Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Salfa Nafisa Nuha
"Di Lebanon, film series “Dollar” dikenal sebagai salah satu tayangan film favorit yang memiliki alur menarik dan berbagai nilai moral yang terdapat dari setiap adegannya. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah tentang moral. Penelitian ini membahas tentang nilai moral yang terdapat dalam film tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif karena bertumpu pada fenomenologi. Selain itu, metode yang digunakan lainnya yaitu metode strukturalisme sastra karena pendekatannya yang menekankan unsur intrinsik yang terdapat di dalam suatu karya. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa aspek moral yang paling banyak adalah nilai moral etika dan kesusilaan yang tidak baik yang menggunakan dollar sebagai objeknya.

In Lebanon, the film series "Dollar" is known as one of the favorite film shows that has an interesting plot and various moral values contained in each scene. Therefore, the purpose of this study is about morals. This study discusses the moral values contained in the film. The method used in this study is a qualitative method because it is based on phenomenology. In addition, another method used is the method of literary structuralism because of its approach which emphasizes the intrinsic elements contained in a work. From the results of this study it was found that the moral aspects that were most prevalent were ethical and decency moral values that were not good which used dollars as their object."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yudi Alvino
"Budaya bersyair merupakan tradisi bangsa Arab yang digunakan sebagai salah satu media untuk menyampaikan pesan metaforik dari penyair kepada masyarakat luas. Pesan moral merupakan bagian penting di dalamnya yang dapat menggambarkan pandangan hidup penulis mengenai reaksinya terhadap nilai-nilai kebenaran bagi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk membahas pesan moral yang terkandung dalam puisi Ghaslan li al-‘Ar karya Nazik AlMalaika, yaitu salah satu penyair perempuan Arab modern asal Irak yang hidup di awal abad ke-20 sampai awal abad ke-21 yang terkenal sebagai tokoh pembaharu pertama dalam genre puisi Arab bebas (Asy-Syi’r Al-Hurr). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi pustaka dan teori strukturalisme dalam menganalisis. Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian ini terdapat unsur strukturalisme, yaitu ide, perasaan, imajinasi, gaya bahasa, irama dan rima serta keterkaitan antar unsur tersebut. Selain itu, ditemukan juga pesan moral yang terdapat di dalam puisi, yaitu memelihara kehormatan diri dan kesetaraan atau keadilan.

Poetry culture is an Arab tradition that is used as a medium to convey metaphoric messages from the poets to people. Moral message is an important part in poetry that can describe the poet’s view regarding their reaction to values for society. This research aims to analyze the moral message of the poem Ghaslan li al-‘Ar by Nazik Al-Malaika, one of the modern Arab women poets from Iraq who lived in the early 20th century until early 21th century that was known as the first reformer in the free Arabic poetry genre (Asy-Syi’r Al-Hurr). The method used in this research is literature study and the theory of structuralism in analyzing. The results of this study indicate that there are elements of structuralism, such as ideas, feelings, imagination, style of language, rhythm and rhyme, and the interrelationships between those elements. Moreover, there is also a moral message in the poetry, such as maintaining selfrespect and equality or justice."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Widari
"Korea Selatan pada tahun 1968 di bawah kepemimpinan Jenderal Park Chung-hee masih berada dalam bayang-bayang pemerintahan militer yang diktator. Penyair Korea Selatan bernama Shin Dong-yup menuliskan puisi prosais berjudul Sanmunsi 1 sebagai media  tidak langsung untuk mengkritisi pemerintahan. Ia menuliskannya dengan menggambarkan situasi sosial-politik yang berkebalikan dari situasi di Korea Selatan pada masa itu. Penelitian ini menganalisis puisi prosais berjudul Samunsi 1 karya Shin Dong-yup dengan menggunakan teori egalitarianisme dan kritik sosial. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif analisis. Prosedur penelitian yang digunakan untuk menganalisis karya puisi prosais ini adalah pendekatan sosiologi sastra dengan teori strukturalisme genetik. Metode dan prosedur ini diikuti dengan data-data referensi untuk mengelaborasi kritik sosial yang terwujud melalui hadirnya paham egalitarianisme dalam puisi prosais yang memiliki keterkaitan sosial-histori Korea Selatan pada tahun 1968. Melalui penelitian ini ditemukan bahwa puisi prosais Sanmunsi 1 adalah sebuah bentuk kritik terhadap Park Chung-hee dengan menggunakan penggambaran egalitarianisme yang hadir sebagai ironi atas realitas sosial Korea Selatan pada masa itu. 

