Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yahya Ayyash Saifullah
"Tesis ini membahas tentang representasi literasi ekonomi dan keuangan Syariah yang terbentuk dari produksi isi konten Instagram yang dilakukan oleh Lembaga Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS). Penelitian ini melihat KNEKS sebagai bagian dari pemerintah merepresentasikan program literasi ekonomi dan keuangan Syariah yang menyeluruh. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan analisis semiosis Peirce yang menunjukan adanya tanda audio dan visual yang nampak dalam konten Instagram KNEKS yang merepresentasikan literasi ekonomi dan keuangan Syariah seperti penggunaan jenis konten, kombinasi warna, penggunaan karakter dan latar belakang serta isi konten yang mencakup dasar-dasar informasi tentang praktik produk ekonomi dan keuangan Syariah. Penelitian ini memiliki implikasi teoritis dan sosial yang membedah teks isi konten dalam 3 sampai 4 level, kemudian dianalisis proses semiosisnya masing-masing dalam beberapa tahap dan dielaborasi ke dalam sebuah pemaknaan tanda yang menguatkan satu sama lain dan juga merangsang setiap orang untuk sadar dan juga mencoba kritis terhadap konten literasi ekonomi dan keuangan Syariah sebagai bagian dari program pemerintah. Penelitian ini menunjukan KNEKS sebagai bagian dari pemerintah merepresentasikan program literasi ekonomi dan keuangan Syariah yang ditunjukan dengan adanya tanda audio dan visual serta isi konten yang merepresentasikan program literasi ekonomi dan keuangan Syariah secara luas.

This thesis discusses the representation of Islamic economic and financial literacy which is formed from the production of Instagram content carried out by the National Islamic Economy and Finance Committee (KNEKS). This research looks at KNEKS as part of the government represents a comprehensive Islamic economic and financial literacy program. This research is a qualitative research using Peirce's semiosis analysis which shows that there are audio and visual signs that appear in KNEKS Instagram content that represents Islamic economic and financial literacy such as the use of content types, color combinations, use of characters and backgrounds as well as content that includes the basics of basic information about the practice of Islamic economic and financial products. This study has theoretical and social implications which dissect text content in 3 to 4 levels, then analyze the semiotic process of each in several stages and elaborate it into a sign meaning that reinforces one another and also stimulates everyone to be aware and also try critical of Islamic economic and financial literacy content as part of government programs. This research shows that KNEKS as part of the government represents the Islamic economic and financial literacy program as indicated by the presence of audio and visual signs and content that represents the Islamic economic and financial literacy program broadly."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Bayu Sekaruthami
"Penelitian ini mengkaji makna iklan vodka produksi luar Rusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna yang terkandung dalam lima iklan vodka Rusia dengan menganalisis tanda-tanda yang terdapat pada teks dan visual iklan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Ada dua teori yang digunakan yaitu: teori semantik oleh Peirce (Noth, 1990:44-45) dengan trikotomi keduanya ( Ikon, Indeks, dan simbol ) sebagai unit analisis: dan teori Multimodal oleh Kress & Leeuwen (2006:43) tentang tiga metafungsi (ideasional: gambar naratif dan konseptual, interpersonal: gaze, distance, perspective, dan textual: new-given, ideal-real, center-margin, salience, frame). Hasil penelitian menemukan bahwa teks dan visual dalam iklan menjadi satu kesatuan makna dan iklan vodka produksi luar Rusia menampilkan ciri Rusia.

