Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Latar Belakang
Pelaksanaan GPPP muatan lokal kebudayaan Provinsi Sulawesi Selatan merupakan muatan lokal yang berdiri sendiri. Maka pelajaran seni musik tradisional Sulawesi selatan merupakan pilihan diantara 4 sub aspek kesenian daerah dari 0 aspek muatan lokal kebudayaan.
Muatan lokal ini diperuntukan bagi kelas V Sekolah Dasar di Provinsi Sulawesi Selatan. Untuk melaksanakan muatan tersebut perlu disusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis kurikulum muatan lokal yang berdasarkan :
1, UUSPN (Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional) yaitu UU RI Nomor 2 Tahun 1989.
2. Peraturan Pemerintah ( PP Nomor 2 Tahun 1990 )
3. Acuan Pengembangan Kurikulum Muatan lokal Pendidikan dasar Provinsi Sulawesi Selatan (Buku A )
4. GBPP kurikulum muatan lokal pendidikan dasar Provinsi Sulawesi Selatan (Buku B)
5. Pedoman Pelaksanaan kurikulum muatan lokal pendidikan dasar Provinsi Sulawesi Selatan (Buku C ).
B. Fungsi
Adapun fungsi petunjuk teknis pelaksanaan kurikulum muatan lokal mata pelajaran seni musik Provinsi Sumatera Utara sebagai berikut :
1. Petunjuk dan Penyusunan Analisis Materi Pelajaran, Program Tahunan, Program Catur Wulan, Program Satuan Pelajaran, dan perangkat administrasi lainnya.
2. Petunjuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar bagi para guru kelas V di Provinsi Sulawesi Selatan.
3. Petunjuk untuk menentukan sumber dan sarana belajar yang memungkinkan untuk diterapkan.
4. Petunjuk untuk menentukan jenis penilaian proses dan hasil belajar."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia,
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Tim Penyusun Bahan Ajar Muatan Lokal
Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2002
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Iklilah Muzayyanah Dini Fariyah
Depok: Universitas Indonesia. Program Pascasarjana , 2014
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Muthia Fatin
"Penelitian ini membahas tentang pengelolaan muatan lokal berbasis Gallery, Library, Archive, Museum (GLAM) di Perpustakaan Badan Narkotika Nasional (Perpustakaan BNN). Perpustakaan BNN merupakan salah satu perpustakaan khusus di Indonesia yang memiliki terbitan yang dihasilkan oleh para pegawai atau Satuan Kerja dan juga instansi BNN itu sendiri atau biasa disebut sebagai koleksi muatan lokal. Dengan koleksi muatan lokal ini, Perpustakaan BNN berharap dapat memberikan dan menyediakan berbagai kebutuhan informasi yang diinginkan para pemustaka. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui proses pengelolaan muatan lokal yang dilakukan oleh Perpustakaan BNN terhadap koleksi yang masuk hingga di unggah ke dalam website yang sudah terintegrasi oleh konsep GLAM. Metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus digunakan dalam penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan observasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan koleksi muatan lokal berbasis GLAM yang ada di Perpustakaan BNN sudah dapat berjalan dengan baik, namun kurangnya kesadaran akan pengumpulan karya membuat hanya sedikit karya yang dapat diunggah ke dalam website Perpustakaan BNN. Hal tersebut terjadi karena tidak adanya surat perintah langsung yang dikeluarkan oleh BNN sehingga masih banyak penghasil karya yang tidak sadar akan pentingnya pengumpulan karya tersebut.

This study discusses the management of Gallery, Library, Archive, Museum (GLAM) based local content at the National Narcotics Agency Special Library (BNN Library). BNN Library has publications produced by employees or work units, and the BNN itself is commonly referred to as a collection of local content. With this collection of local content, the BNN Library hopes to provide and provide various information needs those users want. This article aims to discover the local content management process carried out by the BNN Library on incoming collections until they are uploaded to a website that the GLAM concept has integrated. The qualitative method with a case study approach used in this research. Data was collected using interviews and observations. This study shows that the management of local content collections based on GLAM in the BNN Library can run well, but the lack of awareness of the collection of works makes only a few works can be uploaded to the library website. This happened because the BNN issued no direct order, so many producers of works still were unaware of the importance of collecting these works."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Depok: Universitas Indonesia, 2002
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Bahan ajar muatan lokal warisan budaya materi (WBM) pada dasarnya merupakan bagian dari pelajaran sejarah. Berbeda dengan pelajaran sejarah yang diangkat dari peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian berdasarkan kesaksian, bahan ajar WBM diangkat dari benda-benda basil budaya diperoleh melalui penelitian lapangan. Benda-benda ini dipilih berdasarkan daerah penemuan yang termasuk ke dalam "wilayah budaya Aceh" sesuai dengan sasaran umum program pengajaran berwawasan kebudayaan yang akan dikembangkan di daerah.
