Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 262 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adhariana Hk
"Prematuritas merupakan penyebab mortalitas dan morbiditas neonatus tertinggi. Sebagian besar prematur mendapat transfusi PRC berulang selama perawatan. Sementara itu, transfusi PRC berulang dapat meningkatkan kadar zat besi. Namun, hingga saat ini belum ada konsensus mengenai suplementasi besi pada prematur yang telah mendapat transfusi PRC berulang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status besi pada bayi prematur usia gestasi 28-32 minggu yang telah mendapat transfusi PRC berulang dan membuat rekomendasi mengenai pemberian suplementasi besi. Penelitian ini adalah penelitian kohort prospektif terhadap 70 bayi prematur yang lahir di RSCM bulan Maret 2021 – Mei 2021. Profil besi diperiksa usia kronologis 1, 2 dan 3 bulan. Hasil penelitian menunjukkan profil besi bayi prematur yang mendapat transfusi PRC > 2 kali lebih tinggi secara signifikan dibandingkan ≤ 2 kali (p<0,05). Titik potong total volume transfusi PRC yang menyebabkan status besi berlebih adalah PRC ≥ 50 mL/kgBB. Median feritin serum pada usia kronologis 1 bulan adalah 498,11 µg/L (358-885,62 µg/L), dua bulan adalah 232,66 µg/L (60,85-538,44 µg/L), tiga bulan adalah 42 µg/L (40,1-168,63 µg/L). Faktor risiko yang memengaruhi status besi berlebih pada bayi prematur adalah riwayat sepsis (OR 5,918 (IK 95%: 2,027-17,277)). Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa bayi prematur yang mendapat transfusi PRC >2 kali memiliki profil besi yang lebih tinggi dibandingkan ≤ 2 kali pada usia kronologis 1 bulan. Bayi premtur yang mendapat transfusi PRC ≥ 50 mL/kgBB memiliki status besi berlebih di usia kronologis 1 bulan sehingga suplementasi besi sebaiknya diberikan pada usia kronologis 2 bulan.

Prematurity is the most common cause of neonatal mortality and morbidity. Most of the preterm infants received multiple PRC transfusions during hospitalization. Meanwhile, multiple PRC transfusions can increase iron levels. However, to date there is no consensus regarding iron supplementation in preterm who have received multiple PRC transfusions. The objective of this study are to determine iron status in premature infants aged 28-32 weeks who have received multiple PRC transfusions and make recommendations regarding iron supplementation. This study is a prospective cohort study of 70 preterm infants born at the Cipto Mangunkusumo Hospital in March 2021 – May 2021. Iron profiles were examined chronologically age at 1, 2 and 3 months of age. The result are the iron profile of preterm infants who received PRC transfusion was > 2 times significantly higher than ≤ 2 times (p<0.05). The cut-off point for the total volume of PRC transfusion that causes iron overload status is ≥ 50 mL/kgBW. The median serum ferritin at 1 month of age was 498.11 g/L (358-885.62 g/L), two months was 232.66 g/L (60.85-538.44 g/L), three months is 42 g/L (40.1-168.63 g/L). The risk factor influencing iron overload status in preterm infants was a history of neonatal sepsis (OR 5.918 (95% CI: 2.027-17.277)). The conclusion of this study are preterm infants who received PRC transfusion >2 times had a higher iron profile than ≤ 2 times at 1 month chronological age. Preterm infants who received PRC transfusions ≥ 50 mL/kgBW had iron overload status at 1 month of chronological age and therefore iron supplementation should be given at 2 months of chronological age."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shank, Patti
"Contents :
- What is a learning assessment?
- Effective multiple-choice questions
- The next step
- References & resources
- Job aid "
Alexandria, VA: American Society for Training & Development, 2010
e20440994
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Wang, Fanggang
"This SpringerBrief introduces the current research status on emerging multiple access schemes for mMTC, which provides an integrated reference for future research works. A brief introduction on mMTC scenario is provided, and then the suitable random access procedure is discussed. Various multiple access schemes for mMTC are also described and analyzed in detail. It assumes a background in communication theory and wireless communication fundamentals."
Switzerland: Springer Nature, 2019
e20509205
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Is Suhariah Ismid
"

Filariasis yang oleh orang awam disebut penyakit kaki gajah, adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk. Cacing dewasa filaria hidup di pembuluh dan kelenjar getah bening, sehingga penyakit ini sering disebut filariasis limfatik. Cacing betina akan menghasilkan keturunan yang disebut mikrofilaria yang dapat ditemukan dalam darah tepi hospes (inang).