In 1968, South Korean under Park Chunghee regime still live under dictatorship and military government. Shin Dong-yup, one of South Korean writer who is contrived a prose poetry entitled Sanmunsi 1 as a criticism platform by describing an ideal social-politic condition which contradictive with South Korea’s condition at that time. This research aim to analyzed prose poetry by require take of egalitarianism theory and social criticism theory. Methode that applied in this research is descriptive analysis. Procedure that applied for analyzing Shin Dong-yup’s Sanmunsi 1 prose poetry is sociology of literature with theeory of genetic structuralism. This methode and procedure are followed by data and variant reference to elaborate the emerge of egalitarianism which related to South Korea’s social-historical aspect in 1968 to prove the form of social criticism in it. Through this research it found that Sanmunsi 1 prose poetry is a form of social criticism to Park Chung-hee regime by emerging egalitarianism as an irony of South Korea reality."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kayato Hardani
"Penempatan prasasti merupakan suatu cara, proses dan perbuatan secara sadar maupun nirsadar dari sang penulis prasasti yang dapat berupa aktifitas meletakkan teks prasasti dalam suatu ruang (posisi dan lokasi) tertentu yang dilatarbelakangi oleh logika, ide, gagasan dan konsep tertentu. Peran penulis prasasti di dalam menulis/memahatkan prasasti di dalam batur candi perwara dan stupa perwara menjadikan informasi yang ia sampaikan menjadi suatu bekuan peristiwa di masa lampau. Ia mempunyai kewajiban menyampaikan ide gagasan kepada pembaca atau masyarakat pendukung budaya candi melalui media yang memuat tanda (aksara dan bahasa) yang bisa dipahami bersama-sama oleh suatu komunitas atau masyarakat pada abad ke-9 Masehi. Sang penulis prasasti yang diasumsikan adalah para bhiksu memiliki ciri personal sebagai cerminan kebahasaan masyarakat pada masanya, segala proses penulisan prasasti yang dibuat oleh bhiksu tersebut tidak mungkin menggambarkan realita masa itu secara keseluruhan, oleh karena itu pemahaman terhadap prasasti tidak hanya dibatas pada kata saja melainkan kata dalam konteks. Konteks tersebut adalah penempatan prasasti tersebut di dalam satu konteks keruangan yakni relasi-relasi yang terbentuk pada satu halaman kompleks percandian Buddha. Relasi-relasi tersebut dapat diungkapkan kembali maknanya menjadi narasi sejarah yang logis dengan menggunakan pendekatan strukturalisme yang terbingkai dalam perspektif agama Buddha Mahayana abad ke-9 Masehi. Pendekatan strukturalisme Levi-Strauss adalah untuk menemukan struktur dan memberi makna dengan tafsir di luar stuktur atas suatu fenomena budaya. Prasasti pendek yang ditempatkan di candi perwara dan stupa perwara dapat dipahami sebagai fenomena budaya yang mengandung logika, ide dan gagasan dari sang penulis prasasti ketika memulai memahatkan tulisan di batu andesit komponen candi sebagai media penyampaian informasi. Melalui pendekatan strukturalisme Levi-Strauss terlihat bahwa penempatan di dalam posisi yang sejajar dan seimbang memberi asumsi bahwa kesemua prasasti berada di dalam relasi sintagmatik untuk makna yang sama meskipun tidak dalam bentuk sinonim. Kedekatan jarak penempatan prasasti dapat dimaknai sebagai kedekatan di dalam struktur birokrasi maupun kekerabatan. Simpul penting formula dharmma di dalam satu baris candi perwara terlihat dengan pola yang berulang yakni kehadiran Çri Mahàràja yang senantiasa diapit oleh pejabat kerajaan dan pejabat daerah watak.

