Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 248 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmat Pakaya
"Penelitian ini membahas jenis dan fungsi interjeksi dalam bahasa Gorontalo. Penelitian ini menggunakan teori semantik dengan metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik elisitasi dan wawancara. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam bahasa Gorontalo, terdapat sepuluh jenis interjeksi, yaitu (1) menyatakan keluhan: huh, woh, is yaa, boh yaa, atau alaa, (2) menyatakan marah: ih atau nte ih, (3) menyatakan sakit: aduu, akeke, atau huh, (4) menyatakan rasa sedih: aati, aati olo, atau aati olo aati, (5) menyatakan rasa syukur: alhamdulillah, (6) menyatakan ketidakpercayaan: delo otutu, delo banari, atau pongaakali, (7) menyatakan rasa puas atas kejengkelan terhadap orang lain karena mendapat balasan atas perbuatannya: poheeto atau mailaba, (8) menyatakan rasa kagum: wih, ih, naanawa’u, atau naaku, (9) menyatakan kejijikan: keah atau seah, (10) menyatakan peringatan: naanti. Dalam penelitian ini juga ditemukan tiga jenis interjeksi baru. Interjeksi tersebut adalah interjeksi yang berfungsi untuk menyatakan rasa kagum, menyatakan rasa jijik, dan menyatakan peringatan.
This research discusses the types and functions of interjections in the Gorontalo language. The research employs semantic theory with a descriptive qualitative method. Data collection was conducted through elicitation and interview techniques. The results of this study indicate that in the Gorontalo language, there are ten types of interjections, namely (1) expressing complaints: huh, woh, is yaa, boh yaa, or alaa, (2) expressing anger: ih or nte ih, (3) expressing pain: aduu, akeke, or huh, (4) expressing sadness: aati, aati olo, or aati olo aati, (5) expressing gratitude: alhamdulillah, (6) expressing disbelief: delo otutu, delo banari, or pongaakali, (7) expressing satisfaction with someone else's annoyance for getting payback: poheeto or mailaba, (8) expressing admiration: wih, ih, naanawa’u, or naaku, (9) expressing disgust: keah or seah, (10) expressing warning: naanti. This study also found three new types of interjections. These interjections function to express admiration, express disgust, and express warning."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Haidar Izzuddin
"Penelitian ini memaparkan hasil analisis morfosemantik Surah Al-Fatihah terjemahan bahasa Ibrani pada versi Haquran Uri Rubin yang diterbitkan oleh Tel Aviv University pada 2005. Penelitian ini dilatar belakangi dekatnya hubungan bahasa Arab sebagai bahasa sumber dan Ibrani sebagai bahasa sasaran dalam bentuk struktur dan kosakata. Adapun batasan penelitan terfokus pada analisis morfosemantik kosakata yaitu nomina, verba, dan partikel. Tujuan utama penelitian ini adalah menjelaskan bentuk dan makna kosakata dalam Surah Al-Fatihah dan terjemahannya dalam versi Haquran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan kualitatif dengan teknik pengumpulan data studi pustaka. Adapun teori-teori yang digunakan adalah teori teori morfologi bahasa Ibrani Schwarzwald (2009) dan Schneider (2010). Hasil yang didapat dari analisis menyatakan bahwa kosakata dalam versi bahasa Ibrani lebih banyak dari bahasa Arab. Bahasa Arab memiliki 28 bentuk nomina, 4 verba, dan 7 partikel, sedangkan bahasa Ibrani memiliki 28 nomina, 5 verba, dan 19 partikel. Bentuk nomina versi Ibrani dan Arab didominasi dari derivasi akar dan pola yang juga melibatkan formasi kata linear dengan tambahan afiks. Kosakata pada Surah Al-fatihah terjemahan versi Haquran Uri Rubin juga menyesuaikan bentuk dan makna menggunakan pola-pola yang setara dengan bahasa Arab.

