Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Winarto
"Penulisan ini dilatarbelakangi oleh kondisi penyalahgunaan narkoba yang sudah semakin meluas baik itu dikalangan siswa Sekolah Dasar, mahasiswa, dan eksekutif muda yang tidak hanya terjadi di kota-kota besar tetapi sudah merambah hingga ke kota-kota kecil, bahkan juga daerah pedesaan. RSKO Jakarta sebagai salah satu institusi publik yang menyediakan pelayanan di bidang terapi dan rehabilitasi korban narkotika turut memberikan andil dalam upaya penanggulangan penyalahgunaan narkoba. Peran konsumen sebagai pengguna layanan publik dalam transaksi Iayanan publik adalah kemampuannya menunjukkan kehendak, tuntutan, harapan serta penilaian kepuasan terhadap layanan publik. Permasalahan di dalam penulisan ini adalah sampai sejauh mana tingkat kualitas pelayanan yang diberikan oleh RSKO Jakarta kepada para pasiennya dan hubungan antara karakteristik pasien RSKO Jakarta dengan kualitas pelayanan pada RSKO Jakarta. Berdasarkan pada latar belakang tersebut terdapat dua perumusan permasalahan yang mendasari kajian penulisan ini. Pertama adalah, bagaimanakah kualitas pelayanan pada RSKO Jakarta ditinjau dari aspek pelayanan yang citerima dan yang diharapkan pasien? Kedua Adakah hubungan antara karakteristik pasien dengan kualitas pelayanan yang dihasilkan ? Populasi penelitian ini adalah para pasien dan para pegawai RSKO Jakarta. Metode pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner dan wawancara langsung dengan para pasien RSKO Jakarta. Analisis data menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data, penelitian ini menyimpulkan : 1. Kualitas pelayanan pada Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta memperoleh nilai rata-rata sebesar -1,168 atau < 0 dan tingkat pemenuhan harapan atau tingkat kesesuaian hanya sebesar 70,31 %. Hal ini mengindikasikan bahwa pelayanan pada RSKO Jakarta dinilai oleh responden masih belum memenuhi harapan pasiennya. 2. Karakteristik pasien seperti usia, jenis kelamin, status pernikahan, jenjang pendidikan, wilayah tempat tinggal dan pasien terakhir menggunakan napza memiliki korelasi dengan kualitas pelayanan pada RSKO Jakarta.

The background of this writing is drug abuse condition progressively extend among student and the young executive which is not only happened in metropolis but till to small town, even though in rural area. RSKO Jakarta as one of public institution service providing in therapy and rehabilitate drug abuse give in the effort of addiction recovery. Customer role in public service is ability to show wish, demand, expectation and also measuring public service. The problems in this writing are how far performance services quality of RSKO Jakarta and its relationship with characteristic factor. According to that background, there are two problems base on this writing. First, how is the service quality at RSKO Jakarta evaluated from discrepancy between customer expectation and their perceptions ? Second, are there any relationship between patient characteristic and service quality of RSKO Jakarta ? The population in this research is patients at RSKO Jakarta. The method of data collecting by using questionnaire and interview to the patient at RSKO Jakarta. Data analyzing use quantitative and qualitative description approach. Base on analyze above, this research conclude : 1. The service quality average value -1,168 or < 0 and performance of service quality 70,31 % at RSKO Jakarta. In this case, it indicates that the service quality at RSKO Jakarta do not satisfied the patient yet. 2. The patient characteristic such as age, gender, status, education, residence and using drug, have correlation with service quality of RSKO Jakarta.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T21643
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Haryati
"Education of drugs abuse prevention better be given in an environment enabling the happening of process learn which the structure. Approach to overcome problem of drugs through educational very precise applied. Minister of education plan will include items of drugs and HIV/AIDS into curriculum of education start from SD until SMU (Padmanagara, Makbul of January 2005). Utilizing to give strong energy to all student to refuse drugs, all Teacher very big its role. In the effort improvement of quality of human resource in educational about drugs, Prevention center (Pusat Dukungan Pencegahan : Pusduk Cegah) National Narcotic Board have carried out some Training Instructor of Extension agent of drugs for example to Teacher of SLTP DKI. To know how big the impact yielded from Training Instructor of Extension mentioned in drugs abuse prevention effort in school environment hence the writer interested to conduct furthermore research. This thesis research is inspired by opinion lester and Stewart (In Winarno, 2002: 166), that distinguishable policy evaluation into two different duty. First duty is to determine consequence-consequence of what generated by a policy by depicting its impact. This matter refer at effort to see what policy program reach target or affect the desired or not. 1f not, factors of what becoming its cause. While second duty is to assess failure or efficacy from a policy of pursuant to specified criterion or standard. Knowledge of concerning failure causes of a policy i n reaching for the desired impact, can be made by a guidance to alter o r improve repair policy of a period to coming. As for problem formula to be studied is whether Teachers SLTP in DKI followed Training Instructor of Extension agent of drugs sharing have in drugs abuse prevention area at school ?, and what affect training to drugs abuse prevention effectiveness at school ?. Intention of this research is to reply problem formula as raised above.
