Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 34 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fira Dwi Putri
"Produksi sosial dari ruang yang diciptakan melalui metode mitigasi banjir memunculkan berbagai cara dan perspektif tentang bagaimana air, sebagai salah satu elemen kehidupan manusia yang paling intim, mempengaruhi mata pencaharian dan cara hidup masyarakat sekitar. Terletak di sebuah komunitas tepi sungai yang menghubungkan badan air; sungai Pesanggrahan dan Pemakaman Umum, TPU Tanah Kusir, berfungsi sebagai jembatan antara lingkungan dan masyarakat. Dengan melihat rutinitas sehari-hari mereka, dapat ditemukan kemampuan beradaptasi dan kolaborasi antara dua sisi dalam konteks spasial yang membuktikan adanya sebuah keterikatan dan relevansi. Bertujuan untuk menunjukkan bagaimana ruang adalah hasil dari produksi yang terjadi sebagai akibat dari mobilitas dan perubahan dilihat melalui mata penduduk setempat dan dengan fokus pada aspek sosial budaya.

The social production of a space created through the flooding mitigation method generates ways and perspectives on how water, as one of the most intimate elements of human life, affects the livelihood of the way a community lives. Set in a riverside community that connects a body of water, the Pesanggrahan River and a public cemetery, TPU Tanah Kusir, it serves as a bridge between the environment and the people. By looking at the people repetitive actions on their daily routine, the adaptability and collaboration between two sides in a spatial context can retain attachment and relevance. Aiming to demonstrate how space is a result of production that occurs as a result of mobility and change viewed through the eyes of the locals and with a focus on the socio-cultural aspect."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herlina
"Sejalan dengan semangat entrepreneurship, telah terjadi perubahan yang signifikan dalam status beberapa perguruan tinggi negeri, dari PTN menjadi BHMN, termasuk IPB BHMN. Konsekuensi dan perubahan IPB menjadi IPB BHMN juga membawa akibat pada Perpustakaan IPB yakni, perubahan visi, misi dan orientasi perpustakaan sesuai dengan status BHMN. Untuk mewujudkan entrepreneurship di perpustakaan tentu perlu di bangun karakteristik entrepreneurship para pengelolanya. Adanya karakteristik entrepreneurship pada perpustakaan dan para pengelolanya, maka dapat lebih mengembangkan dan memanfaatkan semaksirnal mungkin sumber daya perpustakaan dan guna mendapatkan keuntungan bagi kesejahteraan pengelolanya. Penelitian tentang entrepreneurship ini dilakukan pada Perpustakaan IPB. Berdasarkan hasil penelitian awal yang dilakukan pada Perpustakaan IPB ditemukan adanya entrepreneurship dalam pcngelolaan perpustakaan.
Permasalahan dalam penelitian ini berfokus pada karakteristik entrepreneurship dalam Perpustakaan IPB dilihat pada level Teks, Praktik Wacana dan Praktik Sosial-budaya. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk: 1) menganalisa karakteristik entrepreneurship dalam Perpustakaan IPB pada level teks, praktik wacana dan praktik sosial-budaya; 2) menemukan kesesuaian karakteristik entrepreneurship Perpustakaan IPB pada level teks, praktik wacana dan praktik sosial-budaya; 3) menemukan ideologi yang bekerja di baik perubahan PTN menjadi BHMN melalui analisis wacana karakteristik entrepreneurship Perpustakaan IPB BHMN. Penelitian ini hanya meneliti aspek yang berkaitan dengan tujuh karakteristik entrepreneurship di lihat pada konsep visi, keinginan untuk mengambil risiko, fokus pada pengguna, inisiatif, kreativitas, dorongan untuk sukscs dan inovasi ada dalam Perpustakaan IPB.
Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan metode penelitian Analisis Wacana Kriris Norman Fairclough, yakni: analisis wacana pada level macro (wacana Teks), level meso (Praktik Wacana), dan level makro (Praktik social-budaya).
Penelitian ini dilakukan tiga tahap kerangka analisis yang digunakan. 1), deskripsi, yakni menguraikan isi dan analisis secara deskriptif atas teks, praktik wacana, dan praktik sosial-budaya tanpa dihubungkan dengan aspek lain. 2), Interpretasi, yakni menafsirkan Teks dihubungkan dengan manajemen perpustakaan yang dilakukan. 3), Eksplanasi, bertujuan untuk mencari pcnjelasan atas penafsiran pada tahap kedua. Penjelasan itu dapat diperoleh dengan mencoba menghubungkan produksi teks (praktik wacana) dengan praktik sosial-budaya suatu Perpustakaan Perguruan Tinggi BHMN berada.
