Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988
499.221 5 MOR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Purwo Husodo
"Spengler memandang morfologi sejarah dunia sebagai tema baru dalam filsafat yaitu tentang dunia sebagai sejarah yang dilawankan dengan morfologi dunia sebagai alam. Tema filsafat baru tersebut menggambarkan tentang kehidupan dan menghadirkannya tidak sebagai hal yang telah menjadi (thing-become) tetapi hal yang sedang menjadi (thing-becoming). Berdasarkan dengan morfologi dunia sebagai sejarah dan morfologi dunia sebagai alam, menurut Spengler ada dua metode atau cara memahami dunia yaitu metode fisiognomik dan sistematik. Berkaitan dengan hal tersebut Spengler membedakan apa yang ia namakan dengan pendekatan Ptolemaios dan Copernicus tentang sejarah.
Dalam morfologi dunia sebagai sejarah, Spengler memakai analogi komparatif yang dalam bidang biologi diistilahkan dengan homologi. Prinsip homologi ini pada filsafat sejarah Spengler dikonotasikan dengan kata sejaman atau kontemporer. Spengler menunjukkan bahwa dua fakta sejarah yang terjadi dalam posisi yang sama di dalam kebudayaan-kebudayaan besar dan memiliki arti yang sama pentingnya adalah kontemporer. Spengler memandang kebudayaan sebagai kesatuan unsur-unsur yang saling berhubungan, seperti halnya yang terdapat dalam organisme. Setiap kebudayaan mengikuti keharusan kronologis seperti halnya siklus dalam organisme. Setiap kebudayaan memiliki musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin. Dalam kebudayaan Barat, menurut Spengler mengalami 4 tahap perkembangan yaitu: tahap prakultur, tahap kultur awal, tahap kultur akhir dan tahap peradaban.
Menurut Spengler, gambaran sejarah dunia tidak bias diterangkan melalui peristiwa-peristiwa natural. Keruntuhan kebudayaan Mesir kuno misalnya, tidak bias diterangkan secara natural melainkan harus menggunakan ketelitian yang mendalam melalui observasi, simpati dan observasi. Dalam pandangan Spengler, simbol utama dan ekspresi jiwa kebudayaan ditentukan oleh bentuk ruang yang berbeda, sehingga mempunyai makna dan corak yang berbeda pula. Misalnya, simbol utama dan ekspresi jiwa kebudayaan Klasik adalah ruang yang terbatas sedangkan kebudayaan Barat adalah ruang yang tidak terbatas.
Di dalam gambaran dunia, ide tentang nasib dan kausalitas sangat berperanan. Ide tentang nasib menuntut pengalaman hidup, sedangkan kausalitas menuntut pengalaman ilmiah. Ide tentang nasib tendapat suatu logika organis atau logika instingtif, sedangkan kausalitas mempunyai logika inorganis atau logika pemahaman. Kausalitas adalah . sesuatu yang dapat dipahami oleh akal tetapi nasib adalah suatu kata untuk suatu kepastian batiniah yang tidak dapat dilukiskan. Dengan demikian unsur morfologis dari, kausalitas adalah suatu prinsip dan unsur morfologis dari nasib adalah suatu ide. Ide tentang nasib mendominasi seluruh gambaran dunia tentang sejarah, sementara prinsip kausalitas mendominasi seluruh gambaran dunia tentang alam."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1997
T2966
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarifah Miftahul El Jannah
"Latar belakang penelitian: Identifikasi spesies Candida penting untuk diagnosis, penentuan jenis obat dan prediksi kepekaan jamur terhadap obat anti fungal. Selama ini identifikasi dilakukan dengan uji konvensional: fisiologi-morfologi, yang relatif lama, hingga diagnosis dini sukar ditegakkan. Mengatasi masalah tersebut telah dikembangkan medium kromogenik yang mampu membedakan beberapa spesies Candida berdasarkan warna koloni. medium kromogenik yang saat ini tersedia di Indonesia adalah CHROMagar-Candida.
Tujuan penelitian: Membandingkan cara identifikasi Candida spp. dengan metode konvesional dan medium kromogenik CHROMagar Candida, serta mengetahui spesifisitas dan sensitivitasnya
Metodologi penelitian: Penelitian merupakan uji diagnostik. Sebanyak 134 sampel ditanam pada agar Sabouraud Dekstrosa dan dipurifikasi (340 isolat). Setiap isolat diidentifikasi dengan CHROMagar Candida, uji fisiologi dan morfologi (agar tajin/tepung jagung-Tween 80, dan uji pembentukan germ tube).