Evaluate to construction role of all other, dissimilar teacher in the effort prevention drugs conducted by descriptive analysis pursuant to data obtained from questioner which is passed by three responder group. Research instrument consisted of questioner training which is passed to 8 peoples from different school which have followed Training Instructor of Extension agent of drugs amount to 21 items, questioner motivate passed by 179 Headmasters or Teachers from Teacher place school following the training teach to amount to 22 items, questioner prevention passed by 346 students from Teacher place school following the training teach to amount to 25 items. Result of statistical test to data of questioner of training indicate that in general, all Teacher of competitor of Training Instructor of Extension agent of drugs BNN give respond which positive to benefit from training which following of. This matter (is) visible pursuant to percentages answer of responder at high category equal to 37,5 % and categorize very high equal to 37,5 %. This matter is also supported by median value mostly 4 and 4,5 and also assess modus mostly is 4 and 5, indicating that responder agree if training given by the BNN told to give benefit and knowledge in prevention of abuse drugs. Result of statistical test to data of questioner to indicate that in general all Teacher give respond positive to environmental condition, policy of shoal in supporting duty and execution duty of Teacher go together effort of prevention of abuse drugs. This matter is visible pursuant to percentage answer of responder which the majority be at high category equal to 64,80 %, and supported by level of median value and the modus which the majority is 4. Result of statistical test to data of questioner of prevention of abuse of drugs at school indicate that in general student assess positive strive entire/all party of school go together in drugs abuse prevention. This matter is seen by pursuant to percentage of answer of responder which the majority be at high category 162 responder (46,82 %) and categorize very high as much 145 responder (41,91 %). Pursuant to median value 4 and assess modus 5, can be interpreted by a responder assess that party of school have done effort which enough proactive in preventing abuse drugs.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22602
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Puspita Nur
"Yakuza sebagai organisasi kriminal di Jepang, yang berawal hanya bekerja sebagai pedagang dan penjudi, meluas dan berkembang ke dalam bisnis lainnya, seperti perjudian, penyelundupan narkotika, dan prostitusi. Usaha Yakuza dalam perkembangan bisnis mereka tidak lepas dari adanya perluasan jaringan yang mereka buat dengan pihak-pihak luar yang terkait dan cara kerja Yakuza agar semua bisnis mereka dapat terus berjalan. Skripsi ini bersifat kualitatif, dengan menggunakan metode penelitian deskriptif analisis. Melalui analisis ini, terlihat cara dan sistem yang di gunakan Organisasi Yakuza sebagai organisasi kriminal agar bisnis mereka dan keberadaan Yakuza di dalam masyarakat Jepang terus berkembang. Yamaguchi-gumi, organisasi Yakuza terbesar di Jepang menjadi pembahasan di dalam skripsi ini.

