Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riani Handayani
"Salah satu peran pers adalah memberikan berita, menyampaikan, merekam apa yang terjadi, dilakukan dan dipikirkan dunia dengan jelas dan terinci. Melalui pemberitaan pers, kondisi atau keadaan masyarakat pada suatu masa dapat diketahui. Melalui pemberitaan media masa perang dapat diketahui bagaimana peranan wanita saat itu. Pecahnya PD II yang melibatkan Australia telah menjadi berita hangat di berbagai media termasuk di majalah wanita The Australian Women's Weekly. Pada saat perang merupakan majalah yang memiliki jumlah edaran tertinggi dari media sejenis. Selama masa perang majalah tersebut banyak mengangkat berita perang dan partisipasi kaum wanita Australia di dalam beberapa kegiatan perang. Partisipasi wanita pada masa PD II mengalami peningkatan dari PD I, Khususnya kegiatan yang dilakukan di luar rumah dan terlibat dalam usaha perang. Pekerjaan sebagai perawat merupakan profesi wanita paling tua pada perang. Pada masa ini pula kesempatan wanita di bidang industri dan militer cukup terbuka lebar, karena pekerja pria sebelumnya meninggalkan lahan industri dan mereka lebih tertarik bergabung di militer selama perang berlangsung. Mobilisasi pekerja wanita terjadi pada masa perang, karena mereka mulai mengisi lahan pekerjaan yang kosong, untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Berita dan propaganda pemerintah di media untuk merekrut sebanyak mungkin tenaga kerja secara tidak langsung turut mempengaruhi kesadaran kaum wanita untuk bekerja. Mereka berusaha membagi waktu untuk pekerjaan dan keluarga. Kesempatan menjadi tentara baru diberikan pada PD II, memegang senjata dan ikut perang. Membuktikan mereka mempunyai kemampuan yang sama dengan pria, walaupun secara fisik mereka berbeda, tapi jika diberi kesempatan mereka dapat melakukan pekerjaan pria. Bidang industri, Land Army, dan beberapa kedinasan mulai menerima tenaga wanita sebagai pekerjanya. Kehidupan wanita Australia mulai dikenalkan pada pekerjaan di luar rumah dan mencoba lahan kerja kaum pria. Saat perang berakhir pekerja wanita bersedia kembali ke rumah, namun ada sebagian pekerja lainnya mempertahankan posisi mereka karena telah mendapat jabatan tertentu. Keadaan itu sempat membuat kaum pria bereaksi karena pada dasarnya mereka akan kembali menempati tempat kerja yang telah ditinggalkan sebelumnya, di militer merupakan pekerjaan sementara waktu selama perang masih berlangsung."
2000
S12429
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Betantini M., J.F.R.
"Sebagai seorang pujangga sastra zaman Jepang Modern, hasil karya Dazai Osamu tidak terlepas dari pengaruh situasi zaman, yaitu era peralihan. Karena bermaksud memba_has karyanya yang dapat merefleksikan situasi tersebut, penulis memilih Shayoo sebagai bahan utama penulisan skripsi.
Shayoo mengetengahkan topik kehidupan sebuah keluarga bangsawan. Karena timbul Perang Dunia II dan ketiaaan kepala keluarga, mereka mengalami kejatuhan, baik fisik maupun mental. Secara fisik dapat segera diketahui dengan adanya kemunduran ekonomi. Sedangkan secara mental digambarkan bahwa tokoh atasan mengalami erosi moral.
Dengan menggunakan studi kepustakaan dan metode pemaparan secara deskriptif, penulis membahas dalam sistematika yang tersusun dalam bab 1 sampai dengan bab 5. Bab 1, pendahuluan; bab 2, latar belakang penulisan Sha_yoo; bab 3, penokohan; bab 4, permasalahan yang terdapat dalam novel Shayoo; bab 5, kesimpulan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Pangastoeti
"ABSTRAK
Perdagangan merupakan sektor yang amat berpengaruh besar dalam kehidupan ekonomi Jepang. Aktivitas perdagangan di. Jepang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dan dalam hal ini swasta memegang peranan panting. Di antara sekian banyak perusahaan yang terdapat di Jepang, ada sembilan perusahaan besar yang membentuk sebuah persatuan yang disebut Sogo Shosha. Sogo Shosha marupakan perusaha_an perdagangan umum yang terdiri dari Mitsubishi Corpora_tion, Mitsui & Co, Sumitomo Corporation, Marubeni Corporation, C. Itoh & Co. Nissho Iwai Co, Toyomenka Kaisha, Kanematsu Gosho Ltd, dan Nichimen Company.
