Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 52 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S7327
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzik Lendriyono
"Keterlibatan anak-anak dalam dunia pekerjaan selain
merampas dan mengingkari hak-haknya, juga sangat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun psikisnya. Data dan SAKERNAS (Survey Angkatan Kerja Nasioflal) 1996-1997 yang juga didukung beberapa peneliti dari IPEC (International Programe on the Elimination of Child Labour) melalui BPS (Biro Pusat Statistik) menunjukkan bahwa, di Indonesia terdapat 2,5 juta anak yang aktif di bidang ekonomi. Diperkirakan jumlah tersebut semakin bertambah seiiring dengan krisis ekonomi yang semakin tidak jelas berakhirnya. Masuknya pekerja anak perempuan dalam pasar kerja,
telah melahirkan beberapa persoalan baru yang diantaranya adalah kecenderungan untuk dilecehkan secara seksual. Perlakuan tersebut dalam perkembangannya berpeluang untuk terjadinya pelacuran. Berdasarkan berbagai data yang ada, sedikitnya 30% dari pekerja seks di Indonesia adalah anak anak di bawah usia 18 tahun.
Di Taman Piaduk Prumpung-Jatinegara, juga terdapat
pekerja anak perempuan yang jumlahnya antara 100 - 200
anak. Mereka bekerja sebagai pelayan minuman. Sebagian di antara mereka teryata berprofesi sebagai pelacur yang berkedok sebagai pelayan minuman pula. Diperkirakan profesi tersebut muncul sebagai akibat dari pelecehan seksual dan tuntutan dalam lingkungan pekerjaannya selama ini. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan melakukan observasi secara langsung serta wawancara mendalam terhadap para informan, dapat diketahui bahwa sebagian besar dari mereka pernah mengalami pelecehan seksual. Pelecehan yang seringkali dialami dapat diketahui mulai dari bentuk pelecehannya, pelaku dan tempat serta kisah beberapa pelayan minuman, berkaitan dengan profesi
yang dijalaninya selama ini. Selain itu terdapat pula
faktor-faktor yang berpengaruh kuat sebagai penyebab mereka memasuki dunia prostitusi.
Analisa Teori Pertukaran Sosial yang digunakan untuk
membahas permasalahan di atas menyatakan bahwa, keberadaan para pelayan minuman hingga mereka mengalami pelecehan seksual, berkaitan dengan posisi Subordinasi yang terjadi dalam interaksinya. Meskipun reward yang didapatkan dan perlakuan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhannya, namun keberadaan mereka tidak mengalami perbaikan yang berarti. Kondisi ini kemudian memunculkan Perilaku Alternatif yang diharapkan dapat membantu menambah penghasilan dan yang diperolehnya selama ini.
Namun dalam perkembangannya, perilaku tersebut justru
menempatkan mereka dalam posisi yang lebih memprihatinkan. Mereka menjadi semakin sulit keluar dari dunianya Bermacam perlakuan dan penghasilan yang diperoleh dalam pekerjaan tersebut telah menjadi
kehidupannya. Padahal risiko dan pekerjaan lebih besar dari penghasilan yang diperolehnya selama inì.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T3925
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Ayang Sabrina
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai hubungan pemerintah dan Lembaga Swadaya Masyarakat LSM dalam upaya-upaya perlindungan anak yang dipekerjakan dengan melihat hubungan yang terjadi di Provinsi Jawa Timur. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan melalui wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan pemerintah dan LSM cenderung dicirikan dengan hubungan yang pragmatis dan bersifat sub contract dari program pemerintah dan sisanya adalah kebutuhan praktis, advokasi, dan inisiatif. Akan tetapi, sikap masing-masing LSM berbeda-beda dalam menanggapi hubungan tersebut yang didasari oleh pandangan dan orientasi LSM. Hubungan yang bersifat pragmatis dan sub-contract ini juga dipengaruhi oleh rendahnya political will dan kapasitas pemerintah serta isu anak yang dipekerjakan yang masih dianggap hanya sebagai isu privat.

ABSTRACT
This thesis discusses the GO NGO relation on the child labour protection in East Java, Indonesia. This research was conducted using qualitative approach through deep interview and literature studies. The result showed that this GO NGO relation is characterized by pragmatic relation and NGOs have the tendency to become government rsquo s sub contract in protection programme. This relation also affect how NGO behave to the government and it is different in each NGO based on their point of view and orientation. This relation indicates the lack of political will and capacity of the government bodies. Furthermore, this relation also can be explained because of the child labour issue itself which still considered as private issue rather than public issue."