Yakuza, as a criminal organization in Japan, started off with trading and gambling, which then expand to other businesses such as smuggling drugs and prostitution. In developing their business, The Yakuza expand their business networks with other interconnected parties within their business scope. And to make sure that their business continues to run, the attitude of The Yakuza is also important. This is a qualitative research that uses the descriptive-analytic method. This analysis shows the ways and system that are being used by The Yakuza as a criminal organization, in order to attain their business and to flourish their existence in the Japanese Society. As the biggest Yakuza organization, Yamaguchi-gumi became the main of this thesis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42105
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmansyah
"Perkembangan penyalahgunaan narkoba sudah sangat memperihatinkan. Kalaudulu, peredaran dan pecandu narkoba hanya berkisar di wilayah perkotaan, kinitidak ada satupun kecamatan, atau bahkan desa di Indonesia yang bebas daripenyalahgunaan dan peredaran gelap obat terlarang itu. Dalam perkembangannyapengaturan tentang narkotika di Indonesia telah melalui beberapa tahap yaitu,Undang-Undang No. 9 Tahun 1976 Tentang Narkotika diganti dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 Tentang Narkotika diganti dengan Undang-UndangNomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. Pada wilayah Indonesia bagian timur khususnya Provinsi Maluku mulai menjadi perhatian dan status waspada terkaitperedaran Narkoba, ditunjang wilayah Provinsi Maluku yang berbentuk kepulauandan banyak pelabuhan-pelabuhan kecil yang tidak terdapat aparat pemerintah, BNNRI menilai Provinsi Maluku merupakan salah satu wilayah di tanah air yang sangatrawan akan peredaran Narkoba.
Ditunjang dengan hasil survey yang dilakukan BNN RI, Posisi Maluku sendiri saat ini menempati posisi ke-tujuh dengan jumlahpenyalahgunaan sebanyak 27.940 jiwa dari jumlah populasi Maluku sebanyak1.169.800 jiwa. Kemudian salah satu Kabupaten di Provinsi Maluku yaitu SeramBagian Timur yang pada awalnya bebas Narkoba kini pada tahun 2014 mulaimasuk peredaran narkoba, hal tersebut berdasarkan data Polres Seram BagianTimur. Kabupaten Seram Bagian Timur merupakan kabupaten yang masih tumbuhdikarenakan baru mekar pada tahun 2005 serta merupakan kabupaten miskin danterisolir dengan jumlah penduduk kurang lebih 124 ribu jiwa. Hal tersebutmenjadikan fenomena unik dalam peredaran Narkoba pada saat ini. Upaya Represif Penindakan telah dilakukan terhadap orang yang diduga menyalahgunakannarkotika untuk memberantas penyalahgunaan narkotika di Kabupaten SeramBagian Timur. Dalam upaya tersebut terdapat kendala-kendala yakni sarananprasarana penegak hukum, masyarakat, penegak hukum serta geografis.

The Development of drug abuse already highly concern. Formerly, distribution anddrug addicts was only in urban areas, but nowdays there is no sub districts orvillages which released from distribution and drug abuse. On its progress theregulation of narcotics in Indonesia has passed through several phases, that isUndang undang No 9 Tahun 1976, was replaced to Undang undang No 22 tahun1977, was replaced to Undang undang No 35 tahun 2009. In the areas of easternIndonesia, especially Provinsi Maluku, began to attract attention and alert status ofdrug trafficking, because Maluku is an archipelago and there are no governmentofficer in small ports.
