Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 392 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Apridina Syahira
"Kanker tidak hanya dapat menyerang orang dewasa, namun juga dapat menyerang anak-anak mulai dari usia bayi hingga usia 18 tahun. Salah satu jenis kanker anak adalah Nephroblastoma. Nephroblastoma merupaka kanker yang menyerang ginjal dan memiliki manifestasi klinis nyeri pada bagian abdomen Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan manajemen nyeri dengan teknik distraksi dengan menggunakan teknik distraksi audiovisual. Analisis dilakukan pada pengelolaan pasien di Ruang anak RSAB Harapan Kita. Pasien diberikan teknik distraksi audiovisual selama 4 hari interaksi. Intervensi ini berfokus untuk mengalihkan perasaan yang tidak menyenangkan ke perasaan yang lebih menyenangkan. Penilaian nyeri dilakukan dengan menggunakan instrumen FLACC dan Wong Backer Scale. Penerapan teknik distraksi audiovisual menunjukkan hasil terdapat penurunan dari skala nyeri pada pasien dengan Nephroblastoma. Hal ini ditandai dengan anak lebih tenang, tidak rewel, dan tidak gelisah. Hasil gambaran ini diharapkan dapat menjadi acuan penerapan tindakan keperawatan Ners pada pasien nephrobastoma dengan nyeri akut.  

Cancer does not only attack adult but also children from infancy to 18 years of age. One type of childhood cancer is Nephroblastoma. Nephroblastoma is cancer that attacks the kidneys and has clinical manifestations of pain in the abdomen. The purpose of this study is to determine the application of pain management with distraction techniques using audiovisual distraction techniques. The analysis was carried out on the management of patients in the children's room of RSAB Harapan Kita. Patients were given an audiovisual distraction technique for four days of interaction. This intervention focuses on shifting unpleasant feelings to more pleasant ones. Pain assessment was carried out using the FLACC instrument and the Wong Baker Scale.The application of the audiovisual distraction technique showed a reduction in pain scale in patients with Nephroblastoma. It's result show the child being calmer, not fussy, and not restless. The results of this description are expect to be a reference for the application of nursing actions by nurses in nephroblastoma patients with acute pain."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Diyah Ariyeni Widiastuti
"Latar Belakang : Sectio Caesar merupakan tindakan persalinan yang dilakukan dengan cara memutuskan jaringan kontuinitas atau persambungan dengan insisi untuk mengeluarkan bayi. Luka insisi operasi meninggalkan reseptor nyeri. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk melaporkan asuhan keperawatan maternitas pada pasien post sectio caesarea yang mengalami nyeri dan pengaruh penerapan hand food massage dan relaksasi otot progresif untuk menurunkan tingkat nyeri. Pembahasan : Pasien dengan status paritas P1A0 post sectio caesarea hari pertama mengeluh nyeri area luka post operasi (skala nyeri 8/10 ). Pasien mengatakan adanya penurunan tingkat nyeri (skala 8-2) setelah dilakukan latihan hand foot massage dan relaksasi otot progresif selama 5 hari berturut-turut dengan waktu latihan 1x 40 menit setiap harinya disertai konsumsi analgetik pada 2 jam sebelum intervensi tersebut. Kesimpulan : Nyeri post sectio caesarea adalah perasaan tidak menyenangkan yang diakibatkan karena luka sayatan dari insisi pembedahan caesarea. Perpaduan hand food massage dan relaksasi otot progresif dapat diterapkan sebagai terapi non farmakologi dalam menurunkan tingkat nyeri pasien post sectio caesarea yang mengalami nyeri.