Sogo Shosha mempunyai sejarah yang amat panjang. Dalam skripsi ini penulis mengawali pembahasan dari zaibat_su yang merupakan cikal Bakal terbentuknya Sogo Shosha. Sejak awal masa pembentukannya aktivitas zaibatsu yang paling dominan adalah dalam bidang keuangan yang diwujudkan dalam bentuk perbankan, dan industri yang diwujudkan dalam bentuk perusahan-perusahaan besar . Mereka banyak membantu pemerintah dalam menyediakan dana untuk pembangunan di dalam negeri, juga untuk membiayai peperangan di luar regeri dimana Jepang telibat. Kerjasama yang erat antara pemerintah dan zaibatsu berlangsung sampai pemerintahan diambil alih oleh Sekutu akibat kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II. Tahun 1946 zaibatsu dibubarkan oleh pemerintah pendudukan. Meskipun demikian aktivitas mereka tetap berjalan dalam bentuk perusahaan-perusahaan kecil yang merupakan pecahannya. Tahun 1951 perintah pembubaran dicabut sehingga zaibatsu dapat bergerak lebih luas lagi. Karena luasnya wilayah dan usaha yang mereka tangani maka istilah zaibatsu sudah tidak sesuai lagi, dan mereka lazim disebut Sogo Shosa.
Aktivitas initi Sogo Shosa adalah perdagangan dengan tidak mengutamakan kepentingan sekelompok produk atau wilayah tertentu saja. Usaha-usaha lain dilakukan untuk mendukung usaha intinya. Soga Shosha bukan merupakan (conglomerats) produsen, tetapi merupakan persatuan perdagangannya, jadi me_reka tidak melakukan usaha yang memproduksi barang. Untuk membiayai aktivitas perdagangannya, masing-masing perusahaan mempunyai bank induk, dan menjadikannya sebagai partner dalam bentuk zaikai. Ada tiga hal pokok yang menunjang kemajuan Sogo Shosha yaitu sumberdaya manusia, organisasi, dan informasi. Ketiganya disusun dan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kemajuan perusahaan.

"
1989
S13873
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Carmelia Sukmawati
"ABSTRAK
Pada tanggal 2 September 1945, dilaksanakan upacara penyerahan Jepang kepada Sekutu. Penyerahan itu sendiri dilakukan Jepang pada tanggal 15 Agustus 1945. Pada waktu itu Kaisar Hirohito sendiri yang mengumumkan pernyataan menyerah kepada Sekutu, yakni dengan menerima deklarasi bersama negara-negara Sekutu yang termuat dalam Deklarasi Potsdam.
Peperangan Jepang-Sekutu ditandai dengan penyerangan Pangkalan Militer Amerika: di Pearl Harbor 1941. Karena berlangsung di Pasifik, maka disebut Perang Pasifik. Pada mulanya memang Jepang banyak mendapat kemenangan; tetapi kemudian keadaannya berbalik. Amerika yang tidak senang dengan aksi Jepang di Pasifik akhirnya bersama dengan sekutu-sekutunya menggempur Jepang dan Jepang menderita kekalahan.
Pada tahun 1943 Sekutu menuntut Jepang untuk menyerah, tetapi tidak diabaikan. Pada tahun 1945, melalui Deklarasi Potsdam, kembali Sekutu menuntut Jepang menyerah, dan Jepang tetap mengabaikan tuntutan tersebut. Karena itu Amerika atas nama Sekutu memberi peringatan dengan menjatuhkan bom atom atas kota Hiroshima dan Nagasaki tanggal 6 dan 9 Agustus,
Kaisar Hirohito yang telah menyaksikan banyak kehancuran dalam negerinya akibat peperangan, akhirnya menyatakan agar peperangan dihentikan. Padahal pada tahun 1941, Kaisar Hirohitolah yang memberi pernyataan perang kepada Arnerika.