This research discusses the meanings of advertisements for vodka produced outside Russia. This research aims to find the meanings contained in five Russian vodka advertisements by analyzing the signs contained in the text and visuals of the advertisements. This research was conducted using a qualitative approach with a decriptive method. There are two theories used, namely: semantic theory by Peirce (Noth, 1990: 44-45) with its second trichotomy (Icon, Index, and symbol) as the unit of analysis: and Multimodal theory by Kress & Leeuwen (2006: 43) about three metafunctions (ideational: narrative and conceptual images; interpersonal: gaze, distance, perspective; and textual: new-given, ideal-real, center-margin, salience, frame). The results of the study found that text and visuals in advertisements become a unity of meaning and advertisements for vodka produced outside Russia display Russian characteristics."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Queen Ngazizatus Fiska
"Rotterdam merupakan kota pelabuhan terbesar di Eropa yang telah melewati berbagai peristiwa sejarah. Penelitian ini membahas representasi peristiwa sejarah kota Rotterdam dalam lirik lagu “Rotterdam” karya Frederique Spigt yang rilis pada tahun 2000. Penelitian ini akan menganalisis makna denotatif dan makna konotatif dalam lirik lagu tersebut dengan menggunakan metode kualitatif, konteks historis dan teori semiotika yang dikemukakan oleh Roland Barthes. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana karya seni lagu dapat merepresentasikan peristiwa sejarah sebuah kota? adapun pertanyaan penelitiannya bagaimana representasi peristiwa-peristiwa sejarah kota Rotterdam dalam lirik lagu ‘Rotterdam’ karya Frederique? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan makna-makna yang mengandung konteks sejarah kota Rotterdam pada lirik lagu tersebut. Hasil penelitian membuktikan bahwa peristiwa sejarah tidak hanya terdapat pada dokumen-dokumen sejarah, tetapi juga bisa terdapat pada lirik lagu, seperti isi dari lirik lagu Rotterdam ini yang mengandung peristiwa-peristiwa sejarah kota Rotterdam. Secara keseluruhan lagu ini merepresentasikan gambaran yang kompleks terkait dengan perjalanan sejarah kota Rotterdam. Melalui lirik lagu penulis lirik merepresentasikan gambaran penderitaan, kemalangan, dan perubahan yang dialami kota Rotterdam.

Rotterdam is the largest port city in Europe that has gone through various historical events. This research discusses the representation of the historical events of the city of Rotterdam in the lyrics of the song "Rotterdam" by Frederique Spigt which was released in 2000. This research will analyze the denotative meaning and connotative meaning in the song lyrics using qualitative methods, historical context and semiotic theory proposed by Roland Barthes. The formulation of the problem in this research is how can a song represent the historical events of a city? As for the research question, how is the representation of the historical events of the city of Rotterdam in the lyrics of the song 'Rotterdam' by Frederique Spigt? The purpose of this research is to describe the meanings that contain the historical context of the city of Rotterdam in the lyrics of the song. The results prove that historical events are not only found in historical documents, but can also be found in song lyrics, such as the content of the lyrics of this Rotterdam song which contains historical events of the city of Rotterdam. Overall, this song represents a complex picture related to the historical journey of the city of Rotterdam. Through the lyrics of the song the lyricist represents a picture of the suffering, misfortune, and change experienced by the city of Rotterdam."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Hidayat
"Penelitian difokuskan pada cuitan para netizen pendukung Ganjar Pranowo melalui saluran media sosial Twitter atas pidato Puan Maharani, menggunakan kajian semiotika komunikasi saat pertama kali sindiran Puan Maharani kepada Ganjar Pranowo 22 Mei 2021. Penelitian mengungkap bentuk dan proses semiotika menggunakan teori semiotika Ferdinand de Saussure netizen Ganjar Pranowo di Twitter,bagaimana netizen Ganjar Pranowo yang tak terorganisir mengampanyekan Ganjar Pranowo. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif konstruktivisme. Sumber data penelitian berasal dari data primer yaitu amatan langsung dari akun-akun Twitter pendukung Ganjar Pranowo serta data sekunder yang diperoleh dari wawancara narasumber untuk memperkuat penelitian ini. Hasil penelitian mengungkap berupa tanda-tanda (signs), kata (words), frase (phrases), dan kalimat-kalimat (sentences) yang terkonstruksi di dalam cuitan para netizen pendukung Ganjar Pranowo menunjukkan dalam pidato Puan Maharani terdapat bentuk kampanye negatif terhadap Ganjar Pranowo menjelang pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Output penelitian berupa saran dan kritik atas bentuk dan proses seminotika yang ideal, baik pemilihan kata, frase, dan kalmat, dalam komunikasi publik merujuk pada pidato Puan Maharani.