According to BNN RI, Maluku is one of the area in Indonesiawhich vulrerable to drug distribution. BNN RI survey shows that Maluku currentlyoccupies the seventh position with 27.940 drug addict of the 1.169800 inhabitants.Based on data from Polres Seram Bagian Timur, there is no narcotics distributionbefore 2014 in district of Seram Bagian Timur, but recently has spread, where asthis district newly formed on 2005, also poor and isolated with populationapproximately 124.000 inhabitants. It has become a unique phenomenom onnarcotics distribution. Repressive effort action towart people suspected abusingnarcotics have been made to eradicate drug abuse in district of Seram BagianTimur. Contraints in these effort include facilities and infrastructures lawenforcement, society and geography."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stella Vania
"Registrasi obat berkaitan erat dengan proses pengembangan obat. Maka seiring berjalannya waktu dapat terjadi perubahan pada aspek administratif, khasiat, keamanan, mutu, dan/atau informasi produk dan label pada obat yang telah diregistrasi sebelumnya dan telah memiliki izin edar di Indonesia. Registrasi terhadap perubahan tersebut penting untuk dilakukan sehingga pemerintah dapat mengawasi dan memastikan bahwa obat yang mengalami perubahan tetap memenuhi persyaratan khasiat, keamanan dan mutu sehingga masyarakat tetap terlindungi. Terdapat tiga jenis registrasi variasi, yaitu variasi major, minor, dan notifikasi. Pada laporan tugas khusus ini akan dibahas mengenai registrasi variasi major produk X di PT Abbott Indonesia dimulai dari pemilihan kategori, dokumen yang diperlukan, alur registrasi variasi major hingga surat persetujuan registrasi variasi. Obat merupakan salah satu hal esensial dalam kehidupan manusia. Namun, terdapat obat – obatan yang mempengaruhi kesadaran serta aktivitas mental dan perilaku, yang dapat menyebabkan ketergantungan, dan obat lainnya yang apabila disalahgunakan atau digunakan tanpa pengendalian dan pengawasan yang ketat dan saksama dapat menimbulkan kerugian terhadap kehidupan manusia, kehidupan bangsa, hingga mengancam ketahanan nasional. Maka terdapat peraturan khusus bagi obat-obatan yang tergolong kedalam narkotika, psikotropika, prekursor, dan obat-obatan tertentu termasuk mengenai pengelolaan dan pelayanan farmasi klinik. Laporan tugas khusus ini akan menganalisis tren penjualan obat golongan narkotika, prekursor, dan obat-obatan tertentu yang mempengaruhi pengelolaan. Selain itu, sebagai bagian dari pelayanan farmasi klinik, laporan tugas khusus ini juga melakukan pengkajian resep dari sisi administratif, farmasetik, dan klinik bagi resep yang mengandung narkotika, psikotropika, prekursor, dan obat-obatan tertentu sesuai peraturan yang berlaku.

Drug registration is closely related to the drug development process. As time goes by, there may be changes in administrative aspects, efficacy, safety, quality, and/or product information and labels on drugs that have been previously registered and already have distribution permits in Indonesia. It is important to register for these changes so that the government can monitor and ensure that drugs that have undergone changes still meet the requirements for efficacy, safety and quality so that the public is protected. There are three types of variation registration, namely major, minor, and notification variations. In this report, we will discuss the registration of the major variation of product X at PT Abbott Indonesia starting from the selection of categories, the required documents, the registration process for the major variations to the variation registration approval letter. Medicine is one of the essential things in human life. However, there are drugs that affect awareness, mental activity and behavior, which can cause addiction, and other drugs which if misused or used without strict and careful control and supervision can cause harm to human life, the life of the nation, and even threaten national security. So there are special regulations for drugs that are classified as narcotics, psychotropics, precursors, and certain drugs, including the management and services of clinical pharmacy. This special task report will analyze the sales trend of narcotics, precursors, and certain drugs that affect management. In addition, as part of clinical pharmacy services, this special task report also reviews prescriptions from the administrative, pharmaceutical, and clinical perspectives for prescriptions containing narcotics, psychotropics, precursors, and certain drugs in accordance with applicable regulations."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhri Achmad
"ABSTRAK
Penulisan ini dibuat untuk menganalisis program sosialisasi P4GN sebagai bentuk pencegahan penyalahgunaan narkotika pada sekolah-sekolah di Kota Depok. Fenomena ini dijelaskan dengan menggunakan konsep social crime prevention, partnership theory, teori sosialisasi, dan teori kontrol sosial. Hasil dari penulisan ini menunjukkan bahwa program sosialisasi P4GN melalui kegiatan focus group discussion dengan anggota OSIS sudah berjalan dan sejalan dengan konsep social crime prevention, selanjutnya hubungan kerja sama antara BNN Kota Depok dengan Pemerintah Kota Depok dan Dinas Pendidikan Kota Depok dapat dibuktikan dengan adanya surat kesepakatan bersama, namun kerjasama ketiga lembaga tersebut belum sesuai dengan partnership theory. Dan kontrol sosial pada anggota OSIS kepada teman sebayanya di sekolah belum berjalan dengan baik, karena anggota OSIS yang mengikuti kegiatan focus group discussion P4GN belum berperan sebagai kader anti narkotika pada lingkungan sekolah.

