Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 36 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1979
S7016
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismi Windaningrum
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S7236
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitta Alawiyah
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
S7201
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Rini Lesmawati
"Belaskasih dibutuhkan pekerja sosial tetapi belum ada alat spesifik yang mengukur kemampuan tersebut, termasuk memprediksi kompetensi belaskasih calon pekerja sosial. Meski belaskasih dapat dipandang sebagai kompetensi, teori yang ada lebih banyak mendefinisikan belaskasih sebagai emosi Goetz, Keltner, Simon-Thomas, 2010; Lazarus, 1991. Penelitian ini bertujuan mengembangkan alat ukur belaskasih terutama untuk seleksi calon pekerja sosial. Terlebih dahulu penelitian ini merumuskan belaskasih sebagai kompetensi yang terdiri dari hasrat membantu, kearifan membantu dan rencana tindakan membantu. Penelitian ini juga mengembangkan alat ukur kompetensi belaskasih bagi pekerja sosial berpengalaman untuk validasi alat ukur seleksi 100 orang pekerja sosial mengisi alat ukur belaskasih, prediksi belaskasih, spiritualitas, pengalaman emosi positif, nilai, analisis kasus belaskasih dan kemampuan berpikir kritis.
Hasil penelitian membuktikan bahwa belaskasih dapat diukur sebagai kompetensi. Pengujian reliabilitas menggunakan Cronbach dan diperkuat dengan Confirmatory Factor Analysis. Validasi dilakukan melalui uji validitas terkait kriteria menggunakan Behavioral Event Questionnaire BEQ Belaskasih. Untuk pengujian validitas konstruk hasrat membantu, terdapat korelasi signifikan dengan spiritualitas, pengalaman emosi positif dan nilai universalisme serta nilai kebajikan, sementara korelasi tidak signifikan terbukti dengan nilai kekuasaan. Untuk pengujian validitas konstruk kearifan membantu, terdapat korelasi signifikan dengan analisis kasus belaskasih dan kemampuan berpikir kritis, sementara korelasi tidak signifikan terbukti dengan nilai konformitas.

Compassion is a requirement for social workers. However, there has not been a specific instrument to measure the it, nor to predict the competency for social workers to be. Although it can be regarded as a competency, the majority of theories define compassion as an emotion Goetz, Keltner, Simon Thomas, 2010 Lazarus, 1991. This study was aimed to develop an instrument to measure compassion as a competency, especially for selection use. This research firstly formulated the definition of compassion competency as an ability consisted of a drive, wisdom and action plan to help. The next step was constructing a competency measurement for experienced social workers as a criterion to validate the selection measurement tool. 100 social workers participated in this research, completing the measurement of compassion competency, compassion competency prediction, spirituality, positive emotion experiences, values, compassion case analysis, and critical thinking ability.
The result showed that compassion could be measured as a competency. Reliability testing applied in this study were Cronbach rsquo s and Confirmatory Factor Analysis CFA. Criterion related validity used Compassion Behavioral Event Questionnaire BEQ. To test construct validity of compassion drive predictor, significant correlations was found between the predictor and spirituality, positive emotion experiences, and self transcendence values universalism and benevolence, while an unsignificant correlation was found between the predictor and power value. To test construct validity of compassion wisdom predictor, significant correlations was found between the predictor and compassion case analysis and also critical thinking ability, while significant correlation between the predictor and conformity value was not found. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
D2302
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jorawati Simamarta
"Abstrak
Putusan MA No.22 P/HAM/2018 telah membatalkan Permenkumham Nomor 1 Tahun 2018 karena bertentangan dengan UU Nomor 18 Tahun 2003. Namun terdapat beberapa implementasi dan ketentuan UU yang menunjukkan urgensi dari fungsi paralegal. Urgensi dari fungsi paralegal tersebut ditunjukkan dari masih tingginya kasus KDRT yang disebabkan oleh berbagai aspek kehidupan dan terdapatnya UU PKDRT dan Konvensi segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan yang mengamanatkan perlunya fungsi relawan pendamping untuk menangani permasalahan KDRT. Disamping itu terbukti bahwa fungsi pekerja sosial di bawah naungan lembaga perlindungan anak di daerah efektif menangani kekerasan terhadap anak dan terdapatnya amanat Konvensi Hak Anak dan UU No.35 Tahun 2004 untuk melindungi anak yang berhadapan dengan hukum dengan menyediakan pekerja sosial. Kemudian Terdapat amanat dari Pasal 28 UUD 1945, Konvensi ILO Nomor 87, dan Konvensi ILO Nomor 98 yang memberikan jaminan kepada buruh untuk membentuk serikat buruh dalam menangani perselisihan hubungan industrial."
