Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Afry adi Chandra
"ABSTRACT
Penelitian kualitatif dengan pendekatan semiotika (Ferdinand D.Saussure) ini bertujuan untuk meninjau aspek moral yang terdapat dalam lirik lagu campursari karya musisi Jawa timur. Temuan penelitian menunjukkan bahwa dengan semakin berkembangnya teknologi pun cara berpikir masyarakat, saat ini banyak bermunculan lagu campursari karya beberapa seniman lokal Jaa Timur yang krisis akan moral. Karya tersebut lebih mengangkat sisi seksualitas, sikap melawan tataran norma dalam masyarakat (perselingkuhan), poligami, pengangguran, membuka aib seseorang, maupun merendahkan martabat orang lain."
Surakarta: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret, 2017
805 HSB 1:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Alfhatin Pratama
"Penelitian ini merupakan studi penggunaan tanda dalam novel grafis Maus karya Art Spiegelman, yang bertujuan untuk mendeskripsikan penggambaran panoptisme milik Michel Foucault sebagai konsep pengawasan, pendisiplinan, dan pengoreksian masyarakat, secara sadar atau tidak, oleh Rezim Nazi Jerman terhadap tokoh-tokoh Yahudi Polandia yang berada di luar kamp konsentrasi, di dalam kamp konsentrasi, dan saat tokoh utama berada dalam pelarian. Data dianalisis menggunakan teori semiotika Ferdinand de Saussure. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa di bawah Rezim Nazi Jerman kekuasaan panoptisme yang mengawasi, mendisiplinkan, dan mengoreksi orang-orang Yahudi dapat dibuktikan secara total berlangsung di dalam Kamp Konsentrasi dibandingkan dengan di luar Kamp Konsentrasi dan ketika tokoh utama berada dalam pelarian.

This undergraduate thesis is a study of the use of signs in graphic novel Maus by Art Spiegelman. The purpose of this study is to describe Michel Foucault 39 s panopticism as a concept of surveillance, control, and correction, by the German Nazi Regime to Polish Jewish figures outside the concentration camp, inside the concentration camp, and when the main character was on the escape. The data was analyzed using Ferdinand de Saussure 39 s semiotics theory. The research method that being used is descriptive qualitative method. The results show that under the German Nazi regime the power of panopticism that supervises, controls, and corrects the Jews can be fully demonstrated within the Concentration Camp rather than outside the Concentration Camp and when the main character was on the escape. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Shinta Larasati
"ABSTRAK
Budaya Indo merupakan hasil percampuran antara budaya Eropa (Belanda) dan Timur (Indonesia). Pada jejaring instagram, terdapat sebuah akun untuk orang-orang Indo (indos be like), yang berisi hal-hal yang berhubungan dengan Indo dalam bentuk meme. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap ciri budaya Indo yang dimunculkan dalam meme tersebut dan melihat unsur bahasa yang digunakan pada meme. Teori yang dipakai ialah denotasi konotasi Roland Barthes. Penelitian menggunakan metode kualitatif, dengan hasil pembahasan berupa deskripsi dari temuan analisis. Ditemukan bahwa ciri orang Indo sebagian besar lebih condong mengikuti budaya orang Indonesia. Pada analisis unsur bahasa meme, ditemukan adanya peminjaman istilah-istilah bahasa Indonesia serta pengejaan kosakata bahasa Belanda yang mengikuti pelafalan orang Indonesia. Kesimpulannya, meme indos be like mencirikan budaya Indo dengan cara memunculkan stereotip-stereotip orang Indo di dalamnya. Penggunaan bahasa pada meme menunjukkan identitas kaum Indo yang merupakan hasil dari percampuran budaya Belanda dan Indonesia.