ABSTRACT
This writing is made to analyze P4GN socialization program as a form of prevention of narcotic abuse in schools in Depok city. This phenomenon will be explained with the following concepts social crime prevention, partnership theory, socialization theory and social control theory. The result of this writing shows that P4GN socialization program through focus group discussion with members of schools 39 student council OSIS has gone according to the social crime prevention concept, and the cooperation between BNN Depok City with the Depok City government and the Depok City Department of Education can be proven through the existence of the letter of agreement between the three, although their cooperation does not follow the partnership theory. Meanwhile, the social control of the members of student council to their peers have not gone well because the members of student council who joined the P4GN focus group discussion has not yet taken a role as anti narcotic cader in school environment."
2017
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Sukesti
"Pendidikan dan Pelatihan Instruktur Penyuluh Narkoba Untuk Guru seringkali dinyatakan kurang efektif dalam menciptakan sekolah bersih dari Narkoba. Oleh karena itu perlu mengevaluasi keefektivan pendidikan dan pelatihan guru tentang narkoba dalam menciptakan sekolah bersih dari Narkoba. Dalam mengevaluasi keefektifan pendidikan dan pelatihan guru tersebut populasi pelatihan ini meliputi SMA 7, 30, 70 dan 95 di Jakarta yang pernah dilatih Pusat Dukungan Pencegahan Lakhar BNN Tahun 2003 dan sebagai sampelnya adalah Guru dan Siswa. Berdasarkan empat tingkat evaluasi Kirkpatrick menyebutkan mengenai Reaksi, Pembelajaran, Perilaku dan Hasi1 Dimana dari hasil pengujian korelasi Product Moment karl Pearson dalam mengukur hubungan efektivitas Diktat Guru mengenai narkoba dalam menciptakan sekolah bersih narkoba dengan program SPSS Versi 11 for window diperoleh nilai r sebesar + 0, 740 dengan signifikansi (p) = 0, 000.
Artinya terdapat hubungan positif yang kuat dan signifikan antara Diklat Guru mengenai narkoba dalam menciptakan sekolah bersih narkoba. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui pengujian statistik sebagaimana telah diuraikan, maka saran-saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut:
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menyertakan variabel-variabel lain yang diduga berpengaruh dalam menciptakan sekolah bebas narkoba, misalnya variabel kompetensi Guru, kondisi lingkungan sekolah, dan sebagainya.
2. Kepada Manajemen BNN selaku pelaksana Diktat Guru mengenai narkoba perlu melakukan peningkatan kualitas pelaksanaan diktat dengan memperhatikan aspek-aspek terkait misalnya, kesesuaian materi diktat dengan profesi peserta, kompetensi instruktur dalam menyampaikan materi, rancangan waktu pemberian materi yang memadai, pelaksanaan keefektifan evaluasi termasuk pelaksanaan program diktat secara berkala.
3. Kepada pihak sekolah khususnya para Guru peserta diktat mengenai narkoba disarankan sebagai berikut:
a. Berperan aktif melakukan berbagai upaya dan aplikasi Ilmu pengetahuan yang diperoleh dari diktat tersebut dalam menciptakan sekolah bebas narkoba.
b. Lebih luas lagi para Guru peserta diktat mengenai narkoba diharapkan dapat menjadi penggerak dan motivator bagi komponen sekolah lainnya dengan cara membagi dan menularkan pengetahuan yang diperolehnya kepada Guru lain.
