dalam bentuk tabel dan grafik serta dianalisis secara deskriptif. Kelimpahan kelompok Diatom, Dinoflagellata, dan Cyanophyta memiliki korelasi negatif terhadap kelimpahan zooplankton herbivor pada bulan Agustus 2009. Kelimpahan zooplankton herbivor dapat dijelaskan sebesar 23,4% dengan persamaan regresi linear yang terbentuk pada bulan Agustus 2009. Kelimpahan kelompok Diatom, Dinoflagellata, dan Cyanophyta memiliki korelasi positif terhadap kelimpahan zooplankton herbivor pada bulan September 2009. Kelimpahan zooplankton herbivor dapat dijelaskan sebesar 88,8% dengan persamaan regresi linear yang terbentuk pada bulan September 2009.

Research on quantitative relationship between phytoplankton and herbivore zooplankton in Jakarta Bay was conducted on August and September 2009. Sample at 10 stations was taken horizontally by Kitahara net for phytoplankton and NORPAC net for zooplankton. The data tabulation are showed in tables and graphs and also analyzed descriptively. Abundance of Diatom, Dinoflagellate, and Cyanophyta have negative correlation for herbivore zooplanktons on August 2009. Abundace of herbivor zooplankton can explain 23,4% by regression linearity on August 2009. Abundance of Diatom, Dinoflagellat, and Cyanophyta have positive correlation for herbivore zooplanktons on September 2009. Abundace of herbivor zooplankton can explain 88,8% by regression linearity on September 2009."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S685
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Anisa Maulani
"Peningkatan timbulan sampah dan perbedaan curah hujan memengaruhi akumulasi mikroplastik dari sungai ke laut. Mikroplastik terdistribusi dan tersebar ke seluruh ekosistem laut, termasuk hutan mangrove. Mikroplastik yang memasuki hutan mangrove terperangkap oleh akar mangrove dan terakumulasi di sedimen. Mikroplastik di sedimen hutan mangrove dapat dengan mudah termakan oleh biota deposit-feeder, seperti siput mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan kelimpahan mikroplastik pada tubuh siput Terebralia sulcata dan sedimen di hutan mangrove Pulau Rambut, Teluk Jakarta, DKI Jakarta tahun 2022 dan 2023 serta untuk menganalisis korelasi antara kelimpahan mikroplastik di sedimen dengan kelimpahan mikroplastik di tubuh siput T. sulcata. Sebanyak 20 sampel T. sulcata dan sedimen diambil di empat stasiun di tahun 2022 dan 2023. Jaringan tubuh T. sulcata dilarutkan dengan HNO3 65% dan diencerkan dengan NaCl jenuh. Sampel sedimen dikeringkan menggunakan oven kemudian 10 g sedimen kering diencerkan dengan larutan NaCl jenuh. Sebanyak 20 mL dari masing-masing sampel dihomogenkan dan diamati di bawah mikroskop dengan tiga kali pengulangan. Hasil penelitian menemukan adanya partikel mikroplastik pada siput T. sulcata dengan kelimpahan sebesar 305,53±64,58 partikel/g pada tahun 2022 dan 324,48±60,91 partikel/g pada tahun 2023. Kelimpahan mikroplastik pada sedimen didapatkan sebesar 66,53±10,69 partikel/g pada tahun 2022 dan 71,77±11,31 partikel/g pada tahun 2023. Dari tahun 2022 ke tahun 2023, kelimpahan mikroplastik mengalami peningkatan sebesar 7,87% pada siput T. sulcata dan 6,2% pada sedimen. Bentuk mikroplastik yang ditemukan pada sampel siput dan sedimen adalah fiber, fragmen, film, dan granul dengan bentuk yang paling banyak ditemukan adalah fiber. Hasil uji korelasi Spearman dalam penelitian ini menunjukkan adanya korelasi positif antara kelimpahan mikroplastik di sedimen dan kelimpahan mikroplastik di T. sulcata.