Background: Caesarean section is a delivery procedure that is carried out by breaking tissue continuity with an incision to remove the baby. The surgical incision leaves pain receptors. The aim of writing this scientific work is to report maternity nursing care for post caesarean section patients who experience pain and the effect of applying hand food massage and progressive muscle relaxation to reduce pain levels. Discussion: Patients with parity status P1A0 post caesarean section on the first day complained of pain in the post-operative wound area (pain scale 8/10). The patients stated that there was a decrease in the level of pain (scale 8-2) after doing hand foot massage and progressive muscle relaxation exercises for 5 consecutive days with 1 x 40 minute training time per day accompanied by taking analgesics 2 hours before the intervention. Conclusion: Post caesarean section pain is an unpleasant feeling caused by the incision of the caesarean section. The combination of hand food massage and progressive muscle relaxation can be applied as a non-pharmacological therapy to reduce the pain level of post-cesarean section patients who experience pain."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Maryani
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susi Yuliawati
"Nyeri yang dirasakan individu adalah pengalaman subjektif dan bervariasi yang. merupakan salah satu mekanisme pertahanan tubuh. Nyeri dapat diatasi dengan A menggunakan obat-obatan (farmakologik) dan non farmakologik. Oleh karena itu penting bagi perawat mengatasi nyeri pasien untuk memberikan kenyamanan, baik melalui tindakan mandiri maupun tindakan kolaborasi. Tindakan mandiri perawat adalah manajemen nyeri non farmakologik, diantaranya adalah teknik distraksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas teknik distraksi dalam mengurangi nyeri pasien yang dilakukan appendiktomi pada hari rawat pertama. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dari eksgerimental dengan teknik teknik one group dan tanpa kelompok kontrol. Sampel pada penelitian adalah pasien paska appendiktomi hari pertama yang diambil di Ruang Perawatan Bedah Syifa RS. Haji Jakarta. Pengumpulan data dilakukan pada 30 orang sampel yang telah diseleksi sesuai kriteria yang ditentukan. Data yang terkumpul kemudian diolah dengan perhitungan statistik single sample. Data hasil penelitian diketahui bahwa teknik distraksi efektif dalam mengurangi intensitas dan lama nyeri, tetapi tidak untuk frekuensi nyeri."
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5223
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Kadek Puspitasari Ayu
"Kolangitis akut merupakan suatu penyakit pada hepatobilier yang serius dan kompleks akibat adanya obstruksi bilier dan pertumbuhan bakteri dalam empedu. Nyeri sebagai salah satu klinis pada pasien kolangitis akut menjadi fokus utama dalam asuhan keperawatan. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan dan rekomendasi intervensi pada pasien kolangitis akut. Desain penelitian menggunakan analisis literatur. Hasil analisis rekomendasi intervensi menunjukkan manajemen nyeri dengan teknik non farmakologi menggunakan terapi meditasi mindfulness efektif dilakukan pada pasien nyeri dengan skala 3 hingga skala 6 dan dapat dilakukan selama 20 menit. Kesimpulan bahwa terapi meditasi mindfulness dapat mengurangi tingkat nyeri pasien. Karya ilmiah ini merekomendasikan penelitian selanjutnya untuk menganalisis penerapan terapi meditasi mindfulness pada pasien dengan masalah nyeri akut.

Acute cholangitis is a serious and complex hepatobiliary disease due to biliary obstruction and bacterial growth in the bile. Pain as a clinical one in acute cholangitis patients is the main focus in nursing care. This scientific paper aims to analyze nursing care and recommendations for interventions in patients with acute cholangitis. The research design used literature analysis. The results of the analysis of intervention recommendations show that pain management with non-pharmacological techniques using mindfulness meditation therapy is effective in pain patients on a scale of 3 to 6 and can be performed for 20 minutes. The conclusion is that mindfulness meditation therapy can reduce the patients pain level. This scientific paper recommends further research to analyze the application of mindfulness meditation therapy in patients with acute pain problems."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lathifah Hanum
"Latar belakang: Nyeri kronis dapat mempengaruhi berbagai aspek di dalam kehidupan penderitanya. Tingginya penerimaan terhadap nyeri kronis dapat membantu penderita untuk menghadapi nyeri kronisnya dengan baik.
