Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kaligis, Otto Cornelis, 1942-
Jakarta: Yarsif Watampone, 2002
347.01 KAL t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Munajat
"Keberadaan Kelompok Petisi 50 sangat tenomenal dalam wacana perpolitikan Indonesia pada masa Orde Baru Kelompok itu "mewakili" kelompok-kelompok lain dalam masyarakat yang merasa tidak serasi dengan pemerintah. Kehadirannya dapat pula dipandang sebagai puncak dari permasalahan ketidakserasian di antara masyarakat demean pemerintahan yang tengah berkuasa. Keberadaannva menumbuhkan dan menyambung kembali mata rantai semangat dan daya serta kekuatan kritis masyarakat yang selama ini selalu dilumpuhkan dan diputuskan oleh pemerintah. Kekuatan kritis yang dimaksud terutama ialah gerakan mahasiswa yang selalu menunjukkan kekuatan massy dengan mengambil bentuk demonstrasi.
Kelompok Petisi 50 terbentuk dari diskusi-diskusi yang meretleksikan kontlik antarelit politik. Ketersingkiran dari perpolitikan nasional dan penghayatan alas praktik,politik yang tidak sesuai dengan pengharapan bercampur menjadi factor yang menjadi sebab kemunculan konflik Demokratisasi adalah tema utama yang dikedepankan dan diperjuangkan untuk diwujudkan oleh Kelompok Petisi 50.
Pemerintah Orde Baru dalam persepsi Kelompok Petisi 50 adalah pemerintahan yang menjalankan demokrasi semu. Kelompok Petisi 50 menghendaki adanva kondisi politik yang lebih bail: setelah menyaksikan penyimpangan yang dilakukan pemerintah Orde Baru. Senarai di atas menunjukkan bahwa peran Kelompok Petisi 50 dalam kehidupan politik Orde Baru cukup strategis sebagai pressure group dalam rangka kontrol politik sejak tahun 1980 hingga jatuhnva pemerintah pada 1998. Oleh sebab itulah aktivitas anggota Kelompok Petisi 50 dikendalikan dengan berbagai cara."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
T37410
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karna Wijaya
2007
T37615
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tangkilisan, Yuda Benharry
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Basuki Suhardi
"Amanat yang disampaikan di dalam GBHN 1993 agar ada·komunikasi timbal balik antar­ dan antara warga dan pemerintah tergolong pada amanat yang mulia. Oleh karena itu, amanat itu perlu mendapat perhatian yang daria. Masalahnya adalah bahwa di dalam pelaksanaannya di tingkat pemerintahan yang paling bawah, terutama yang di pedesaan, para pejabatnya mengalami kendala komunikasi. Komunikasi dalam dalam hal ini adalah komunikasi bahasa. Tidak semua penduduk desa dapat memahami amanat yang disampaikan para petingginya dalam bahasa nasional. Hal ini disebabkan oleh tidak meratanya penguasaan bahasa Indonesi di antara penduduk desa.
Untuk mengatasi kenyataan itu, ada diantara para pemuka masyarakat yang mencoba mengatasi kesukaran itu dengan cara yang menarik. Mereka melakukan tukar kode (code switching). Mereka memberikan penjelasan dalam dua bahasa, bahasa nasional dan bahasa daerah, secara bergantian. Tentu saja hal itu dapat dilakukan hanya apabila petinggi yang bersangkutan menguasai dua bahasa sekaligus, bahasa nasional dan bahasa daerah setempat. Tampaknya cara seperti ini cukup efektif.
Data yang disajikan dalam tulisan ini diambil dari beberapa upacara resmi tingkat desa di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan penutur bahasa daerah yang berbeda."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
S5904
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Attia Nur
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S6110
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S6780
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The province of East Kalimantan has the largest tropical
forests in indonesia. Throughout the era of the New
Order government under President Soeharto the natural
resources especially tropical forests were .systematically
exploited without any serious effort on the part of the
government and private companies to take care of the
social and environmental aspect of such exploitation. As
a result, severe environmental degradation tool: place
and the local people in the country side lost their
sources of livelihood in the midst of the presence of
multinational corporations and private forest
concessionaires ironically there were enclaves of
poverty. in this era of regional autonomy there is much
doubt that the situation could get better as local
government authorities tend to repeat past mistakes and
they are unable to control the extensive practice of
illegal logging. This writing will propose some potty
suggestions that might be helpful for promoting the
principles of sustainable development and putting an end
to the phenomenon of "the tragedy of the commons"."