Hasil dan kesimpulan: Dengan CHROMagar-Candida, dapat diidentifikasi 148 (43,5%) isolat, 192 (56,7%) tidak dapat diidentifikasi. Spesies yang teridentifikasi: C. tropicalis (21,5%) koloni berwama ungu di tengah pucat di tepi, C. albicans (11,8%) warna koloni hijau terang, C parapsilosis (5,9%) koloni berwarna putih hingga merah jambu pucat, C glabrata (2,1%) koloni merah jambu pucat dengan permukaan koloni halus, C krusei (0,3%) koloni merah jambu pucat dengan permukaan koloni kasar dan Trichosporon sp (2,1%) koloni berwarna abu-abu dengan tipe koloni halus dan kasar. Yang tidak dapat
diidentifikasi, C pelliculosa, C. guilliermondii, C. langeroni, C Intermedia, C mogii, C lusitaniae, C utilis, C fennica, C obtuse, C sphaerica, C famata dan R. rubra.
Spesifisitas dan sensitivitas CHROMagar-Candida untuk identifikasi C trop/calls 80,8% dan 27,8%, C albicans 99,3% dan 65,5%, C parapsilosis 96,9% dan 100%, Trichosporon sp 100% dan 21,8%. CHROMagar-Candida tidak dapat menggantikan uji konvensional dalam mengidentifikasi Candida spp, terutama Candida non-C albicans.

Identification Of Candida Species From Clinical Specimens, Using Chromogenic Medium, Physiology And Morphology Test.Background : Species identification of Candida is important to establish to diagnosis, to determine the medicine needed and also to predict susceptibility of fungi to antifungal drugs. Up to now, identification is conducting using conventional method i.e. physiology-morphology which is time consuming. Thus early diagnosis could not be established. To offer come this problem chromogenic medium has been develop to distinguish species of Candida based on the colour of colony. Chromogenic medium that find on Indonesia is CHROMagar-Candida.
Aim :To compare CHROMagar Candida and conventional method in identification of Candida spp. specificity and sensitivity of CHROMagar Candida was also determined. Research Methodology: This study diagnostic investigation using cross sectional design. Those were 134 samples plated on Sabouraud Dektrosa Agar/SDA than purified that yields 340 isolates. It is isolate was identified by CHROMagar Candida and conventional method.
Result and Conclusions: Using CHROMagar 148 (43.5%) isolates can be identified were as 192 (56.7%) could not be identified. Species that can be identify were : C. tropicalis (21.5%) with purple colour in the centre and pale purple at the edge of colony, C alb/cans (11.8%) with bright green colour, C parapsilosis (5.9%) with white to pale pink, C. glabrata (2.1%) has a pale pink colour and smooth surface, C krusei (0.3%) is pale pink and rough surface, and Trichosporon sp. (2.1%) is gray with smooth or rough surface. Species that can not be identified by CHROMagar-Candida were : C pelliculosa, C guilliermondii, C langeroni, C intermedia, C mogii, C.lusitaniae, C utilis, C fenica, C. obtuse, C. sphaerica, C fanata, and R. rubs
Specificity and sensitivity CHROMagar Candida identifying C. tropicalis is 80.8% and 27.8%, C. alb/cans is ' 99.3% and 65.5%, C.parapsllosis is 96.9% and 100%, Trichosporon sp is 100% and 21.8% consecutively. Although conventional can not replace by CHROMagar Candida especially for Candida non C alb/cans identifications.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T13662
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Usi Sukorini
"Akurasi pemeriksaan profil lekosit dipengaruhi beberapa faktor preanalitik diantaranya konsentrasi antiokoagulan. Antikoagulan yang paling sering dipakai pada pemeriksaan darah rutin adalah EDTA. Ketidaksesuaian perbandingan konsentrasi EDTA dengan bahan darah berefek terhadap hasil pemeriksaan darah tepi diantaranya parameter lekosit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara hasil pemeriksaan profil lekosit pada bahan darah dengan berbagai konsentrasi antikoagulan Na2EDTA yang berbeda. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang. Bahan penelitian berupa 33 sampel darah vena mahasiswa Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta. Dua mL darah dibagi ke dalam 4 tabung Na2EDTA. Tabung pertama berisi Na2EDTA konsentrasi standar, 2 mg/dl, tabung yang lain secara berurutan berisi Na2EDTA dengan konsentrasi 4 mg/dl, 6 mg/dl, and 8 mg/dl. Sebelumnya dibuat sediaan hapus langsung dari setetes darah tanpa antikoagulan (sebagai kontrol). Darah dalam keempat tabung tersebut segera dilakukan pembuatan sediaan hapus dan diperiksa profil hematologi lekositnya menggunakan SYSMEX SE-9500 automatic analyzer. Terdapat perbedaan yang bermakna dari hitung lekosit, hitung jenis lekosit absolut dan prosentase monosit pada konsentrasi Na2EDTA yang berlebihan. Prosentase netrofil relatif meningkat dan terdapat perbedaan yang bermakna. Prosentase limfosit, eosinofil dan basofil tidak berbeda secara bermakna. Pemeriksaan morfologi lekosit menunjukkan perubahan yang bermakna berupa tepi sitoplasma yang irreguler, vakuolisasi, dan lobus nukleus yang irreguler akibat pengaruh konsentrasi Na2EDTA yang belebihan. Disimpulkan bahwa penggunaan konsentrasi Na2EDTA yang berlebihan pada preparasi spesimen darah menyebabkan perubahan profil lekosit sesuai peningkatan konsentrasinya. Konsentrasi standar tidak mempengaruhi hitung lekosit dan hitung jenis lekosit serta morfologinya, kecuali berpengaruh terhadap tepi sitoplasma yang irreguler dan lobus nukleus yang irreguler. (Med J Indones 2007; 16:168-75)

