Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 39 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Polin, Richard A.
Philadelphia : Elsevier Saunder, 2011
612.647 POL f I
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Merenstein, Gerald B.
Philadelphia: Mosby, 2002
618.920 1 MER h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
St. Louis : Elsevier Mosby, 2012
618.04 MAT
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Durham, Roberta F.
Philadelphia, Pennsylvania : F.A. Davis, 2014
618.2 DUR m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Explains how to assess, plan, provide, and evaluate care for pregnancy, delivery, recovery, abnormal conditions, and newborn care. Features more than 65 of the most common and high-risk care plans for nursing care using the nursing process approach, this text includes NIC interventions, discussions on collaborative problems, key nursing activities, signs and symptoms, and diagnostic studies. --From publisher description."
Burlington, MA: Jones & Bartlett Learning, 2016
610.73 MAT
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Pennsylvania: Springhouse, 1999
610.73 MAT
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
A. Ratgono
"Angka kematian bayi (AKB) merupakan salah satu indikator untuk mengukur derajat kesehatan masyarakat. Di Indonesia angka kematian bayi masih tinggi, tahun 1980 sebesar 96 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 1986 adalah 70 per 1000 kelahiran hidup. Pada kedua hasil diatas, tetanus neonatorum merupakan penyebab urutan kedua (+ 20%) kematian bayi di Indonesia. Dalam upaya penurunan angka kematian bayi di Indonesia, penanggulangan tetanus neonatorum merupakan prioritas penanganan scat ini.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor faktor yang merupakan resiko pada tetanus neonatorum, dengan lokasi penelitian di Kabupaten Tangerang. Hasil-hasil penelitian diharapkan sebagai sumbangan pemikiran untuk pengelola program maupun pengambil keputusan dalam kegiatan penanggulangan tetanus neonatorum.
Metode penelitian dengan pendekatan epidemiologis, yaitu desain kasus kontrol. Kasus adalah penderita tetanus neonatorum yang pernah dirawat di RSU Tangerang periode April 1988-Oktober 1989, sedangkan kontrol adalah bayi yang telah melewati masa neonatal, alamat/tinggal sesuai alamat kasus, dibatasi pada wilayah RT. Jumlah kontrol 2 kali jumlah kasus. Tidak dilakukan penjodohan (matching) pada penelitian ini.
Faktor faktor yang diteliti adalah 1) karakteristik ibu, meliputi umur, pendidikan, dan urutan kelahiran bayi, 2) keadaan sebelum persalinan meliputi periksa kehamilan, imunisasi TT, 3) pertolongan persalinan dan 4) perawatan tali pusat, mengenai obat tali pusat dan tenaga yang melakukan perawatan tali pusat tersebut. Berdasarkan hasil dari analisa hubungan dan analisa lanjut dengan menggunakan analisa regresi logistik ganda, faktor faktor yang merupakan resiko adalah:
1. Ibu yang tidak mendapatkan imunisasi tetanus toksoid pada waktu kehamilannya, dengan nilai OR sebesar 3,9.
2. Penggunaan bahan yang mengandung tepung /abu untuk perawatan tali pusat, dengan nilai OR sebesar 3,2.
Disamping faktor resiko diatas didapatkan pula hasil penelitian lainnya, berupa keadaan atau situasi yang melatar belakangi dari faktor resiko diatas yaitu:
-pengetahuan ibu mengenai imunisasi TT, kegunaan dan jumlah suntikan yang diperlukan masih rendah (36%).
-Hampir 50% ibu hamil pernah kontak dengan dukun selama masa kehamilannya.
-Obat tali pusat yang mengandung tepung/abu proporsi tertinggi digunakan oleh ibu / keluarga lain {25%), dukun tidak terlatih (19%) dan dukun terlatih {18%).
-Perbedaan resiko antara dukun tidak terlatih dan dukun terlatih dibandingkan dengan tenaga kesehatan baik dalam pertolongan persalinan maupun perawatan tali pusat adalah kecil (pertolongan persalinan OR 4,2 dan 3,1 , perawatan tali pusat OR 4,5 dan 3,4).
Peneliti mengajukan saran untuk penelitian lebih lanjut mengenai efek proteksi imunisasi TT (sera konversi) termasuk terhadap berbagai obat yang digunakan untuk perawatan tali pusat. Sedangkan yang bersifat operasional adalah upaya cakupan imunisasi TT dan evaluasi terhadap metoda pelatihan dukun."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raihan
"[Latar belakang. Penelitian sebelumnya menjumpai kasus campak sebelum usia imunisasi yang semestinya masih terlindungi karena memiliki maternal antibodi campak yang diperoleh selama dalam kandungan. Besarnya titer yang diterima bayi dipengaruhi faktor ibu dan janin yang nantinya memengaruhi lamanya perlindungan.