Berdasarkan analisa dan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : 1) Adanya karakteristik entrepreneurship pada Perpustakaan IPB yang terlihat dari wacana Teks (Konsep dan Aksi), Praktik Wacana (Produksi/Pengelola Perpustakaan dan Konsumsi/Pengguna), Praktik Sosial-budaya. 2). Ada beberapa kesesuaian karakteristik entrepreneurship Perpustakaan IPB pada level teks dan praktik wacana. Kesesuaian ini juga terdapat pada Praktik Sosialbudaya. 3). Ada ideologi kapitalisme yang bekerja di balik perubahan PTN menjadi BHMN melalui analisis wacana karakteristik entrepreneurship Perpustakaan IPB BHMN. Penelitian ini perlu dilanjutkan dengan topik yang lebih detail dan lebih tajam dibandingkan penelitian yang peneliti telah dilakukan. Kesimpulan dalam penelitian ini tidak berlaku umum dan hanya berlaku pada Perpustakaan IPB saja.
In line with the entrepreneurial spirit, there was significant change happen in the state own university, the change is the form of institution, from PTN institution become BHMN. IPB is one of the some institutions that were change, from IPB to IPB BHMN. The consequence of the change has the affect to vision, mission and orientation of the library vision to accommodate the changes in the institution. The organizer or personnel in the library has to develop entrepreneurship characteristic. This is important thing to make realization of the entrepreneurship in the library. The existence of the entrepreneurship characteristic in the organizer or personnel in the library will more effective to developing and exploiting of library resources to gain benefit and welfare for the library and its organizer or personnel. The research about entrepreneurship has been conduct in the IPB Library. The preliminary research in the IPB BHMN was found that there is entrepreneurship exist in the library management.
The matter in this research was focused to the entrepreneurship characteristic in the IPB Library in the level Texts, Discourse Practice and Socio-cultural Practice. Base on that matter, the purposes of this research are: 1) to analyze the characteristic entrepreneurship in the IPB Library in the level texts, discourse practice and socio-cultural practice; 2) to find true relation of the entrepreneurship characteristic of IPB Library in text level, practical discourse and social-culture practice; 3) to find what ideology exist and work behind the change of the PTN to BHMN. The research is only check the aspect that have the relation with seven entrepreneurship characteristic in term of vision concept, willingness to take risk, costumer focus, initiative, creativity, desire to success and innovation that exist in the IPB Library
This research is qualitative research with discourse analysis Norman Fairclough method, such as: discourse analysis in micro level (text discourse) mesa level (discourse practice) and macro level (socio-cultural practice).
This Research was conducted with three phase analysis framework. 1), Description: elaborate the content and analysis descriptively for text, discourse practices, and socio-cultural practices without attributed by another aspect. 2) Interpretation, interpret the Text and relate the interpretation to library management adopted. 3) Explanation, to find explanation of interpretation as in second step. Explanation was obtained by trying to make relation between text productions (discourse practice) with socio-cultural practice at Library in Higher Education BHMN.
Base on analysis and result of this research, the conclusions are: 1) there are existent of characteristic entrepreneurship in IPB Library, as seen from Text discourse (Concept and Action), Discourse Practice (Production/Library Organizer and Customer/User), Socio-Cultural Practice. 2) There are some relevant entrepreneurship characteristics in IPB Library at Text level, Discourse practice and in level socio-cultural practice. 3) There was Capitalism ideology, exists and works behind the exchange of PTN to BHMN. This research need to continue in detail topic and more focus, compare to researcher conduct in this research. The conclusions in this research not applied generally and applicable in IPB Library only.
"
2005
T15372
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumayyah Khaeriyah
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana peran lembaga keuangan mikro Islam terhadap pemberdayaan perempuan. Pemberdayaan perempuan pada penelitian ini meliputi tiga dimensi pemberdayaan yaitu Economic Empowerment (ECEM), Socio-Cultural Empowerment (SCEM), dan Familial Empowerment (FLEM). Penelitian ini menggunakan metode studi kasus pada dua lembaga keuangan mikro Islam di Depok dan Tangerang Selatan melalui survei kuesioner terhadap 100 responden yang merupakan nasabah pembiayaan mikro dan anggota program pemberdayaan perempuan yang kemudian diolah menggunakan metode regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah pembiayaan dan lama pembiayaan berpengaruh signifikan terhadap Economic Empowerment (ECEM) dan tidak berpengaruh signifikan terhadap Socio-Cultural Empowerment (SCEM) sedangkan pada Familial Empowerment (FLEM) jumlah pembiayaan tidak berpengaruh signifikan dan lama pembiayaan berpengaruh signifikan.