The increase in the amount of waste and differences in rainfall affect the accumulation of microplastics from rivers to the sea. Microplastics distributed and spread throughout marine ecosystems, including mangrove forests. Microplastics that enter mangrove forests trapped by mangrove roots and accumulate in sediments. Microplastics in mangrove forest sediments can be easily ingested by deposit-feeder biota, such as mangrove snails. This study aims to analyze the comparison of the abundance of microplastics in Terebralia sulcata and sediment in the mangrove forest of Pulau Rambut, Jakarta Bay, DKI Jakarta in 2022 and 2023 and to analyze the correlation between the abundance of microplastics in sediment and T. sulcata. 20 samples of T. sulcata sediment were collected at four stations in 2022 and 2022. The body tissue of T. sulcata were dissolved with 65% HNO3 and then diluted with saturated NaCl. Sediment samples were dried using an oven then 10 g of dry sediment was diluted with saturated NaCl. A total of 20 mL of each sample was homogenized and observed under a microscope with three repetitions. The results of the study found the presence of microplastic particles in T. sulcata with an abundance was 305.53±64.58 particles/g in 2022 and 324.48±60.91 particles/g in 2023. The abundance of microplastics in sediments was 66.53±10.69 particles/g in 2022 and 71.767±11.31 particles/g in 2023. From 2022 to 2023, the abundance of microplastics increased by 7.87% in T. sulcata and 6.2% in sediment. The forms of microplastics found in T. sulcata and sediment samples were fiber, fragments, films and granules with the most commonly found form was fiber. The results of the Spearman correlation test in this study showed a positive correlation between the abundance of microplastics in the sediment and in T. sulcata."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yose Rinaldy N.
"Penggunaan data spasial kelautan berbasis peta laut baik secara produk peta kertas (paper chart) dan peta digital (ENC-Electronic Navigational Chart) saat ini bukan hanya sebagai instrumen menjamin keselamatan bernavigasi di laut. Tetapi lebih dari kepentingan itu, data spasial kelautan dapat digunakan lebih luas demi kepentingan keamanan maritim. Menggunakan konsep the physical base of the state oleh Buzan, adanya keterkaitan antara suatu wilayah, sumber daya alam, dan manusia; Dimana setiap ancaman tersebut dapat dideteksi dengan adanya ancaman kepada objek sumber daya alam  dan objek buatan manusia. Hal tersebut juga digambarkan pada produk peta laut yang menggambarkan seluruh objek (alam maupun buatan) di darat dan lautan. Teluk Jakarta juga merupakan wilayah perairan yang begitu sangat penting dalam tatanan pelayaran di Indonesia. Namun dalam kurun waktu tahun 2015 hingga 2023 terdapat variasi tindak pelanggaran di perairan Teluk Jakarta seperti pengerukan pasir tanpa izin, pencemaran laut karena limbah, pencurian kabel bawah laut, penyeludupan narkoba, kegiatan ship to ship BBM Ilegal, sindikat bajak laut, penyeludupan barang mewah, dan pencurian disertai pengrusakan bagan ikan. Permasalahan tindak pelanggaran ini juga menjadi suatu hal yang perlu diteliti, mengingat cukup banyak pos keamanan di sekitar perairan Teluk Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode mix method (metode campuran) dengan analisis Delphi, guna mendapatkan konsensus bersama dalam pemanfaatan data spasial kelautan untuk mengidentifikasi potensi pelanggaran di perairan Teluk Jakarta. Pengumpulan data dengan menggunakan sesi wawancara sistematis kemudian menemukan variabel yang terkait dengan: Penggunaan Data Spasial Kelautan (X1), Regulasi Pemerintah (X2), Objek Spasial atau area yang teridentifikasi potensi adanya pelanggaran (X3), Latar Belakang (X4), dan Strategi Keamanan Maritim (X5).  Dimana hasil penelitian ini terdapat 22 variabel yang menguatkan penelitian ini dalam mengidentifikasi potensi area atau lokasi pelanggaran dari segi pandangan 7 ahli dari setiap institusi seperti: Pusat Hidro Oseanografi TNI Angkatan Laut, Direktorat Kenavigasian-Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Badan Keamanan Laut Republik Indoensia, Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai-Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Ditpolairud Polda Metro Jaya, dan Badan Intelijen Strategis Tentara Nasional Indonesia; yang berkaitan langsung dengan keamanan di laut demi terwujudnya keamanan maritim.