[;, ]: 2017
S70049
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mukarto Siswoyo
"Keterlibatan anak-anak bekerja dalam dunia kerja upahan, membawa dampak negatif bagi perkembangan fisik maupun psikis anak. Mereka menjadi kehilangan kesempatan bermain dan sekolah serta masa kanak. Bahkan yang lebih memprihatinkan, mereka berada pada situasi kerja yang eksploitatif. Secara konseptual, eksploitasi adalah suatu tindakan individu, kelompok, atau kelas yang secara tidak adil atau secara tidak wajar menarik keuntungan dari kerja, atau atas kerugian orang lain. Dalam kaitan dengan pekerja anak, eksploitasi berarti anak yang dieksploitasi orang lain dalam keseluruhan bagian yang berkaitan dengan produksi tenaga kerja; dan anak bekerja dalam pekerjaan tertentu yang tidak sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan-kebutuhan perkembangannya.
Tujuan penelitian ini untuk memahami faktor pendorong dan penarik anak bekerja serta mengungkap terjadinya eksploitasi terhadap mereka. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan analisa kualitatif. Data dikumpulkan dari informan yang dipilih melalui wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi.
Pertanyaan pokok penelitian tentang eksploitasi meliputi empat aspek berikut: a). Upah kerja, b). Jam kerja, c). Pemberian jenis pekerjaan, dan d). Hubungan dengan majikan. Hal yang ingin diungkap juga adalah faktor pendorong dan penarik anak bekerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemiskinan orang tua menjadi faktor pendorong dan keberadaan pabrik genteng dilingkungannya menjadi penarik anak bekerja.
Atas hasil penelitian disimpulkan bahwa anak berada pada situasi kerja yang eksploitatif. Eksploitasi ditunjukkan oleh upah yang mereka terima setengah dari pekerja dewasa. Jam kerja diberlakukan lama dengan pekerja dewasa. Tidak ada pembedaan pemberian jenia pekerjaan antara pekerja dewasa dengan pekerja anak walaupun berisiko tinggi. Dan pola hubungan buruh-majikan, nampak terlihat menguntungkan pihak majikan dengan diciptakannya instrumen-instrumen pengikat sedemikian rupa sehingga anak menjadi tetap bekerja. Disamping itu, hak-hak sebagai pekerja tidak dijamin oleh pengusaha karena pengusaha merasa tidak berkewajiban untuk menyediakannya.
Atas dasar itu, peneliti menyarankan kepada pihak pemerintah untuk memberikan perlindungan maksimal melalui penerapan peraturan dan sangsi yang tegas Berta pemberian pelayanan sosial kepada anak-anak yang telah "terjebak" dalam situasi kerja upahan sehingga terhindar dari praktek eksploitasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T7291
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resa Surya Utama
"Anak yang bekerja akan kehilangan haknya dalam mendapatkan pendidikan optimal yang dapat merugikan pembangunan modal manusianya. Salah satu penyebab munculnya pekerja anak adalah ketidakmampuan ekonomi rumah tangga yang umumnya direpresentasikan dengan status kemiskinan moneter. Namun, dorongan untuk melibatkan anak dalam bekerja lebih ditentukan pada persepsi rumah tangga terhadap kemampuan ekonomi rumah tangga dalam pemenuhan kebutuhan pokoknya. Tingkat kerawanan pangan dapat dijadikan sebagai salah satu ukuran yang dapat mencerminkan kondisi tersebut dalam menjelaskan munculnya pekerja anak. Hasil first stage IV2SLS menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara pengalaman rawan pangan masa lalu terhadap persepsi rawan pangan masa sekarang. Selanjutnya, hasil second stage menunjukkan bahwa semakin rawan pangan suatu rumah tangga, maka akan meningkatkan partisipasi anak dalam rumah tangga itu untuk bekerja. Selain itu ditemukan pula karakteristik sosial-ekonomi dan demografi tertentu yang membuat partisipasi anak bekerja semakin besar. Intervensi pemerintah untuk memastikan ketersediaan stok pangan dan keterjangkauan harga diperlukan untuk mengurangi rasa khawatir kekurangan pangan pada rumah tangga sehingga dapat memperkecil peluang anak bekerja..