Tujuan. Mengetahui kadar maternal antibodi campak bayi baru lahir dan menganalisis faktor yang memengaruhinya.
Metode. Penelitian potong lintang dilakukan sejak Maret – April 2015 pada bayi baru lahir di RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Bayi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dipilih secara consecutive nonprobabality sampling. Dilakukan wawancara terhadap orangtua, pemeriksaan New Ballard Score, dan pengambilan darah tali pusat bayi baru lahir. Uji t digunakan untuk mengetahui rerata titer berdasarkan jenis kelamin, berat badan lahir, usia gestasi, usia ibu, paritas, dan penyakit ibu. Analisis regresi logistik dipakai untuk mencari faktor yang memengaruhi kadar titer antibodi campak.
Hasil. Dari 68 bayi dijumpai 64 diantaranya memiliki maternal antibodi campak positif. Rerata titer total adalah (2277,7 ± 1830,7) IU/l, bayi kurang bulan (2061,94 ± 1554,44) IU/l dan (3006,83 ± 1613,79) IU/l untuk bayi cukup bulan. Bayi laki-laki, lahir kurang bulan, berat badan lahir tidak sesuai masa kehamilan, dan ibu dengan penyakit penyerta mempunyai titer lebih rendah namun tidak bermakna secara statistik.
Simpulan. Mayoritas bayi memiliki maternal antibodi campak positif dengan rerata titer keseluruhan adalah (2277,7 ± 1830,7) IU/l. Tidak dijumpai variabel yang bermakna memengaruhi titer maternal antibodi campak pada bayi baru lahir.;Background. Prior field studies showed cases of measles before the age of immunization when newborn should still be protected by their maternal measles antibody acquired during pregnancy. The amount of titre received by newborn is influenced by maternal and fetal factors which will affect the length of protection.
Objective. To know the level of maternal measles antibody in newborn and to analyze the influencing factors.
Method. A cross sectional study was conducted from March to April 2015 at RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Newborns who met the inclusion and exclusion criteria were selected through consecutive nonprobability sampling. The parents were interviewed, the New Ballard Score were examined, and the umbilical cord blood was retrieved. T-test was performed to determine the mean titre by sex, birth weight for gestational age, gestational age, maternal age, parity, and mother with comorbidity. Logistic regression analysis was used to find the factors influenced measles antibody titer.
Results. Sixty four of 68 newborns were found to have positive maternal measles antibodies. The mean total titre was 2277.7 ± 1830.7 IU/l, 2061.94 ± 1554.44 IU/l for preterm and 3006.83 ± 1613.79 IU/l for term babies. Baby boys, preterm, birth weight inappropriate for gestational age, babies whose mother had comorbidity had lower titre, however these findings were not statistically significant.
Conclusion. The majority of newborns had positive maternal measles antibodies with the mean total titre of 2277,7 ± 1830,7 IU/l. There were no significant variables that influenced maternal measles antibody titre in newborns., Background. Prior field studies showed cases of measles before the age of immunization when newborn should still be protected by their maternal measles antibody acquired during pregnancy. The amount of titre received by newborn is influenced by maternal and fetal factors which will affect the length of protection.
Objective. To know the level of maternal measles antibody in newborn and to analyze the influencing factors.
Method. A cross sectional study was conducted from March to April 2015 at RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Newborns who met the inclusion and exclusion criteria were selected through consecutive nonprobability sampling. The parents were interviewed, the New Ballard Score were examined, and the umbilical cord blood was retrieved. T-test was performed to determine the mean titre by sex, birth weight for gestational age, gestational age, maternal age, parity, and mother with comorbidity. Logistic regression analysis was used to find the factors influenced measles antibody titer.
Results. Sixty four of 68 newborns were found to have positive maternal measles antibodies. The mean total titre was 2277.7 ± 1830.7 IU/l, 2061.94 ± 1554.44 IU/l for preterm and 3006.83 ± 1613.79 IU/l for term babies. Baby boys, preterm, birth weight inappropriate for gestational age, babies whose mother had comorbidity had lower titre, however these findings were not statistically significant.