This research aims to see the role of Islamic microfinance institutions on women's empowerment. Women empowerment in this study includes three dimensions of empowerment, namely Economic Empowerment (ECEM), Socio-Cultural Empowerment (SCEM), and Familial Empowerment (FLEM). This research uses a case study method at two Islamic microfinance institutions in Depok and South Tangerang through a questionnaire survey of 100 respondents who are microfinance customers and members of the women's empowerment program which is then processed using multiple linear regression methods. The results showed that the amount of financing and the length of financing had a significant effect on Economic Empowerment (ECEM) and had no significant effect on Socio-Cultural Empowerment (SCEM) while on Familial Empowerment (FLEM) the amount of financing had no significant effect and the length of financing had a significant effect."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Chadijah Destiyanti Ramadhania
"Pemerintah Kota Jakarta beserta dengan pemerintah pusat telah melakukan berbagai cara untuk mengatasi permasalahan polusi udara yang kini menjadi momok bagi Kota Jakarta. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan penyediaan ruang hijau kota dan mengembalikan fungsi Hutan Kota GBK menjadi ruang terbuka hijau (RTH) publik yang bisa dinikmati oleh seluruh kalangan masyarakat. Akan tetapi, hingga saat ini belum ada penelitian yangmenunjukan bagaimana perspektif dan kepuasan masyarakat terhadap pemanfaatan Kota GBK ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui tingkat kepuasan masyarakat pada Hutan Kota GBK berdasarkan fungsi sosial-budaya. Indikator penilaian yang digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan masyarakat dalam penelitian ini didasarkan pada teori cultural ecosystem services yang dikembangkan oleh Gai et al. (2022). Data yang digunakan pada penelitian ini didapatkan dari teknik pengambilan data mixed methods melalui kuesioner yang disebarkan kepada 270 responden (kuantitatif) serta wawancara mendalam dengan 5 narasumber dan studi kepustakaan (kualitatif). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa mayoritas masyarakat berada bada tingkat kepuasan yang tinggi terhadap pemanfaatan fungsi sosial-budaya pada Hutan Kota GBK. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat mendukung keputusan pemerintah untuk mengalihfungsikan lahan tersebut. Masyarakat menilai bahwa Hutan Kota GBK tidak hanya berfungsi sebagai area rekreasi, tetapi juga sebagai tempat untuk mempererat hubungan sosial dan melestarikan budaya lokal banyak. Meskipun begitu, beberapa masyarakat masih mengeluhkan kurangnya fasilitas pendukung untuk kegiatan rekreasi serta adanya gangguan dari pihak eksternal yang membuat mereka merasa tidak nyaman saat beraktivitas di Hutan Kota GBK. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan pengelola Hutan Kota GBK untuk memperhatikan masukan dari masyarakat dan meningkatkan kualitas serta keamanan fasilitas yang ada. Upaya perbaikan ini tidak hanya akan meningkatkan tingkat kepuasan masyarakat, tetapi juga akan memastikan bahwa Hutan Kota GBK dapat berfungsi secara optimal sebagai RTH yang mendukung kesejahteraan sosial dan budaya masyarakat.

The Jakarta City Government along with the central government have implemented various measures to tackle the pressing issue of air pollution plaguing Jakarta. One of the efforts undertaken includes enhancing the provision of urban green spaces and restoring the function of GBK Urban Forest into a public green open space accessible to all segments of society. However, to date, there has been no research demonstrating the perspective and satisfaction of the community regarding the utilization of GBK Urban Forest. This study aims to assess the community satisfaction level with GBK Urban Forest based on its socio-cultural functions. The assessment indicators used in this research are rooted in the cultural ecosystem services theory developed by Gai et al. (2022). Data for this study were gathered through mixed methods data collection techniques, including a quantitative survey distributed to 270 respondents and in-depth interviews with 5 key informants, supplemented by literature reviews (qualitative). Based on the research findings, it can be concluded that the majority of the community is highly satisfied with the utilization of GBK Urban Forest for its socio-cultural functions. This indicates community support for the government's decision to repurpose this land. The community perceives GBK Urban Forest not only as a recreational area but also as a space to strengthen social ties and preserve local culture. Nevertheless, some community members still complain about the lack of recreational facilities and disturbances from external parties that make them uncomfortable when engaging in activities at GBK Urban Forest. Therefore, it is crucial for the government and the managers of GBK Urban Forest to heed community feedback and enhance the quality and security of existing facilities. These improvement efforts will not only enhance community satisfaction but also ensure that GBK Urban Forest functions optimally as a green open space supporting the social and cultural well-being of the community."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 >>