B. Fungsi
Sejarah mempunyai peran panting di dalam pembinaan rasa kebangsaan. Melalui sejarah siswa dapat diajak untuk memahami adanya kesamaan-kesamaan di dalam kebudayaan mereka dengan kebudayaan suku bangsa lain sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan rasa kebersamaan dan sekaligus mempertebal kesadaran akan jati diri budayanya.
C. Tujuan
Sesuai dengan fungsi pengajaran muatan lokal WBM yang dibuat untuk meningkatkan kesadaran siswa akan arti penting sejarah dalam kehidupan berbangsa, maka tujuan yang hendak dicapai melalui pengajaran ini antara lain. ialah membentuk sikap toleran terhadap kebudayaan lain, merangsang hubungan sosial lintas budaya, dan meningkatkan kessadaran sejarah.
D. Ruang Lingkup
Adapun cakupan bahan ajar muatan lokal WBM adalah benda-bends purbakala yang ditemukan di Daerah Istimewa Aceh yang tidak secara khusus pada "wilayah budaya Aceh". Cakupan ini dipilih mengingat pada masa purba kebudayaan kelompok-kelompok masyarakat."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"REBANA
I. Kesejarahan
Instrumen musik rebana sudah ada sejak 14 abad yang lalu, yakni sejak zaman kerasulan Nabi Muhammad SAW. Pada zaman itu musik rebana berfungsi sebagai media hiburan, pergaulan sosial, dan sebagai pendukung upacara keagamaan.
Rebana mempunyai beberapa sebutan antara lain ; di Arab disebut Tar, di Sinkiang Cilia disebut Daira, dan di Maroko rebana disebut Bendir. Di Indonesia rebana juga disebut Robbana yang berarti "permohonan kepada Allah"
Seiring dengan perkembangan Agama Islam di Indonesia, daerah Istimewa Aceh khususnya, rebana mempengaruhi alat musik daerah setempat, dan sekarang terkenal dengan nama Rapa'i.
II. Instrument
Rebana merupakan salah satu jenis musik yang hidup dan berkembang di daerah Aceh. Rebana dibuat dari kayu yang diberi lobang pada diametemya,. dan salah satu sisinya ditutup dengan kulit. Sisi lainnya untuk dipegang saat memainkan alat musik tersebut. Ukuran besar kecil alat musik ini tidak sama satu yang lainnya, tergantung penomoran serta fungsi instrumen tersebut dalam sebuah ensambel Musik Rebana.
A. Instrumen Musik Pokok
Pengertian instrument musik pokok dalam hal ini adalah instrumen rebana itu sendiri. Jumlah rebana yang digunakan dalam sebuah group/kelompok seni musik Rebana adalah 6 buah dengan pengelompokkan nomor sebagai berikut :
1. Rebana kecil, nomor 1 dan nomor 2.
Sesuai dengan namanya, jenis rebana ini berukuran paling kecil. Suara yang dihasilkan oleh rebana kecil biasanya lebih nyaring/kecil dibanding dengan rebana yang berukuran sedang dan ' besar. Rebana kecil dalam ensambel musik Rebana berfungsi sebagai instrumen melody.
2. Rebana sedang, nomor 3 dan nomor 4.
Rebana ini berukuran menengah/sedang dibanding dengan rebana kecil dan rebana besar. Demikian pula suara yang dihasilkan' dari alat musik ini. Rebana sedang dalam ensambel musik Rebana berfungsi sebagai pengiring atau rithem."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2002
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Hudzaifah
"Skripsi ini membahas tentang penerapan kebijakan muatan lokal bahasa Jawa Serang di Kota Serang sebagai salah satu bentuk perencanaan bahasa daerah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif analisis. Tujuan dari penelitian ini adalah bagaimana penerapan kebijakan muatan lokal sebagai usaha perencanaan bahasa daerah di Kota Serang. Penerapan kebijakan tersebut sesuai dengan karakteristik budaya di Kota Serang. Namun, kebijakan tersebut bertumpang tindih dengan Undang-Undang Nomor 24 tahun 2009. Selain itu, kebijakan tersebut juga mengalami kendala disebabkan adanya dua desa di Kota Serang yang bahasanya berbeda. Untuk itu, diperlukan perencanaan bahasa yang komprehensif di daerah agar perencanaan bahasa daerah dapat berjalan efektif.

This thesis discusses the implementation of local content policy of Java language in Serang city as a part of language planning. This research uses qualitative analysis method. The purpose of this study is to explain the process of applying local content policy as a regional language planning efforts in the city of Serang. The implementation of these policies is in accordance with the cultural characteristics in Serang city. However, these policies overlap with regulation has been set in UU No. 24 Tahun 2009. In other case, the policy also has problems because there are two areas in Serang city which have different language. Therefore, comprehensive language planning is required especially in regional areas in order to run language planning effectively.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S63562
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>