The research focuses on the tweets of netizens who support Ganjar Pranowo via Twitter social media channels for Puan Maharani's speech, using a study of communication semiotics when Puan Maharani first satireed on Ganjar Pranowo May 22, 2021. The study reveals the form and process of semiotics using Ferdinand de Saussure's theory of semiotics, Ganjar netizens Pranowo on Twitter, how unorganized netizens of Ganjar Pranowo campaigned for Ganjar Pranowo. This research is a qualitative constructivism research. The source of research data comes from primary data, namely direct observations from Twitter accounts supporting Ganjar Pranowo and secondary data obtained from interviewing sources to strengthen this research. The results of the study revealed that signs, words, phrases, and sentences constructed in the tweets of netizens supporting Ganjar Pranowo showed that in Puan Maharani's speech there was a form of negative campaign against Ganjar Pranowo. ahead of the 2024 presidential election. The research output is in the form of suggestions and criticisms on the ideal form and seminotic process, both in the choice of words, phrases, and sentences, in public communication referring to Puan Maharani's speech."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Dian Pradana
"Film yang berjudul Tilik merupakan film karya Ravacana Films bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan DIY yang disutradarai oleh Wahyu Agung Prasetyo. Film ini ditulis oleh Bagus Sumartono yang terinspirasi oleh keadaan sosial yang terjadi dalam masyarakat pedesaan kota Bantul provinsi Yogyakarta. Film Tilik menceritakan seorang kembang desa yaitu tokoh Dian yang disukai banyak lelaki, namun terdapat ibu-ibu menggunjing membicarakan Dian dalam perjalanan menjenguk “tilik” menuju rumah sakit kota. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan jenis solidaritas sosial yang digambarkan dalam film Tilik. Tujuan mengidentifikasi jenis solidaritas sosial dalam masyarakat dianggap penting untuk mengetahui karakter kelompok masyarakat jawa dalam film Tilik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan analisis semiotika oleh Roland Barthes dan teori solidaritas Emile Durkheim. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah adanya karakteristik solidaritas sosial yang dominan terhadap karakter yang diperankan oleh ibu-ibu Jawa dalam film Tilik. Dialog dan adegan dalam film Tilik merepresentasikan karakteristik jenis solidaritas sosial mekanik yang memiliki indikator seperti; masyarakat yang bersatu, belum adanya pembagian kerja yang ketat, memiliki kesadaran kolektif terhadap nilai dan norma, kepercayaan serta perasaan kelompok bersifat memaksa, dan kehidupan sederhana. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti menyimpulkan film Tilik menggambarkan karakteristik masyarakat jawa pedesaan yang memiliki keunikan tersendiri berbeda halnya dengan masyarkat perkotaan.

The film entitled Tilik is a film by Ravacana Films in collaboration with the DIY Cultural Service, directed by Wahyu Agung Prasetyo. This film was written by Bagus Sumartono who was inspired by the social conditions that occurred in rural communities in the city of Bantul, Yogyakarta province. The film Tilik tells the story of a beautiful girl he is Dian who is liked by many men, but there are women who gossip about Dian on their way to visit “Tilik” to the city hospital. The purpose of this study is to explain the type of social solidarity depicted in the film Tilik. The purpose of identifying the type of social solidarity in society is considered important to know the character of Javanese community groups in the film of Tilik. This research used a descriptive qualitative method with semiotic analysis by Roland Barthes and Emile Durkheim's solidarity theory. The results obtained from this study are the dominant characteristics of social solidarity to the characters played by Javanese mothers in the film Tilik. Dialogue and scenes infilm Tilik's represent the characteristics of the type of mechanical social solidarity which has indicators such as; a united society, the absence of a strict division of labor, a collective awareness of values and norms, coercive group beliefs and feelings, and a simple life. Based on the results of this study, the researchers concluded that the film Tilik depicts the characteristics of the rural Javanese community which have their own uniqueness, which is different from the urban community."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hutapea, Theo Michael
"Penelitian ini mengkaji sumber semiotik dan kekuatan persuasi dalam video YouTube Kemendikbud RI tentang Kurikulum Merdeka. Analisis multimodal diterapkan untuk meneliti tiga video: "Merdeka Belajar episode 1", "Guru Penggerak: Lebih Dekat dengan Murid", dan "Pesan Mas Menteri tentang Kurikulum Merdeka". Temuan menunjukkan bahwa Kemendikbud RI menggunakan berbagai sumber semiotik, termasuk visual kinestetik, soundtrack, narasi, dan metafungsi, untuk membangun pesan persuasi. Makna eksperiensial, interpersonal, dan tekstual diidentifikasi dalam setiap video. Persuasi dilakukan melalui prinsip-prinsip retoris Aristoteles dan penggunaan pathos dan logos. Penelitian ini memberikan kontribusi pada pemahaman tentang strategi komunikasi Kemendikbud RI dalam mempromosikan kurikulum merdeka. Temuan ini juga dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas kampanye perubahan kebijakan di masa depan.