The utilization of marine spatial data based on nautical charts, both paper charts and digital maps (ENC-Electronic Navigational Chart), is currently not only an instrument to ensure safe navigation at sea. But more than it, marine spatial data can be used more widely for maritime security purposes. Using the concept of the physical basis of the state by Buzan, there is a connection between a region, natural resources and humans; Where each threat can be detected by threats to natural resource objects and man-made objects. This is also depicted on nautical map products which depict all objects (natural and artificial) on land and sea. Jakarta Bay is also a very important water area in the shipping system in Indonesia. However, in the period from 2015 to 2023 there are various violations in the waters of Jakarta Bay, such as sand dredging without permission, marine pollution due to waste, theft of undersea cables, drug smuggling, illegal fuel ship to ship activities, pirate syndicates, smuggling of luxury goods, and theft accompanied by destruction of fish haven. The problem of violations is also something that needs to be researched, considering that there are quite a lot of security posts around the waters of Jakarta Bay. This research uses a mix method with Delphi analysis, in order to obtain a common consensus in the use of marine spatial data to identify potential violations in the waters of Jakarta Bay. Collecting data using systematic interview sessions then found variables related to: Use of Marine Spatial Data (X1), Government Regulations (X2), Spatial Objects or areas identified as potential violations (X3), Background (X4), and Security Strategy Maritime (X5). Where the results of this research are 22 variables that strengthen this research in identifying potential areas or locations of violations from the perspective of 7 experts from each institution such as: Pusat Hidro Oseanografi TNI Angkatan Laut, Direktorat Kenavigasian-Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Badan Keamanan Laut Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai-Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Ditpolairud Polda Metro Jaya, and Badan Intelijen Strategis Tentara Nasional Indonesia; which is directly related to security at sea in order to realize maritime security."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Suka Wijaya
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T26937
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Kusuma Wardhani
"Proyek reklamasi Pesisir Utara Jakarta telah meresahkan para perempuan nelayan yang hidupnya sangat bergantung pada perairan itu. Proyek reklamasi Teluk Jakarta telah menyebabkan turunnya pendapatan para perempuan nelayan. Dampak reklamasi secara langsung pada perempuan nelayan adalah penurunan pendapatan karena wilayah laut sumber penghasilan mereka disubstitusi menjadi daratan dan proses pembangunannya sangat merusak ekositem laut. Setidaknya terdapat 16.998 rumah tangga nelayan akan tergusur dari wilayah pesisir Jakarta, Banten dan Bekasi akibat proyek reklamasi ini. Dalam struktur masyarakat masyarakat perkotaan, nelayan umumnya adalah kelompok miskin dan marginal, sementara dalam rumah tangga posisi perempuan nelayan berada pada kelas kedua setelah suami, dan memiliki beban ganda baik dalamkerja produksi maupun reproduksi. Sehingga adanya proyek reklamasi ini bagi para perempuan nelayan adalah sebuah proses double marginalization.
Metodologi penelitian ini bersifat kualitatif berperspektif feminis. Teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam kepada sepuluh perempuan nelayan dari berbagai lapisan, studi dokumen, dan observasi di lapangan. Lokasi penelitian bersifat purposif, yaitu di Kampung Akuarium, Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya reduksi kerja-kerja perempuan nelayan dan beban ganda yang semakin besar. Karenanya para perempuan melakukan adaptasi dengan cara mengurangi pengeluaran sehari-hari dan melakukan jenis-jenis kerja berupah rendah. Kemudian mereka memformulasikan beberapa strategi untuk dapat bertahan hidup di lokasi mereka tinggal saat ini. Agensi yang dilakukan perempuan nelayan adalah dengan memanfaatkan momentum tingginya perhatian publik pada mereka untuk mempertegas identitas mereka sebagai nelayan yang hidupnya sangat tergantung pada wilayah pesisir.

