Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 396 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Joko Purnomo
"ABSTRAK
Analisis Penerapan Range Of Motion Untuk Mengurangi Nyeri Pada Klien Post ORIF Plate And Screw e.c Close Fraktur Tibia Fibula Dextra 1/3 Distal Di Ruang Rawat Bedah RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya. Salah satu penatalaksanaan yang dilakukan adalah dengan Open Reduction Internal Fixation dimana fragmen tulang yang patah akan di stabilisasi dengan menggunakan pin dan skrup. Saat ini klien memasuki proses penyembuhan tulang dalam fase inflamasi,  dimana dalam proses inflamasi akan muncul permasalahan yang dialami oleh klien paska tindakan ORIF diantaranya yaitu nyeri. Nyeri dapat mengakibatkan masalah pada sistem muskuloskeletal seperti keram otot, berkurangnya fungsi tulang, fatigue dan keterbatasan gerak. Terapi nonfarmakologis yang dapat diberikan kepada klien untuk mengurangi nyeri paska ORIF adalah dengan melakukan Range Of Motion. Manfaat melakukan gerakan Range Of Motion adalah dapat menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot, memperlancar sirkulasi darah serta dapat memperbaiki tonus otot.  Untuk itu tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk menganalisis terkait Range Of Motion untuk mengurangi nyeri pada klien post ORIF plate and screw. Setelah mendapatkan implementasi terapi Range Of Motion klien mengalami penurunan skala nyeri.

ABSTRACT
Analysis of the Application  Range of Motion to Reduce Pain in Post Client ORIF Plate and Screw e.c Close Fracture Tibia Fibula Dextra 1/3 Distal in the Surgical Hospital Dr. Cipto Mangunkusumo A fracture is a break in bone continuity and occurs when the bone is subjected to a stress that is greater than it can absorb. One of the treatments performed is the Open Reduction Internal Fixation in which the broken bone fragments are stabilized using pins and couplers. Currently the client enters the bone healing process in the inflammatory phase, where in the inflammatory process the problems experienced by the client after the ORIF action will arise, including pain. Pain can lead to problems in the musculoskeletal system such as muscle cramps, reduced bone function, fatigue and limited movement. Non-pharmacological therapy that can be given to clients to reduce pain after ORIF is to do Range Of Motion. The benefits of doing Range Of Motion movement are that it can determine the value of the ability of bone and muscle joints, improve blood circulation and can improve muscle tone. For this reason, the purpose of writing this scientific paper is to analyze the related Range Of Motion to reduce pain in post ORIF plate and screw clients. After getting the implementation of Range Of Motion therapy, clients experience a decrease in the pain scale."
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1986
618.4 PEN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fransisca Kartikawati
"Latar belakang dan Tujuan: Bajaj sebagai salah satu alat transportasi rakyat yang dapat menimbulkan getaran. Getaran yang mengenai tubuh dapat menimbulkan gangguan, antara lain nyeri bahu. Kelainan tersebut dapat terjardi akibat gangguan pada neuromuskular, vaskuler, darah, tulang dan sistem lainnya Pajanan getaran yang texjadi terus menerus dapat menimbulkan gangguan muskuloskeleml pada leher, bahu dan lengan atas. Gangguan muskuloskeletal ini merupakan salah satu gejala dari pajanan getaran yang terbanyak, yaitu 17- 42%.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan desain cross sectionaL dilakukan di KDK FKUI Kel. Kayu Putih, Jakarta Timur. Pada November 2008 - Januari 2009. Pengambilan sampel berdasarkan total sampling. Pengumpulan data dengan anamnesa menggunakan kuesioneg, pemeriksaan Esik dan pemeriksaan getaran pada bajaj. Variabel yang diteliti adalah Umur, pendidikan, merokok, usia bajaj, perawatan kendaraan, lama kerja per hari, penggunaan alat peredam di tangan kanan, bokong dan kaki kanan, ala! pelindung Indeks Massa Tubuh, tekanan darah, sudut antara lengan atas dan batang tubuh (sudut ketiak), Tingkat akselerasi getar pada tangan kanan, bokong dan kaki kanan Populasi bajaj di Ke1,Kayuputib seratus lima puluhan.
Hasil Penelitian: prevalensi pengemudi bajaj yang mengalami nyeri bahu kanan akibat getaran adalah 63.9 %. Faktor paling dominan berhubungan dengan nyeri bahu kanan adalah faktor merokok Memiliki risiko 17.06 kali untuk terjadinya nyeri bahu dibandingkan tidak rnerokok dan WBV bokong > 0.4 m/det’ (p = o.ooo) rnemiliki risiko 11.60 kali untuk texjadinya nyeri bahu dibandingkan WBV bokong < 0.4 m/det.
Kesimpulan dan Saran: Faktor paling dominan berhubngan dengan nyeri bahu kanan adalah fakto merokok (OR= 17.06; 95% CI = 3.49-83.4O), faktor tingkat akselerasi getar pada bokong > 0.4 mfdet’ (OR= 11.60; 95% CI = 3.53-38.05). Perlu dibuat modifikasi kendaraan pengganti yang aman dan terjangkau oleh pengemudi bajaj sehingga mereka secara sukarela beralih profesi menjadi pengemudi kendaraan yang lebih aman.