This research examines the semiotic sources and power of persuasion in the Indonesian Ministry of Education and Culture's YouTube videos about the Merdeka Curriculum. Multimodal analysis was applied to examine three videos: "Merdeka Belajar - episode 1", "Guru Penggerak: Lebih Dekat dengan Murid", and "Pesan Mas Menteri tentang Kurikulum Merdeka". The findings show that the Indonesian Ministry of Education and Culture uses various semiotic sources, including kinesthetic visuals, soundtracks, narratives, and metafunctions, to build persuasive messages. Experiential, interpersonal, and textual meanings were identified in each video. Persuasion is accomplished through Aristotle's rhetorical principles and the use of pathos and logos. This research contributes to the understanding of the Indonesian Ministry of Education and Culture's communication strategy in promoting the independent curriculum. These findings can also be used to improve the effectiveness of future policy change campaigns.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Putu Diah Asyanti
"Istilah Indo mengacu pada orang yang terlahir dari perkawinan pribumi dan bangsa pendatang di Hindia-Belanda. Salah satu film yang membahas mengenai kehidupan orang Indo di Hindia-Belanda adalah film Bumi Manusia. Film ini hadir di bioskop pada tahun 2019 dan merupakan hasil karya dari seorang sutradara kenamaan, Hanung Bramantyo. Penelitian ini membahas representasi orang Indo yang ada dalam film Bumi Manusia (2019) melalui tokoh kakak-beradik Annelies dan Robert Mellema. Dalam proses analisis, peneliti menggunakan metode kualitatif yang didukung oleh teori semiotika Roland Barthes dan konsep pemikiran Stuart Hall mengenai identitas budaya. Penelitian ini menunjukkan bahwa pada film Bumi Manusia, terdapat perbedaan penggambaran orang Indo melalui kedua tokoh. Perbedaan penggambaran tersebut disebabkan oleh perkembangan identitas dari kedua tokoh. Annelies yang awalnya seorang Indo, ingin dianggap sebagai pribumi dengan berperilaku baik dan tidak mengkotak-kotakan manusia sesuai rasnya. Di sisi lain, Robert yang ingin dianggap sebagai Belanda totok cenderung berperilaku kasar dan bertindak semena-mena pada pribumi.

The term Indo refers to people born from marriages of natives and immigrants in the Dutch East Indies. One of the films that discusses the life of the Indos in the Dutch East Indies is Bumi Manusia. This film arrived in theaters in 2019 and is the work of a well-known director, Hanung Bramantyo. This study looks at how Indo people are portrayed in the film Bumi Manusia, specifically through the characters Annelies and Robert Mellema. This paper used the descriptive methods in the analysis, which were aided by Roland Barthes' semiotic theory and Stuart Hall's concept of cultural identity. This study reveals that there are differences in the depiction of the Indo in the film Bumi Manusia through the two characters. The difference in depiction is due to the two characters' desire for different identities. Annelies who want to be considered Natives tends to be well-behaved and does not divide humans based on race. On the other hand, Robert, who wanted to be considered a full-blooded Dutchman, acted rudely and arbitrarily toward natives."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fathoni Hermanto
"Kekalahan Jepang pada Perang Dunia II memicu dibuatnya konstitusi baru yang disebut sebagai Constitution of Japan (Nihonkoku Kenpō). Di dalam konstitusi tersebut terdapat Pasal 9 yang berisikan tentang Jepang secara konstitusional meninggalkan cara-cara militer untuk menyelesaikan konflik. Namun, pada rentang waktu 2012-2023, Pemerintah Jepang melakukan pembangunan militer dengan skala yang lebih tinggi dari periode-periode sebelumnya. Hal ini memicu berbagai respons dari masyarakat Jepang, seperti dukungan atau penolakan yang ditunjukkan dengan demonstrasi. Berbagai respons juga ditampilkan melalui simbolisme di media populer. Salah satunya adalah karya yang akan diangkat dalam penelitian ini, yaitu film Godzilla Minus One (2023) karya Takashi Yamazaki. Oleh karena itu, penelitian ini akan menganalisis bagaimana antiremiliterisasi digambarkan dalam film Godzilla Minus One. Selain itu, penelitian ini akan mengaitkan penggambaran yang ada dalam film ini dengan isu atau konteks zaman dibuatnya karya tersebut. Secara spesifik penelitian ini akan menganalisis bagaimana penggambaran antiremiliterisasi berkaitan dengan wacana perdamaian atau disebut pasifisme di Jepang. Teori yang digunakan untuk menganalisis adalah teori representasi dari Stuart Hall yang dibantu dengan pendekatan tiga level semiotika dari John Fiske. Penelitian ini berargumen bahwa film Godzilla Minus One berusaha menyampaikan wacana pemertahanan pasifisme Jepang. Lebih jauh lagi, penelitian ini melihat bahwa film Godzilla Minus One merupakan pengingat bagi Pemerintah Jepang untuk kembali berfokus pada pendekatan damai dalam menyelesaikan konflik.