This paper analyze the morphosemantic aspect of Surah Al-Fatihah in the Hebrew version of the Haquran by Uri Rubin that was published by Tel Aviv University in 2005. The study was motivated by the close relationship, in terms of structure and vocabulary, between Arabic (as the source language) and Hebrew (as the target language). The focus of the study is the morphosemantic analysis of the vocabulary (nouns, verbs, and particles) in Surah Al-Fatihah. The purpose of the study is to explain the form and meaning of said vocabulary and its translation in the Haquran. Descriptive and qualitative methods were used with literature study as the data collection technique. Schwarzwald (2009) and Schneider (2010) theory on Hebrew morphological were used in the study. The results obtained from the analysis states that the amount of vocabulary that was used in the Hebrew version is greater than the Arabic version. Arabic has 28 noun forms, 4 verbs, and 7 particles; while Hebrew has 28 nouns, 5 verbs, and 19 particles. The nouns in Hebrew and Arabic are dominated by root-derivation nouns and pattern nouns which also involve linear word formation with additional affixes. The Hebrew vocabulary also adapts its form and meaning using Arabic equivalent patterns.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Parera, Jos Daniel
Jakarta: Erlangga , 1991
412 PAR t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Afdol Tharik Wastono
"Konsep kehomoniman sebagai pertalian makna antara dua atau lebih leksem yang sama bentuk merupakan gejala semesta bahasa (language universal). Konsekuensi logis munculnya gejala kehomoniman adalah ketaksaan ujaran atau kalimat yang disampaikan oleh pembicara kepada pendengar/lawan bicara. Akibat lebih jauh yang disebabkan oleh munculnya gejala kehomoniman adalah, di samping ketaksaan ujaran atau kalimat, terjadinya distorsi pesan yang ingin disampaikan. Pemahaman yang baik terhadap kehomoniman suatu bahasa, khususnya bahasa Arab, dapat menghindari ketaksaan dan distorsi pesan yang terkandung dalam ujaran atau kalimat. Kajian kehomoniman dalam bahasa Arab masuk pada pokok bahasan Al-mustarak Al-lafzi (relasi makna), di samping kajian kepoliseman. Dengan memakai pendekatan teori Lyons (1996) penelitian ini memperoleh formulasi klasifikasi homonimi bahasa Arab yang terdiri atas: (i) homonimi mutlak (absolute homonymy), dan homonimi sebagian (partial homonymy). Dalam menganalisis data, penelitian ini memanfaatkan juga pendekatan analisis komponen atau medan semantik. Homonimi mutlak ditemukan pada semua kelas kata, baik nomina (al-ism), verba (fi `il) , maupun partikel (al-harf). Homonimi sebagian diperoleh berdasarkan perbedaan lingkungan gramatikal dari leksem-leksem yang homonimis, dan subklasifikasi homonimi sebagian ini terdiri atas (i) perbedaan infleksi aspektual (perfektif - imperfektif), (ii) perbedaan derivasi, (iii) perbedaan kategori gender (maskulin - feminin), dan (iv) perbedaan kategori jumlah (tunggal - jamak)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Adriani
"Penelitian ini berfokus pada penggunaan kata futsuuni sebagai bahasa anak muda Jepang yang telah mengalami pergeseran dan perubahan dalam segi semantik. Kemudian difokuskan pula terhadap hal-hal yang mempengaruhi perubahan dan pergeseran makna tersebut. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan disain deskriptif.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner ke mahasiswa/I BIPA UI dan penutur asli bahasa Jepang yang tinggal di Jepang. Kemudian, analisis dilakukan dengan merujuk pendapat para peneliti di bidang linguistik bahasa Jepang.