Accuracy of leukocytes profile assessment is influenced by several pre analytical factors, among others, the anticoagulant concentration. EDTA is one of the most frequently used anticoagulant in peripheral blood examination. Several references stated that inappropriate concentration of EDTA anticoagulant in blood sample may affect the result of leukocytes profile in peripheral blood examination. The aim of this study was to evaluate whether there are differences among leukocytes profile in peripheral blood examination specimens, which were prepared with excessive Na2EDTA anticoagulant in different concentration. This study was conducted in Faculty of Medicine, Gadjah Mada University. Blood samples from 30 subjects were taken using vein puncture. Two millimeters blood was divided into 4 Na2EDTA-containing tubes. Before that, one drop of blood without Na2EDTA anticoagulant was used to make blood film right after vein puncture, as control. Each tubes contained different concentration of anticoagulant. The first tube contained Na2EDTA in standard concentration 2 mg/ml; the remaining tubes contained 4 mg/ml, 6 mg/ml, and 8 mg/ml respectively. These samples were immediately examined using SYSMEX SE-9500 automatic cell counter to measure the total and differential leukocytes count; and were stained with Wright staining for morphological examination under the microscope. These procedures were done before 20 minutes of vein puncture. There were significant decrement of total leukocytes count, absolute differential leukocytes count and monocyte percentage following excessive Na2EDTA administration. Neutrophil percentage was found to be relatively increased and the difference was significant. Lymphocyte, eosinophil and basophil percentages were not significantly different. Morphological examination showed significant increment in irregular cytoplasm margin, vacoulation and irregular nuclei lobes following excessive Na2EDTA administration. It is concluded that excessive concentration of Na2EDTA used in blood specimen preparation, will lead to changes in leukocytes profile as the concentration increased. Standard Na2EDTA anticoagulant concentration did not alter any leukocytes count and morphology, except for irregular cytoplasm margin and irregular nuclei lobes. (Med J Indones 2007; 16:168-75)"
Medical Journal of Indonesia, 2007
MJIN-16-3-JulySept2007-168
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nelson Saksono
"Magnetisasi air sadah yang bertujuan menurunkan kesadahan air merupakan proses fisik guna mencegah terbentuknya kerak (CaCO3) pada sistem perpipaan. Campuran larutan Na2CO3 dan CaCl2 digunakan sebagai model air sadah sintetik guna mengamati pengaruh medan magnet terhadap pembentukan partikel CaCO3 dalam air sadah. Variabel proses meliputi waktu magnetisasi, kuat medan, dan konsentrasi larutan, sementara parameter yang akan diamati adalah jumlah deposit CaCO3, jumlah presipitasi total CaCO3, dan morfologi deposit CaCO3. Perbandingan parameter pengamatan dilakukan terhadap sampel yang dimagnetisasi dan sampel non-magnetisasi. Hasil percobaan menunjukkan adanya peningkatan laju pembentukan deposit dan presipitasi total CaCO3 pada sampel yang dimagnetisasi dibanding sampel non-magnetisasi. Peningkatan konsentrasi sampel larutan juga meningkatkan persentase kenaikan deposit yang terbentuk dengan adanya pengaruh medan magnet. Hasil foto mikroskop menunjukkan jumlah partikel CaCO3 yang terbentuk pada sampel yang dimagnetisasi lebih banyak dan ukuran partikelnya lebih kecil dan disertai adanya pembentukan agregat. Hasil uji XRD menunjukkan hanya kristal kalsit yang dominan. Namun demikian, terlihat adanya penurunan intensitas puncak kalsit yang cukup signifikan pada sampel yang dimagnetisasi yang menunjukkan adanya penurunan jumlah kristal kalsit dan peningkatan jumlah amorf pada deposit CaCO3 yang terbentuk. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses magnetisasi air sadah mendorong terjadinya penurunan ion Ca2+ dalam larutan akibat adanya peningkatan proses presipitasi total CaCO3.

