Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 229 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gabriel, Julie
Florida: Health Communicatin, Inc, 2008
646.72 GAB g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bakhru, H.K.
Abstrak :
Beauty and health go hand in hand. The finest cosmetics in the world cannot disguise the effects of poor nutrition, lack of sleep and exercise or too much stress. Beauty comes from within and it is reflected in clear skin, sparkling eyes, glossy hair and a fit, trim body. While it is not possible to change one’s features, a lot can be done to attain other basic elements of true beauty. In this book Dr. H. K. Bakhru has covered all aspects of beauty and prescribed methods for treating various problems connected therewith in a natural way. A Handbook of Natural Beauty is your guide to looking good, feeling good and staying fit the natural way, the healthy way. It will help you discover Why water do more for you than any skin cream A delicious way to prevent tooth decay How to prevent your hair from graying and a natural hair dye A humble herb which makes your facial more effective Exercises for a healthier, lovelier you And a lot more from the leading expert on nature care. Many have benefited greatly after reading this book and have succeeded in overcoming their beauty problems. You too, can be one of them
Mumbai: Jaico Publishing House, 2010
646.72 BAK h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Saadah
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S29183
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Ashari
Abstrak :
Penggunaan Austempered Ductile Iron atau ADI sebagai material alternatif semakin meningkat di dunia, baik dari sektor industri otomotive maupun bidang lainnya salah satunya di bidang pertahanan dan keamanan. Material ADI tidak tergolong dalam material ringan, light weight, tetapi dengan fleksibilitas design yang dimilikinya ADI dapat bersaing dengan logam lain yang lebih ringan diantaranya Aluminium dan paduannya. Penelitian ini merupakan bagian dari suatu rangkaian penelitian material untuk untuk menghasilkan thin wall austempered ductile iron (TWADI). Pada penelitian ini pertama-tama akan dilakukan proses pengecoran FCD450 dengan ketebalan 5, 4mm. Proses pengecoran yang digunakan yaitu pengecoran vertikal (soundness casting) dengan model P1T1 yang akan di bandingkan dengan model P5T1 dimana pada model P5T1 ini dilakukan proses permesinan (surface grinding) untuk menghilangkan lapisan kulit skin effect pada permukaan plat TWDI yang dihasilkan, sehingga sifat mekanis tidak terganggu serta meminimalisasi terjadinya kegagalan baik akibat konsentrasi tegangan dan distorsi yang ada dari benda cor. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kekuatan tarik meningkat seiring di hilangkannya lapisan kulit (skin effect) oleh proses permesinan dalam hal ini Surface Grinding Machine. Pada plat dengan ketebalan 4mm dengan UTS 328.1(N/mm2) menjadi 460(N/mm2) dan pada plat 5mm dengan UTS389.6(N/mm2) menjadi 420 (N/mm2). ......The use of Austempered Ductile Iron or ADI as an alternative material in the automotive industry and other industries such as national defence and military are increased recently. Although the ADI material does not fall into the category of light weight material, its design flexibility makes it competitive with other lighter metals like aluminum and its alloys. The purpose of this research is to study the effect of surface grinding on thin wall ductile iron (TWDI) which is prepared as TWADI base material, that was produced by casting FCD450 five (5) and four (4) mm in thickness using soundness casting. There were two types of models used in this soundness casting: P1T1 and P5T1. The difference between these two models lay on the machining process after casting in which P5T1 applied surface grinding to remove the skin effect on the TWDI surface. This step is beneficial to minimalize the possibility of failure resulted from either stress concentration or distorsion. The results showed that tensile strength increased when the skin effect was removed by machining process, in this case was by surface grinding machine. The tensile strength of plate 4 mm and 5 mm in diameter increased from UTS 328.1 N/mm2 to 460 N/mm2 and from UTS389.6 N/mm2 to 420 N/mm2, respectively.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51664