4. Berdasarkan jawaban responden dalam kuesioner sekolah bebas narkoba terungkap beberapa hal yang masih perlu ditingkatkan, yaitu:
a. Berupaya meningkatkan kesadaran akan bahaya narkoba kepada siswa tidak hanya melaiui penyuluhan tetapi melalui tindakan-tindakan yang lebih tegas.
b. Berupaya meningkatkan ketaatan siswa dalam mematuhi peraturan tata tertib sekolah dengan meningkatkan kedisiplinan dan pemberian sanksi yang tegas serta konsisten, dengan demikian lingkungan sekolah dan siswa yang bersih dan narkoba akan dapat terwujud.

Training and Education of Drugs Instructor Counselor for Teachers is often stated not effective in creating the school clean of Drugs. So it is necessary to evaluate the effectiveness of teacher's training and education on drugs in creating the school clean of Drugs. We include the population of SMA 7, 30, 70 and 95 in Jakarta who have been trained by The Prevention Center of National Narcotics Board in 2003, and as the samples are the teachers and students, in evaluating the effectiveness of teacher's training and education.
Based on the four level of evaluation Kirkpatrick mentions about Reaction, Learning, Attitude, and Result. The result of examination correlation of Product Moment Karl Person in measuring the effectiveness correlation of Teacher's Training and Education on drugs in creating the school clean of Drugs with SPSS 11 Version windows programmer, found that r is + 0.740 with significance is (p)= 0.000.
It means that there is significant and strong positive correlation between Teacher's Training and Education on drugs in creating the school clean of Drugs.
Based on the research found through statistic examination as stated above, we will submit some suggestions as follows:
1. It is necessary to do further research by including other variables which is estimated can affect in creating the schools free of Drugs, for example Teachers competence, the condition of school environment, etc.
2. For NNB management as the implementer of the Teacher's Training and Education on drugs needs to improve the quality of the implementation of training and education by considering related aspects such as the coherence of the training material and the participants profession, the instructor competence in presenting the material, enough time of the material presentation, effective implementation including the implementation of training program periodically.
3. For the schools especially teachers as the participants of training and education on drugs, we suggest that:
a. Be active in doing any efforts and applying the knowledge got from the training and education in creating school free of drugs.
b. Widely, teachers as the participants of training and education on drugs hoped to be able to support and motivate the other school components by sharing the knowledge got from other teacher.
4. Based on the respondents? answers of the questioner on the school free of drugs, we found some matters that still need to be improved, namely:
a. Try to improve the students' awareness of dangerous drugs not only through training but also through stern measures.
b. Try to improve the loyalty of students to obey the school regulation by improving the disciplines and giving stern and consistent sanction, so that the school environment and student clean of drugs can be created."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T22635
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Asmara Jannati
"Pengetahuan dan perilaku merupakan interaksi dari berbagai faktor. Pengetahuan dapat diperoleh baik dari pendidikan, maupun dari informasi lingkungan sekitar dan media. Pengetahuan orangtua yang berbeda satu sama lain menimbulkan perilaku yang berbeda dalam menghadapi demam anak. Karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan perilaku orangtua dalam pemberian antipiretik kepada anak sebelum pergi mencari pertolongan di pelayanan kesehatan. Tujuan: Mengetahui gambaran pengetahuan dan perilaku orangtua dalam pemberian antipiretik pada anak sebelum berobat berdasarkan tingkat pendidikan yang dapat dipakai sebagai masukan untuk upaya rasionalisasi penggunaan antipiretik pada anak. Metode: Penelitian dilakukan secara deskriptif yakni dengan menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diisi langsung oleh reponden. Data dari kuesioner tersebut kemudian diolah dengan menggunakan SPSS ver. 16.0. Hasil dan kesimpulan: Sebagian besar orangtua tidak mengetahui kandungan/zat aktif, efek samping, dan tidak menghitung dosis antipiretik yang mereka berikan kepada anak. Penggunaan antipiretik sebagai tindakan pertama saat anak demam dilakukan oleh sebagian besar orangtua. Perilaku orangtua tersebut sebagian besar dilakukan oleh orangtua dengan tingkat pendidikan menengah diikuti dengan tingkat pendidikan tinggi dan terakhir oleh orangtua dengan tingkat pendidikan rendah.