Background: Bajaj is one of public transportation which cause the vibration. Vibration may cause the health effect, and usually cause the hight shoulder pain. This may cause to neuromuscular, vascular, blood, bone and other sistem. Continous vibration may cause musculosceletal disorder,in the neck, shoulder and arm. This elfect is one of large symptom is 17-42%.
Method: Cross sectional design is used in this research. The KDK FKUI kayu putih is the place, and researchs done in november 2008 until Januari 2009. Total sampling conduct by using questionere, hysycal examination and vibration of bajaj meastnament for data collecting. The variabel of this research areage, education.
Result: From 150 person, 53 persos has been exclude cause by hypertension, finally the member of respondent as 97 person. The risk factor to right shoulder pain are smoking (p=0.000), WBV (p=0,000). Smolcing is 11.6 more risk than non smoking to right shoulder pain and sitting is more.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Septi Rizkia Amalida
"Kanker payudara merupakan masalah kesehatan yang paling sering dialami oleh wanita di wilayah perkotaan. Gaya hidup kurang baik, kurangnya riwayat menyusui serta genetis merupakan faktor resiko berkembangnya kanker payudara di wilayah perkotaan. Mastektomi merupakan salah satu terapi penyembuhan kanker payudara. Ansietas preoperatif dan nyeri pasca operatif merupakan masalah yang kerap menyertai mastektomi. Penulisan ini bertujuan untuk menganalisis implementasi pemberian terapi massase tubuh sebagai bentuk tindakan mandiri keperawatan dalam mengatasi masalah ansietas preoperatif dan nyeri pasca operatif. Massase tubuh dilakukan pada dua jam preoperatif dan satu hari pasca operatif selama 30 menit. Massase disertai dengan pemberian teknik relaksasi napas dalam pada tahap preoperatif dan dikombinasikan dengan pemberian medikasi anti nyeri pada tahap pasca operatif. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa tingkat ansietas preoperatif klien berkurang, nyeri postoperatif tidak dialami dan tingkat relaksasi pasca operatif klien meningkat setelah dilakukan massase. Massase direkomendasikan dalam asuhan keperawatan dengan klien mastektomi.

Breast cancer is the most common health problem experienced by urban area's women. Poor lifestyle, lack of breasfeeding experience and genetic are risk factors for breast cancer in urban areas. Mastectomy is one form of treatment for breast cancer. Preoperative anxiety and postoperative pain are problems that appear during mastectomy. This research aims to analyze the implementation of body massage therapy as an independent nursing action in order to solve preoperative anxiety and postoperative pain problems. Massage was given two hours before mastectomy and one day postsoperative for 30 minutes. Massage was given along with deep breathing relaxation technique during preoperative phase dan combined with pain killer medication on postoperative phase. The results showed that preoperative anxiety levels decreased, postoperative pain isn't experienced and postoperative relaxation level increased after massage. Massage recommended on nursing care with mastectomy client.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mustaqimah
"Penerapan teori Comfort Kolcaba ini dilakukan pada 5 kasus kelolaan yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman nyeri yang berfokus pada faktor fisik, psikospiritual, sosiokultural, dan lingkungan. Asuhan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman nyeri tersebut dilakukan dengan menggunakan intervensi standard comfort, coaching dan comfort food for the soul, yaitu dengan memberikan guided imagery sehingga pasien dapat mencapai tingkat kenyamanan relief, ease, dan transcendence. Evaluasi menggunakan numeric rating scale menunjukkan hasil diakhir perawatan nyeri berkurang, terkontrol dan peningkatan kenyamanan. Residen menyarankan agar meningkatkan peran kemitraan antara perawat, petugas kesehatan lainnya dan keluarga serta melakukan asuhan keperawatan berbasis evidence based practice dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien kanker anak yang mengalami nyeri.