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aninda Undiah Hasanah
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang dan tujuan: Xerosis atau kulit kering merupakan masalah kesehatan yang sering dijumpai pada usia lanjut. Prevalensi xerosis pada usia lanjut berkisar antar 30 ? 58%. Salah satu faktor yang dijumpai pada kulit kering adalah penurunan ekspresi aquaporin-3 (AQP3). Bahan herbal pegagan atau Centella asiatica ekstrak etanol dalam nanopartikel kitosan (CAEENPK) secara in vitro diketahui dapat meningkatkan ekspresi AQP3 pada keratinosit yang berperan dalam hidrasi kulit. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas dan keamanan krim pelembap yang mengandung Centella asiatica ekstrak etanol dalam nanopartikel kitosan 1%, Centella asiatica ekstrak etanol (CAEE) 1%, dan krim pelembap dasar pada populasi geriatri dengan kulit kering. Metode: Penelitian uji klinis acak tersamar buta ganda dilakukan pada 43 orang penghuni panti werdha di Jakarta. Evaluasi skin capacitance (SCap), specified symptom sum score (SRRC), derajat gatal, dan efek samping dilakukan pada awal terapi, minggu kedua, dan keempat. Setelah prakondisi selama satu minggu, setiap subjek penelitian mendapatkan tiga pelembap yang berbeda secara acak pada tiga lokasi di tungkai bawah.Hasil: Tidak didapatkan peningkatan nilai SCap yang berbeda bermakna antara ketiga kelompok pengobatan. Penurunan nilai SRRC setelah empat minggu tidak berbeda bermakna antara ketiga kelompok perlakuan. Derajat gatal pada minggu kedua menurun pada ketiga kelompok, hingga menjadi tidak gatal pada seluruh SP (100%) setelah minggu keempat. Tidak ditemukan efek samping subjektif dan objektif pada ketiga kelompok perlakuan. Kesimpulan: Efektivitas krim pelembap yang mengandung CAEENPK 1% tidak lebih tinggi dibandingkan dengan krim pelembap yang mengandung CAEE 1% atau krim pelembap dasar, serta memiliki keamanan yang sama dalam mengatasi kekeringan kulit pada populasi geriatri. Kata kunci: Centella asiatica, nanopartikel, aquaporin-3, hidrasi kulit, geriatri
ABSTRACT
Background and objectives: Xerosis or dry skin is a common health issue found in the elderly. The prevalence rate of xerosis in the elderly ranges between 30 - 58%. One of the factors found on dry skin is decreased expression of aquaporin-3 (AQP3). The herbal plant Centella asiatica ethanol extract in chitosan nanoparticle (CAEENPK) has been found to increase the expression of AQP3 on keratinocytes in vitro which plays a role in skin hydration. This study aims to compare the effectiveness and safety of moisturizing cream containing 1% Centella asiatica ehanol extract in chitosan nanoparticle, 1% Centella asiatica ethanol extract (CAEE), and moisturizing cream base in geriatric population with dry skin. Methods: A double-blind randomized controlled trial was conducted on 43 residents of a nursing home in Jakarta. The evaluation of skin capacitance (SCap), specified symptom sum score (SRRC), pruritic degree, and side effects were measured at baseline, week-2, and week-4 after therapy. After a week of preconditioning, each test subject received three different randomized moisturizing creams to be applied on three separate locations on the lower limbs.Results: There was no significant increase in SCap value among the three treatment groups. The decrease in SRRC value after four weeks did not differ among the three treatment groups. The pruritic degree decreased at the second week of treatment in all three groups and completely diminished after the fourth week among all the test subjects (100%). No objective and subjective side effects were found among the three treatment groups. Conclusion: The efectiveness of moisturizing cream containing 1% CAEENPK is not higher when compared to moisturizing cream containing 1% CAEE or moisturizing cream base. It is also as safe in treating dry skin of geriatric population;;ABSTRAK