Di dunia terdapat 3 spesies cacing filaria limfatik pada manusia yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori. Penyebaran filariasis dapat ditemukan di daerah tropik maupun subtropik. Menurut WHO terdapat kurang lebih 1 milyar penduduk tinggal di daerah endemik yang berisiko terinfeksi filaria dan 120 juta penduduk di antaranya terinfeksi filaria, dengan rincian 90% terinfeksi W. bancrofti dan 10% terinfeksi B. malayi dan B. timori. W. bancrofti tersebar di Asia, Afrika, Cina, Kepulauan Pasifik dan sebagian Amerika Latin. B. malayi tersebar luas di Asia Tenggara, sedangkan B. timori mempunyai penyebaran yang terbatas hanya di Nusa Tenggara Timur.

Nyamuk merupakan vektor penting dalam penularan filariasis, akan tetapi tidak semua nyamuk potensial menjadi vektor. Vektor potensial adalah nyamuk yang dapat mengembangkan mikrofilaria menjadi larva infektif. Daur hidup filaria memang agak kompleks karena dafam satu daur hidupnya mempunyai dua fase, yaitu dalam tubuh manusia dan nyamuk. Mikrofilaria yang terisap oleh nyamuk akan melepaskan sarungnya di lambung nyamuk. Setelah 2 -- 6 jam berada dalam lambung nyamuk, kemudian menembus dinding lambung pergi ke otot toraks. Di otot toraks mikrofilaria akan berubah menjadi larva stadium 1, 2 hari kemudian menjadi larva stadium I I dan menjadi larva stadium I I I setelah 10 - 15 hari. Larva stadium III merupakan bentuk infektif bagi manusia. Larva stadium III dari otot toraks akan menuju kelenjar liur nyamuk siap untuk ditularkan ke manusia.

Pada saat nyamuk menggigit manusia, larva stadium III dilepaskan di kulit sekitar tempat gigitan, kemudian masuk ke peredaran darah lewat lubang gigitan nyamuk. Larva stadium III ini di badan manusia berkembang menjadi larva stadium IV kemudian masuk ke kelenjar getah bening dan berkembang menjadi cacing dewasa jantan atau betina. Setelah pembuahan, cacing betina akan menghasilkan mikrofilaria yang dilepas ke peredaran darah. Mikrofilaria dapat ditemukan di darah tepi secara periodik, kadang-kadang hanya malam saja yang disebut periodik noktuma.

Mikrofilaria yang hanya ditemukan di peredaran darah pada siang hari saja, disebut periodik diurna. Mikrofilaria yang ditemukan pada malam dan siang hari dalam jumlah yang lebih sedikit pada siang hari mempunyai periodisitas subperiodik nokturna dan bila jumlah mikrofilaria pada siang hari lebih banyak daripada malam hari mempunyai periodisitas subperiodik diurna. Selain itu terdapat mikrofilaria yang berada di darah siang dan malam sama banyaknya sehingga disebut aperiodik. Periodisitas mikrofilaria itu dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya oleh tekanan oksigen pada arteri dan vena, kegiatan hospes serta aktivitas menggigit vektor.