Tujuan: Untuk melihat efektivitas pemberian manajemen nyeri dengan intervensi multi-komponen kelompok cognitive behavioral therapy (CBT) dalam meningkatkan penerimaan lansia Depok terhadap nyeri kronis yang dideritanya.
Metode: Enam orang lansia yang menderita nyeri kronis diberikan intervensi multi-komponen kelompok cognitive behavioral therapy (CBT) sebanyak delapan kali pertemuan. Intervensi ini terdiri dari sharing, latihan relaksasi, psikoedukasi, self-monitoring, activity scheduling, restrukturisasi pikiran negatif, dan teknik pemecahan masalah. Pengukuran efektivitas dilakukan dengan metode pretest-posttest menggunakan Chronic Pain Acceptance Questionnaire (CPAQ).
Hasil: Seluruh partisipan mengalami peningkatan penerimaan nyeri kronis setelah mengikuti manajemen nyeri dengan intervensi multi-komponen kelompok cognitive behavioral therapy (CBT) ini. Meskipun demikian, tidak seluruh partisipan mengalami peningkatan dalam masing-masing komponen penerimaan nyeri kronis, yaitu pain willingness dan activity engagement. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa para partispan dapat beradaptasi dengan nyeri kronis yang dideritanya dengan cara yang lebih baik. Di samping itu, latihan relaksasi nampak bermanfaat untuk menurunkan intensitas nyeri yang dirasakan partisipan.
Kesimpulan: Intervensi multi-komponen kelompok cognitive behavioral therapy (CBT) efektif dalam meningkatkan penerimaan lansia Depok terhadap nyeri kronis yang diderita.

Background: Chronic pain can affect many aspects of sufferers?s life. High level of acceptance towards chronic pain can helps sufferers to cope well with chronic pain.
Purpose: To see the effectiveness of the provision of pain management with multi-component group cognitive behavioral therapy (CBT) intervention in improving acceptance of chronic pain of elderly in Depok.
Methods: Six elderly people who have chronic pain are given multi-component group cognitive behavioral therapy (CBT) intervention as much as eight times. This intervention consist of sharing, relaxation training, psychoeducation, self-monitoring, activity scheduling, negative thought restructuring, and problem solving techniques. Measurement of effectiveness was assessed with pretest-posttest method using the Chronic Pain Acceptance Questionnaire (CPAQ).
Results: All participants have improvement in acceptance of chronic pain after participating in this pain management. However, not all participants experienced improvement in component of acceptance toward chronic pain, the pain willingness and activity engagement. The result also indicate that the participant can adapt to chronic pain in a better way. In addition, relaxation training seems beneficial to reduce the intensity of pain felt by the participants.
Conclusion: The multi-component group cognitive-behavioral therapy (CBT) intervention is effective to improve acceptance of chronic pain of elderly in Depok.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T30330
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sitepu, Evi Christina Boru
"Karya ilmiah ini bertujuan menganalisis asuhan keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan pada ibu L (64 tahun) dengan masalah nyeri di wisma Cempaka Sasana Tresna Werdha Karya Bhakti Cibubur. Hasil pemberian asuhan keperawatan untuk mengatasi masalah nyeri kronis dengan menggunakan terapi non farmakologi yaitu paket massage menunjukkan adanya penurunan intensitas nyeri dari nilai 5 menjadi 2 (skala 0-10). Paket massage merupakan terapi massage yang dikombinasikan dengan teknik relaksasi nafas dalam dan kompres hangat pada otot trapesius setelah massage. Perawat dan mahasiswa keperawatan yang terlibat dalam pemberian layanan pada residen di institusi perawatan jangka panjang perlu untuk memahami dan tidak mengabaikan keluhan nyeri pada lanjut usia. Sangat disarankan untuk menggunakan penatalaksanaan nyeri yang bervariatif dan komprehensif sehingga ditemukan tekhnik yang paling sesuai untuk penatalaksanaan nyeri pada setiap residen sehingga keberhasilan dalam menurunkan keluhan nyeri pada residen semakin meningkat.