ABSTRACT
Indo culture is the result of a mixture of European (Dutch) and Eastern (Indonesian) cultures. On instagram, there is an account for Indo people (indos be like), which contains things related to Indo in the form of memes. This study aims to uncover the characteristics of the Indo culture that was raised in the meme and see the elements of language used in memes. Roland Barthes semiotic theory, which includes the denotation and connotation of a sign was used to analyze the memes. This study used a qualitative method, with the results in the form of a description of the findings from the analysis. It was found that the characteristics of Indo people were mostly more inclined to follow the culture of the Indonesian people. In the analysis of the language elements, it was found that there are some terms borrowed from Indonesian language and there are some vocabulary spellings in Dutch that follow Indonesian pronunciation. In conclusion, indos be like memes characterizes Indos culture by giving Indos stereotypes in it. The use of language in memes shows the Indos culture identity which is the result of a mixture of Dutch and Indonesian cultures."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Shinta Larasati
"ABSTRAK
Budaya Indo merupakan hasil percampuran antara budaya Eropa (Belanda) dan Timur (Indonesia). Pada jejaring instagram, terdapat sebuah akun untuk orang-orang Indo (indos be like), yang berisi hal-hal yang berhubungan dengan Indo dalam bentuk meme. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap ciri budaya Indo yang dimunculkan dalam meme tersebut dan melihat unsur bahasa yang digunakan pada meme. Teori yang dipakai ialah denotasi konotasi Roland Barthes. Penelitian menggunakan metode kualitatif, dengan hasil pembahasan berupa deskripsi dari temuan analisis. Ditemukan bahwa ciri orang Indo sebagian besar lebih condong mengikuti budaya orang Indonesia. Pada analisis unsur bahasa meme, ditemukan adanya peminjaman istilah-istilah bahasa Indonesia serta pengejaan kosakata bahasa Belanda yang mengikuti pelafalan orang Indonesia. Kesimpulannya, meme indos be like mencirikan budaya Indo dengan cara memunculkan stereotip-stereotip orang Indo di dalamnya. Penggunaan bahasa pada meme menunjukkan identitas kaum Indo yang merupakan hasil dari percampuran budaya Belanda dan Indonesia.

ABSTRACT
Indo culture is the result of a mixture of European (Dutch) and Eastern (Indonesian) cultures. On instagram, there is an account for Indo people (indos be like), which contains things related to Indo in the form of memes. This study aims to uncover the characteristics of the Indo culture that was raised in the meme and see the elements of language used in memes. Roland Barthes semiotic theory, which includes the denotation and connotation of a sign was used to analyze the memes. This study used a qualitative method, with the results in the form of a description of the findings from the analysis. It was found that the characteristics of Indo people were mostly more inclined to follow the culture of the Indonesian people. In the analysis of the language elements, it was found that there are some terms borrowed from Indonesian language and there are some vocabulary spellings in Dutch that follow Indonesian pronunciation. In conclusion, indos be like memes characterizes Indos culture by giving Indos stereotypes in it. The use of language in memes shows the Indos culture identity which is the result of a mixture of Dutch and Indonesian cultures.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anishya Rizka
"Ketidakadilan gender yang terjadi pada wanita di Korea Selatan tak terlepas dari budaya patriarki dan hal itu membuat munculnya film, novel, maupun web drama yang mengangkat isu tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana bentuk representasi ketidakadilan gender terhadap wanita di dalam web drama Jom Yeminhaedo Gwaenchana 2. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan analisis semiotika Roland Barthes. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa representasi ketidakadilan gender terhadap wanita dalam web drama  Jom Yeminhaedo Gwaenchana 2 lebih dominan terlihat pada tanda verbal berupa kalimat yang menyatakan kekerasan, marginalisasi, subordinasi, beban kerja dan stereotip dalam dialog tokoh. Sementara itu, tanda non-verbal yang menyatakan ketidakadilan  gender terhadap wanita dapat dilihat dari ekspresi wajah tokoh, tindakan tokoh, teks tertulis, gestur, gambar dalam adegan dan latar tempat pada adegan.

The cause of gender inequality against women in South Korea cannot be separated from the patriarchal culture and it has raised films, novels, and web-dramas which concern about that. This research aims to explain how the form of representation of gender inequality against women as seen in the web-drama titled Jom Yeminhaedo Gwaenchana 2 is. This research uses a descriptive analysis method and Roland Barthes`s semiotics analysis. The result of this research shows that the representation of gender inequality against women in the web-drama is dominantly seen in verbal signs or sentences in dialogue which contain violence, marginalization, subordination, workload, and stereotypes. On the other side, the non-verbal signs which reflect gender inequality against women can be seen through facial expression, behavior, written texts, gesture, pictures, and setting of the scenes."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Maha, Ganesha Danida Indra
"Maraknya penggunaan sosial media Instagram memunculkan adanya kepentingan individu atau kelompok untuk terlihat oleh orang banyak. Begitu juga dengan kelompok orang Maluku di Belanda yang menggambarkan identitasnya lewat meme di Instagram @molukkersbelike. Penelitian ini akan memperlihatkan bagaimana budaya orang Maluku di Belanda yang diwakilkan dalam sebelas meme Instagram @molukkersbelike. Penelitian ini akan menggunakan pendekatan semiotika Peirce yaitu model segitiga makna: objek, representamen, dan interpretan. Hasil penelitian menunjukkan adanya pergeseran nilai dan praktik dalam karakter dan kehidupan orang Maluku di Belanda. Namun masih ada nilai-nilai orang Maluku yang dipertahankan