The reclamation project of Jakarta Northern Coastal has been troubling the female fishermen whose life depends on the waters. The impact to woman fisherman is the decrease of income because the sea area of their income source is substituted to land and its development process is very damaging to marine ecosystem. There will be at least 16,998 fishermen households evicted from the coastal area of Jakarta and Banten as a result of this reclamation project.
This is a qualitative research methodology using feminism perspective. In the structure of urban society, fishermen are generally poor and marginalized, while in the household the position of women fishermen is second class after husband, and has double burden both in production and reproduction. So the existence of this reclamation project for the women of fisherman is a process of double marginalization. The gigantic project costing more than five hundred trillion rupiah is a manifestation of massive masculine narratives that marginalize poor fishermen women from social and economic activity. Techniques for data collection are in depth interviews with 10 female fishermen, documents studies, and observations. The research location is purposive, namely Kamal Muara and Kampung Akuarium, Penjaringan village, Penjaringan sub district, North Jakarta.
The results of this study indicate a reduction in the work of women's fishermen and the increasingly their double burden. Women therefore adapt by reducing their daily expenditures and undertaking low wage types of work. Then they formulate some strategies to survive in their current location. The fishermen's fishing agency is using the momentum of high public attention on them to reinforce their identity as fishermen whose lives are highly dependent on coastal areas.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lucia Laras Utari
"ABSTRAK
Terganggunya suatu ekosistem perairan dapat diketahui dari kesuburan perairan yang ditunjukkan oleh indikator fosfor dan nitrogen. Penelitian dilakukan di Teluk Jakarta. Input dari penelitian adalah 13 sungai yang mengalir di DKI Jakarta dan bermuara pada 9 muara sungai di Teluk Jakarta serta air hujan dan air tanah yang mengalir ke Teluk Jakarta. Penelitian menggunakan asumsi bahwa Teluk Jakarta merupakan 1 sistem kompleks dimana terjadi pencampuran dari air tawar dan air laut. Digunakan asumsi bahwa pada Teluk Jakarta tidak terjadi stratifikasi. Tujuan penelitian ini adalah mengaplikasikan metode perhitungan budget biogeokimia dan memperoleh informasi tentang nilai budget nutrien berdasarkan pendekatan LOICZ pada perairan Teluk Jakarta. Penelitian menggunakan data tahun 2014. Berdasarkan hasil yang didapatkan dari neraca massa air di Teluk Jakarta didapatkan bahwa debit air dari Teluk Jakarta menuju laut adalah sebesar -297 x 109 m3 tahun-1 , flux salinitas masuk ke sistem sama dengan flux salinitas keluar sistem dengan waktu pertukaran selama 7 jam. ΔDIP dari perairan Teluk Jakarta adalah masuk menuju sistem sebesar 47.41 kg/tahun artinya Teluk Jakarta berperan sebagi source fosfor. ΔDIN sebesar 34.26 kg/tahun keluar dari sistem artinya Teluk Jakarta berperan sebagai sink nitrogen. Selisih fiksasi dan denitrifikasi di ekosistem Teluk Jakarta dengan C:N:P 106:16:1 adalah -42.31 kg/tahun, artinya perairan Teluk Jakarta tergolong memiliki kadar oksigen rendah.

ABSTRACT
The deterioration of a freshwater ecosystem could be indicated by the quality parameter of the freshwater, such as phosphorous and nitrogen indicators. This study was conducted in Jakarta Bay. The input of this study is 13 rivers which flows to 9 estuaries in Jakarta Bay, along with rthe rainwater and groundwater flowing to the same location. The assumption used in this study is that Jakarta Bay is a complex system where there is a mixture of freshwater and seawater occurring. Another assumption is that there is no stratification in Jakarta Bay. The aim of this study is to apply the biogeochemical budget calculation methodology and obtain information on the nutrient budget value based on the LOICZ approach in Jakarta Bay waters. This study used data obtained from year 2014. Based on the results from the water mass balance in Jakarta Bay, the flow of the water from Jakarta Bay to the sea is -297 x 109 m3 year-1, with salinity flux which flows into the system equals to the salinity flux that flows out of the system with the 7 hours duration of exchange time. ΔDIP of the river in Jakarta bay that flows to the system is 47.41 kg/year, which means that the Jakarta Bay acts as the source of phosphorous. ΔDIN value is 34.26 kg/year that flows out of the system which means that Jakarta Bay is a nitrogen sink. The difference of the fixation and denitrification in Jakarta Bay ecosystem with C:N:P 106:16:1 is -42.31 kg/year, which means that the Jakarta Bay is classified as having low level of oxygen."