Children in employment put a halt to their own education and human capital development. Labour supply theory argued that monetary poverty is one of the main reasons of their existence. Nevertheless, the urge to involve children in working environment is dependent on households own perception to fulfil their basic needs. Food Insecurity Experience Scale (FIES) is an alternative measurement reflecting on the conditions to explain the emergence of child labour. The first stage of Instrumental Variable (IV) with 2SLS method results in there is a negative relationship between exposure to famine in the past and current perceptions of FIES. The second stage estimation shows higher probability of childrens participation in work in households where FIES is severe. In addition, socio-economic and demographic characteristics also has significant contribution. Ensuring food stocks availability and affordability is paramount in eradicating children in employment.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54569
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S6850
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Idil Fithriansyah
"Tesis ini difokuskan pada pembahasan mengenai Determinan Rumah Tangga Pekerja Artak Di Indonesia dan mengetahui karakteristik kepala rumah tangga dan rumah tangganya. Data yang digunakan adalah data Susenas lahun 2007. Adapun 'usia anak yang digolongkan sébagai pekerja anak didalam penelitian ini adalah anak yang berusia I0-I4 tahun. Sedangkan model yang dipergunakan umuk pengolahan data adalah regresi logistik biner atau model logit, dengan penganalisaan secara deskriptif dan secara inferensial. Adapun variabel bebas yang dipakai adalah pendidikan kepala rumah tangga, jenis kelamin kepala rumah rangga, status atau kondisi kesehatan kepala rumah tangga, Iapangan usaha utama kepala rumah tangga, status pekerjaan utama kepala rumah tangga, umur kepala rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga, lokasi atau daerah tempat tinggal rumah tangga, status sosial rumah tangga, status kepala rumah tangga.
Dari analisis deskriptif didapat bahwa karakteristik kepala rumah tangga dan rumah tangga yang menyebabkan munculnya rumah tangga pekerja anak yang jumlahnya terbanyak di Indonesia berdasarkan hasil penelitian ini adalah kepala rumah tangganya berjenis kelamin Iaki-laki, kepala rumah tangganya sudah berumur tua (diatas 40 tahun), kepala rumah tangganya dalam kondisi sehat atau ada gangguan tetapi tidak mengganggu kcgiatan, kepala rumah tangganya bekerja disektor informal, lapangan usaha utama kepala rumah tangganya adalah pertanian, tingkat pendidikan kepala rumah tangganya adalah tamat Sekolah Dasar kebawah, rumah tangganya berlokasi tempat tinggal di desa, jumlah anggota rumah tangga 5 orang atau lebih, status sosial rumah tangganya adalah rumah tangga diatas garis kemiskinan dan status kepala rumah tangganya lengkap.
Berdasarkan analisis inferensial didapat bahwa semakin rendahnya pendidikan kepala rumah tangga maka peluang munculnya rumah tangga pckerja anak besar. Sedangkan untuk variabel jenis kelamin kepala rumah tangga didapat bahwa kepala rumah tangga perempuan lebih berpeluang memunculkan rumah tangga pekerja anak dibandingkan dengan kepala rumah tangga iaki-laki. Adapun karakteristik kepala mmah tangga dan rumah tangga Iainnya seperti: status atau kondisi kesehatan kepala rumah tangga, pekerjaan utama kepala rumah tangga, status pekerjaan utama kepala rumah tangga, umur kepata rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga, Iokasi atau daerah tempat tinggal rumah tangga, status sosial rumah tangga, status kepala rumah tangga, juga memiliki pengaruh terhadap keberadaan rumah tangga pekerja anak di Indonesia.

This thesis is concerned about determinant of household ol' child worker in Indonesia and knowing the characteristic of household head and household its. Data which used is Susenas data from 2007. Classification ol`child worker which used in this research was IO - 14 years. While model utilized for the data processing is binary regression logistics or logit model, with descriptive and inferential analysis. The free v riables which used are education of household head, gender of household head, status or health condition ol' household head, main sector of household head, main job status of household head. age of household head, number of household member, location or area ot` household residence, social status of household, and status of household head.
From descriptive analysis was got that characteristic of household and household head was causing appearance of household of child worker which its amount a lot of in Indonesia based on this research are gender of household head is a man, age of household head is old (above 40 years), household head is in healthy condition or no in health condition but do not bother the activity, household head works in informal sector, main sector of household head is agriculture, education level of household head is graduated from elementary school downwards. location of household is in rural, number of household member is S persons or more, social status of household is above line of poomess, and status of household head its com plete.