Knowledge and behavior are resulted from several factors interacted to each other. Knowledge can be gained either from education, information from others, or the media. Differences of parents’ knowledge in handling febrile children result in the differences of parents’ behavior in handling them. Therefore, this research is conducted to know about parents’ knowledge and behavior in giving antipyretics to children before taking them to health care. Objective: Being knowledgeable about parents’ knowledge and behavior in giving antipyretics to children before taking them to health care related to the parents’ level of education that can be used as an effort to rationalize the use of antipyretics in children. Methods: This study is a descriptive study by using questionnaire answered by the respondents without any interventions. Data gained are handled by SPSS Ver. 16.0. Result and Conclusion: Most of the parents use antipyretics as soon as they find their children get fever, but most of them do not know about the active ingredients, side effects, and the proper dose of antipyretics that they give to their children. That parents’ behavior does by most of parents who is in middle level education followed by those who is in high education level and low education level."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Amir
"Terhadap pelaku penyalahgunaan narkotika yang telah dinyatakan bersalah oleh Hakim dan yang masih dalam proses peradilan yang ditempatkan di Rumah Tahanan Negara Pondok Bambu Jakarta Timur khususnya Narapidana/Tahanan wanita perlu mendapatkan pembinaan secara khusus, karena delapan puluh persen dari jumlah Narapidana /Tahanan yang ada merupakan kasus narkotika. Pembinaan Narapidana Wanita pemakai narkoba ini seharusnya dibuat dan diatur secara khusus serta terpisah dengan berpedoman pada ketentuan dalan Standard Minimum Rules for The Treatment of Prisoners. Hasil penelitian yang dilakukan penulis di Rumah Tahanan Negara Pondok Bambu, temyata proses pembinaan terhadap narapidana wanita pengguna narkoba masih banyak mengalami hambatan karena keterbatasan sarana dan prasarana. Hal ini disebabkan karena kondisi bangunan dengan sarana pembinaan yang belum memadai serta belum adanya standarisasi pola pembinaan secara khusus yang mengatur perlakuan terhadap narapidana wanita pemakai narkoba. Petugas Rumah Tahanan Negara Pondok Bambu belum memenuhi kebutuhan yang diperlukan baik kualitas maupun kuantitasnya. Untuk menunjang keberhasilan program pembinaan, seorang petugas Rumah Tahanan Negara dituntut memiliki profesionalisme, moral yang tinggi serta dedikasi penuh terhadap tugasnya. Untuk mewujudkan keberhasilan pembinaan narapidana wanita pemakai narkoba periu berkerjasama dengan instansi baik pemerintah maupun swasta serta diperlukan metode, teknik dan strategi pendekatan secara khusus. Selain itu pertu dibentuk Rumah Tahanan Negara Wanita Khusus Narkotika yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana pembinaan antara lain ; ruang bimbingan konseling, ruang pengobatan (therapeutic), ruang ketrampilan. Selain itu disediakan psikolog, psikiater, dokter spesialis, pekerja sosial, rohaniwan serta petugas yang profesional.

