Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bunga Astya Syafitri
"Skripsi ini membahas tentang romantisisme dalam tujuh buah puisi yang ditulis oleh Kim So-wol. Ketujuh puisi tersebut adalah Geumjandi, Huimang, Bugwi-gongmyeong, Yejeon-e Micheo Mollasseoyo, Azalea, dan Samsoo Kapsan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dan kecenderungan tema romantik yang terdapat dalam karya-karya tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan dilakukan dengan metode deskriptif-analisis. Kesimpulan akhir dari skripsi ini adalah puisi-puisi Kim So-wol memiliki karakteristik romantik yang kuat, dengan sikap berlebih-lebihan yang menjadi karakteristik utama, serta tema melankoli romantik dan sentimentalisme sebagai tema yang dominan dipakai.

This undergraduate thesis analyzes the existence of romanticism of seven poems written by Kim So-wol. Those poems are exactly Geumjandi, Huimang, Bugwi-gongmyeong, Yejeon-e Micheo Mollasseoyo, Yet-iyagi, Jindallae-kkot, and Samsoo Kapsan. The purpose is to find romantic characterictic and preference of themes which are reflected of them. This research is a qualitative research with descriptive-analitic method. Nine of romantic characteristic and four romantic themes are obtained on this research. This analysis has come up with a conclusion that Kim So-wol poems are strong with romantic characteristics, especially hyperbole, and aim to the tendency of using romantic melancholy and sentimentalism theme as favorite.;"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S64760
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Tsabita Sahdat
"Aliran romantisme merupakan bagian dari kesusastraan Prancis abad ke-19. Salah satu karya terkenal pada zaman tersebut adalah cerita pendek berjudul Vera yang ditulis oleh Auguste Villiers de L’Isle-Adam, dan dimuat dalam buku kumpulan ceritanya, Contes Cruels. Cerpen ini mengisahkan seorang pria yang ditinggal mati oleh istri tercintanya, dan berhalusinasi bahwa istrinya masih hidup dan berkegiatan sehari-hari bersamanya. Cerpen Vera akan diteliti menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, kemudian dikaji secara struktural dengan membedah sekuen cerita dan bagan fungsi utama oleh Schmitt dan Viala (1982) untuk menelaah berbagai peristiwa yang dialami Comte D’Athol. Setelah itu aspek tematis akan dikaji lebih dalam dengan konsep Five Stages of Grief oleh Elisabeth Kubler-Ross guna melihat tahap duka yang berulang-ulang dialami tokoh utama sebagai salah satu bentuk jejak romantisme dalam cerpen tersebut. Hasil analisis menunjukkan bahwa Comte D’Athol mengalami semua tahap duka di sepanjang cerpen, namun didominasi oleh tahap denial yang menjadi penggerak cerita. Subjektivitas tokoh yang kuat juga diperlihatkan dengan menghadirkan Comte D’Athol sebagai sosok yang mengendalikan latar waktu dan tempat, serta tokoh lainnya. Berkaitan dengan penokohan yang absurd, Vera yang sudah mati berperan penting karena pikiran dan tindakan tokoh utama berpusat padanya, sehingga memunculkan duka yang menggerakkan cerita. Perasaan duka yang dieksplorasi dengan sangat dalam bahkan mengubah mentalitas tokoh utama menjadi tokoh yang berhalusinasi dan depresif menjadi jejak romantisme dalam cerpen abad ke-19 ini.

Romanticism was part of 19th-century French literature. One of the famous works of that era was the short story entitled Vera, written by Auguste Villiers de L'Isle-Adam, and originally published in his story collection, Contes Cruels. This short story talks about a man who was left dead by his beloved wife and hallucinates that his wife is still alive and carrying out daily activities with him. Vera will be studied using a descriptive qualitative research method, then studied structurally by dissecting the story sequence and the main function chart by Schmitt and Viala (1982) to examine various events experienced by Comte D'Athol. The thematic aspects will be studied in depth using the concept of Five Stages of Grief by Elisabeth Kubler-Ross in order to see the stages of grief that the main character repeatedly experiences as traces of romanticism aspects in the story. The results of the analysis show that Comte D'Athol experiences all stages of grief throughout the story, but is dominated by the denial stage which is the driving force of the story. The character's strong subjectivity is also shown by presenting Comte D'Athol as a figure who controls the setting of time and place, as well as the other characters. Regarding the absurd characterization, the dead Vera plays an important role because the main character's thoughts and actions are centered on her, contributing to the grief that drives the story. The feelings of grief are explored very deeply, even changing the mentality of the main character into a hallucinating and depressive character, becoming a trace of romance in this 19th-century short story."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ismail
"Pergeseran makna yang terjadi didalam cinta menimbulkan urgensi tersendiri bagi umat manusia. Setelah dipahami secara bahasa dan biologis makna cinta secara umum, cinta memiliki kaitan yang sangat erat dengan kasih sayang. Walaupun begitu, sebagian manusia bahkan filsuf menganggap bahwa cinta merupakan tameng atas hasrat manusia. Oleh sebab itu cinta perlu diciptakan kembali agar makna dari cinta tidak bergeser untuk atribut praktik di dalam kehidupan manusia seperti seks, religi dan sebagainya. Penemuan kembali cinta sebagai ungkapan kasih sayang dengan dasar atribut paling netral manusia yaitu rasio memberikan sebuah pencerahan di dalam memahami cinta agar ditemukan kebenaran dan alasan yang rasional untuk mencintai seseorang dengan tujuan kesadaran manusia.

The shifting of meaning of love creates an urgency for humanity. When we try understand the meaning of love from the biology and the fields of language we found out that love relates a lot with affection. Nevertheless, some people even philoshophers assumes that love is a shield of human?s desire. So that is why love needs to be recreate once again so the meaning of love does not become a practical attribute in human?s life such as sex, religion, etc. Love as an affection from human?s neutral attribute that is reason that gives an enlightenment in the understanding of love so the truth and rational reason to love someone with human?s consiousness could be achieved."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S57523
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 >>