This paper aims to analyze the urban community health nursing care on Mrs. L (64 years) with pain problem in wisma Cempaka sasana Karya Bhakti Cibubur. The outcome of nursing care is to address the problem of chronic pain by using non-pharmacological therapy, which is a massage package that shows a decrease of pain intensity score of 5 to 2 (scale 0-10). Massage package is massage therapy combined with breath relaxation therapy and warm compress on the trapezius muscle after a massage. Nurses and nursing students involved in service delivery to residents in long term care institutions need to understand and do not ignore complaints of pain in the elderly. It is advisable to use varied and comprehensive pain management to found the most suitable techniques for each resident that successful in reducing pain in residents is increasing.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Heni Ekawati
"Pengkajian yang tidak akurat dan penanganan nyeri yang tidak adekuat dapat berakibat pada terapi dan kualitas hidup anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan, sikap perawat dengan pelaksanaan asuhan keperawatan masalah nyeri pada anak kanker. Desain yang digunakan adalah analisis korelasi dengan pendekatan cross sectional. Cara pengambilan sampel adalah accidental sampling technic pada 41 perawat. Analisis data dengan chi square dan regresi logistik.
Hasilnya menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan pengetahuan perawat (p=0,031), variabel pelatihan manajemen nyeri dengan sikap perawat (p=0,022), dan variabel usia dengan pelaksanaan asuhan keperawatan masalah nyeri (p=0,017) pada kelompok pendidikan vokasional. Selain itu, tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap perawat dengan pelaksanaan asuhan keperawatan masalah nyeri (p>0,005).
Hasil analisis regresi logistik didapatkan perawat yang berusia ≤ 29 tahun dan telah mendapatkan pelatihan manajemen nyeri mampu melaksanakan asuhan keperawatan masalah nyeri lebih baik. Rekomendasi: Rumah sakit mengadakan pelatihan manajemen nyeri dasar dan berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan asuhan keperawatan masalah nyeri.

Underassessment and inadequate pain management affected treatment process and the children's quality of life. This research aim to identify the association among nurse's knowledge, attitude and the nursing care for pain problem in children with cancer. Research design was analysis correlation with cross sectional approach. The samples consist of 41 nurses determined by accidental sampling technic. Data was analyzed by chi square and logistic regression.
The result found that there was significant association between education level and nurse's knowledge (p=0,031), between pain management training and nurse?s attitude (p=0,022) and between age and nursing care for pain problem in nursing vocational group (p=0,017). Furthermore there was no significant association among nurse's knowledge, attitude and nursing care for pain problem (p>0,005).
Multivariate analysis shown that nurses less than 29 years old and have trained of pain management are nurses who were better in nursing care for pain. This research imply nurses need to be trained in basic and advanced level in order to increase quality of nursing care for pain.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T45566
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trowce Lista Nalle
"ABSTRAK