"
Jakarta: UI-Press, 2005
PGB 0164
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muhammad Fauzan
"Penelitian ini membahas tentang pengaruh gaya hidup achievers terhadap keputusan menggunakan kartu kredit pada nasabah pengguna kartu kredit Bank Mandiri cabang Pematangsiantar. Tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh antara gaya hidup achievers dengan keputusan menggunakan kartu kredit pada nasabah pengguna kartu kredit Bank Mandiri Jumhh responden yang ditentukan sebanyak 100 responden. Prosedur pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan pada pengguna kartu kredit yang bertempat tinggal di kota Pematangsiantar. Regresi linier berganda digunakan sebagai teknik analisis. Hasil penelitian menujukkan bahwa variabel gaya hidup achievers mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan menggunakan kartu kredit Dari hasil analisis regresi diketahui bahwa variabel activities dan opinion memiliki pengaruh lebih kuat dibandingkan interest terhadap keputusan menggunakan kartu kredit."
Jakarta: FEB UIN Syarif Hidayatullah, 2017
650 ESENSI 7:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Subagio Tjahjono
"Penelitian terdahulu mengenai penerapan ERM lebih banyak menggunakan variabel dummy untuk mengetahui hubungan ERM dengan variable yang mempengaruhinyai. Penelitian yang menggunakan maturitas manajemen risiko sebagai variabel penelitian masih terbatas. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui tingkat maturitas penerapan ERM perusahaan di luar sektor keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2015 sekaligus mengetahui pengaruh dari total asset, jumlah pegawai, leverage dan kepemilikan publik terhadap maturitas ERM. Metode analisis yang digunakan adalah kualitatif dan regresi linear berganda. Hasil analisis menunjukan bahwa tingkat maturitas penerapan ERM pada perusahaan yang terpilih menjadi sample selama tahun 2015 masih rendah (mayoritas berada di level initial dan repatable). Selain itu, dari beberapa faktor pene
ntu hanya total asset yang berpengaruh secara signifikan terhadap maturitas ERM. Hal ini berimplikasi bahwa perusahaan terbuka di luar sektor keuangan rentan terhadap risiko. Manajemen sebaiknya mempertimbangkan manfaat masa depan dari ERM yang matang,tidak hanya sekedar untuk mematuhi peraturan."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah jakarta, 2017
330 JETIK 16:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mohd Idris Shah Ismail
"Plasma arc surface hardening is an alternative selective surface hardening method that is effective, economical and a promising technology in heat treatment industries. In the present work, an investigation was carried out to study the hardness distributions of multiple passes in
surface hardening of tool steel by plasma arc. The effects of multiple passes with overlapping and non-overlapping scans were investigated. The results show that the hardness is higher at centre of the plasma arc hardening tracks, and then decreasing in the region adjacent to each plasma arc track. It was found that the formation of hardened zone hardness in multiple passes non-overlapping scan is more uniform on the each scan when compared to the overlapping scan. However, hardness distribution of overlapping scan in width direction shows that it was more uniform compared with non-overlapping scan."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2014
UI-IJTECH 5:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Trivika Lemona
"[ABSTRAK
Hidrogen merupakan salah satu unsur yang dapat dijadikan sebagai bahan bakar alternatif karena BBH atau bahan bakar hidrogen bersifat ecoenergi dengan proses pembakaran yang hanya menghasilkan air dan energi (listrik dan panas). Salah satu teknologi penghasil hidrogen adalah dengan metode Contact Glow Discharge Elektrolisis atau CGDE. Penelitian ini menggunakan metode CGDE dengan multi katoda dan penambahan etanol dengan tujuan dapat meningkatkan laju produksi hidrogen dan efektivitas proses.pada penelitian ini akan dilihat pengaruh penambahan jumlah katoda, pengaruh konsentrasi etanol dan diameter katoda terhadap laju produksi dan efektivitas hidrogen. Dari karakterisasi arus dan tegangan yang diperoleh pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa arus akan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah katoda. Penggunaan multi katoda pada proses CGDE juga terbukti meningkatkan produksi hidrogen pada tegangan dan konsumsi energi yang sama. Penambahan zat aditif etanol juga dilakukan pada penelitian ini dan memperoleh hasil bahwa semakin tinggi konsentrasi etanol maka akan semakin tinggi produksi dan efektivitas gas Hidrogen yang dihasilkan. Selain itu, penelitian ini juga membuktikan bahwa semakin besar diameter katoda maka laju produksi akan semakin tinggi, namun konsumsi energi menjadi meningkat dan tidak sebanding dengan peningkatan laju produksi sehingga menghasilkan efektivitas yang semakin kecil. Proses CGDE multi katoda pada penelitian ini menunjukkan peningkatan efektivitas proses sebesar 76 kali lipat dibandingkan dengan elektrolisis Faraday.