The application of this theory is done in 5 different managed cases to fulfil the needs of pain-comfort senses which is focused on physical, psychospiritual, sociocultural, and environmental factors. This nursing care uses standard comfort, coaching and comfort food for the soul to fulfil the needs of pain-comfort senses, that the clients can achieve relief, ease, and transcendence comfort. Resident suggests increasing the role of the partnership between nurses, other health workers and family and do nursing care based on evidence based practice."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Philadelphia: Wolters Kluwer Lippincott Williams Wilkins Health, 2013
617.964 COM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Alfisah
"Kelompok usia remaja adalah penduduk yang berada dalam rentang usia 10-19 tahun. Pada usia remaja terjadi perubahan fisik, kognitif dan psikososial. Salah satu perubahan fisik tersebut mencakup organ reproduksi yang akan mencapai kematangan seksual pada saat remaja. Rasa tidak nyaman dan sakit saat menstruasi yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dikenal dengan dismenore. Salah satu gejala dari kasus ginekologi yang paling sering terjadi yaitu dismenor atau nyeri yang terjadi selama siklus haid berlangsung.
Tujuan penulisan ini yaitu memberikan gambaran asuhan keperawatan keluarga menggunkan tahapan perkembangan keluarga dengan remaja yang memiliki masalah kesehatan dismenore. Setelah dilakukan intervensi keperawatan melalui teknik effleurage skala nyeri menurun secara bertahap. Dalam penyelesaian masalah kesehatan pada remaja ini membutuhkan dukungan kuat dari keluarga. Dengan demikian, keluarga mampu membantu remaja dalam proses pengambilan keputusan untuk melakukan penanganan yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan terkait dismenore.

Adolescence is the citizens who were in the age range 10-19 years. In adolescence there is a change of physical, cognitive and psychosocial. One such physical changes include reproductive organs that will reach sexual maturity as a teenager. Discomfort and pain during menstruation that can interfere with daily activities known as dysmenorrhea. One of the symptoms of gynecological cases are the most frequent dysmenorrhea, or pain that occurs during the menstrual cycle progresses.
The purpose is giving description of family nursing care about using family growing methode with teenager who has dysmenorrhea problem. After doing intervention by effleurage technic, the level of pain will decrease step by step. Solving healthy problem needs support from family. In the resolution of health problems in adolescents requires strong family support. Thus, the family was able to help young people in the decision making process to perform the handle of health problems related to dysmenorrhea.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Budiarti
"Nyeri merupakan keluhan utama yang terjadi pada pasien pascapembedahan. Manajemen nyeri yang tidak efektif akan mempengaruhi kualitas pelayanan rumah sakit. Hal ini merupakan tantangan bagi rumah sakit untuk mempertahankan pencapaian kualitas pelayanan yang paripurna. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil evaluasi manajemen nyeri terhadap pasien pascapembedahan. Metode penelitian ini adalah cross sectional yang dilakukan dengan melibatkan 96 pasien pascapembedahan selama bulan Juni 2017. Kuesioner American Pain Society Patient Outcome Questionnaire Revised APSPOQR yang dimodifikasi Cronbach ?=0,720 digunakan untuk mengkaji pengalaman nyeri pasien. Kejadian nyeri pada pasien pascapembedahan adalah 86,5. Intensitas nyeri pada skala 1-10, terendah rata-rata pada skala 2,27, terberat rata-rata pada skala 4,35 ; dan berkurang dalam 24jam pertama sebesar 67,6. Pengaruh nyeri terhadap aktivitas, istirahat dan mood: ringan le;3,47 dari skala 1-10 ; efek samping obat: ringan le;1,54 dari skala 1-10 ; partisipasi dan kepuasan pasien dalam pengobatan berturut-turut 7,59 dan 7,92 dari skala 1-10 ; besar informasi pengobatan nyeri dapat membantu 7,01 dari skala 1-10 ; penggunaan manajemen nonfarmakologi sebesar 70,8.