Nyeri merupakan keluhan utama penderita kanker yang dapat mempengaruhi kualitas hidupnya. Langkah awal untuk menanggulangi nyeri akibat kanker adalah penilaian nyeri. Penatalaksanaan nyeri yang adekuat akan tercapai bila nyeri dijadikan tujuan utama dalam pengobatan kanker, hal ini dapat terpenuhi bila ada kesesuaian antara derajat nyeri yang dilaporkan pasien dengan analgesik yang diresepkan. Tujuan penelitian yaitu menilai ketepatan pemilihan analgesik dan keadekuatan terapi analgesik pada pasien nyeri kanker. Metode penelitian ini merupakan penelitian observasional prospektif dengan cara melakukan kajian penggunaan analgesik pada pasien dewasa dengan nyeri kanker yang menjalani rawat inap di RSCM periode Maret-Mei 2016, pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling yaitu semua pasien baru dengan nyeri kanker dan sesuai kriteria inklusi dimasukkan dalam penelitian ini sampai jumlah sampel yang diinginkan terpenuhi. Keadekuatan terapi dinilai dengan Pain Management Index PMI . Data yang diperoleh dianalisa secara deskriptif. Hasil yang didapat dari 96 pasien yang dirawat, pada awal masuk didapatkan nyeri ringan pada pada 55 pasien 57,29 , setelah 24 jam rawat pada 60 pasien 62,5 dan setelah 48 jam rawat; nyeri ringan didapatkan pada 80 83,33 pasien. Nyeri sedang di awal masuk 41 42,7 pasien, setelah 24 jam 36 37,5 pasien dan 48 jam sebanyak 16 16,66 pasien. Dari 96 pasien yang dirawat terdapat 672 penggunaan analgesik. Jenis analgesik yang paling banyak digunakan adalah Parasetamol tablet 51,63 . Persentase cara pemberian analgesik secara oral 77,23 dan intravena 21,87 . Ketepatan penggunaan analgesik berdasarkan derajat nyeri adalah 290 43,1 penggunaan dari 672 penggunaan. Skor PMI nol dan positif didapatkan 95 98,9 pasien dan skor negatif 1 0,01 pasien. Overtreatment didapatkan pada 79 82,2 pasien. Tingkat kepuasan pasien dengan skor kepuasan > 5 pasien yang merasa puas adalah 77,08 . Kesimpulan dalam penelitian ini didapatkan ketepatan pemilihan jenis analgesik masih relatif rendah, meskipun tingkat kepuasan tinggi 77,08 Kata kunci :Analgesik, nyeri kanker, derajat nyeri

ABSTRACT
Abstract Pain is an important problem for cancer patients that can affect their quality of life. The first step to manage cancer pain is assessing the pain. Adequate pain management will be achieved if pain control is the main goal in cancer treatment. This will be fulfilled if there is compatibility between pain level reported by the patient and prescribed analgesic.To evaluate the accuracy of analgesic selection and the adequacy of analgesic therapy in cancer pain patients.This research is a prospective observational study, by reviewing analgesic administration in adult patients with cancer pain that were hospitalized in Cipto Mangunkusumo Hospital in March to May 2016. Subjects were selected by consecutive sampling admissions, i.e. all new admitted patients with cancer pain that meet inclusion criteria were included in the study until required sample was fulfilled. The adequacy of therapy was measured with Pain Management Index PMI . Collected data was analyzed descriptively. Results from 96 selected subjects, mild pain was found in 55 patients 57,29 at the time of admission, 60 patients 62,5 at 24 hours of hospitalization, and 80 patients 83,33 at 48 hours of hospitalization. Moderate pain was found in 41 patients 42,7 at the time of admission, 36 patients 37,5 at 24 hours of hospitalization, and 16 patients 16.67 at 48 hours of hospitalization. From 96 patients, there were 672 analgesic usage. The most frequently used analgesic is paracetamol tablet 51,63 . Percentage of oral route administration is 77,23 , while intravenous is 21,87 . The accuracy of analgesic usage based on pain level is 290 43,1 out of 672 usage. PMI score of positive and zero was found in 98,9 subjects, while negative was found in 0,01 patients. Overtreatment was found in 79 patients 82,2 . Level of patient rsquo s satisfaction for satisfaction score 5 patient is satisfied is 77,08 .Conclusion from this research we found that the accuracy of analgesic selection for cancer pain is relatively low, but level of satisfaction is high 77,08 .Keywords analgesic, cancer pain, pain level"
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thomas Chayadi
"ABSTRAK