Inscription placement is a way, process and action consciously and unconsciously from the author of the inscription which can be in the form of activities putting the inscription text in a certain space (position and location) against the background of a certain logic, ideas, ideas, and concepts. The role of the writer of the inscription in writing / carving inscriptions in the batur (base) of perwara temples and ancillary stupas makes the information he presents becomes a record of events in the past. He should convey ideas to readers or the people who support the culture of the temple through media that contain signs (characters and languages) that can be understood together by a community or society in the 9th century AD. The writer of the inscription which is assumed is that monks have personal characteristics as a reflection of the language of society at the time, all the process of writing inscriptions made by the monk is not possible to describe the reality of the period as a whole, therefore understanding inscriptions is not limited to words but words in context. The context is the placement of these inscriptions in a spatial context, namely the relationships formed on a complex page of Buddhist temples. These relations can be re-revealed to be a logical historical narrative by using a structuralism approach framed in the perspective of 9th century Mahayana Buddhism. Levi-Strauss's structuralism approach is to find structure and give meaning to interpretations outside the structure of a cultural phenomenon. Short inscriptions placed in perwara temples and ancillary stupas can be understood as cultural phenomena that contain logic, ideas and ideas from the writers of inscriptions when they began sculpting writing on andesite stone components of the temple as a medium for delivering information. Through Levi- Strauss's structuralism approach, it is seen that placement in equal and balanced positions assumes that all inscriptions are in syntagmatic relations for the same meaning even though they are not synonymous. The proximity of the placement of the inscription can be interpreted as closeness in the bureaucratic structure and kinship. The important knot of the dharmma formula in a row of perwara temples is seen with a repetitive pattern, namely the presence of Çri Maharaja, which is always flanked by royal officials and regional officials."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T53613
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ashfi Dania
"Penelitian ini menganalisis dua cerita pendek Yusuf Idris “Arkhas Layaali” dan “Thabliyah minas-Sama’” untuk melihat gambaran isu sosial dan humor satire yang menjadi ciri khas dalam cerita-cerita Yusuf Idris. Yusuf Idris (1927-1991) merupakan penulis cerita pendek dan dramawan produktif Mesir dan dunia Arab. Kajian ini menggunakan unsur-unsur intrinsik cerita pendek dalam menganalisis humor satire dan masalah sosial dengan pendekatan strukturalisme. Berdasarkan masalah sosial dalam studi Salva Khammas (1971) serta teori humor satire Gorys Keraf (2010) dimana satire merupakan ungkapan menyindir, mengkritik, menertawakan atau menolak sesuatu. Serta unsur-unsur satire menurut David Marcus (1995) yaitu ironi, ejekan, parodi, dan fitur retoris. Analisis masalah sosial dan satire dalam kedua cerita memenuhi sifat saling mengisi karya sastra antara mendidik sekaligus menghibur. Tradisi serta keadaan sosial dalam kedua cerpen mencerminkan simpati Yusuf Idris terhadap ketidakadilan. Hal tersebut selaras dengan ciri khas cerita-cerita Yusuf Idris berupa masalah sosial, jenaka, dan mencerminkan pandangannya terhadap kehidupan masyarakat kalangan bawah Mesir pada masa hidupnya.

This study analyzes two of Yusuf Idris' short stories “Arkhas Layaali” and “Thabliyah minas-Sama" to see social issues and humor which characterizes Yusuf Idris' stories. Yusuf Idris (1927-1991) was a prolific short story writer and playwright in Egypt and the Arab world. This study uses the intrinsic elements of short stories in analyzing satirical humor and social problems using a structuralism approach. Based on social problems in the study of Salva Khammas (1971) and Gorys Keraf's theory of satire humor (2010) where satire is an expression of satire, criticizing, responding to or rejecting something. As well as the elements of satire according to David Marcus (1995) namely irony, ridicule, parody, and rhetorical features. The analysis of social problems and satire in both stories fill the literary works complementary nature of educating and entertaining. The traditions, social conditions, and characters in the two short stories reflect Yusuf Idris' sympathy for injustice. This is accord with the characteristics of Yusuf Idris' stories namely social problems, humour, and reflecting his views on the life of the Egyptian lower class during his lifetime."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Nadhar Octaviana
"Penelitian ini bertujuan mengkaji shalawat-shalawat penawar penyakit dan penolak bala serta bencana yaitu shalawat Lii Khamsatun, shalawat Ṭibbil-Quluub, shalawat Quṭbul-Aqṭaab, dan shalawat Nuuril-Anwaar. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah deskriptif dan strukturalisme dengan teknik pengumpulan data kualitatif yaitu studi pustaka yang bersumber dari buku-buku, jurnal-jurnal ilmiah, berita online, dan lainnya. Teori yang digunakan adalah teori balaghah dengan tiga cabang disiplin ilmu yaitu teori al-Ma’aanii, teori al-Bayaan, dan teori al-Badii’. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa yang paling banyak menggunakan aspek balaghah adalah shalawat Quṭbul-Aqṭaab. Adapun cabang ilmu balaghah yang paling banyak digunakan adalah ilmu al-Ma’aanii dan setiap shalawat tidak terlepas dari ilmu al-Badii’ yaitu Saja’. Hal ini menunjukkan keunikan dan keindahan shalawat untuk mudah diingat, dipahami, dan dihafal oleh semua kalangan.