The rise of social media Instagram usage has brought up individual or groups intereset to be seen by people. Also Moluccan group in the Netherlands who communicate their identity through meme on Instagram @molukkersbelike. This research will reveal Moluccan culture in the Netherlands which are represented by eleven memes on Instagram @molukkersbelike. This research use Peirces Semiotics theory, namely the Triadic model of Peirce: object, representamen, and interpretant. The result of this research indicate that there is alteration in values and practices in the characteristic and custom of Moluccan in the Netherlands but there are values of Moluccans which still be maintained."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Felicia
"Kehadiran meme di media sosial tidak hanya untuk melucu atau menghibur, tetapi juga sebagai bentuk sindiran dan kritik. Tema yang diangkat dalam meme berasal dari situasi sosial budaya dalam masyarakat, salah satunya di bidang pendidikan. Pendidikan di Belanda mencakup pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Salah satu pendidikan menengah di Belanda adalah VMBO (voorbereidend middelbaar beroepsonderwijs) atau sekolah menengah kejuruan. Data dari penelitian ini berupa kumpulan meme tentang VMBO. Penelitian ini bertujuan menjabarkan citra siswa VMBO yang ditunjukkan oleh kumpulan meme tersebut. Teori yang digunakan dalam penelitian adalah teori semiotika denotasi konotasi oleh Roland Barthes. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, dengan pembahasan berupa deskripsi dan temuan citra dari kumpulan meme. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kumpulan meme VMBO menunjukkan citra negatif siswa VMBO ditinjau dari kosakata, cara mereka berbahasa dan kebiasaan mereka. Temuan lain dari penelitian ini adalah bahwa kata kanker tidak hanya sebatas kata benda, tetapi juga sebagai makian, interjeksi, dan bahasa pergaulan.

The purpose of memes in social media is not only for entertaining, but also as a critic or satire. Various topics can be found in memes, it could be the social and cultural situation in society, such as education. Education system in Netherland includes primary, secondary and higher education. One of secondary education in Netherland is VMBO (voorbereidend middelbaar beroepsonderwijs) or preparatory vocational school. This study used memes about VMBO which can be found in hashtag #vmbomemes on Instagram. The purpose of this study is to describe the image of VMBO students shown by memes about VMBO itself. In this study, Roland Barthes` semiotics theory is used to analyze the memes. Based on the purpose of this study, qualitative method is used to analyze the memes. The discussion consists of description and findings from the memes. At the end, it can be concluded that VMBO memes showed negative image of VMBO students which can be seen from their word choices, speaking manner and daily habits. The word kanker is not only limited as noun, but also as swear word, interjection and slang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Alnoza
"Prasasti stambha dibuat berdasarkan konsep tertentu. Konsep dibalik pembuatan prasasti tersebut disebut sebagai makna. Arkeolog perlu untuk melakukan interpretasi lebih lanjut membuka tabir dibalik makna dari bentuk prasasti. Pemaknaan tersebut dilakukan melaui studi semiotika terhadap isi dan bentuk prasasti. Tulisan ini memunculkan permasalahan mengenai makna prasasti stambha yang berasal dari abad ke-9-10 M. Kajian ini bertujuan untuk merekonstruksi konsep dibalik pembuatan prasasti stambha pada masa Jawa Kuno. Metode yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari proses pengumpulan data, analisis data dan interpretasi. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa prasasti stambha memiliki makna yang bertingkat karena dipengaruhi oleh Konsep

The Stone stele is made in a certain form based on a certain concept. The concept behind the making of the inscription is called meaning. Archaeologists need to interpret this in uncovering the meaning behind the inscription form, through the study of semiotics in the overall form and contents of the inscription. This paper was made by raising the question of the meaning of the stambha inscriptions from the 9th-10th century AD. The study will be aimed at reconstructing the concept behind the making of the stambha inscriptions in ancient Java. The method used in this study consists of data collection, data analysis and interpretation. Based on this series of studies, it can be seen that the stambha inscription has a hierarchical sacred meaning.