Latar belakang dan tujuan: Xerosis atau kulit kering merupakan masalah kesehatan yang sering dijumpai pada usia lanjut. Prevalensi xerosis pada usia lanjut berkisar antar 30 ? 58%. Salah satu faktor yang dijumpai pada kulit kering adalah penurunan ekspresi aquaporin-3 (AQP3). Bahan herbal pegagan atau Centella asiatica ekstrak etanol dalam nanopartikel kitosan (CAEENPK) secara in vitro diketahui dapat meningkatkan ekspresi AQP3 pada keratinosit yang berperan dalam hidrasi kulit. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas dan keamanan krim pelembap yang mengandung Centella asiatica ekstrak etanol dalam nanopartikel kitosan 1%, Centella asiatica ekstrak etanol (CAEE) 1%, dan krim pelembap dasar pada populasi geriatri dengan kulit kering. Metode: Penelitian uji klinis acak tersamar buta ganda dilakukan pada 43 orang penghuni panti werdha di Jakarta. Evaluasi skin capacitance (SCap), specified symptom sum score (SRRC), derajat gatal, dan efek samping dilakukan pada awal terapi, minggu kedua, dan keempat. Setelah prakondisi selama satu minggu, setiap subjek penelitian mendapatkan tiga pelembap yang berbeda secara acak pada tiga lokasi di tungkai bawah.Hasil: Tidak didapatkan peningkatan nilai SCap yang berbeda bermakna antara ketiga kelompok pengobatan. Penurunan nilai SRRC setelah empat minggu tidak berbeda bermakna antara ketiga kelompok perlakuan. Derajat gatal pada minggu kedua menurun pada ketiga kelompok, hingga menjadi tidak gatal pada seluruh SP (100%) setelah minggu keempat. Tidak ditemukan efek samping subjektif dan objektif pada ketiga kelompok perlakuan. Kesimpulan: Efektivitas krim pelembap yang mengandung CAEENPK 1% tidak lebih tinggi dibandingkan dengan krim pelembap yang mengandung CAEE 1% atau krim pelembap dasar, serta memiliki keamanan yang sama dalam mengatasi kekeringan kulit pada populasi geriatri. Kata kunci: Centella asiatica, nanopartikel, aquaporin-3, hidrasi kulit, geriatri
ABSTRACT
Background and objectives: Xerosis or dry skin is a common health issue found in the elderly. The prevalence rate of xerosis in the elderly ranges between 30 - 58%. One of the factors found on dry skin is decreased expression of aquaporin-3 (AQP3). The herbal plant Centella asiatica ethanol extract in chitosan nanoparticle (CAEENPK) has been found to increase the expression of AQP3 on keratinocytes in vitro which plays a role in skin hydration. This study aims to compare the effectiveness and safety of moisturizing cream containing 1% Centella asiatica ehanol extract in chitosan nanoparticle, 1% Centella asiatica ethanol extract (CAEE), and moisturizing cream base in geriatric population with dry skin. Methods: A double-blind randomized controlled trial was conducted on 43 residents of a nursing home in Jakarta. The evaluation of skin capacitance (SCap), specified symptom sum score (SRRC), pruritic degree, and side effects were measured at baseline, week-2, and week-4 after therapy. After a week of preconditioning, each test subject received three different randomized moisturizing creams to be applied on three separate locations on the lower limbs.Results: There was no significant increase in SCap value among the three treatment groups. The decrease in SRRC value after four weeks did not differ among the three treatment groups. The pruritic degree decreased at the second week of treatment in all three groups and completely diminished after the fourth week among all the test subjects (100%). No objective and subjective side effects were found among the three treatment groups. Conclusion: The efectiveness of moisturizing cream containing 1% CAEENPK is not higher when compared to moisturizing cream containing 1% CAEE or moisturizing cream base. It is also as safe in treating dry skin of geriatric population. Keywords: Centella asiatica, nanoparticle, aquaporin-3, skin hydration,geriatrics