Conclusion. The majority of newborns had positive maternal measles antibodies with the mean total titre of 2277,7 ± 1830,7 IU/l. There were no significant variables that influenced maternal measles antibody titre in newborns.]"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T58654
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhie Nur Radityo S
"Latar Belakang: Air susu ibu (ASI) merupakan asupan yang direkomendasikan pada semua bayi baru lahir. ASI pada bayi yang menjalani perawatan intensif diberikan dalam bentuk ASI perah (ASIP). Akan tetapi, berbagai penelitian menunjukkan bahwa serangkaian proses persiapan ASIP merupakan sumber kontaminasi dan penularan infeksi. Infeksi pada bayi baru lahir merupakan salah satu masalah serius yang belum terpecahkan dalam perawatan bayi baru lahir, termasuk pada Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Meskipun alur pengelolaan ASIP yang digunakan sudah sesuai dengan standar WHO, belum pernah dilakukan evaluasi terhadap kejadian kontaminasi ASIP sebelumnya.
Tujuan: Mengetahui angka kejadian kontaminasi ASIP di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dan faktor-faktor yang memengaruhinya.
Metode: Dilakukan penelitian potong lintang terhadap 60 sampel ASIP di divisi Neonatologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) - Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada bulan Desember 2018 hingga Januari 2019. Sampel penelitian merupakan ASIP yang didapatkan dari proses pemerahan oleh ibu dengan bayi yang dirawat di ruang perawatan Neonatal Intensive Care Unit (NICU) RSCM. Ibu dengan riwayat penyakit yang menular lewat ASI, mengalami mastitis, atau sedang mengonsumsi antibiotik dan probiotik dieksklusi dari penelitian. Dilakukan pemeriksaan kultur terhadap ASIP sebanyak dua kali yaitu pertama kali maksimal dua jam setelah ASI diperah dan kedua kali setelah disimpan di lemari pendingin dengan suhu <4oC selama 48 jam, selesai dilakukan pemrosesan dan siap diberikan pada bayi.
Hasil: Didapatkan hasil angka kontaminasi ASIP di NICU RSCM adalah sebesar 66,67%. Profil kuman terbanyak sebagai kontaminan ASIP di NICU RSCM adalah Staphyloccocus epidermidis (ASIP setelah diperah 46,7%, ASIP sebelum pemberian 40%), Acinetobacter baumanii (ASIP setelah diperah 18,3%, ASIP sebelum pemberian 16,7%) dan Staphylococcus haemolyticus (ASIP setelah diperah 13,3%, ASIP sebelum pemberian 6,7%). Faktor risiko yang berpengaruh terhadap kontaminasi ASIP di NICU RSCM diantaranya adalah tindakan cuci tangan ibu sebelum memerah ASI dan penggunaan masker oleh petugas saat memproses ASIP untuk bayi.

Background: Breast milk is the recommended nutrient for every newborn. Newborn in neonatal intensive care unit is also provided in form of expressed breast milk. However, various studies have shown that expressed breast milk preparation is prone to contamination and infection transmission. Infection in newborn is a serious problem which has not been solved in newborn care, including in Cipto Mangunkusumo National Hospital (CMH). In spite of its expressed breast milk process correspond with World Health Organization guideline, evaluation has never been thouroughly done for expressed breast milk contamination rate.
Objective: To investigate expressed breast milk contamination rate in Cipto Mangunkusumo National Hospital and its affecting factors
Method: Cross sectional study was done to 60 expressed breast milk samples in Neonatology division, Child Health Department, Faculty of Medicine Universitas Indonesia (FKUI) - Cipto Mangunkusumo National Hospital (CMH) on December 2018 to January 2019. Samples for the study were expressed breast milk taken from mother whose baby was admitted to Neonatal Intensive Care Unit (NICU) of CMH. Mothers with breast milk transmission infection, having mastitis, or consuming antibiotic or probiotic were excluded from the study. Culture from samples was done two times, the first time was at maximum of two hours after breast milk was expressed and the second time was after the breast milk had been stored in freezer with temperature below 4o Celsius for 48 hours, processed, and ready to be taken by newborn.
Result: It is shown that the contamination rate of expressed breast milk in NICU of Cipto Mangunkusumo Hospital was 66,67%. Most prevalent bacteria for expressed breast milk contaminant were Staphylococcus epidermidis (1st sampling 46,7% , 2nd sampling 40%), Acinetobacter baumanii (1st sampling 18,3%, 2nd sampling 16,7%), and Staphylococcus haemolyticus (1st sampling 13,3%, 2nd sampling 6,7%). Risk factors affecting expressed breast milk contamination in NICU of Cipto Mangunkusumo Hospital were mother handwashing before breast milk expression and the use of mask for officers processing expressed breast milk.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T57676
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Philadelphia: W.B. Saunders, 2000
618.202 31 COR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>