Japan's defeat in World War II led to the creation of a new constitution called the Constitution of Japan (Nihonkoku Kenpō). The constitution includes Article 9, which states that Japan constitutionally renounced military means to resolve conflicts. However, between 2012 and 2023, the Japanese government undertook military build-up on a higher scale than in previous periods. This sparked diverse responses from the Japanese people, ranging from support to opposition, with the latter often manifested through demonstrations. Various responses were also expressed through symbolism in popular media. One of them is the work that will be highlighted in this research, namely the film Godzilla Minus One (2023) by Takashi Yamazaki. Therefore, this research will analyze how antiremilitarization is depicted in Godzilla Minus One. In addition, this research will connect the representation in the film to the issues or context of the era in which it was created. Specifically, this research will analyze how the depiction of antiremilitarization is connected to the discourse of peace or the so-called pacifism in Japan. This research will use Stuart Hall's representation theory assisted by John Fiske's three-level semiotics approach. This research argues that Godzilla Minus One conveys the discourse of maintaining Japanese pacifism. Furthermore, this research suggests that the film serves as a reminder to the Japanese government to prioritize a peaceful approach in resolving international disputes."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fathoni Hermanto
"Kekalahan Jepang pada Perang Dunia II memicu dibuatnya konstitusi baru yang disebut sebagai Constitution of Japan (Nihonkoku Kenpō). Di dalam konstitusi tersebut terdapat Pasal 9 yang berisikan tentang Jepang secara konstitusional meninggalkan cara-cara militer untuk menyelesaikan konflik. Namun, pada rentang waktu 2012-2023, Pemerintah Jepang melakukan pembangunan militer dengan skala yang lebih tinggi dari periode-periode sebelumnya. Hal ini memicu berbagai respons dari masyarakat Jepang, seperti dukungan atau penolakan yang ditunjukkan dengan demonstrasi. Berbagai respons juga ditampilkan melalui simbolisme di media populer. Salah satunya adalah karya yang akan diangkat dalam penelitian ini, yaitu film Godzilla Minus One (2023) karya Takashi Yamazaki. Oleh karena itu, penelitian ini akan menganalisis bagaimana antiremiliterisasi digambarkan dalam film Godzilla Minus One. Selain itu, penelitian ini akan mengaitkan penggambaran yang ada dalam film ini dengan isu atau konteks zaman dibuatnya karya tersebut. Secara spesifik penelitian ini akan menganalisis bagaimana penggambaran antiremiliterisasi berkaitan dengan wacana perdamaian atau disebut pasifisme di Jepang. Teori yang digunakan untuk menganalisis adalah teori representasi dari Stuart Hall yang dibantu dengan pendekatan tiga level semiotika dari John Fiske. Penelitian ini berargumen bahwa film Godzilla Minus One berusaha menyampaikan wacana pemertahanan pasifisme Jepang. Lebih jauh lagi, penelitian ini melihat bahwa film Godzilla Minus One merupakan pengingat bagi Pemerintah Jepang untuk kembali berfokus pada pendekatan damai dalam menyelesaikan konflik.