Depok: Badan Penerbit FHUI, 2018
340 JHP 48:4 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Saraswati
"Kajian literatur ini menganalisis promosi kesehatan jiwa sebagai upaya mengurangi stigma terhadap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Latar belakang dibuatnya penelitian ini yaitu tingginya stigma negatif masyarakat terhadap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Indonesia yang berpengaruh terhadap perlakuan diskriminatif terhadap ODGJ seperti pemasungan, pengucilan, dan perlakuan diskriminatif lainnya. Dalam mengkaji topik penelitian ini, peneliti melakukan penelaahan terhadap penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dengan topik kajian literatur ini. peneliti memilih 15 (lima belas) penelitian terdahulu yang paling relevan dari rentang waktu 2016–2022. Dari 15 penelitian tersebut, peneliti kembali memilih 10 (sepuluh) penelitian yang relevan dengan setiap konsep yaitu stigma terhadap orang dengan gangguan jiwa, promosi kesehatan jiwa, dan upaya mengurangi stigma. Terdapat 3 (tiga) jurnal acuan dalam menganalisis stigma terhadap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), 5 (lima) jurnal acuan mengenai promosi kesehatan jiwa, dan 2 (dua) jurnal acuan mengenai upaya mengurangi stigma. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kajian literatur jenis integrative review dengan menganalisis kelebihan, kekurangan, serta substansi dari jurnal-jurnal acuan yang ditelaah. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa stigma negatif masyarakat terhadap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) disebabkan oleh minimnya pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan jiwa dan gangguan kejiwaan sehingga promosi kesehatan jiwa diperlukan dalam meningkatkan pengetahuan serta menumbuhkan empati masyarakat. Penelitian ini menyimpulkan bahwa promosi kesehatan jiwa dapat menjadi upaya mengurangi kesehatan jiwa dan dilakukan dengan berbagai metode seperti penyuluhan, sosialisasi, bahkan praktik seperti roleplay atau direct contact dengan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Metode promosi kesehatan jiwa melalui praktik menunjukkan hasil berkurangnya stigma dan munculnya empati masyarakat terhadap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Promosi kesehatan jiwa pun perlu dilakukan kepada tenaga kesehatan dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kepercayaan diri mereka untuk melakukan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat terkait kesehatan jiwa dan gangguan jiwa. Selain itu, promosi kesehatan jiwa pun dapat melibatkan peran pekerja sosial sebagai educator, group facilitator, dan activist dengan menerapkan cultural competence dengan memperhatikan aspek kebudayaan seperti kepercayaan, seni, nilai-nilai moral, hukum, adat, serta kebiasaan dan kemampuan lainnya yang menjadi pedoman hidup masyarakat. Promosi kesehatan jiwa pun perlu memperhatikan penggunaan bahasa yang mudah dipahami dan sesuai dengan budaya masyarakat sehingga materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik.