Magnetic Field Effects on CaCO3 Precipitation Process in Hard Water. Magnetic treatment is applied as physical water treatment for scale prevention especially CaCO3, from hard water in piping equipment by reducing its hardness. Na2CO3 and CaCl2 solution sample was used in to investigate the magnetic fields influence on the formation of particle of CaCO3. By changing the strength of magnetic fields, exposure time and concentration of samples solution, this study presents quantitative results of total scale deposit, total precipitated CaCO3 and morphology of the deposit. This research was run by comparing magnetically and non-magnetically treated samples. The results showed an increase of deposits formation rate and total number of precipitated CaCO3 of magnetically treated samples. The increase of concentration solution sample will also raised the deposit under magnetic field. Microscope images showed a greater number but smaller size of CaCO3 deposits form in magnetically treated samples, and aggregation during the processes. X-ray diffraction (XRD) analysis showed that magnetically samples were dominated by calcite. But, there was a significant decrease of calcite?s peak intensities from magnetized samples that indicated the decrease of the amount of calcite and an increase of total amorphous of deposits. This result showed that magnetization of hard water leaded to the decreasing of ion Ca2+ due to the increasing of total CaCO3 precipitation process."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2006
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hafiz Amrulloh
"ABSTRAK
Artikel ini menjelaskan bagaimana pengaturan dan pemaknaan kata depan от (ot) di dalam bahasa Rusia dengan menggunakan teori morfologi Savko, teori kata depan Kalinina serta teori kata depan от (ot) Pulkina & Terrence Wade. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yang ditulis dengan teknik deskriptif analitis. Teknik perolehan data yang digunakan adalah teknik kepustakaan dengan sumber data utama untuk analisis adalah karya sastra berjudul Санькя (Sankja) Karya Zakhar Prilepin. Hasil penelitian menyebutkan bahwa kata depan от (ot) meskipun hanya menguasai satu kasus, yakni kasus genetif, namun kata depan tersebut memiliki delapan makna leksikal yang berbeda.

ABSTRACT
This article explains how is the arrangement and meaning of the Russian preposition от (ot) by using morphological theory of Savko, preposition theory of Kalinina and от (ot) preposition theory of Pulkina & Terrence Wade. This research uses qualitative method and is written using analytical-descriptive. Library
research are used to gather information and the Russian literature of Zakhar Prilepin Санькя (Sankja) is a main source to analyze the lexical meaning of от (ot) preposition. The result of this article shows that the от (ot) preposition has eight types of the lexical meanings, even tough it only affiliated with genitive case."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Seattle: Linguistic Analysis, 1996
410 LAJ
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Soepomo Poedjosoedarmo
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1979
499.251 SOE m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lidman-Orlova, G.K.
"Buku yang berjudul Razvitie rechi na urokakh morfologii ini ditulis oleh G. K. Lidman-Orlova; editor, N. Ulanova; teknik editor, T. Samsnonova, N. Birkina; korektor, G. Makhova. Buku ini membahas tentang linguistik bahasa Rusia, khususnya morfologi bahasa Rusia."
Moskwa: Prosveshhenie, 1979
RUS 491.72 LID r
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library