Jurnal Hukum Internasional: Indonesian Journal of International Law, Vol. 4 No. 4 Juli 2007 : 717-744, 2007
JHII-4-4-Jul2007-717
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Zhafirah Choirunnisa
"Industrialisasi memberikan dampak signifikan terhadap kehidupan petani, baik dalam aspek ekonomi maupun sosial. Indonesia mengalami perumbuhan industrialisasi yang relatif cukup lambat jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Industrialisasi sendiri sudah banyak diteliti oleh ahli-ahli dalam berbagai macam disiplin ilmu, seperti Thee Kian Wie. Pemaparan industrialisasi dengan memanfaatkan disiplin ilmu sejarah menjadikan karyanya menarik yang disertai pengetahuan ekonomi yang mendalam. Penelitian ini berbeda dengan penelitian Thee Kian Wie. Penelitian ini mencoba memusatkan pertumbuhan industrialisasi pada satu wilayah, yakni Kecamatan Telukjambe yang menjadi bagian dalam wilayah Kabupaten Karawang. Pertumbuhan industri di wilayah ini terbilang agak terlambat jika dibandingkan dengan beberapa wilayah lainnya di Indonesia yang sudah tumbuh dan dikembangkan menjadi zona industri. Sebutan `lumbung padi` masih dipergunakankan oleh masyarakat desa di wilayah tersebut, sehingga pertumbuhan industri menjadi tantangan untuk mempertahankannya. Ketersediaan lahan yang semakin menyusut menjadi salah satu dampak dari semakin meningkatnya pertumbuhan industri di wilayah tersebut. Hal ini mampu menciptakan berbagai macam perubahan dan dinamika yang terjadi dalam masyarakat, baik ketika mereka ingin mengambil alih kembali tanah yang dituntut oleh pelaku industri, maupun gejolak akibat terjadi perpindahan orientasi kerja masyarakat untuk memenuhi permintaan pasar tenaga kerja. Namun, sektor industri juga memberikan manfaat lainnya, seperti terbukanya kesempatan berusaha yang kemudian mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat. Ada banyak celah dalam penelitian ini yang mampu mendorong penelitian lainnya dengan berbagai macam disiplin ilmu yang berbeda, sehingga pembangunan Indonesia dapat dilihat dengan jelas dalam berbagai macam sudut pandang multidimensional.
Industrialization has a significant impact on peasants life, both in economic and social aspects. Indonesia has experienced a fairly slow growth of industrialization compared to other countries. Industrialization itself has been studied by experts in various disciplines, including Thee Kian Wie. The explanation of industrialization by utilizing the discipline of history makes his work interesting with his deep economic knowledge. This research will be quite different from his researches. This research focus on the growth of industrialization in a region, namely Telukjambe, a subdistrict of Karawang Regency. Industrial growth in this region was somewhat slow compared to some other regions in Indonesia which have grown and developed into industrial zones. `Lumbung padi` or rice barn was still a nickname that will always be maintained by rural communities in the region, so that industrial growth was a new challenge to the maintainance. The shrinking availability of land was one of the effects of the increasing industrial growth in the region. This raised various kinds of upheaval that occurs in the community, both when they wanted to take back land claimed by industry, as well as a small tension dued to high population movements to meet labor market demands. However, the industrial sector also provided other benefits, such as the opening of new business opportunities which in turn encourage increasing community welfares. There are many gaps in this research that can encourage other research with a variety of different scientific disciplines, so that Indonesia's development can be seen clearly in a variety of perspectives from the multidimensional point of view."
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>