2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nyawung Tyas Sesetyo Febriyanti
Abstrak :
Masyarakat perkotaan terutama wanita pekerja yang sedang hamil rentan terhadap paparan bahan kimia dan polusi yang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada janinnya, salah satunya adalah penyakit Hirschsprung yang ditandai dengan feses yang menyemprot, berbau busuk, frekuensi Buang Air Besar BAB yang sering dan cair. Frekuensi BAB sering dan cair dapat menyebabkan kerusakan integritas kulit sekitar perianal. Keterlibatan perawat sangat diperlukan dalam melindungi daerah perianal dengan menggunakan barrier atau pelembab yaitu Virgin Coconut Oil atau VCO. Penggunaan VCO ini dilakukan pada anak M selama 5 hari. Terdapat hasil yang signifikan dengan menggunakan DDSIS dari skor 4 menjadi 0 terhadap berkurangnya derajat kerusakan integritas kulit setelah dilakukan pemberian VCO. Hasil penerapan penggunaan VCO ini dapat digunakan sebagai masukan bagi institusi kesehatan. ......Urban communities especially pregnant working women are vulnerable to the chemicals and pollutants exposures that can cause congenital abnormalities, one of them is Hirschsprung 39 s disease which are characterized by liquid stool, stool hose and foul odors. The high intensity of liquid stool can damage the perianal skin integrity. The involvement of nurses is indispensable to protecting the perianal area by using VCO oil. This is performed in M children treated in 5 days. There is a significant result by using DDSIS in score 4 to 0 in reducing the damage skin integrity after VCO ussage. The result of VCO application can be used as an input for the healthcare institutions.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ernawati
Abstrak :
Masalah kerusakan integritas kulit seperti cedera kulit, luka tekan, dan ruam popokbisa dialami oleh bayi baru lahir. Kerusakan kulit ini bisa menyebabkan infeksisistemik, berdampak psikososial, peningkatan morbiditas, dan peningkatan biayaperawatan. Asuhan keperawatan yang tepat sangat dibutuhkan dalam mengatasimasalah kerusakan integritas kulit pada bayi baru lahir. Karya ilmiah akhir inibertujuan untuk memberikan gambaran penerapan model konservasi Levine dalam memberikan asuhan keperawatan pada bayi baru lahir yang mengalami kerusakan integritas kulit. Trophicognosis kerusakan integritas kulit merupakan masalah pada lima kasus yang dibahas dalam karya ilmiah ini. Konservasi struktural dilakukan dengan mempertahankan keutuhan struktur kulit atau integritas kulit. Evaluasi pada kelima kasus trophicognosis menunjukkan masalah kerusakan integritas kulit dapatteratasi, tetapi pada satu kasus mengalami perbaikan yang lambat karena bayi menderita sepsis. Rekomendasi dari karya ilmiah ini adalah model konservasi Levinedapat diterapkan dalam memberikan asuhan keperawatan pada bayi yang mengalami kerusakan integritas kulit. ......Impared to skin integrity problems such as skin injury, pressure sores, and diaper rashcan be experienced by the newborn. This skin damage can cause systemic infections,psychosocial impact, increased morbidity, and increased maintenance costs. Propernursing care is needed in addressing the problem of damage to skin integrity innewborns. End scientific work aims to illustrate the application of conservation modelLevine in providing nursing care in newborns who suffered damage to skin integrity.Trophicognosis damage to skin integrity is an issue in the five cases discussed in thispaper. Structural conservation by maintaining the structural integrity of the skin or skinintegrity. Evaluation of the five cases trophicognosis indicate damage to skin integrityissues can be resolved, but in one case suffered a slow improvement for infantssuffering from sepsis. Recommendations from this paper is a model of conservationLevine can be applied in providing nursing care to infants who suffered impared toskin integrity.Keywords Levine Conservation, Newborn, Pressure Ulcer, and Skin integrity.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Lutfiah Nurussabti
