Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amir Rochkyatmo
"ABSTRAK
Masalah lingkungan hidup tertera dalam GBHN TAP MPR II/1993 yang menandaskan bahwa lingkungan hidup merupakan bagian dari ekosistem. Ia berfungsi sebagai penyangga kehidupan lisan dan hayati.
Para penulis sastra sejak lama telah memiliki kepedulian terhadap tata lingkungan yang bersih, sehat, serasi, dan adi.
Kepedulian itu diungkapkan pada karya sastra tertulis maupun lisan, puisi dan prosa dengan mempergunakan sarana pengungkapan berbahasa Jawa Kuna dan Bahasa Jawa Baru.
Karya sastra tertulis pengembangannya dengan penyalinan naskah lama yang beraksara Jawa, Pegon dan Latin. Sedangkan sastra Lisan yang pada umumnya berupa tradisi Lisan, perkembangannya secara lisan melalui jalur horizontal dan vertikal.
Salah satu genre karya sastra Jawa yang mengetahkan maslaah lingkungan adalah teater tradisi Jawa yang mencangkup Pergelaran Wayang Purwa, yang lazim dikenal dengan sebutan pakeliran atau pentas pedalangan.
Penyampaian pesan tentang lingkungan hidup di dalam pentas pedalangan wayang Purwa berupa unsur-unsur pentas pedalangan yang berberntuk: janturan, sulukan,m dan vokal pedalangan lainnya, narasi yang berfungsi sebagai latar untu sesuatu adegan.
Gambaran tentang lingkungan sehat terungkap pula di dalam lirik, yaitu narasi yang diperuntukkan memaparkan keadaan adegan/scene yang berlangsung. Keserasian lingkungan juga ditengahkan melalui vokal pedalangan, yaitu : sulukan, pathetan, sendhon, Ada-ada dan juga pada gerongan."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Parwatri Wahjono
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Widati
"Sastra dari luar, misalnya dari India, Persia, dan Cina telah lama masuk ke ranah sastra Indonesia, bahkan juga menjadi bagian dari sastra Jawa, misalnya Mahabarata, Ramayana, dan Baratayudha (dari India), Menak, Ambiya, Yusup dari Persia, serta Sam Pek Eng Tai dan Sin Jin Kui dari Cina. Kehadiran (naskah-naskah) sastra tersebut dilakukan melalui perpindahan penduduk ke luar daerah asalnya (migrasi) sambil membawa serpihan kekayaan budaya mereka. Di negeri singgahnya, biasanya, mereka beradaptasi dengan saling menunjukkan kebudayaan masing-masing, yang selanjutnya teradaptasi di negeri baru itu. Perjalanan budaya semacam itu dapat terjadi juga pada abad modern ini, misalnya kehadiran guritan karya Noriah Muhammed dan puisi karya Si Zainon Ismail (keduanya dari Malaysia). Perpindahan sastra Jawa (dan Indonesia) keluar negerinya juga melalui perpindahan penduduk atau migrasi, tetapi ada perbedaan pada latar belakang yang mendasarinya karena kondisi dan konsep bernegara masa kini lebih bersistem, yang tidak memungkinkan migrasi secara mudah, dan atau mengajarkan kebudayaan negeri asal secara bebas pula."
Yogyakarta: Balai Bahasa Propinsi daerah Istimewa Yogyakarta, 2010
407 WID 38:2 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lukman Ali
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1996
899.221 32 LUK h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
I. Kuntara Wiryamartana
Yogyakarta: Duta Wacana University Press, 1990
899.29 KUN a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Supriyanto Widodo
"ABSTRAK
Penelitian tentang Peribahasa Jawa dalam cerpen-cerpen Jawa saat ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana para pengarang cerpen Jawa memanfaatkan paribahasa Jawa untuk memikat perhatian
pembacanya.
Data pene1itian ada1ah peribahasa Jawa yang diambi1 dari buku karangan S. Padmosoekotjo berjudul Ngéngréngan Kasusastran jawa jilid I dan II. Data juga diambi1 dari cerpen-cerpen berbahasa Jawa yang dimuat da1am maja1ah berbahasa Jawa Panjebar Semangat.