Pain is a major problem post operative patients. Ineffective pain management may affect the quality of health care services in hospital. Thus, hospital management should address this challenge to provide better quality service. This study aimed to evaluate pain management given in post operative patients. The method of this study was a cross sectional study involving 96 post operative patients during June 2017. The modified American Pain Society Patient Outcome Questionnaire Revised APSPOQR Cronbach 0,720 was used to assess the patient 39 s pain experience. The incidence of pain in post operative patients was 86.5 In the first 24 hours, the pain was decreased 67.6 On a scale of 1 10, lowest pain 2.27, severe pain 4.35 the impact of pain on activity, sleep and emotion mild le 3,47 side effects of treatment mild le 1,54 ability to participate in pain treatment 7.59 Pain treatment information may be helpful 7.01 Patient satisfaction 7,92 use of nonpharmacological strategies 72,9.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S70056
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khannah Suryaningtyas
"Pada periode awal postpartum, wanita cenderung mengalami perubahan mood atau perubahan psikologis. Sebagian besar wanita di Indonesia diperkirakan akan mengalami baby blues pada hari ke empat sampai dengan sepuluh setelah melahirkan. Penyebab kejadian tersebut yaitu adanya perubahan hormon yang berdampak pada perubahan mood, cemas, dan nyeri yang apabila tidak diberikan intervensi dengan baik mampu memberikan dampak negatif bagi kondisi kesehatan ibu setelah melahirkan. Salah satu intervensi yang mampu menangani cemas dan nyeri yaitu terapi komplementer aromaterapi. Karya tulis ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada klien yang cemas dan nyeri postsectio dengan metode relaksasi aromaterapi. Karya tulis ini menggunakan metode case study pada salah satu pasien puskesmas Kecamatan Matraman. Hasil evaluasi pemberian relaksasi aromaterapi menunjukan bahwa klien post sectio cenderung lebih rileks dan nyeri berkurang sehingga klien merasa lebih nyaman. Oleh karena itu, karya tulis ini menganjurkan adanya pemberian intervensi relaksasi aromaterapi pada ibu postpartum.

Within day following birth, most womens are showing signs of mood changes, commonly named baby blues. Most women in Indonesia are predicted to experience baby blues on the fourth day up to ten after giving birth. This is due to hormonal changes that occur from prenatal phase until postnatal phase. Hormonal changes that occur in the mother after childbirth have an impact on mood changes, anxiety, and pain. This condition can give negative impacts on maternal health conditions after childbirth if the healthcare do not give appropriate intervention. One of the intervention that can handle anxiety and pain is complementary therapy aromatherapy. This paper aims to analyze nursing care in anxious clients and postsectio pain with the method of aromatherapy relaxation. This paper uses case study method in one of Matraman District Health Center patients. The results of evaluation of aromatherapy relaxation showed that post sectio clients tend to be more relaxed and less pain so that clients feel more comfortable. Therefore, this paper recommends giving aromatherapy relaxation intervention in postpartum mother.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Christi Natalia
"Sindrom Steven Johnson (SJJ) merupakan sindrom yang mengenai kulit, selaput lendir diorifisium, dan mata dengan keadaan umum bervariasi dari ringan sampai berat. Kelainan pada kulit berupa eritema, vesikel atau bula, dapat disertai purpura. Kelangsungan hidup klien Stevens Johnson Syndrome bergantung pada tingkat pengelupasan kulit, semakin luas pengelupasan kulit semakin memperburuk prognosis. Kompres hangat atau dingin merupakan terapi nonfarmakologis yang dapat dilakukan secara mandiri oleh perawat untuk mengurangi nyeri pada daerah sekitar lesi klien. Tujuan penulisan ini untuk mengetahui manfaat pemberian kompers hangat atau dingin pada anak dengan Stevens Johnson Syndrome yang diberikan selama lima hari perawatan di rumah sakit. Hasil pemberian kompres hangat dan dingin yang dilakukan selama lima hari perawatan menunjukkan adanya penurunan rasa nyeri klien  dari skor enam (6) pada hari pertama dilakukan pengkajian menjadi nol (0) pada hari kelima dengan menggunakan alat pengkajian nyeri Wong Baker Face Scale. Pemberian kompres hangat atau dingin untuk mengurangi nyeri anak  dengan Stevens Johnson Syndrome  diharapkan dapat menjadi alternatif tindakan mandiri perawat dalam melaksanakan peran  sebagai pemberi asuhan keperawatan secara holistik.


Steven Johnson Syndrome (SJJ) is a syndrome that affects the skin, mucous membranes of the diorifisium, and eyes with a general condition that varies from mild to severe. Skin disorders in the form of erythema, vesicles or bullae, may be accompanied by purpura. The survival of patients with Stevens Johnson Syndrome depends on the level of the exfoliation, the more extensive the exfoliation, the worse the progonisis A warm or cold compress is a non-pharmacological therapy which can be conducted independently by the nurse to relieve pain in the area around the lesion of the patient. The purpose of this paper is to discover the benefit of using the warm or cold compress to the child with Stevens Johnson Syndrome which is given for five nursing days in hospital. The result of giving the warm or cold compress for five nursing days shows a decrease in the pain of the client from a score of six (6) on the first day of the assesment to zero (0) on the fifth day using Wong Baker Face Scale pain assesment tool. The warm and cold compress treatment to reduce the pain of the child with Stevens Johnson Syndrome is expected to become an alternative independent treatment from nurses in carrying out their role as providers of holistic nursing care. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>