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nikita Euginia
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kritik salaryman masculinity dalam film anime Kaze Tachinu karya Miyazaki Hayao. Data primer diperoleh dari film Kaze Tachinu menggunakan teknik dokumentasi. Adegan yang dianggap mengandung representasi salaryman masculinity dicatat dan dipilih sebagai sumber data primer. Sumber data sekunder diperoleh melalui metode studi pustaka menggunakan artikel jurnal, buku, dan karya ilmiah lainnya. Teori yang digunakan merupakan teori maskulinitas menurut R. W. Connell dan salaryman masculinity menurut Romit Dasgupta. Penelitian ini menemukan bahwa pada film anime Kaze Tachinu, salaryman masculinity direpresentasikan oleh mayoritas tokoh dalam film, seperti Honjo, Kurokawa, dan tokoh pendukung lainnya. Hal ini disampaikan melalui dialog, penampilan tokoh, dan aspek lainnya, yang menunjukkan keselarasan dengan ideologi salaryman masculinity. Horikoshi Jiro, sang tokoh utama, menunjukkan ambiguitas dalam maskulinitasnya. Walaupun secara sekilas Jiro tampak memenuhi tuntutan salaryman masculinity, terdapat konflik batin dalam dirinya yang membedakan dia dari sosok salaryman pada umumnya. Berlainan dengan salaryman, kesetiaan Jiro terhadap pekerjaannya berakar dari ambisinya secara murni. Selain itu, Jiro juga memiliki empati tinggi dan menghadapi dilema dalam memilih antara pekerjaannya atau kekasihnya, Nahoko.

This study aims to explain the critique of salaryman masculinity found in the movie Kaze Tachinu directed by Miyazaki Hayao. Primary data is obtained from the movie Kaze Tachinu using the documentation technique. Scenes considered to contain representations of salaryman masculinity are noted and filtered through. Secondary data is obtained through a literature study that comprises of journal articles, books, and other scholarly materials. Theories used in this study include the concept of masculinity by R.W. Connell and salaryman masculinity as described by Romit Dasgupta. This study has found that in the movie Kaze Tachinu, salaryman masculinity is represented by a majority of characters, such as Honjo, Kurokawa, and supported by other various side characters. This is shown via dialog, the physical appearance of characters, and other numerous aspects that find resonance in the salaryman masculinity ideology. Horikoshi Jiro, the protagonist, displays ambiguity in his masculinity. Although superficially he appears to fulfill the ideals of salaryman masculinity, an emotional conflict occurs within him that differentiates him from salarymen at large. Unlike other salarymen, his faith to work finds root in his pure ambition. Aside from that, he is highly empathetic and faces a dilemma when he is forced to choose between his job and his lover, Nahoko.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Reisha Anindyapradha Rusli
"Penelitian ini menganalisis representasi maskulinitas pada tokoh utama pria yang digambarkan dalam film Вокзал Для Двоих (Stasiun Untuk Berdua) karya Eldar Ryazanov yang dirilis pada tahun 1983. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menginterpretasikan potret ciri maskulinitas yang ditampilkan pada tokoh Platon Sergeyevich Ryabinin sebagai tokoh utama pria dalam film ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analitis. Teori yang digunakan untuk menganalisis representasi pada adegan dan dialog film adalah teori representasi Stuart Hall yang didukung oleh teori semiotika Roland Barthes. Hasil penelitian ini adalah tokoh Platon Sergeyevich Ryabinin dalam film Вокзал Для Двоих (Stasiun Untuk Berdua) (1983) mampu menunjukkan ciri-ciri maskulinitas berdasarkan tujuh ciri-ciri maskulinitas yang diungkapkan oleh Janet Saltzman Chafetz, yaitu penampilan fisik, fungsional, seksual, emosi, intelektual, interpersonal, dan karakter personal lain dari tokoh tersebut.

This study analyzes the representation of masculinity in the male main character depicted in Eldar Ryazanov's film Вокзал Для Двоих (Railway Station for Two), which was released in 1983. This study aims to describe and interpret the portrait of masculine characteristics shown in Platon Sergeyevich Ryabinin as the leading male character in this film. The method used in this research is a qualitative approach in the form of the descriptive analytical method. The theory used to examine representations in film scenes and dialogues is Stuart Hall's representation theory and supported by Roland Barthes' semiotic theory. This research shows that through both parts of the film Вокзал Для Двоих (Railway Station for Two) (1983), Platon Sergeyevich Ryabinin as the male lead character exhibits masculine characteristics based on seven characteristics expressed by Janet Saltzman Chafetz, namely physical appearance, functional, sexual, emotional, intellectual, interpersonal, and other personal characteristics of the character."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>