Dari analisis terhadap hasil kuesioner, disimpulkan bahwa, penggunaan kata futsuuni sebagai bahasa anak muda Jepang yang bersifat arbitrer, menyebabkan makna futsuuni yang beragam, yakni tidak hanya bermakna atarimae, ippanteki, dan heibon, tetapi juga terjadi perubahan dan pergeseran makna. Ditemukannya makna lain yang tersirat pada makna futsuuni, baik masih berada dalam satu medan makna, seperti hijouni, maupun rujukan baru yang tidak berada dalam satu medan, seperti hontou, igaini, heizento. Selain itu, masih adanya kelompok yang tidak mengetahui rujukan baru dari kata futsuuni, menimbulkan kesalahpahaman bahkan rasa sakit hati, hingga muncul asumsi terjadinya peyoratif. Ditambah lagi, tumpang tindih makna yang terjadi pada peristiwa yang sama."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S13806
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vandra Risky
"Skripsi ini membahas penerjemahan bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia yang terdapat di dalam rubrik-rubrik buletin Al-Arkhabil yang diterbitkan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) di Jakarta. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain analisis deskriptif. Pendekatan yang dilakukan terhadap terjemahan tersebut adalah critical review. Hasil analisis mengemukakan, bahwa terjemahan yang dihasilkan oleh tim penerjemah LIPIA sudah ekuivalen walaupun berorientasi kepada bahasa sumber (source language), baik hal ditinjau dari perspektif sintaksis ataupun semantiknya. Tinjauan kritis lainnya adalah penerjemah LIPIA kurang memperhatikan kaidah bahasa Indonesia baku dalam penerjemahannya, sehingga penulis juga menyertakan saran dan alternatif terjemahan dalam penulisan skripsi ini. Metode yang menjadi dasar penerjemahan buletin ini adalah transposisi dan modulasi.

The focus of this study is the translation from Arabic language to Indonesian language in articles of Al-Arkhabil Bulletin published by LIPIA in Jakarta. This research is qualitative analysis descriptive. Method of this research is critical review. The researcher suggest that the translation which made by the translator of LIPIA is near to source language, although we look from syntaxys perspective and semantic field. The translator lack of to use the pure Indonesian language in the translation, advice and alternative translation available in this research. The principal procedur of Al-Arkhabi:l translation is tranposition and modulation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S13431
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Ronald MP
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengambarkan dan mendefinisikan makna revolusi yang dikomunikasikan Soekarno dalam pidato-pidato politiknya pada masa Demokrasi Terpimpin (1959-1966). Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan analisis wacana. Kajian wacana merupakan disiplin yang berfokus pada investigasi hubungan bentuk dan fungsi di dalam komunikasi verbal. Dalam penelitian ini, hubungan antara kedua aspek tersebut membangun makna revolusi yang dikomunikasikan dalam pidato-pidato Soekarno. Interpretasi makna ini difokuskan pada teori-teori struktur makro semantis dan pragmatis guna menemukan proposisi makro dan daya ilokusioner yang dikandungnya.