The purpose of this research is to examine shalawat (or prayers) that’s aims to ward off diseases and repel disasters. The shalawat in question is the shalawat of Lii Khamsatun, Ṭibbil-Quluub, Quṭbul-Aqṭaab, Nuuril-Anwaar. The method that was used is structuralism and descriptive with the use of qualitative data collection technique from various sources, such as books, scientific journals, online news, etc. the theory of Balaghah is used, which consist of three main branches, al-Ma’aani, al-Bayaan, and al-Badii’. The results of this study indicates that the shalawat of Quṭbul-Aqṭaab is the shalawat with highest usage of Balaghah. The most widely used branch of Balaghah is al-Ma’aani and every shalawat is inseparable from the theory of al-Badii’, Saja’. This shows the uniqueness and beauty of shalawat, making them easy to understand, recall, and memorize by people of all ages."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Devina Gary Oktiana
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang analisis kitab Irsy?du al-Ikhw?ni karya Syekh Ihsan Jampes yang berisi tentang hukum minum kopi dan merokok yang dikupas melalui kacamata kesusastraan Arab. Hukum minum kopi dan merokok pada kitab ini disajikan dalam bentuk puisi dan prosa, yang mana puisi sebagai inti pembahasan dan prosa sebagai penjabaran dari puisi. Selain unik, kitab ini juga menjadi daya tarik agar dilakukannya penelitian, khususnya kesusastraan. Melalui metode analisis deskriptif dengan menggunakan teori strukturalisme-semiotik, penelitian ini mencari tahu bagaimana struktur dan isi kitab Irsy?du al-Ikhw?ni. Selain itu, penelitian ini juga dapat melihat efektifitas penggunaan puisi dalam penyampaian suatu hukum dengan mengukur seberapa berpengaruh bal?gah dalam kitab ini. Hasil penelitian ini adalah secara structural terdiri dari lima bab, yang dibagi ke dalam 38 bagian yang jumlahnya berbeda. Setiap bagiannya terdiri dari puisi dan prosa. Sedangkan secara isi, penyampaian informasi tentang kopi, rokok, dan permasalahan fiqih didalamnya baik pada puisi maupun prosa cukup jelas dan secara bahasa tidak sulit karena tidak banyak menggunakan unsur ilmu al-bay?n. Namun, penggunaan usl?b mustamirrun mutarradun dalam penulisan prosa mempersulit pembaca yang tidak biasa membaca prosa dengan bahasa dan tulisan Arab tanpa tanda vokal dan tanda baca.

ABSTRACT
This study discusses the analysis of a book titled Irsy du al Ikhw ni written by Sheikh Ihsan Jampes which addresses the law of coffee drinking and smoking, viewed through Arabic literary aspects. The law of coffee drinking and smoking in the book is presented in poetries and proses the author uses the poetries to convey the main ideas and the proses to explain the poetries intepretations. Aside of its unique elements, this book is also an appeal to researchers, especially in the field of literature. Through descriptive analysis method using semiotic structuralism theories, this research intends to describe the structure and contents of the book Irsy du al Ikhw ni. In addition to that, this research also intends to analyse the effectiveness of the use of poetry in conveying a certain law by measuring how influential of the Arabic rhetorics in the book is. The results of this study are structurally composed of five chapters, divided into 38 different sections. Each section consists of poetries and proses. As for the contents of the book which describes the delivery of information about coffee, cigarettes, and issues of jurisprudence in both in poetries and proses are found to be quite clear and are not linguistically difficult because the ilmu al bay n elements are not much in use. However, the use of usam r mustamirrun mutarradun in prose writing makes it difficult for readers who do not have a good experience reading proses in the Arabic language written without vowel marks and punctuations. "
2017
S68951
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariobimo Herlambang
"Strukturalisme merupakan salah satu perspektif dalam kajian ekonomi politik internasional yang memiliki kontribusi serta pengaruh yang masif dalam wacana pembangunan dan hubungan internasional. Sayangnya, hingga kini pembahasan dari perspektif strukturalisme masih bersifat sporadis dan terpisah-pisah, upaya akademisi untuk memberikan sintesis terhadapnya sudah ada namun tidak menyeluruh. Melalui tinjauan pustaka ini, penulis berupaya untuk mengisi kekosongan ini dengan mengkaji, menganalisis, dan mensintesiskan 64 literatur-literatur strukturalisme dalam ekonomi politik internasional. Lebih lanjut tulisan-tulisan tersebut penulis klasifikasikan ke dalam tiga bahasan tematik yaitu: (1) pemahaman terhadap strukturalisme yang membahas soal definisi, argumen utama, serta sejarah keilmuan strukturalisme; (2) pembahasan terhadap teori-teori strukturalisme yaitu Teori Sistem Dunia dan Teori Dependensi; serta (3) strukturalisme dan topik pembahasan kajian ekonomi politik internasional yaitu isu rantai komoditas global, perdagangan internasional, bantuan luar negeri serta investasi asing langsung. Tinjauan pustaka ini menganalisis kesepakatan, debat, dan kesenjangan literatur dan berhasil menemukan beberapa sintesis kunci, yaitu: (1) strukturalisme merupakan salah satu paradigma dalam studi ekonomi politik internasional; (2) seiring waktu terdapat diversifikasi topik riset strukturalisme; (3) tulisan didominasi oleh akademisi Amerika Serikat, Eropa, dan Amerika Latin sementara fokus pembahasan didominasi oleh kajian terhadap Amerika Latin; (4) masih terdapat senjang dalam literatur strukturalisme khususnya literatur-literatur yang: berorientasi kebijakan, memperhitungkan struktur nonmateril, menggunakan perspektif pascakolonialisme, dan memberikan inovasi kajian.