ABSTRACT
Hydrogen is one of elements that can be used as an alternative energy. The combustion of Hydrogen only produces water and energy. Therefore, hydrogen is called as ecoenergy. One of technology that can produce hydrogen is Contact Glow Discharge Electrolysis or CGDE. CGDE is one of plasma electrolysis that uses electrolyte solution and inert electrode to produce hydrogen in high voltage. This research uses CGDE method with multi-cathode and ethanol in order to increase hydrogen production and the effectivity of process. In this research, we will explore the effect of increasing cathode number, etanol addition, and increasing of cathode diameter. From characterization of current and volatge, we can conclude that the increasing of cathode number can increase the current that through into cathode. Utilization of multi-cathode in CGDE is proven that can increase the hydrogen production at the same voltage and energy consumption. The addition of ethanol has done in this research and we can conclude that when we increase the concentration of ethanol, the hydrogen production will be increased either at the same voltage. In addition, this research also prove that the bigger diameter of a cathode will increase the production rate, but the energy consumption increases higher than the production rate. Therefore, the increasing of diameter of cathode is not effective to use in CGDE. The CGDE multi-cathode on this research indicated increasing of effectiveness as much as 76 times higher than the Faraday Electrolysis., Hydrogen is one of elements that can be used as an alternative energy. The combustion of Hydrogen only produces water and energy. Therefore, hydrogen is called as ecoenergy. One of technology that can produce hydrogen is Contact Glow Discharge Electrolysis or CGDE. CGDE is one of plasma electrolysis that uses electrolyte solution and inert electrode to produce hydrogen in high voltage. This research uses CGDE method with multi-cathode and ethanol in order to increase hydrogen production and the effectivity of process. In this research, we will explore the effect of increasing cathode number, etanol addition, and increasing of cathode diameter. From characterization of current and volatge, we can conclude that the increasing of cathode number can increase the current that through into cathode. Utilization of multi-cathode in CGDE is proven that can increase the hydrogen production at the same voltage and energy consumption. The addition of ethanol has done in this research and we can conclude that when we increase the concentration of ethanol, the hydrogen production will be increased either at the same voltage. In addition, this research also prove that the bigger diameter of a cathode will increase the production rate, but the energy consumption increases higher than the production rate. Therefore, the increasing of diameter of cathode is not effective to use in CGDE. The CGDE multi-cathode on this research indicated increasing of effectiveness as much as 76 times higher than the Faraday Electrolysis.]"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58845
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarinah Bintang
"Angka Kematian Neonatal (AKN) di Indonesia konstan pada 19 per 1.000 kelahiran hidup. Walaupun mengalami penurunan namun tergolong lambat dibandingkan angka
kematian bayi dan balita. Kelahiran kembar merupakan salah satu faktor risiko dari kematian neonatal. Risiko yang ditimbulkan mencapai 6 kali dibandingkan kelahiran
tunggal. Kemungkinan terjadinya peningkatan angka kelahiran kembar, dan risiko tinggi yang ditimbulkan, dapat menjadi ancaman bagi upaya penurunan kematian
neonatal di Indonesia. Studi ini menggunakan data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 dengan desain cross sectional. Tujuan penelitian untuk mengetahui proporsi kelahiran kembar, dan hubungan antara kelahiran kembar dengan kematian neonatal. Populasi studi melibatkan seluruh anak lahir hidup pada tahun 2007-2012 dari wanita usia subur (15-49 tahun). Berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi, diperoleh sampel sebanyak 15.083. Hasil studi menunjukkan angka kelahiran kembar di
Indonesia sebesar 14 per 1.000 kelahiran, meningkat dari hasil studi sebelumnya 7,2 per 1.000 kelahiran pada tahun 1997-2007, dan ada hubungan bermakna antara kelahiran
kembar dengan kematian neonatal dengan nilai POR 2,39; 95% CI 1,43-4,01; p-value 0,00, setelah dikontrol variabel paritas dan berat bayi lahir. Anak kembar berisiko tinggi karena cenderung lahir dengan berat bayi lahir rendah, oleh karena itu ibu dengan kehamilan kembar harus memenuhi kebutuhan nutrisi selama kehamilan serta perlu membatasi jumlah anak.

Neonatal Mortality Rate in Indonesia is a constant at 19 per 1,000 live births. Although decreased, but relatively slow compared to infant and under-five mortality rates.
Multiple birth is one of the risk factors for neonatal death. The risk of neonatal mortality for multiple births reached 6 times compared to singleton. The likelihood of increased multiple births and the high risk posed could cause a threat to efforts of reducing neonatal mortality in Indonesia. This study used Indonesia Demographic Health Survey with cross sectional design. The aim is to determine the proportion of multiple births, and to analyze association of multiple births and neonatal mortality. The study population involved 15.083 children born alive in 2007-2012, from women of reproductive age. As results, the rate of multiple births in Indonesia by 14 per 1,000 births, increased from previous study 7,2 per 1.000 births in 1997-2007. There was a significant association between multiple births with neonatal mortality, POR 2,39; 95% CI 1,43-4,01; p-value 0,00, after controlled parity and birth weight. Twins tend to be born with low birth weight, so mothers with multiple pregnancy should meet nutritional needs during pregnancy and need to limit the number of children."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T53812
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>