Japan's defeat in World War II led to the creation of a new constitution called the Constitution of Japan (Nihonkoku Kenpō). The constitution includes Article 9, which states that Japan constitutionally renounced military means to resolve conflicts. However, between 2012 and 2023, the Japanese government undertook military build-up on a higher scale than in previous periods. This sparked diverse responses from the Japanese people, ranging from support to opposition, with the latter often manifested through demonstrations. Various responses were also expressed through symbolism in popular media. One of them is the work that will be highlighted in this research, namely the film Godzilla Minus One (2023) by Takashi Yamazaki. Therefore, this research will analyze how antiremilitarization is depicted in Godzilla Minus One. In addition, this research will connect the representation in the film to the issues or context of the era in which it was created. Specifically, this research will analyze how the depiction of antiremilitarization is connected to the discourse of peace or the so-called pacifism in Japan. This research will use Stuart Hall's representation theory assisted by John Fiske's three-level semiotics approach. This research argues that Godzilla Minus One conveys the discourse of maintaining Japanese pacifism. Furthermore, this research suggests that the film serves as a reminder to the Japanese government to prioritize a peaceful approach in resolving international disputes."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Milani Hakim
"Masalah seksualitas adalah masalah kontroversial dalam media. Seiring dengan pergeseran nilai-nilai yang ada dalam masyarakat, talkshow yang menampilkan tema seksualitas dapat dilihat di layar televisi akhir-akhir ini. Hal ini semacam privilege televisi sebagai bentuk media massa, karena dapat menayangkan tema seksual dalam sebuah masyarakat dengan konteks budaya yang sering dipercaya sebagai "sensitif' untuk hal-hal seperti itu. Penelitian ini berangkat dari keingintahuan penulis untuk mengetahui bagaimana konstruksi seksualitas dalam media televisi.
Tujuan penelitian ini antara lain untuk melihat bagaimana kemasan seksualitas dalam talkshow di televisi, batasan-batasan yang mengatur bentuk penampilan isu seksualitas tersebut, dan aspek-aspek sosial budaya yang mempengaruhi wacana seksualitas dalam talkshow televisi.
Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme dan hanya meneliti realitas simbolik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode semiotik dan bersifat kualitatif, Penelitian ini meneliti bagaimana "Kontak Harmoni Hemaviton" (RCTI), "Tirai" (Anteve), dan "Love and Life" (Metro TV) mengkonstruksi seksualitas. Selain itu, digunakan analisis intertekstualitas untuk mengetahui apakah pola penggambaran seksualitas dalam televisi adalah pola pengungkapan yang umum terjadi di media.
Data yang dianalisis diambil dari rekaman video masing-masing talkshow pada bulan Juni 2001. Selain itu, dilakukan wawancara mendalam dengan produser, studi literatur dan pelacakan sejarah untuk melihat bagaimana aspek sosial budaya ikut mempengaruhi wacana seksualitas.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa ketiga talkshow tersebut mengkonstruksi seksualitas secara berbeda "Tirai" mengemas masalah seksualitas sebagai masalah medis, yang menunjukkan bahwa bahasa, istilah mengacu pada istilah dan bahasa yang ilmiah dan medis. Sementara "Kontak Harmoni Hemaviton" menampilkan sesksualitas sebagai sesuatu yang menghibur, sehingga segala hal dibahasakan secara menghibur. "Love and Life" berada diantara keduanya, menggabungkan unsur medis dan hiburan. Walaupun pengkonstruksian seksualitas oleh masing-masing talkshow tersebut berbeda, namun ketiganya sama-sama mempunyai strategi bagaimana menampilkan seksualitas agar tayangan tidak berkesan vulgar dan mengarah ke pornografi. Disini, ada negosiasi antara tiga pihak yang berkepentingan terhadap talkshow, yakni pihak pengelola atau professional pembuat program, pihak pemilik atau stasiun televisi dan pihak masyarakat. Talkshow kemudian dikemas sebagai acara yang mendidik, menghibur, laku dijual, tapi juga tidak mengabaikan norma dan nilai yang ada dalam masyarakat.
Dari analisis intertekstual dapat dilihat bahwa penggambaran seksualitas di televisi tersebut berbeda dengan penggambaran seksualitas di media cetak. Seksualitas dalam talkshow di televisi digambarkan sebagai perekat harmoni, aktivitas yang selayaknya dilakukan setelah pernikahan dan didekati bukan semata fungsinya untuk rekreatif. Sebaliknya, di Pos Kota sasaran tanya jawab seksologi bukan hanya pada pasangan suami isteri, orientasi seksual diarahkan pada sisi rekreatif dan relasi seksualitas dihargai, yaitu dalam konteks ini hubungan sesama jenis dan perilaku seks di luar nikah tidak dianggap sebagai perilaku yang menyimpang. Faktor yang menyebabkannya adalah bentuk media itu sendiri dan sebaran media televisi yang masih belum tersegmentasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T2638
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>