Abstrak :
Salah satu masalah kesehatan yang sering dikeluhkan oleh lansia adalah masalah kulit. Kulit merupakan bagian terluar dalam tubuh manusia. Proses penuaan pada lansia mempengaruhi perubahan fungsional pada kulit lansia. Salah satu intervensi keperawatan untuk mengatasi masalah kerusakan integritas kulit pada lansia kelolaan adalah Perawatan kaki foot care. Perawatan kaki dengan pencucian kaki dengan sabun pH normal, kemudian direndam dengan emollient cair gliserin, dan mengoleskan dengan emollient topikal valseline pertoleum jelly. Program Perawatan kaki dilakukan enam kali dalam seminggu selama enam minggu. Tujuan dari penulisan ini yaitu memaparkan hasil asuhan keperawatan pada lansia kelolaan di PSTW Budi Mulia 1 Cipayung, dengan instrumen evaluasi berupa ItchyQuant. ItchyQuanmerupakan kuesioner dengan skala Numeric Rating Scaleyang berisi 11 item yang dilakukan untuk menilai dan mengartikan gejala subjektif keparahan pruritus. Serta mengevaluasi xerosis dengan gambar yang diambil setiap minggunya, dilihat apakah terjadi perubahan pada kulit atau tidak. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa klien mengalami penurunan skor 0 tidak gatal di minggu ke-6 intervensi, serta xerosis kulit kering pada klien tidak tampak. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan status kesehatan kulit lansia. Program Perawatan Kaki dilakukan selama 6 minggu 30 hari dengan durasi 45-60 menit tiap harinya untuk meningkatkan status kesehatan kulit klien. ......One of the health problems that are often complained by the elderly is skin problems. The aging process in the elderly affects the functional changes in elderly skin. One of the nursing interventions to overcome the problem of skin integrity damage in elderly is foot care. Foot care with foot wash with normal pH soap, then soaked with liquid emollient glycerin, and topical emollient valseline petrtoleum jelly. Foot Care Program is performed six times a week for five weeks. The purpose of this paper is describing the results of nursing care in the elderly managed in PSTW Budi Mulia 1 Cipayung, with the instrument of evaluation of ItchyQuant. ItchyQuan is a questionnaire with a Numeric Rating Scale scale that contains 11 items done to assess and interpret the subjective symptoms of pruritic severity. As well as evaluating xerosis with pictures taken every week, see if there is any change in the skin or not. The results showed that the client experienced a decrease in score of 0 not itching in the 6th week of intervention, and xerosis dry skin on the client was not appear. This indicates an increase in skin health status of the elderly. Foot Care Program is performed for 6 weeks 30 days with 45-60 minutes duration each day to improve client 39;s skin health status.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Vita Siphra
Abstrak :
Latar belakang: Diabetes melitus (DM) dapat menimbulkan komplikasi kulit kering yang berkorelasi dengan pembentukan ulkus pada pasien DM. Pemakaian pelembap sebagai bagian dari perawatan kaki dapat mencegah pembentukan ulkus. Tujuan: Mengetahui efektivitas dan keamanan pelembap yang mengandung krim urea 10% dan vaselin album untuk mengatasi kulit kering pada pasien DM tipe 2. Metode: Uji klinis acak tersamar ganda dilakukan pada 68 pasien DM tipe 2 dengan kulit kering pada bulan Juli-Oktober 2018. Setiap subjek penelitian mendapat terapi krim urea 10% atau vaselin album untuk masing-masing tungkai. Perbaikan kulit kering dilihat dari skor klinis specified symptom sum score (SRRC), hidrasi kulit (korneometer) dan fungsi sawar kulit (tewameter) pada minggu kedua dan keempat. Hasil: Tidak terdapat perbedaan efektivitas yang bermakna antara kelompok krim urea 10% dan vaselin