This literature review analyzes mental health promotion as a strategy to reduce stigma towards people with severe mental illness (ODGJ). The background of this research is the existing stigmatization towards people with severe mental illness (ODGJ) in Indonesia that influences discriminative action towards them such as shackling, exclusion, and the other discriminatory behaviour in our society. In reviewing this topic, study towards previous relevant research has been done in this literature review. There are 15 (fifteen) previous studies that are relevant with the concepts of stigma towards people with severe mental illness (ODGJ), mental health promotion, and strategy in reducing stigma. There are 3 (three) reference articles in analyzing stigma towards people with severe mental illness (ODGJ), 5 (five) reference articles about mental health promotion, and 2 (two) reference articles about strategy in reducing stigma. The method used in this literature review is integrative review by analyzing the strengths, limitations, and substances of the studied reference articles. Based on the analysis, the negative public stigma towards people with severe mental illness is existing due to the lack of information people’s knowledge about mental health and mental illness in our society. Therefore, mental health promotion could be considered as a strategy to reduce stigma and increase empathy towards people with mental illness (ODGJ). This literature review concludes that a mental health promotion is potential as a strategy to reduce stigma through various methods such as socialization, counseling, and even practical activities such as roleplay and direct contact with people with severe mental illness (ODGJ). Mental health promotion through practical activities shows the decreasing of public stigma towards people with severe mental illness and the increasing of empathy towards them. Also, mental health promotion is required to strengthen the capacity and self-efficacy of health practitioners to deliver mental health socialization or counseling to the society. In addition, mental health promotion could involve social worker roles as educator, group facilitator, and activist by involving cultural competence and paying attention to cultural aspects such as beliefs, arts, moral values, laws, customs, habits, and other capabilities that have already become the guidance of society. Mental health promotion needs to be conducted by using languages that can be understood and relevant to the culture in the society in order to ensure that the information is well-delivered and accepted."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nabillah Ulfah
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran praktik pekerjaan sosial di rumah sakit jiwa. Praktik pekerjaan sosial dalam bidang kesehatan jiwa merupakan hal yang penting bagi pemulihan ODGJ Orang Dengan Gangguan Jiwa maupun Orang Dengan Masalah Kejiwaan ODMK terutama untuk mengintegrasikan mereka kembali ke masyarakat setelah menerima pelayanan di rumah sakit jiwa. Walaupun memegang peran yang penting, didapati bahwa praktik pekerjaan sosial di rumah sakit jiwa di Indonesia masih belum optimal. Penelitian ini dilakukan di RSJ Dharmawangsa dan RSJ Soeharto Heerdjan sebagai dua rumah sakit jiwa di Jakarta yang menjadi tujuan terbesar untuk menerima pelayanan kesehatan jiwa. Informan dari penelitian ini adalah segenap tenaga kesehatan jiwa profesional seperti pekerja sosial, psikiater, psikolog, perawat, dan terapis okupasi, serta klien penerima pelayanan. Hasil penelitian ini mendeskripsikan praktik pekerjaan sosial di masing-masing rumah sakit jiwa yang dibagi dalam lima tema yaitu tugas dan peran pekerja sosial, kolaborasi tim profesi kesehatan jiwa, tantangan praktik pekerjaan sosial dan strateginya, ketidaksesuaian pelayanan promotif, dan perspektif dan pendekatan dalam penyampaian pelayanan.

This study aims to describe social work practices conducted in mental hospitals. Social work in mental health area is important to help people with mental disorders to re integrate with the society. Despite of its importance, it is known that social work in mental hospitals in Indonesia has not been optimal. The study is conducted in RSJ Dharmawangsa and RSJ Soeharto Heerdjan as some of main destinations for people to seek for professional helps. The participants of this study are professional workers in mental health team such as social workers, psychiatrists, psychologists, nurses, and occupational therapist, as well as the clients. The results are elaborated in five themes which talk about social workers rsquo tasks and roles, health professional team collaboration, challenges and strategies in social work practice, misapplication of promotive services, and perspective and approach to services."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rangga Wicaksana
"Tesis ini membahas tentang proses pembentukan konsep diri pada penyandang disabilitas melalui komunikasi antarpribadi dengan pekerja sosial. Dengan berlandaskan paradigma konstruktivis, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana konsep diri penyandang disabilitas terbentuk dan faktor-faktor apa yang membentuknya. Melalui teori interaksionisme simbolik dan tahapan pembentukan konsep diri, peneliti berusaha menjelaskan bagaimana self seseorang terbentuk melalui interaksi dengan orang lain, khususnya dengan significant others-nya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan kaitan yang erat antara komunikasi antarpribadi yang dilakukan pekerja sosial terhadap konsep diri yang terbentuk pada diri penyandang disabilitas. Peneliti merekomendasikan agar penelitian ini bisa terus dikembangkan dengan melihat faktor lain yang dapat membentuk konsep diri penyandang disabilitas seperti media, lingkungan, dan lain-lain.

This thesis discusses the process of the formation on the concept of selft in interpersonal communication through the disabled with social worker. With the constructivist paradigm, based on this research aims to examine how the concept of the disabled self is formed and what factors that shape it. Through the theory of symbolic interactionism and the stages of self concept formation, researchers try to explain how a persons self is formed through interaction with others, especially with the significant others. The results of this study indicate a close relationship between interpersonal communication conducted by social workers to the concept of self that is formed on the disabled. Researchers recommend that this research can continue to be developed by looking at others factors that can shape the concept of selft disabled people such as media, environment, and others.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T50086
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>