Latar Belakang: Nyeri panggul kronik merupakan suatu gejala yang dialami oleh perempuan terutama di usia reproduksi. Kondisi ini menggangu aktivitas harian dan menurunkan kualitas hidup hingga membuat penderita mengalami depresi. Prevalensi nyeri panggul kronis pada perempuan berkisar 3,8 ndash; 40 di seluruh dunia. Kondisi ini merupakan suatu entitas yang masih belum dipelajari dengan baik dan dapat menyebabkan morbiditas yang serius. Proses inflamasi juga berperan dalam mencipatakan rasa nyeri. Hs ndash; CRP merupakan sebuah penanda inflamasi yang nilainya meningkat pada saat terjadi reaksi tersebut.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan berbagai aspek yang berhubungan dengan nyeri panggul kronik pada perempuan di RSUP Cipto Mangunkusumo.Metode: Penelitian dilakukan dengan desain potong lintang di poliklinik rawat jalan ginekologi dan laboratorium di RSCM selama Januari ndash; Maret 2016. Pasien yang mengeluh nyeri panggul lebih dari 6 bulan dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang dan pemeriksaan hs ndash; CRP serum. Dilakukan penghitungan prevalensi dan deskripsi karakteristik klinis dan diagnosis pasien. Kualitas hidup dan kadar hs ndash; CRP dibandingkan antara kelompok derajat nyeri ringan dan berat.Hasil: Didapatkan prevalensi sebesar 9,78 dari total pasien di poliklinik ginekologi RSCM. Ditemukan 96,9 kelainan ginekologi, 1 kelainan urologi, dan 2,1 kelainan muskulo-skeletal. Diagnosis tersering adalah endometriosis. Karakteristik klinis pasien yang ditemukan adalah 62,9 menderita lama nyeri selama 6 bulan ndash; 1 tahun dengan intensitas nyeri VAS 7 ndash; 10 sebanyak 51,5 . Kadar hs ndash; CRP serum sebesar 1,99 0,00 ndash; 404, 53 . Terjadi penurunan kualitas hidup dari domain fisik 56 38 - 81 ; domain psikologi 56 31 - 100 ; domain hubungan sosial 25 - 75 ; domain lingkungan 56 31 - 94 .Kesimpulan: Nyeri panggul kronik pada perempuan dijumpai pada usia reproduksi dengan penyebab tersering endometriosis. Nyeri tersebut menyebabkan penurunan kualitas hidup.

ABSTRACT
Background Chronic pelvic pain is a symptom which experienced by women, especially in the reproductive age. These condition interferes with daily activities and decreses quality of life from the patient who suffers it. The prevalences of chronic pelvic pain in women range from 3.8 to 40 worldwide. This condition is an entity that has not been studied well and can cause serious morbidity. Inflammatory process also plays a role in the creation of pain. Hs CRP is a marker of inflammation that increases in value in the event of such reactions.Purpose This study aimed to determine the prevalence and various aspects that associated with female chronic pelvic pain at Cipto Mangunkusumo hospital. Methods The study was conducted with a cross sectional design in gynecology outpatient polyclinic and laboratory at RSCM during January to March 2016. Patients who complain pelvic pain for more than 6 months. We take the history and was performed physical examination and investigations including hs CRP serum examination. We calculate the prevalence and describe the clinical characteristics and diagnosis of the patient. Quality of life and levels of hs CRP were compared between the group of mild and severe pain. Results The prevalence was 9.78 from the total patients in the RSCM gynecology outpatient clinic. We found 96.9 of gynecological disorders, 1 of urological disorders, and 2.1 of musculo skeletal disorders. The most common diagnosis is endometriosis. The Clinical characteristics of patients were found 62.9 suffer for 6 months 1 year with the intensity of pain VAS 7 10 as much as 51.5 . Levels of hs CRP serum was around 1.99 0.00 404, 53 . We found a decreased in the quality of life of the patient. The physical domain score was 56 38 81 the psychology domain score was 56 31 100 the domain of social relationships was 59 25 75 and the environmental domain score was 56 31 94 . Conclusion Endometriosis is the most common diagnosis in female chronic pelvic pain of reproductive age. The Pain causes a decreased in quality of life who suffer from it. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T58902
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>