Skripsi ini memperlihatkan bagaimana sebenarnya peranan Kaisar Hirohito dalam penyerahan Jepang kepada Sekutu dan sejauh mana tindakan yang diambil oleh kaisar Jepang saat itu, setelah negara Jepang menyerah kepada Sekutu.

"
1989
S13522
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Kusumaningrum
"
ABSTRAK
Sinema merupakan salah satu bidang seni yang meskipun baru tumbuh sekitar seratus taham, namun perkembangannya sangat pesat Sinema juga sangat menarik karena ia merupakan media audio sekaligus visual sehingga sangat mendekati realitas. Kedekatan dengan realitas itulah yang membuat sinema merapunyai pengarnh yang kuat terhadap masyarakat. Tidak jarang sinema lah yang memulai suatu trend seperti misalnya trend gaya rambut ataupim gaya berpakaian.
Dalam sejarahnya, perfilman Francis mengalami masa naik-turun. Berbagai aliran pun muncul silih berganti. Nouvelle Vague merupakan sebuah aliran yang muncul pada akhir 50-an dan berkembang pada tahun '60-an. Nouvelle Vague merupakan fenomena yang menarik karena ia sangat berkaitan erat dengan kondisi masyarakat pada masa itu. Nouvelle Vague berbicara tentang realitas masyarakat Francis yang sedang berada dalam proses transformasi, realitas khas periode '60-an. Selain itu, Nouvelle Vague bukan hanya bagian dari perubahan yang sedang terjadi tetapi juga aktor perubahan yang memunculkan alternatif-alternatif barn dalam perfilman Francis baik dari segi etik maupun estetik.
"
1997
S14386
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diny Fidyany Ely
2000
S13717
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stark, Freya
New York: Harcourt Brace Jovanovich, 1961
940.548 STA d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yoo, Kyeong-won
"Sejarah perang merupakan bagian dalam sejarah yang berlangsung sejak dahulu kala dan disebut para filsuf sebagai 'sesuatu yang dibenci, namun tak dapat dihindari. Jika kalian membaca komik "100 kisah sejarah perang, maka kalian akan menemukan sekian banyak kisah perang."
Jakarta: Alex Media Komputindo, 2014
741.5 YOO st I
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yoo, Kyeong-won
"Sejarah perang merupakan bagian dalam sejarah yang berlangsung sejak dahulu kala dan disebut para filsuf sebagai 'sesuatu yang dibenci, namun tak dapat dihindari. Jika kalian membaca komik "100 kisah sejarah perang, maka kalian akan menemukan sekian banyak kisah perang."
Jakarta: Alex Media Komputindo, 2014
741.5 YOO st II
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Widy Rossani Rahayu
"Kedudukan Jepang di Indonesia menjadi terancam secara tidak langsung, setelah Jepang mengalami banyak kekalahan dari sekutu pada masa Perang Dunia II. Kemunduran Jepang tersebut mendorong Perdana Menteri Jepang, Koiso, mengeluarkan kebijakan menjanjikan kemerdekaan bagi Indonesia, kelak di kemudian hari. Kebijakan pemerintah pendudukan Jepang kemudian berlanjut dengan didirikannya Badan Penyelidik Usaha_Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK). Sidang BPUPK digelar sebanyak dua kali. Sidang pertama BPUPK berlangsung pada 29 Mei hingga 1 Juni 1945, dengan agenda pokok membahas tentang dasar negara. Pada saat itu sidang berlangsung dengan alot karena perbedaan pendapat antara kalangan kebangsaan dan kalangan Islam. Untuk menyelesaikannya, dibentuklah Panitia Kecil yang bersidang pada masa reses dengan agenda mencari kesepakatan tentang dasar negara Indonesia. Panitia Kecil ini kemudian menghasilkan Piagam Jakarta. Sidang kedua BPUPK dimulai pada 10 Juli. Sidang kedua ini pun berlangsung dengan alot karena membahas hasil dari sidang Panitia Kecil pada masa reses dan juga membahas Preambule serta Batang Tubug Undang_Undang Dasar. Sidang BPUPK berakhir pada 17 Juli 1945 dengan menghasilkan Piagam Jakarta, preambule dan Batang Tubuh Undang_Undang Dasar yang kemudian menjadi dasar preambule dan Batang Tubuh Undang_Undang Dasar 1945."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S12537
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library