album. Kedua pelembap ini tidak menimbulkan efek samping. Kesimpulan: Kedua jenis pelembap ini sama efektif dan dapat dipertimbangkan untuk terapi kulit kering pada pasien DM tipe 2. ......Background: Diabetes mellitus (DM) could cause xerotic skin which correlates with ulcer formation in DM patients. Daily use of moisturizer as part of foot care were expected to prevent it. Objective: To asses the effectiveness and safety of moisturizers containing 10% urea cream and white petrolatum in overcoming dry skin in type 2 DM patients. Methods: A double blind randomized clinical trial was conducted on 68 diabetes patients with xerotic skin in July-October 2018. Each study subject received 10% urea cream or white petrolatum for each leg. Repair of xerotic skin assessed from the specified symptom sum score (SRRC), skin hydration (corneometer) and skin barrier function (tewameter) in the second and fourth weeks. Results: There was no significant difference in effectiveness between the two groups. Both moisturizers were well tolerated.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Melinda Sari
Abstrak :

Latar Belakang : Terdapat perdebatan jangka panjang di antara dokter bedah plastik mengenai bahan benang yang ideal untuk penjahitan luka. Banyak dokter bedah berpendapat bahwa material monofilamen lebih baik dibandingkan dengan monofilamen karena lebih mudah dalam melakukan simpul, tidak mudah terbuka, dan menimbulkan reaksi radang yang minimal. Pendapat lain tidak keberatan dengan benang multifilamen dan menganggap hasil yang diberikan tidak lebih buruk dibandingkan dengan monofilamen Pasien dan Metode : Defek sekunder donor tandur kulit full-thickness di area inferior abdomen dijahit menggunakan Vicryl 4.0 untuk lapisan dalam, dan pada lapisan luar dibagi menjadi grup Vicryl 4.0 dan grup Nylon 4.0. Seluruh pasien dilakukan follow-up hingga enam bulan setelah tindakan operasi dan diukur nilai VAS masing-masing pasien terhadap bekas luka jahitan. Hasil : Terdapat total 20 pasien disertakan dalam penelitian ini. Setelah 6 bulan pasca operasi, skor VAS pada grup pasien multifilamen memiliki nilai rerata 6.8, sedangkan pada grup monofilamen nilai rerata 7. Komplikasi berupa infeksi, dehisens, dan peradangan ditemukan pada satu pasien dari setiap grup. Kesimpulan : Tidak didapatkan perbedaan signifikan antara bekas luka yang dihasilkan dan komplikasi yang terjadi pada luka yang dijahit menggunakan benang multifilamen dengan monofilamen.


Background : There is long-standing disagreement among plastic surgeons as to the ideal suture material for closing skin wounds. Many surgeons believe hat monofilament suture material is preferable, as it is easier to tie, is unlikely to break prematurely, and elicits a minimal inflammatory response. Others feel that these issues are of minor importance and prefer absorbable multifilament sutures because they do not have to be removed, thus saving the surgeon time and decreasing patient anxiety and discomfort. Patients and Methods: Full thickness skin graft were taken from inferior abdominal. All deep tissues were closed with 4.0 Vicryl, while on the subcuticular level one group was sutured using 4.0 Vicryl and the other with 4.0 Nylon. All patients were followed for up to 6 months after surgery and VAS score of the scar were recorded from each patient. Result : Twenty patients were included in this study and divided into two groups. After 6 months evaluation, the mean VAS score for the aesthetic perception of the scar from the multifilament suture group was 6.8 and from the monofilament group was 7. Infection, dehiscence, and inflammation were found on one patient from the multifilament group and hypertrophic scar on one patient from each group. Conclusion : There are no significant difference on scar formation and complication between FTSG donor defects that were sutured using multifilament and monofilament suture.

Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   4 5 6 7 8 9 10 11 12 13   >>