Structuralism is one of the international political economy perspectives that has a massive contribution and influence in the discourse of development and international relations. Unfortunately, until now the available academic discussion about structuralism is still sporadic and fragmented, several efforts has been made to provide a synthesis of it yet it’s comprehensive nor holistic. Through this literature review, the author attempts to fill this academic gap by reviewing, analyzing, and synthesizing 64 structuralism literatures in international political economy. Furthermore, the authors classify these writings into three thematic topics, namely: (1) understanding of structuralism which discusses the definition, main arguments, and scientific history of structuralism; (2) discussion of structuralism theories, namely World System Theory and Dependency Theory; and (3) structuralism and international political economy issues, which discusses the issue of global commodity chains, international trade, foreign aid and foreign direct investment. This literature review and analyzes the agreement, debate, and gaps in the literature and finds several key syntheses, namely: (1) structuralism is one of the paradigms in the study of international relations; (2) over time there has been a diversification of structuralism research topics; (3) structuralist writings are dominated by academics from the United States, Europe, and Latin America while the focus of the discussion is dominated by studies on Latin America; (4) there are still gaps in the structuralism literature, especially the literature that: more policy-oriented, takes into account non-material structures, uses a post-colonial perspective, and provides research innovations."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Tulisan ini mencoba menggaris bawahi bahwa penteorian yang terbaru pada saling hubungan sosial dengan alam-dalam bentuk saling hubungan yang lebih humanis (Humanistic relationship) telah menawarkan suatu alternatif dalam pengelolaan sumberdaya alam (lingkungan) ke depan ,sehingga harapan terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan jealas merupakan tujuan ....."
SJTSKEM
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Cindyramitha
"Kompetisi antar merek yang tinggi mendorong pemasar untuk semakin kreatif dalam memaksimalkan strategi pemasaran, salah satunya adalah melalui strategi desain kemasan produk. Elemen-elemen visual pada desain kemasan seperti warna, nama merek, logo, tipografi, dan ilustrasi dapat mengkomunikasikan makna-makna tertentu bagi konsumen. Untuk mengetahui produksi makna di balik elemen visual desain kemasan, peneliti menggunakan analisis semiotika dengan model dyadic Saussure. Paradigma penelitian ini adalah poststrukturalisme dengan unit analisis Gulaku Sugar Sticks Paris dan Bali. Hasil analisis semiotika dalam penelitian ini adalah adanya ekspresi simbolik budaya dalam masing-masing kemasan, yaitu adanya budaya kafe dan asosiasi budaya terhadap Gulaku.

Strong competition between brands triggers the marketers to be more creative in maximizing marketing strategies, one of them is through product packaging design. Visual elements on product packaging design, such as colors, brand name, logo, typography, and illustrations are each communicating particular meanings to the consumers. This research aims to gain knowledge about the process of meanings productions behind each visual elements on product packaging design using semiotics analysis with Saussure‟s dyadic model. This research uses poststructuralism as paradigm with Gulaku Sugar Sticks Paris and Gulaku Sugar Sticks Bali as unit analysis. The result of this study is that there are symbolical expressions of culture on each packaging of Gulaku Sugar Sticks Paris and Gulaku Sugar Sticks Bali, that is the cafe culture and the cultural associations to Gulaku itself.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 >>