The purposes of the study are to portray and to define the meaning of revolution, which is communicated by Soekarno in his political speeches in ?Demokrasi Terpimpin? era (1959-1966). This is a qualitative research by using discourse analysis approaches. Discourse analysis devoted two things of the relationship between form and function in verbal communication. In this research, the relation between these two aspects builds the meaning of revolution, which is communicated in the speeches of Soekarno. The interpretation of meaning is focused on semantics and pragmatics macro-structures theories to build macro propositions and its illocutionary force."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
T27877
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Christian Wahyu Berlian
"Dalam skripsi ini yang dibahas adalah konsep metafora, klasifikasi metafora, dan telaah makna metafora dalam ktab Amsal. Dalam skripsi ini yang dianalisis adalah metafora yang terdapat pada bab pertama, kedua, dan ketiga dalam Kitab Amsal. Hal-hal yang menjadi pokok permasalahan dalam skripsi ini adalah penafsiran yang memiliki makna lebih dan satu karena Kitab Amsal berisi larangan, perintah, dan himbauan yang disampaikan melalui metafora, peribahasa, kata mutiara, dan sebagainya. Kita sering kali melakukan penafsiran Kitab Amsal dengan cara yang salah. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan metafora yang terdapat dalam Kitab Amsal melalui klasifikasi secara semantis dan menentukan konsep yang ada. Penelitian ini memberikan sumbangan pada bidang linguistik, secara khusus memberi sumbangan pada semantik gramatikal, berupa gambaran klasifikasi metafora dan cara menafsirkan bentuk-bentuk metafora yang terdapat dalam Kitab Amsal. Dalam penelitian ini, penulis menganalisis metafora yang terdapat dalam Kitab Amsal dengan menggunakan teori yang dikemukakan oleh George Lakoff dan Mark Johnson dalam bukunya Metaphors We Live dan memberikan penafsiran makna menurut tafsir secara filosofis sebagaimana dikemukakan oleh Searle"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S10769
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laniwati Budisana
"ABSTRAK
Kesinoniman atau gejala kesamaan makna berlaku dua arah. Bila x sinonim y, y sinonim x. Kesinoniman antara dua satuan bahasa terjadi bila 1) kedua satuan bahasa itu dapat dipertukarkan dalam konteks yang sama tanpa mengubah makna konteks itu; ia menanam bunga melati sama maknanya dengan ia menanam kembang melati; maka bunga dan kembang adalah sinonim. 2) kedua satuan bahasa itu mempunyai komponen makna yang kurang lebih sama, seperti laki-laki dan pria; laki-laki mempunyai komponen makna [+INSANI] [+JANTAN] [ +DEWASA]; pria mempunyai komponen ` makna (+INSANI] [+JANTAN] [+DEWASA].Sebagaimana telah diuraikan dalam. bab I ada dua aliran pendapat tentang sinonim, yaitu 1) aliran yang lebih memberi penekanan pads kesamaannya, yang diwakili, antara lain, oleh Lyons, dan..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S11184
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Komariah
"Tujuan penulisan skripsi ini ialah memperlihatkan bahwa perumusan istilah masak-memasak sesuai dengan ciri_-ciri istilah dan batasannya jelas dalam prakteknya. Kemudian penulis menunjukkan sistematik pengelompokkan istilah tersebut menurut hiponimi. metode penulisan yang digunakan ialah metode induktif, yaitu suatu cara pendekatan yang bertolak dari observasi atas fenomena yang khusus menuju pada suatu kesimpulan umum, dengan menggunakan semantik sebagai dasarnya. Dasar teori yang dipakai ialah teori John Lyons mengenai hiponi_mi dan analisis makna, yang terdapat dalam bukunya Semantics volume I dan Introduction to Theoretical Linouistics. Teori penunjang yang dipakai ialah teori F.R. Palmer dan Ruth Kempson dalam bukunya Semantics a New Outline dan Semantic Theory. Data yang digunakan ialah istilah masak memasak yang terdapat dalam buku Penqetahuan Resep Asing dan Pengetahuan Pengolahan dan Penyajian Makanan Kontinental Amerika dan Oriental. Di samping itu penulis melakukan wawancara dengan informan.
Hasil penelitian membuktikan bahwa tidak semua peru_musan istilah masak-memasak batasannya jelas dalam prakteknya. Hasil penelitian pun membuktikan bahwa hiponimi sebagai pelingkupan makna mencakup dua konsep, yaitu hipo_nimi transitif dan hiponimi unilateral. Hiponimi transitif sebagai pelingkupan makna terjadi dalam dua tahap peling_kupan, sedangkan hiponimi unilateral sebagai pelingkupan makna terjadi dalam satu tahap pelingkupan. Dalam menerapkan hubungan hiponimi terhadap istilah masak-memasak, diperoleh 6 hiponimi transitif dan 17 hipo_nimi unilateral berikut diagramnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S11247
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library