Dengan menggunakan metode deduksi, ditemukan bahwa peribahasa-peribahasa Jawa yang me1iputi paribasan, bebasan, saloka, sanepa isbat, pepindhan dan panyandra masih banyak muncul dalam
cerpan-cerpén Jawa saat ini. Kemunculan peribahasa-peribahasa Jawa ini da1am carpen-cerpen Jawa saat ini dimanfaatkan sebaik-baiknya oieh para pengarang cerpen Jawa untuk manarik perhatian
pembaca. Pemanfaatan per1bahasa-peribahasa Jawa ini untuk menarik perhatian pembaca, o1eh para pengarang ditampilkan sebagai judul cerpen, untuk merangkum paparan sebe1umnya dan juga untuk
memperje1as gambaran atau pelukisan suasana yang ingin disampaikannya."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Iik Idayanti
"Tesis ini membahas tentang Serat Samud. Teks ini termasuk karya sastra saduran Melayu, berjudul Hikayat Seribu Masail. Selain itu, teks ini termasuk dalam karya sastra Jawa berjenis suluk. Isi teks tentang beragam ajaran Islam, antara lain akhirat, surga, neraka, kiamat, dan sebagainya. Dari penelusuran naskahnya, diketahui ada 22 naskah yang membahas tentang Serat Samud yang tersebar di Indonesia dan Belanda. Dari 22 naskah tersebut, hanya satu naskah yang dijadikan teks suntingan, yaitu Naskah L (St.80). Agar teks dapat dipahami, maka disajikan juga terjemahan teksnya.

The thesis talks about Serat Samud which is one of Malay adapted literature, (Hikayat Seribu Masail). This text is also included in suluk literature. The text discusses Islamic lesson, such as afterlife, heaven, hell, doomsday, etc. There are 22 manuscripts about Serat Samud found in Indonesia and the Netherland. One of the manuscripts, which is L (St.80), will be made into a text edition. Text translation will be applied in order to make it understandable."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T28709
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suharto
"
ABSTRAK
Para Seniman, Sastrawan, dan Akademisi budaya Jawa, selalu memberikan sumbangan yang tiada terkira untuk menegakkan kembali budaya Jawa, sebagai peninggalan para leluhur. Perlulah ditinjau kembali apa yang telah kita berikan kepada budaya kita sendiri, khususnya dalam bidang sastra Jawa. Sastra Jawa Modern khususnya seolah tidak mendapat tempat yang tentram didalam para penelili sastra. Memang beberapa pendapat bahwa Sastra Jawa Modern dianggap tidak berbobot, tidak berbau mistik bahkan adakalanya dijadikan sebagai bahan pembicaraan sebagai pengisi waktu luang.
Menghadapi situasi yang demikian, tentulah sangat diperlukan kajian khusus, tentang sastra Jawa Modern, bukan karena tidak ada bobot lantas ditinggalkan begitu saja, tetapi ada sisi lain dari sastra itu sendiri yang tentunya masih banyak menawarkan bentuk lahan untuk dikaji. Globalisasi tidak mungkin kita hindari dan semaunya terus-menerus mengikis rasa patriolisme sebuah kelompok tertentu, berjalan menuju kepada bentuk rasa umum. Hal inilah diperlukan ketahanan moril yang berpulang kepada ketahanan individu, untuk senantiasa menyaring dan mempergunakan manfaat yang ditawarkan.
Pada situasi yang seperli inilah sastra seharusnya menampakkan perannya, sebagai penyembuh moral yang makin lama semakin cenderung ke arah menyederhanakan bentuk suatu sistem. Sastra mempunyai dua fungsi utama yaitu dulce et utile, bermanfaat dan menghibur. Tetapi porsi untuk menghibur lcbih mendapat tempat dibanding dengan sastra serius. Tentulah bobot sastra yang demikian bukanlah menjadi tugas seseorang Sastrawan semata, tetapi juga tugas para Akademisi,dan Pembaca budiman untuk lebih mennelihara citarasa seni yang ada pada dirinya. untuk senantiasa mempertahankan keseriusan sebuah karya seni.
Pada penulisan skripsi ini, pada dasarnya berusaha untuk menguak tabir sebuah karya Sastra Jawa Modern yang berbentuk novel yang tampil dengan sangat bersahaja tetapi lebih mengena pada beberapa lapisan masyarakat, yang haus akan sebuah kenangan hiburan daerah, dan juga sebagai suatu alat untuk mengalihkan perhatian yang serius dari rutinitas sesaat.
Seni yang ditujukan untuk hiburan sekedar untuk bahan bacaan inilah yang akan dibahas lebih lanjut. Sementara hal yang berkenaan dengan seni yang sekedar untuk bacaan ringan inilah, yang dikatakan seni untuk hiburan, yang mengarah ke hal-hal yang telah menjadi konvensi masyarakat pendukungnya, dapat dinikmati tanpa persiapan yang matang. Pada dasamya seni seperti inilah, seni yang dapat mempertahankan kerendahan kwalitasnya, untuk menjaga kelanggengannya. Seni seperti inilah seni yang terdapat pada novel LSPG ini.
"
1997
S11460
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library