2017
T47769
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rayhan Saputro Ramadhan
"Melimpahnya sumber daya laut Indonesia membuat negara ini kaya akan potensi untuk memperdagangkan sumber daya laut tersebut ke pasar nasional maupun internasional. Pada tahun 2020 sumber daya perikanan tangkap memiliki angka sebesar 29114,13 ton. Untuk menjaga kualitas mutu ikan agar tatap baik maka diperlukan media pendinginan yang baik pula. Ice slurry merupakan media pendingin ikan dengan kualitas pendinginan yang merata. Hal ini membuat nelayan dapat menjaga kualitas ikan agar tetap segar dan tidak mengalami pembusukan selama berada di atas kapal. Pada penelitian ini akan bertujuan untuk mengimplementasikan ice slurry generator yang memiliki sistem water treatment air laut yang berfungsi sebagai pereduksi kandungan berbahaya yang terdapat pada air laut untuk kapal ikan 25 GT. Membawa mesin ice slurry generator di kapal yang sedang berlayar tentunya harus didukung oleh alat dan bahan yang memadai pada saat sedang berlayar, penelitian ini menggunakan alat penukar kalor sebagai kondensor dan evaporator, dimana pada kondensor terjadi petukaran kalor antara refrigerant 404a dengan air laut. Penelitian ini mencakup gambaran desain ice slurry generator serta water treatment system dengan menggunakan alat penukar kalor berjenis shell and tube. Pemasangan ice slurry generator bertujuan untuk memenuhi kebutuhan es pada kapal ikan 25 GT sebanyak 465 kg/hari. Penelitian menggunakan air laut Teluk Jakarta dimana Air Laut tersebut tercemar oleh logam berat Merkuri (Hg) sehingga dirancang 3 tingkat absorpsi Merkuri (Hg) dengan menggunakan koagulan Ferro Sulfat (FeSO4), filterisasi secara fisika oleh MMF, dan absorpsi Merkuri oleg Granular Activated Carbon. Hasil rancangan alat penukar kalor memiliki batas agar tidak over design dan minimnya pressure drop. Hasil rancangan alat penukar kalor dari kondensor ini memiliki effisiensi 75% hingga 99%.

The abundance of Indonesia's marine resources makes this country rich in potential to trade these marine resources to national and international markets. In 2020 capture fisheries resources had a figure of 29114,13 tons. To maintain fish quality so that it looks good, an excellent cooling medium is also needed. Ice slurry is a fish cooling medium with a uniform cooling rate. This allows anglers to maintain the quality of the fish so that it remains fresh and does not decay while on the boat. This study aims to implement an ice slurry generator with a seawater water treatment system that functions as a reducer of harmful substances contained in seawater for 25 GT fishing vessels. Carrying an ice slurry generator machine on a sailing ship must, of course, be supported by adequate tools and materials while sailing. This research uses a heat exchanger as a condenser and an evaporator, wherein the condenser heat exchange occurs between refrigerant 404a and seawater. This research includes an overview of the design of an ice slurry generator and a water treatment system using a shell and tube-type heat exchanger. The installation of the ice slurry generator aims to meet the ice demand on 25 GT fishing vessels as much as 465 kg/day. The study used seawater in Jakarta Bay, where the seawater was polluted by heavy metal Mercury (Hg) so that three levels of absorption of Mercury (Hg) were designed using a coagulant Ferro Sulfate (FeSO4), physical filtration by MMF, and absorption of Mercury by Granular Activated Carbon. The results of the design of the heat exchanger have a limit so as not to over-design and minimal pressure drop. The results of creating the heat exchanger from this condenser have an efficiency of 75% to 92%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 >>