Based on analysis inferential was got that progressively low the education of household head hence the probability of appearance of household of child worker is bigger. While for the variable of gender of household head was got that household which lead by woman have bigger probability of appearance ot" household of child worker compared to lead by man. The characteristics of household head and the other household like : status or health condition of household head, main sector of' household head, main job status of household head, number of household member, location or area of' household residence. social status of household, status of household head, also have the influence to existence of household of child worker in Indonesia.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T33926
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rofiqoh Rahmaniyah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak guncangan rumah tangga terhadap partisipasi kerja dan partisipasi sekolah anak di Indonesia, dengan menggunakan data Indonesia Family Life Survey (IFLS) wave 4 tahun 2007. Isu tentang guncangan rumah tangga dibahas merujuk pada adanya beberapa penelitian yang menyatakan bahwa guncangan adalah penyebab timbulnya kemiskinan baru, maupun berubahnya tingkat kemiskinan ke tingkat yang lebih rendah serta respon pekerja anak yang bervariasi. Tesis ini menggunakan model probit bivariat untuk mengindentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kerja dan sekolah anak, ternasuk didalamnya indikasi guncangan rumah tangga.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa rumah tangga menggunakan pekerja anak dan mengurangi sekolah anak sebagai strategi mengatasi guncangan kehilangan pekerjaan, sebaliknya guncangan penyakit dan kecelakaan anggota rumah tangga memberikan hasil yang signifikan terhadap probabilita sekolah anak namun hasilnya berlawanan dengan yang diharapkan. Penelitian juga menemukan bahwa rumah tangga miskin cenderung untuk menggunakan pekerja anak dan mengurangi sekolah anak sebagai strategi untuk
mengatasi guncangan rumah tangga.

This study investigates the impact of household shock on child labor and child schooling in Indonesia using Indonesia Family Life Survey (IFLS) wave four, 2007. Shock issue is highligted because previous studies argue that shock if main couse of new poverty or fall the economic level. This study using bivariat probit model to identify the determinants of child schooling and child labor including household shock.
The result suggest that no evidence that household use child labor and reduce child schooling to cope father lost of work shock. In contrast, the result found that illness and accident of household member shock, significanly positif with child schooling, opposite to the expected sign. This study also found that poor household likely to use child labor and schooling reduction as strategy to cope the household schok.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T43440
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Mega Puspitasari
"ABSTRAK
Pekerja anak merupakan masalah yang timbul akibat dampak permasalahan
ekonomi, sosial, dan kebudayaan di masyarakat. Penelitian ini membahas
implementasi Program Pengurangan Pekerja Anak Sebagai Pendorong Program
Keluarga Harapan (PPA-PKH) dengan Studi di Kabupaten Mojokerto, dengan
paradigma post-positivis, dan melihat implementasi program dari Komunikasi,
Sumber Daya, Disposisi, dan Struktur Birokrasinya. Penelitian ini adalah
penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa secara keseluruhan implementasi program PPA-PKH belum
cukup maksimal. Hal ini karena masih banyak permasalan dalam implementasi
program. Oleh karena itu, dibutuhkan peran serta dan keterlibatan semua pihak
terkait, agar terjalin hubungan koordinasi yang baik untuk memperbaiki
kekurangan dalam pengimplementasian program di tahun berikutnya dan
pencapaian kesamaan persepsi untuk membangun tujuan dan menghadapi
berbagai kendala bersama menuju keberhasilan program.

ABSTRACT
Child labor is a problem that arises due to the impact of economic problems,
social, and culture in the community. This study discusses the implementation of
the Child Labour Reduction Program For Drivers of the Family Hope Program, to
study in Mojokerto regency, with post-positivist paradigm, and look at the
implementation of the program of Communication, Resources, disposition, and
structure of bureaucracy. This study is a qualitative research with descriptive
design. The results of this study indicate that the overall implementation of the
program, the maximum is not enough. This is because there are still a lot of the
problem lies in the implementation of the program. Therefore, it needs the
participation and involvement of all parties concerned, in order to create a good
relationship coordination to correct deficiencies in the implementation of the
program in the next year and the achievement of a common perception to create
goals and face many obstacles together towards the success of the program."
2016
S64448
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>