For the narcotics abuser who had been accused guilty by the judge and placed in the Pondok Bambu Detention Center, East Jakarta, particularly for women are need special treatment, due to the eighty percents of the total inmates are involved the case of drug and narcotics abuse. The treatment of women inmates for the drug users should be termed and arranged in special way separated with others and should be made based on the regulation of the Standard Minimum rules for The Treatment of Prisoners. The research result which had been held by the writer in State Prisoners of Pondok Bambu, apparently the treatment for the women prisoners still faces obstacles particularly in terms of the facilities and equipment. It because of inappropriate condition of the building and lack of treatment device as well there is no special standard for women drugs abuser treatment which is actually can be used as guidance in giving treatment for women inmates. The quantity and the quality of the Pondok Bambu Detention Center officers upon of low of the standard. For the purpose of supporting the success of the treatment program, each officer is determined to own the professionalism, high moral level and work seriously. In order to succeed the treatment of women drugs offenders, the authority must be cooperated with other organization whether government or non government organization. It is obvious the need of the methodical, technical and strategic term in special way. Accordingly, it is a compulsory of build more Special Correctional Institution and Detention House for the woman drugs offenders with comprehensive supported with sophisticated instrument for the treatment. This institution, therefore should be equipped by counseling room, therapeutic room, and vocational training room. It should also be employed with the psychology expert, psychiatry, specialist Doctor, social worker, spiritual expert and the professional correctional officers."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15145
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Fajrul Choir
"Dalam pemberantasan perdagangan ilegal narkoba transnasional diperlukan adanya kerjasama dari para penegak hukum di tiap negara. Indonesia dan Malaysia adalah dua negara yang perbatasannya melintang luas baik darat dan laut sehingga rentan untuk dijadikan jalur perdagangan. Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) dan Polis Di Raja Malaysia (PDRM) bekerjasama di bawah sebuah nota kesepahaman yaitu Memorandum of Understanding on Combating Illicit Trafficking in Narcotic Drugs, Psychotropic Substances, Precursors, Hazardous Materials and Enchancement of Police Cooperation. MoU tersebut memiliki masa aktif sejak pengesahannya di tahun 2005 sampai dengan tahun 2010. Penelitian dilakukan secara kualitatif deskriptif untuk menggambarkan efektivitas implementasi kerjasama antara POLRI dan PDRM di bawah MoU beserta hambatannya. Dengan menggunakan teori Neoliberal Institusional dalam kaitannya dengan ilmu kepolisian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerjasama melalui MoU tersebut efektif dalam pertukaran informasi dan penyelidikan mengenai jaringan-jaringan narkoba yang saling terlibat di dua negara. Terdapat hambatan internal dan eksternal dalam implementasinya. Hambatan internal yaitu tumpang tindihnya kepentingan instansi dalam negeri. Hambatan eksternal yaitu komunikasi dengan PDRM, kurangnya koordinasi dengan pihak PDRM dan satuan regional menyebabkan informasi masih memiliki kekurangan detil. Oleh karena itu, hambatan tersebut dapat menjadi evaluasi dan acuan untuk kerjasama selanjutnya yang akan dilakukan oleh POLRI dan PDRM.

In order to combat illicit trafficking in narcotic drugs, cooperation between law enforcement in countries involved is necessary. Indonesia and Malaysia shared vast land and sea borders and the borders can be used as a trade route. Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) and Polis Di Raja Malaysia (PDRM) signed on a cooperation to combat illicit trafficking of narcotic drugs through Memorandum of Understanding on Combating Illicit Trafficking in Narcotic Drugs, Psychotropic Substances, Precursors, Hazardous Materials and Enchancement of Police Cooperation, the MoU is valid since 2005 to 2010. This research uses descriptive qualitative method to describe the implementation and obstacles of the MoU. Neoliberal Institutional theory is used in relation to police science. The results of this research showed that the cooperation through the MoU was effective in exchanging information and investigating drug syndicate that were involved in two countries. However, there are internal and external obstacles in its implementation. The internal obstacles are overlapping agencies interests. External obstacles namely communication with PDRM, the lacking coordination with PDRM and its regional units causes the undetailed information. Therefore, these obstacles can be utilized as an evaluation and reference for further cooperation to be carried out between POLRI and PDRM."
Jakarta: Sekolah Kajian Strategik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T55508
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>